Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI III

“Identifikasi Bakteri Coliform pada sampel es cincau”

NAMA : ODE MAHARANI


NIM : 16 3145 353 109
KELOMPOK : IV
KELAS :C

PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN


STIKes MEGA REZKY MAKASSAR
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bidang mikrobiologi pangan dikenal istilah bakteri indicator
sanitasi. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam
pangan menunjukkan bahwa air atau produk air dalam kemasan tersebut pernah
tercemar oleh feses manusia. Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya
adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia. Cincau
adalah jel serupa agar-agar yang diperoleh dari perendaman daun tumbuhan
tertentu dalam air. Jel terbentuk karena daun tumbuhan tersebut mengandung
karbohidrat yang mampu mengikat molekul-molekul air.
Faktor faktor penyebab kontaminasi makanan berasal dari penjamah,
peralatan, sampah, serangga, tikus, bakteri dan faktor lingkungan seperti udara
dan air (Agustina, 2005). Makanan yang terkontaminasi dapat menjadi
penyebab timbulnya penyakit, hal tersebut dikarenakan makanan yang telah
terkontaminasi berpotensi sebagai media penularan penyakit bagi manusia jika
dalam pengolahannya, makanan tersebut tidak diolah secara baik dan benar
(Hadi et al., 2014). Salah satu penyakit bawaan makanan adalah diare
(Achmadi, 2011).
Minuman yang tercemar oleh bakteri coliform dapat berasal dari
penanganan yang tidak sesuai standar, serta alat-alat yang digunakan untuk
menyiapkan, mengolah dan menyajikan tidak mengindahkan syarat higiene
sanitasi (Ariyani, 2006 dalam Nadanti, 2015). Salah satu makanan yang rentan
terjadi cemaran oleh bakteri coliform adalah makanan jajanan. Oleh sebab
itulah kami melakukan pengujian laboratorium pada sampel makanan jajanan
Es Cincau.
B. Tujuan
Untuk mengetahui jenis bakteri coliform pada sampel Es Cincau
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik


lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator
adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator
pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan
keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah,
cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri
coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, coliform
adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas
air semakin baik (Friedheim, 2001).
Bakteri ciliform sebagai bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak
membentuk spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktose
dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35° C
(Pelczar.et al.,1988). Istilah “mikroorganisme indikator” sebagaimana digunakan
dalam analisis air mengacu pada sejenis mikroorganisme yang kehadirannya di
dalam air merupakan bukti bahwa air tersebut terpolusi oleh bahan tinja dari
manusia atau hewan berdarah panas, artinya terdapat peluang bagi berbagai
macam organisme patogenik,yang secara berkala terdapat dalam saluran
pencernaan, untuk masuk ke dalam usus. Beberapa ciri penting suatu organisme
indikator ialah :
1) Terdapat dalam air tercemar dan tidak ada dalam air yang tidak tercemar.
2) Terdalam dalam air bila ada bakteri pathogen.
3) Jumlah mikroorganisme indikator berkorelasi dengan kadar polusi.
4) Mempunyai kemampuan bertahan hidup yang lebih besar daripada bakteri
patogen.
5) Mempunyai sifat yang seragam dan mantap.
6) Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan.
7) Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak daripada bakteri patogen.
8) Mudah dideteksi dengan teknik-teknik laboratorium yang sederhana.
Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di
dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh
berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh
tersebut (Fardiaz, 1993). Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung
reaksi, dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif
yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu
tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati
timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung
Durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk
gas.
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive
test), uji penetapan (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam
uji tahap pertama, keberadaan ciliform masih dalam tingkat probabilitas rendah;
masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif ciliform dalam sampel.
Karena beberapa jenis bakteri selain ciliform juga memiliki sifat fermentatif,
diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya ciliform
dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali
meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan
pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri ciliform: berbentuk batang, Gram
negatif, tidak-berspora (Fardiaz,1989).
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi
daripada pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung yang
berisi medium cair yang diinokulasikan dengan larutan hasil pengenceran tersebut
mengandung satu sel, beberapa tabung yang lainnya mengandung lebih dari satu
sel atau tabung lainnya tidak mengandung sel. Dengan demikian setelah inkubasi,
diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung yang dinyatakan sebagai
tabung positif, sedangkan tabung lainnya negatif. Metode MPN (Most Probable
Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air dalam praktikum digunakan
kelompok koliform sebagai indikator. Metode MPN merupakan uji deretan tabung
yang menyuburkan pertumbuhan koliform sehingga diperoleh nilai untuk
menduga jumlah koliform dalam sampel yang diuji. Uji ini diawali dengan
memasukkan 10 ml cairan dari sampel ke dalam lauryl tryptose broth, uji awal ini
disebut uji duga (presumtive test). Dalam uji duga, setiap tabung yang
menghasilkan gas dalam masa inkubasi diduga mengandung bakteri koliform. Uji
dinyatakan positif bila terlihat gas dalam tabung Durham. Tabung yang
memperlihatkan gas diuji lebih lanjut dengan uji peneguhan. Untuk uji peneguhan
dilakukan untuk meneguhkan bahwa gas yang terbentuk disebabkan oleh kuman
koliform dan bukan disebabkan oleh kerja sama beberapa spesies sehingga
menghasilkan gas. Uji peneguhan menggunakan BGLB (Briliant Green Bile
Lactose Broth) yang diinokulasikan dengan satu mata ose media yang
memperlihatkan hasil positif pada uji duga (Lay, 1994).
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan
jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk-koloni (colony-forming
unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai
perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL
atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air,
artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10
ciliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin
tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit
kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai
MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (FDA, 1989).
Terdapatnya bakteri ciliform dalam air minum dapat menjadi indikasi
kemungkinan besar adanya organisme patogen lainnya. Keberadaan E. coli dalam
air dapat menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Hasil Praktikum
1) Gambar

Hari pertama Isolasi sampel ke media LB

Hari kedua inokulasi dari media LB ke media BGLBB

Hari ketiga inokulasi dari media BGLBB ke media EA

Hari keempat pewarnaan gram dan inokulasi dari media EA ke media


TSIA
Hari kelima pengamatan media TSIA danuji invic

1) Tabel

2) Tabel
Pengamatan pada media LB ( uji Penduga)
Seri
Media LB Jumlah MPN
I II III
Keruh & terdapat
3 3 3 >24,0 MPN/100 ml
Gas

Pengamatan pada media BGLBB (uji Konfirmasi)

Seri
Media BGLBB Jumlah MPN
I II III
Keruh & terdapat Gas 3 3 3 >24,0 MPN/100 ml

Pengamatan pada media ECbroth & Endo Agar


Media Pertumbuhan Ciri-ciri
Ec Broth Tumbuh Keruh
Endo Agar Tumbuh Berwarna merah muda
berkoloni pada daerah
sebaran
Pengamatan pada pewarnaan gram
Media Gram Bentuk
Endo Agar Negatif Batang

Pengamatan pada media TSIA


Media Slunt Butt Gas H2S
TSIA Alkali Acid + +

Pengamatan Uji Biokimia


Uji Indol SCA MR VP
Biokimia + - - -

B. Pembahasan

Praktikum ini diawali dengan tahap pengenceran karena sampel es


cincau yang digunakan berwarna keruh dan viskositasnya lumayan tinggi
sehingga harus di encerkan dengan perbandingan 1:9 yaitu melarutkan NaCl
45ml dan sampel 5 ml. Kemudian,hasil pengencaran tersebut dimasukan pada
Erlenmeyer yang telah berisi PBS 9 ml (10-1) , dari campuran tersebut di ambil
sebanyak 1ml pada tabung 10-2 yang telah berisi 9 ml PBS kemudian di
homogenkan.Setelah itu, dari tabung 10-2 di ambil 1 ml dan di pindahkan ke
tabung 10-3 kemudian di homogenkan.Selanjutnya, dari tabung 10-3 di ambil
sebanyak 1 ml dan di campurkan pada tabung 10-4.Setelah di homogenkan
campuran pada tabung 10-4 tersebut dibuang.
Pada hari kedua, sampel yang terbagi dalam 3 seri di isolasi ke media
LB dimana media LB ini Berdasarkan fungsi dan susunan kimianya, medium
yang termasuk media non sintetik dan berdasarkan fungsinya termasuk media
diperkaya karena pada medium ini ditambahkan za-zat tertentu, seperti laktosa.
Media ini digunakan untuk memperbanyak bakteri koliform berdasarkan
Komposisinya terdiri dari pepton dan ekstrak beef yang menyediakan nutrien
esensial untuk metabolisme bakteri, Lactose Broth dibuat dengan komposisi
0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton;dan 0,5% laktosa.
Seri 1,dimasukan 10 ml sampel air pada media LB 0,5% pada 3 tabung.
Seri 2,dimasukan 10 ml sampel ke dalam media LB 0,5% pada 3 tabung,dan
seri 3, dimasukan 10 ml ke dalam media LB 0,5% kemudian di inkubasi
selama 1x24 jam . Juga dilakukan uji pendugaan dimana, tes ini merupakan
pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri Coliform berdasarkan
terbentuknya asam dan gas disebabkan karena fermentasi laktosa oleh bakteri
golongan koli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media laktosa,
dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung durham berupa gelembung
udara.Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri. MPN
penduga dapat dihitung dengan melihat tabel MPN dan didapatkan hasil >24,0
MPN/100 ml.
Pada hari ketiga dilakukan Uji tetap (confirmed test), setelah hasil uji
dugaan dilanjutkan dengan uji ketetapan.Tabung yang positif terbentuk asam
dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam, suspensi ditanamkan pada
media BGLBB secara aseptik dengan menggunakan spoit.
Pengamatan pertumbuhan koloni pada media LB (Lactose Broth)
dimana warna media LB kekuningan dan jernih terjadi perubahan warna
menjadi kekeruhan dan terdapat gas yang ditandai dengan terangkatnya
tarbung durham atau terdapat gelumbung didalam tabung durham yang ada
dalam media pada media seri satu, dua, dan tiga, ini dapat terjadi karena
bakteri mampu memfermentasikan laktosa menghasilkan senyawa asam dan
gas. Setelah diamati dilakukan inokulasi dari media LB ke media
BGLBB(Brilliant Green Bile Broth), dengan cara dipijarkan ose lurus dari
pangkal keujung, kemudian diambil 1-2 ose biakan dari media LB lalu di
masukkan kedalam tabung yang berisi media BGLBB dengan cara digoreskan
dipinggir tabung, Lalu diinkubasi pada incubator selama 1 x 24 jam pada suhu
37˚C Digunakan media BGLBB karena dapat mendeteksi bakteri coliform
(Gram negatif) di dalam air BGLBB ini termasuk media selektif yang
mengandung garam empedu yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram positif yang berarti pada media ini hanya menumbuhkan bakteri gram
negative diinkubasi selama 1x24jam pada suhu 37˚C.
Pada hari keempat dilakukan uji pelengkap dimana uji ini untuk
mengetahui jenis bakteri coliform yang terdapat pada sampel. Kemudian
dilakukan pengamatan pertumbuhan bakteri pada media BGLBB dimana pada
media ini terdapat kekeruhan menandakan bahwa bakteri yang tumbuh pada
media ini dapat memfrementasikan garam empedu yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri yang terkandung dalam media BGLBB dan terdapat gas
karna dapat memfrementasikan laktosa oleh bakteri golongan E.coli. Bakteri di
inokulasi dari media BGLBB ke media EA dan EC BROTH.Inokulasi
BGLBB- EA : pertama dipijarkan ose lurus dari pangkal ujung,kemudian
diambil 1-2ose biakan dari media BGLBB,lalu di goreskan secara sinambung
pada media EA dan di inkubasi selama 1x24jam pada suhu 37˚C.BGLBB- EC
BROTH : pertama dipijarkan ose lurus dari pangkal ujung,kemudian diambil 1-
2ose biakan dari media BGLBB,lalu digoreskan secara sinambung pada media
EC BROTH dan diinkubasi selama 1x24jam pada suhu 37˚C.
Pada hari kelima dilakukan pengamatan pada media EA dan EC
BROTH. Dimana pada media EA berkoloni warna merah muda dan tampak
menyebar pada koloninya terjadi tergantung dari morfologi dari suatu bakteri
ketika media tumbuh pada media tertentu dan EA merupakan media selektif
untuk pertumbuhan Bakteri E.Coli,Sedangkan pada media EC BROTH terjadi
kekeruhan pada media ini menandakan bahwa bakteri yang tumbuh adalah
media bergram negative atau lebih tepatnya E.coli karna media EC BROTH
merupakan media selektif untuk menumbuhkan bakteri E.Coli,di inkubasi
selama 1x24jam pada suhu 37˚C.
Pada praktikum ini juga dilakukan pewarnaan gram untuk mengetahui
bakteri gram apa yang terdapat pada sampel.Pertana-tanma disiapkan alat dan
bahan,diambil biakan 1-2 ose,difiksasi di atas api bunsen,di brikan kristal
violet sebagai pewarna utama,ditambahkan lugol untuk melekatkan warna
kristal violet dan dinding baktri pada preparat,diteteskan alkohol 96% sebagai
peluntur zat warna ,kemudian di tambahkan air fuschin yang brfungsi
memberikan warna merah pada bakteri gram negatif karena pada gram negatif
memiliki peptidoglikan yang tipis sehingga pada saat penambahan alkohol
warnannya akan luntur.Setelah mengikuti prosedur yang ada,didapatkan
bakteri gram negative berbentuk basil. bakteri Gram negative basil pada media
EA yang ditandai dengan bakteri berwarna merah . Gram negative menandakan
bahwa bakteri akan larut pada pelarut (alcohol 96%) karna memiliki
lipoprotein yang tebal, lipid mudah larut dalam pelarut sehingga pori pori
dinding sel bakteri gram negative membesar dan meningkatkan daya larutnya
dalam hal ini bakteri menyerap larutan Air Fuchsin.yang menghasilkan warna
merah pada bakteri.
Setelah itu biakan dari media EA di inokulasi kedalam media
TSIA/KIA dengan cara dipijarkan ose lalu diambil kuman sala satu media yaitu
dari media Endo Agar , kemudian ditusukan kedalam media TSIA jangan
sampai menyentuh dasar tabung lalu dibuat goresan sinambung pada
permukaan media. Kemudian diikubasi didalam incubator dengan 1x24 jam
dengan suhu 37℃.
Hari ke enam, dimana pengamatan uji kemampuan bekteri
mempermentasikan karbohidrat, dilakukan pada media TSIA, dimana media ini
digunakan untuk mengidentifikasi bakteri gram negative (-). Media ini mengandung 3
macam jenis gula yaitu glucose, lactose dan sucrose dan mengandung indicator merah fenol
dan FeSO4 yang bertujuan untuk memperhatiakn pembentukan H2S yang ditnjukan adanya
endapan hitam. Pada media TSIA yang kami gunakan memiliki hasil yaitu slunt alkali dan
butt acid, dengan H2S positif dan gas menandakan positif.Dari hasil ini maka dapat
diketahui bahwa bakteri tersebut mampu mempermentasikan satu jenis gula
yaitu jenis laktos, H2S positif dikarenakan bakteri menghasilkan enzim desulfurase
sewaktu dibiakan, adanya pembentukan gas disebabkan oleh terperangkapnya oksigen pada
saat inkubasi pada suhu 37oc.
Pada hari terakhir dilakukan uji biokimia yaitu pada media :

