Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

BAKTERIOLOGI
(ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI PADA KULIT)

OLEH

NAMA : MELINA RAHMAN


NIM : 16 3145 353 100
KELOMPOK : IV (EMPAT)
KELAS :C

D.IV ANALIS KESEHATAN


STIKes Mega Resky Makassar
2016 / 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Mikroorganisme terdapat di mana-mana di lingkungan ini. Sebenarnya seseorang telah
terinfeksi sejak lahir, tetapi terinfeksi bagi seseorang tidak selamanya berarti penyakit.
Penyakit akan timbul bila mikroorganisme menyebabkan kerusakan fungsional dan struktural.
Mikroorganisme tersebut diantaranya adalah bakteri.
Penyebaran dan penularan penyakit infeksi pada manusia pada dasarnya terjadi
melalui tiga cara, inhalasi, ingesti, dan melalui vektor hewan atau manusia lain. Cara
penularan inhalasi melalui sistem respirasi. Cara penularan ingesti, melalui makanan atau
minuman yang dimakan. Dalam cara penularan melalui vektor hewan atau manusia lain ada
vektor atau tuan rumah perantara bagi mikroorganisme penyebab yang berupa hewan atau
manusia sebagai karier sebelum menjalar ke manusia lain dan menimbulkan penyakit.
Keadaan sistem pertahanan tubuh pada individu menentukan kerentanannya terhadap penyakit
infeksi. Penekanan sistem pertahanan tubuh memudahkan orang terkena infeksi. Keadaan dan
respon sistem imun dapat dipengaruhi oleh keadaan nutrisi terutama status protein individu
yang bersangkutan.
Dengan melihat kondisi tersebut maka perlu upaya lebih lanjut dalam penanganan
masalah infeksi. Upaya yang perlu diperhatikan adalah meliputi upaya preventif atau usaha
pencegahan, kuratif atau pengobatan dan rehabilitasi atau pemulihan kondisi seperti keadaan
semula. Upaya pencegahan dan pengobatan penyakit dengan antibiotik merupakan suatu
kemajuan dalam pelayanan kesehatan. Antibiotik merupakan suatu obat yang dapat
membunuh ataupun menghambat pertumbuhan bakteri. Akan tetapi antibiotic juga merupakan
kelompok obat yang termasuk sering memberikan efek samping misalnya reaksi alergi baik
ringan maupun berat, mual dan muntah. Masalah yang penting adalah masalah resistensi atau
kekebalan bakteri terhadap antibiotik. Saat ini seluruh dunia telah mengalami berbagai
masalah akibat resistensi antibiotik. Penyalahgunaan antibiotik, berupa pemberian antibiotik
yang tidak tepat, tidak sesuai dosis dan tanpa pengawasan dokter ternyata telah membuat jenis
bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik tersebut. Hal ini dapat terjadi karena ternyata bakteri
lama-kelamaan dapat mengubah dirinya sehingga dapat bertahan terhadap antibiotik yang
menyerangnya.
Infeksi staphylococcus pada manusia cukup sering terjadi, tetapi biasanya bersifat
lokal pada tempat masuknya kuman. Tempat masuknya kuman tersebut antara lain pada
folikel rambut dan saluran pernafasan. Tiga staphylococcus yang berkaitan dengan medis
adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan Staphylococcus
saprophyticus. Staphylococcuskoagulase negatif merupakan flora normal manusia dan
kadang-kadang menyebabkan infeksi. Kira-kira 75% infeksi disebabkan oleh staphylococcus
koagulase negative. Staphylococcus saprophyticus merupakan spesies staphylococcus yang
koagulasenya negatif dan pada umumnya menyebabkan infeksi saluran urin yaitu sebesar 10-
20% setelah E. coli (80-90%). Staphylococcus mudah resisten terhadap antibiotik, sehingga
perlu dilakukan uji sensitivitas antibiotik agar antibiotik yang dipilih tepat.

B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk isolasi dan identifikasi bakteri pada sampel
kulit alergi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bakteri
Bakteri adalah prokaryosit, DNAnya tidak terletak di dalam nukleus. Banyak bakteri
mengandung lingkaran DNA ekstrakromosomal yang disebut plasmid. Di dalam sitoplasma
tidak terdapat organel lain selain ribosom, yang berukuran lebih kecil dibandingkan sel-sel
eukaryotik. Bakteri selain mikoplasma, dikelilingi oleh suatu dinding sel kompleks, yang
berbeda antara bakteri Gram positif dan Gram negatif. Banyak bakteri memiliki flagella, pili
atau kapsul eksternal pada dinding sel.
Berdasar bentuk morfologis bakteri dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:
a. Basil (Bacillus) berbentuk tongkat pendek, silindris, sebagian besar bakteri berbentuk basil.
Basil dapat bergandeng gandengan panjang (Streptobasil), bergandengan dua-dua
(Diplobasil) atau terlepas astu sama lain.
b. Kokus (Coccus) adalah bakteri serupa bola-bola, golongan ini tidak sebanyak golongan
basil, kokus ada yang bergandengan panjang serupa tali leher (Streptococcus),
bergandengan dua-dua (Diplococcus), mengelompok berempat (Tetracoccus),
mengelompok (Stafilococcus), mengelompok seperti kubus (Sarsina).
c. Spiril (Spirilium) yaitu bakteri berbentuk bengkok/ berbengkok-bengkok serupa spiral.
Bakteri bentuk spiral ini tidak banyak terdapat dan merupakan golongan paling kecil.

Berdasarkan pengecatan Gram, bakteri dapat dibedakan atas:


a. Bakteri Gram Positif adalah bakteri yang pada pengecatan Gram tahan terhadap alkohol,
sehingga tetap mengikat cat pertama (Gram A) dan tidak mengikat warna yang kedua
sehingga bakteri akan berwarna ungu. Contoh bakteri Gram positif adalah Streptococcus
dan Staphylococcus.
b. Bakteri Gram Negatif adalah bakteri yang pada pengecatan Gram tidak tahan terhadap
alkohol sehingga warna cat pertama (Gram A) akan dilunturkan dan bakteri akan mengikat
warna yang kedua, sehingga bakteri akan berwarna merah. Contoh bakteri Gram negatif
adalah Shigella, E. coli, Salmonella, Klebsiella.
B. Staphylococcus
Staphylococcus berasal dari perkataan staphyle yang berarti kelompok buah anggur dan
kokus yang berarti benih bulat. Kuman ini sering ditemukan sebagai kuman flora normal pada
kulit dan selaput lendir pada manusia. Dapat menjadi menjadi penyebab infeksi baik pada
manusia atau hewan. Beberapa jenis kuman ini dapat membuat enterotoksin yang dapat
menyebabkan keracunan makanan. Kuman ini dapat diasingkan dari bahan-bahan klinik,
carriers, makanan dan dari lingkungan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mikroskop h. Incubator
b. Kaca preparat i. Neraca analitik
c. Ose bulat j. Autoclave
d. Cawan petri k. Erlenmeyer
e. Ose lurus tabung reaksi l. Hot plate
f. Spoit m. Batang pengaduk
g. Gelas kimia n. Mag Stirer

