BAKTERIOLOGI
(ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PADA KULIT)
OLEH
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk isolasi dan identifikasi bakteri pada sampel
kulit alergi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bakteri
Bakteri adalah prokaryosit, DNAnya tidak terletak di dalam nukleus. Banyak bakteri
mengandung lingkaran DNA ekstrakromosomal yang disebut plasmid. Di dalam sitoplasma
tidak terdapat organel lain selain ribosom, yang berukuran lebih kecil dibandingkan sel-sel
eukaryotik. Bakteri selain mikoplasma, dikelilingi oleh suatu dinding sel kompleks, yang
berbeda antara bakteri Gram positif dan Gram negatif. Banyak bakteri memiliki flagella, pili
atau kapsul eksternal pada dinding sel.
Berdasar bentuk morfologis bakteri dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:
a. Basil (Bacillus) berbentuk tongkat pendek, silindris, sebagian besar bakteri berbentuk basil.
Basil dapat bergandeng gandengan panjang (Streptobasil), bergandengan dua-dua
(Diplobasil) atau terlepas astu sama lain.
b. Kokus (Coccus) adalah bakteri serupa bola-bola, golongan ini tidak sebanyak golongan
basil, kokus ada yang bergandengan panjang serupa tali leher (Streptococcus),
bergandengan dua-dua (Diplococcus), mengelompok berempat (Tetracoccus),
mengelompok (Stafilococcus), mengelompok seperti kubus (Sarsina).
c. Spiril (Spirilium) yaitu bakteri berbentuk bengkok/ berbengkok-bengkok serupa spiral.
Bakteri bentuk spiral ini tidak banyak terdapat dan merupakan golongan paling kecil.
2. Bahan
a. Donat gula n. KOH 40% 0,2 ml
b. bMedium NA o. Naftol 5% 0,6
c. Medium MC p. Aquadest
d. Medium BA q. Darah
e. Medium KIA/TSIA r. Gentian violet
f. Medium MIO s. Lugol
g. Medium MR-VP t. Air fuchsin
h. Medium SCA u. Alkohol 70%
i. Medium LIA v. Kapas
j. Medium UREA w.Bungsen
k. Medium MSA
l. Reagen kovash
m. Reangen MR
B. Prinsip Kerja
Dengan menggunakan sampel ulasan pada kulit yang alergi (gatal-gatal) dengan
menggunakan media pemupuk, media selektif, pewarnaan gram, dan uji biokimia agar dapat
melihat bentuk dan jenis bakteri apa yang terdapat pada kulit pasien.
C. Prosedur Kerja
1. Persiapan awal
Hal yang pertama yang dilakukan adalah membuat media yang akan
digunakan.yaitu : Dibuat media NA sebanyak 240 ml, media MC sebanyak 240 ml,
media BA sebanyak 240 ml, maka media KIA sebanyak 70 ml ,media MIO sebanyak 60
ml , media VP sebanyak 60 ml , media MR sebanyak 60 ml ,media UREA sebanyak 60
ml ,LIA 60 ml ,SCA 60 ml.
1. Uji katalase dilakukan jika pada pewarnaan gram didapatkan hasil gram positif coccus,
dengan cara :
a) Diambil biakan bakteri dan diulaskan pada kaca preparat.
b) Kemudian difiksasi dan ditambahkan H2O3 3% .
c) Diamati jika terdapat gelembung berarti positif.
d) Kemudian ditanam ke media MSA.
Disiapkan alat dan bahan
Diambil bakteri yang sudah diuji katalase menggunakan ose yang sudah
dipijarkan di atas api bungsen
Dibuat goresan sinambung pada media MSA
Diinubasi pada suhu 37oC selama 1×24 jam
Diamati koloninya
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Hasil Praktikum
1. Table
Media Hasil penelitian
3. Pembahasan
Pada peraktikum ini yaitu idntifikasi dan isolasi dan identifikasi bakteri pada kulit
yang alergi dan sidik jari.
Hari pertama kami melakukan semua persiapan yang ingin digunakan, mulai dari
persiapan media dan sampel. Media yang digunakan pada praktikum ini yaitu NA,BHIB
dan MSA. Media NA merupakan salah satu media umum yang dapat digunakan untuk
mengklutivasi berbagai jenis bakteri. Media Brain Heart Infusion Broth (BHIB)
merupakan media pemupuk yang berbentuk cair yang berisi bahan kimia yang dapat
menghambat beberapa flora normal dan memungkinkan pertumbuhan bakteri
pathogen yang terdapat dalam jumlah kecil pada specimen, sehingga bakteri mudah
tumbuh dengan baik dan diperbanyak. Media MSA merupakan media selektif dan
diferensial untuk identifikasi staphilococcus aureus, media ini mengandung garan NaCL
7,5% sehingga media ini disebut media selektif.
Setelah itu, kami melakukan isolasi dari kultur ke media NA dan BHIB. Diamna
pada sampel sidik jari ditanam ke media NA untuk melihat bakteri apa saja yang terdapat
pada sidik jari tersebut, penanaman dilakukan dengan cara sampel sidik jari ditempel
pada media tersebut selama 10 menit sedangkan pada sampel kulit yang alergi (gatal-
gatal) ditanam ke media BHIB. Dengan menggunakan teknik swab, swab tersebut
dlakukan dengan cara memutar searah jarum jam supaya pada swab tersebut rata
menyentuh kulit sehingga pada saat penanaman d media BHIB dapat menghasilkan
bakteri yang bagus.