 Indol : positif (+),


Pada indol setelah ditambahkan reagens covash yang akan bereaksi dengan
indol kami mendapatkan hasil positif karena terdapat cincin merah pada
permukaan yang dimana hal itu dapat disebabkan oleh triptopan yang tidak
diubah menjadi indol yang ditambahkan kovash.
 Pada media MRVP (Uji MR)
Pada media MR didapatkan hasil (-) negative karena setelah penambahan
reagens MR 5 tetes tidak terjadi perubahan warna yang berarti tidak terjadinya
fermentasi asam campuran kaldu.
 Pada media MRVP (Uji VP)
Pada media VP dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri yang melakukan
fermentasi 2,3 butanodiol, kami mendapatkan hasil Negatif (-) karena setelah
penambahan KOH 40% dan alpa-nephtol tidak terjadi perubahan warna, hal
ini disebabkan oleh bakteri atau mikroorganisme pada biakan tidak bisa
memfermentasikan karbohidrat menjadi 2,3 butanodiol.
 Pada media SCA
Media SCA merupakan media sintentik dengan Na sitrat sebagai satu-satunya
sumber carbon, hasil yang didapatkan adalah positif karena terjadi perubahan
warna pada media, terjadinya perubahan disebabkan oleh mikroorganisme
mampu menggunakan sitrat sehinga terjadi kehilangan asam dari media yang
dapat menyebabkan peningkatan pH dan mengubah warna media menjadi dari
hijau menjadi biru.
Berdasarkan uji yang telah dilakukan mulai dari hari pertama sampai hari
terakhir dapat disimpulkan bahwa bakteri yang didapatkan yaitu bakteri E.Coli.
Salah satu anggota kelompok coliform adalah E.coli. Karena E.coli adalah
bakteri coliform mini yang merupkan flora normal di dalam usus manusia, dan
akan dapat menimbulkan penyakit bila masuk ke dalam organ yang dapat
menyebabkan penyakit diare.Penyebaran bakteri ini pada makanan dapat
melalui pencemaran air ataupun dari lingkungan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah pada uji penduga dan
uji pelengkap didapatkan MPN >24,0 MPN/100 ml ini menandakan bahwa
terdapat bakteri E.coli pada sampel es cincau.

B. Saran
Pada praktikum selanjutnya untuk lebih memperhatikan kesiapan alat
dan bahan.

Anda mungkin juga menyukai