2. Bahan
a. Donat gula n. KOH 40% 0,2 ml
b. bMedium NA o. Naftol 5% 0,6
c. Medium MC p. Aquadest
d. Medium BA q. Darah
e. Medium KIA/TSIA r. Gentian violet
f. Medium MIO s. Lugol
g. Medium MR-VP t. Air fuchsin
h. Medium SCA u. Alkohol 70%
i. Medium LIA v. Kapas
j. Medium UREA w.Bungsen
k. Medium MSA
l. Reagen kovash
m. Reangen MR
B. Prinsip Kerja
Dengan menggunakan sampel ulasan pada kulit yang alergi (gatal-gatal) dengan
menggunakan media pemupuk, media selektif, pewarnaan gram, dan uji biokimia agar dapat
melihat bentuk dan jenis bakteri apa yang terdapat pada kulit pasien.
C. Prosedur Kerja
1. Persiapan awal
Hal yang pertama yang dilakukan adalah membuat media yang akan
digunakan.yaitu : Dibuat media NA sebanyak 240 ml, media MC sebanyak 240 ml,
media BA sebanyak 240 ml, maka media KIA sebanyak 70 ml ,media MIO sebanyak 60
ml , media VP sebanyak 60 ml , media MR sebanyak 60 ml ,media UREA sebanyak 60
ml ,LIA 60 ml ,SCA 60 ml.

2. Hari pertama (ISOLASI)


1) NA
a. Disiapkan bahan yang akan di gunakan
b. Dipake sidik jari dengan cara tangan ditempelkan pada media NA selama 10 menit
c. Diinkubasi selama 1×24 jam suhu 37oC.
2) BHIB
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Diswap kulit ya
c. ng gatal-gatal dan bintik merah dengan cara swab diputar searah jarum jam
d. Dimasukkan swab tersebut ke dalam media BHIB
e. Diinkubasi selama 1×24 jam dengan suhu 37oC.

3. Hari kedua (INOKULASI)


1) NA ke BAP
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Diambil biakan 1-2 ose yang sudah dipijarkan diatas api bungseng
c. Digoreskan pada bagian media BA yang sudah diberi batas dengan gores
sinambung
d. Diinkubasi selama 1×24 jam dengan suhu 37oC.
2) BHIB ke BAP
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Diperas swabnya
c. Digoreskan pada media BA yang sudah diberikan batas antara media NA dan
BHIB pada media BA
d. Diinkubasi selama 1×24 jam dengan suhu 37oC.

4. Hari ketiga (PEWARNAAN GRAM)


a. Disiapkan alat dan bahan
b. Diambil koloni 1-2 ose koloni dan di letakkan diatas objek glass kemudian difiksasi
dengan melewatkan 1-2 kali di atas api bunsen
c. Diteteskan kristal violet sebagai pewarna utama , usahakan semua ulasan terwarnai dan
tunggu selama 1 menit.
d. Di Cuci dengan air mengalir lalu dikeringkan.
e. Di Teteskan 2-3 tetes larutan mordan (lugol) lalu tunggu selama 1 menit.
f. Di Cuci dengan air mengalir lalu dikeringkan.
g. Diteteskan 2-3 tetes alkohol sebagai larutan pemucat lalu tunggu selama 30 detik.
h. Di Cuci dengan air mengalir kemudian keringkan.
i. Diteteskan air fuchsin dan tunggu hingga 1 menit.
j. Di Cuci air mengalir lalu .
k. Di Keringkan preparat dengan suhu ruangan
l. Setelah preparat kering maka selanjutnya diamati dibawah mikroskop.

1. Uji katalase dilakukan jika pada pewarnaan gram didapatkan hasil gram positif coccus,
dengan cara :
a) Diambil biakan bakteri dan diulaskan pada kaca preparat.
b) Kemudian difiksasi dan ditambahkan H2O3 3% .
c) Diamati jika terdapat gelembung berarti positif.
d) Kemudian ditanam ke media MSA.
 Disiapkan alat dan bahan
 Diambil bakteri yang sudah diuji katalase menggunakan ose yang sudah
dipijarkan di atas api bungsen
 Dibuat goresan sinambung pada media MSA
 Diinubasi pada suhu 37oC selama 1×24 jam
 Diamati koloninya
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Hasil Praktikum
1. Table
Media Hasil penelitian

Nutrient Agar (NA) - Warna putih pucat


- Bergerombol
- menyebar

BHIB Warna kuning kekeruhan

Pewarnaan gram NA= gram (+) coccus


BHIB= gram (+) basil

CIRI-CIRI PERTUMBUHAN PADA KIA

NO SAMPEL SLANK BUTT GAS H2S KETERANGAN

1 BHIB A A + - Gram (+) basil

Media Hasil pengamatan

Media MSA - warna coklat kehijauan


- negative (-)

Uji katalase Positif (+)


2. Gambar
a) Gambar hasil Praktikum

Gambar 1.1 isolasi sampel jari ke media NA

1. Gambar 1.2 isolasi sampel jerawat media BHIB

2. Gambar 1.3 inokulasi median NA ke BA

3. Gambar 1.4 pewarnaan gram


4. Gambar 1.5 pemberian reagen pada MIO, MR dan VP

3. Pembahasan
Pada peraktikum ini yaitu idntifikasi dan isolasi dan identifikasi bakteri pada kulit
yang alergi dan sidik jari.
Hari pertama kami melakukan semua persiapan yang ingin digunakan, mulai dari
persiapan media dan sampel. Media yang digunakan pada praktikum ini yaitu NA,BHIB
dan MSA. Media NA merupakan salah satu media umum yang dapat digunakan untuk
mengklutivasi berbagai jenis bakteri. Media Brain Heart Infusion Broth (BHIB)
merupakan media pemupuk yang berbentuk cair yang berisi bahan kimia yang dapat
menghambat beberapa flora normal dan memungkinkan pertumbuhan bakteri
pathogen yang terdapat dalam jumlah kecil pada specimen, sehingga bakteri mudah
tumbuh dengan baik dan diperbanyak. Media MSA merupakan media selektif dan
diferensial untuk identifikasi staphilococcus aureus, media ini mengandung garan NaCL
7,5% sehingga media ini disebut media selektif.
Setelah itu, kami melakukan isolasi dari kultur ke media NA dan BHIB. Diamna
pada sampel sidik jari ditanam ke media NA untuk melihat bakteri apa saja yang terdapat
pada sidik jari tersebut, penanaman dilakukan dengan cara sampel sidik jari ditempel
pada media tersebut selama 10 menit sedangkan pada sampel kulit yang alergi (gatal-
gatal) ditanam ke media BHIB. Dengan menggunakan teknik swab, swab tersebut
dlakukan dengan cara memutar searah jarum jam supaya pada swab tersebut rata
menyentuh kulit sehingga pada saat penanaman d media BHIB dapat menghasilkan
bakteri yang bagus.
Selanjutnya setelah diinkubasi dan kumannya tumbuh maka kita menanamkan
kedua bakteri tersebut ke dalam media BA, media BA diabagi dua dengan cara pada plat
kita memberikan garis tengah pada bagian kiri kita akan menanamkan bakteri dari NA
sedangkan pada bagian kanan ditanam bakteri BHIB. Cara inokulasi bakteri dari NA ke
BA menggunakan teknik gores sinambung menggunakan ose yang sudah dipijarkan di
atas api bungsen, sedangkan inokulasi dari bakteri BHIB ke BA pertama-tama kita harus
peras terlebih dahulu swabnya sebelum digoreskan karena swab tersebut menyerap semua
air yang ada dalam media BHIB. Teknk gores yang digunakan pada media ini juga teknik
gores sinambung tapi tidak menggunakan ose melainkan menggunakan swab itu sediri.
Setelah bakterinya tumbuh, kami melakukan pewarnaan gram pada pada masing-
masing media. Hal yang pertama dilaukukan pada pewarnaan gram ini yaitu dengan cara
kita mengambil biakan menggunakan ose yang sudah dipijarkan di atas api bungsen
kemudian dipindahkan di atas objek glass dengan membentuk seperti baygon.
Selanjutnya preparat tersebut difiksasi sebanyak 3 kali supaya bakterinya mati dan
melekatkan sel pada bakteri pada objek glass tanpa merusak struktur selnya, kemudian
ditetesi 2-3 tetes larutan gentian violet yang berfungsi meberikan warna ungu yang
merupakan pewarna primer (utama) yang akan memberikan warna mikroorganisme target
lalu didiamkan selama 2 menit, dan gen. violet ini berssifat basa sehingga dapat berikatan
dengan sel mikroorganisme yang bersifat asam sehingga sehingga selnya berwarna ungu.
Setelah itu, dicuci air mengalir dan ditambahkan 2-3 tetes lugol lalu didiamkan
selama 1-2 menit. Lugol ini berfungsi untuk memfiksasi Kristal violet di dinding sel,
kemudian dicuci air mengalir. Selanjutnya akteri tersebut dibilas atau dilunturkan zat
warna pada sel bakteri, dengan cara ditambahkan 2-3 tetes alcohol 96% didiamkan
selama 1 menit. Pada penambahan alcohol ini akan terjadi dua kemungkinan yakni
bakteri akan tetap berwarna ungu apabila gram + tapi bakteri akan tidak berwarna jika
bukan gram +. Selanjutnya dicuci air mengalir dan ditambahkan 2-3 tetes air fuchsin
kemudian didiamkan selama 2 menit, air fuchsin betujuan untuk memberikan warna
merah jika bakterinya gram negative (-). Ini dapat terjadi karen pada bakteri gram
negative memiliki peptidogllikan yang tipis sehingga pada saat penambahan alcohol 96%
warnannya luntur. Dan yang terakhir dicuci air mengalir kemudian dikeringkan dan
diamati di bawah mikroskop. Dari pewarnaan gram tersebut didapatkan hasil BHIB gram
positif basil sedangkan pada media NA gram positif coccus.
Media yang gram positif coccus akan diuji katalase dan dilanjutkan penanaman
ke media MSA, dimana uji katalase ini berguna dalam identifikasi kelompok bakteri
tertentu. Pada bentuk coccus, uji ini digunakan untuk membedakan staphylococcus dan
streptococcus. Staphylococcus bersifat katalase-positif, dan streptococcus bersifat
katalase-negatif. Penentuan ini dilakukan dengan uji larutan 3% H2O2 pada koloni
terpisah. Pada bakteri yang bersifat katalase-positif terlihat pembentukan gelembung
udara sekitar koloni. Dan pada uji ini kami mendapatkan hasil katalase-positif. Pada
media MSA didapatkan hasil pengamatan yaitu pertumbuhan bakteri yang berwarna
coklat kehijauan dan bergerombol yang mana hal itu menunjukkan bersifat negative
karena pada uji MSA bersifat positif apabila berwarna kuning. Sehingga dari hasil
tersebut kami menyimpulkan dengan melihat table bakterii kami dapatkan yaitu bakteri
jenis staphylococcus epidermidis.
staphylococcus epidermidis adalah salah satu spesies bakteri dari genus
epidermidis yang diketahui dapat menyyebabkan infeksi oportunistik (menyerang
individu dengan system kekebalan tubuh yang lemah).
Staphylococcus epidmidiers ini berada pada kulit dan membrane muksa manusia,
bakteri ini dapat menyebabkan infeksi kulit dan menyerang dan merusak jaringan kulit.
Staphylococcus epidmidiers merupakan bakteri gram positif, bersifat non motil, tidak
berspora, bersifat anaerob. Bakteri ini merupakan bakteri flora normal yang terdapat pada
tubuh manusia yang terdapat pada bagian kulit kepala, dahi, pipi, auditori eksternal, dan
daun telinga.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapat pada isolasi dan
identifikasi pada kulit yang alergi(gatal-gatal) yaitu didpatkan jenis bakteri staphylococcus
Epidermidis.
B. Saran
Pada praktikum ini, memerlukan ketelitian dan kesabran yang tinggi pada pengerjaan
isolasi dan inokulasi supaya hasil yang didapatkan akurat dan sesuai dengan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati R,2007. eprints..ums.ac.id/16819/3/BAB_I.pdf .

Anda mungkin juga menyukai