Selanjutnya setelah diinkubasi dan kumannya tumbuh maka kita menanamkan
kedua bakteri tersebut ke dalam media BA, media BA diabagi dua dengan cara pada plat
kita memberikan garis tengah pada bagian kiri kita akan menanamkan bakteri dari NA
sedangkan pada bagian kanan ditanam bakteri BHIB. Cara inokulasi bakteri dari NA ke
BA menggunakan teknik gores sinambung menggunakan ose yang sudah dipijarkan di
atas api bungsen, sedangkan inokulasi dari bakteri BHIB ke BA pertama-tama kita harus
peras terlebih dahulu swabnya sebelum digoreskan karena swab tersebut menyerap semua
air yang ada dalam media BHIB. Teknk gores yang digunakan pada media ini juga teknik
gores sinambung tapi tidak menggunakan ose melainkan menggunakan swab itu sediri.
Setelah bakterinya tumbuh, kami melakukan pewarnaan gram pada pada masing-
masing media. Hal yang pertama dilaukukan pada pewarnaan gram ini yaitu dengan cara
kita mengambil biakan menggunakan ose yang sudah dipijarkan di atas api bungsen
kemudian dipindahkan di atas objek glass dengan membentuk seperti baygon.
Selanjutnya preparat tersebut difiksasi sebanyak 3 kali supaya bakterinya mati dan
melekatkan sel pada bakteri pada objek glass tanpa merusak struktur selnya, kemudian
ditetesi 2-3 tetes larutan gentian violet yang berfungsi meberikan warna ungu yang
merupakan pewarna primer (utama) yang akan memberikan warna mikroorganisme target
lalu didiamkan selama 2 menit, dan gen. violet ini berssifat basa sehingga dapat berikatan
dengan sel mikroorganisme yang bersifat asam sehingga sehingga selnya berwarna ungu.
Setelah itu, dicuci air mengalir dan ditambahkan 2-3 tetes lugol lalu didiamkan
selama 1-2 menit. Lugol ini berfungsi untuk memfiksasi Kristal violet di dinding sel,
kemudian dicuci air mengalir. Selanjutnya akteri tersebut dibilas atau dilunturkan zat
warna pada sel bakteri, dengan cara ditambahkan 2-3 tetes alcohol 96% didiamkan
selama 1 menit. Pada penambahan alcohol ini akan terjadi dua kemungkinan yakni
bakteri akan tetap berwarna ungu apabila gram + tapi bakteri akan tidak berwarna jika
bukan gram +. Selanjutnya dicuci air mengalir dan ditambahkan 2-3 tetes air fuchsin
kemudian didiamkan selama 2 menit, air fuchsin betujuan untuk memberikan warna
merah jika bakterinya gram negative (-). Ini dapat terjadi karen pada bakteri gram
negative memiliki peptidogllikan yang tipis sehingga pada saat penambahan alcohol 96%
warnannya luntur. Dan yang terakhir dicuci air mengalir kemudian dikeringkan dan
diamati di bawah mikroskop. Dari pewarnaan gram tersebut didapatkan hasil BHIB gram
positif basil sedangkan pada media NA gram positif coccus.
Media yang gram positif coccus akan diuji katalase dan dilanjutkan penanaman
ke media MSA, dimana uji katalase ini berguna dalam identifikasi kelompok bakteri
tertentu. Pada bentuk coccus, uji ini digunakan untuk membedakan staphylococcus dan
streptococcus. Staphylococcus bersifat katalase-positif, dan streptococcus bersifat
katalase-negatif. Penentuan ini dilakukan dengan uji larutan 3% H2O2 pada koloni
terpisah. Pada bakteri yang bersifat katalase-positif terlihat pembentukan gelembung
udara sekitar koloni. Dan pada uji ini kami mendapatkan hasil katalase-positif. Pada
media MSA didapatkan hasil pengamatan yaitu pertumbuhan bakteri yang berwarna
coklat kehijauan dan bergerombol yang mana hal itu menunjukkan bersifat negative
karena pada uji MSA bersifat positif apabila berwarna kuning. Sehingga dari hasil
tersebut kami menyimpulkan dengan melihat table bakterii kami dapatkan yaitu bakteri
jenis staphylococcus epidermidis.
staphylococcus epidermidis adalah salah satu spesies bakteri dari genus
epidermidis yang diketahui dapat menyyebabkan infeksi oportunistik (menyerang
individu dengan system kekebalan tubuh yang lemah).
Staphylococcus epidmidiers ini berada pada kulit dan membrane muksa manusia,
bakteri ini dapat menyebabkan infeksi kulit dan menyerang dan merusak jaringan kulit.
Staphylococcus epidmidiers merupakan bakteri gram positif, bersifat non motil, tidak
berspora, bersifat anaerob. Bakteri ini merupakan bakteri flora normal yang terdapat pada
tubuh manusia yang terdapat pada bagian kulit kepala, dahi, pipi, auditori eksternal, dan
daun telinga.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapat pada isolasi dan
identifikasi pada kulit yang alergi(gatal-gatal) yaitu didpatkan jenis bakteri staphylococcus
Epidermidis.
B. Saran
Pada praktikum ini, memerlukan ketelitian dan kesabran yang tinggi pada pengerjaan
isolasi dan inokulasi supaya hasil yang didapatkan akurat dan sesuai dengan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA