Anda di halaman 1dari 6

SUMBER DI BUKU

Angiospermae (Anthophyta)
Pendahuluan

Angiospermae meliputi 235.000 jenis, jadi merupakan divisi terbesar dari organisme
fotosintetik. Angiospermae mempunyai ukuran tubuh yang sangat bervariasi, dari pohon
Eucalyptus yang mempunyai tinggi sampai 100 meter dengan keliling batang sampai 20 meter
sampai tumbuhan air yang sangat sederhana dengan ukuran panjang kurang lebih 1 milimeter.

Beberapa Angiospermae merupakan tanaman pemanjat yang dapat mencapai ketinggian


kanopi hutan tropis, tetapi ada juga jenis epifit yang tumbuh pada kanopi tersebut. Selain itu ada
angiospermae yang mampu bertahan hidup dilingkungan kering, misalnya kaktus. Berdasarkan
penelitian, ternyata Angiospermae telah menghuni bumi dan mendiami daratan selama 100 juta
tahun. Beberapa perbedaan utama antara tumbuhan monokotil dan dikotil:

Karakteristik Dicotyledoneae Monocotyledoneae


Bagian-bagian bunga Kelipatan empat atau lima Kelipatan tiga
Polen (serbuk sari) Tricolpate (mempunyai 3 pori Monocolpate ( mempunyai 1
atau celah) porus atau celah)
Kotiledon 2 1
Pertulangan daun Seperti jala Paralel
Berkas pengangkut pada Tersusun melingkar Tersebar
batang
Pertumbuhan sekunder dengan Ada Tidak ada
kambium

Anthophyta dikelompokkan lagi menjadi dua kelas yaitu Monocotyledoneae dengan


kurang lebih 65.000 jenis dan Dicotyledoneae dengan kurang lebih 170.000 jenis. Tumbuhan
monokotil meliputi rumput-rumputan, lili, anggrek, palem , dsb. Sedangkan tumbuhan dikotil
meliputi hamper semua pohon dan semak (selain tumbuhan Conifer) dan beberapa tumbuhan
berbatang basah.

Asal Angiospermae

Fosil Angiospermae yang paling awal ditemukan adalah serbuk sari yang berumur kurang
lebih 127 juta tahun , yaitu dari awal jaman Kreta. Cirinya adalah hanya mempunyai satu porus,
dan bentuknya mirip spora paku-pakuan dan serbuk sari Gymnospermae. Tampaknya sebagian
besar Angiosppermae yang hidup lebih dari 127 tahun yang lalu mempunyai serbuk sari yang
mirip dengan Gymnospermae. Kenyataan ini mengakibatkan Angiospermae belum dideteksi
lebih awal di dalam temuan fosil.

Fosil bunga yang dilaporkan tahun 1990 ditemukan di dekat Melbourne, Australua.
Usianya lebih kurang 120 juta tahun. Berdasar penemuan tersebut, diperkirakan tumbuhan fosil
tersebut adalah jenis dikotil yang menyerupai jenis tanaman lada hitam (Piperaceae). Secara
konservatif diperkirakan Angiospermae sudah berumur 130 sampai 140 juta tahun. Berdasar
pada tingkat perbedaan antara beberapa makromolekul, para ahli memperkirakan waktu
divergensi antara tumbuhan dikotil dan monokotil adalah dari 200 samapai 230 juta tahun yang
lalu. Data ini ternyata berlawanan dengan hasil temuan fosil, sehingga perlu dievaluasi lebih
lanjut.
SUMBER INTERNET

Asal Usul Angiospermae

Ketika kita meneliti sejarah fosil dan ciri-ciri struktural tetumbuhan yang hidup di darat, gambaran lain
yang tidak sesuai dengan ramalan evolusionis muncul. Tiada satu fosil pun membenarkan bahkan satu saja
cabang "pohon evolusi" tumbuhan yang Anda lihat pada hampir setiap buku pegangan biologi. Sebagian
besar tumbuhan memiliki bekas-bekas yang berlimpah dalam catatan fosil, namun tidak satu pun fosil
adalah bentuk peralihan antara satu dan lain spesies. Semua diciptakan khusus dan dari awal sebagai spesies
yang sepenuhnya tersendiri, dan tiada kaitan evolusi di antara spesies. Sebagaimana diakui ahli paleontologi
evolusi, EC Olson, "Banyak kelompok baru tumbuhan dan hewan muncul tiba-tiba, kelihatannya tanpa
moyang yang dekat."
Ahli botani Chester A. Arnold, yang mengkaji fosil tumbuhan di University of Michigan, membuat ulasan
berikut ini:

Telah lama diharapkan bahwa tetumbuhan yang punah pada akhirnya akan mengungkapkan sebagian
tahap yang dilalui kelompok-kelompok yang kini ada selama perjalanan perkembangannya, tetapi harus
diakui secara terbuka bahwa idam-idaman ini telah dipenuhi sampai ke taraf yang amat sedikit, meskipun
penelitian paleobotani telah mengalami kemajuan selama lebih dari seratus tahun.

Arnold mengakui bahwa paleobotani (ilmu pengetahuan tentang fosil tumbuh-tumbuhan) tak menghasilkan
apa-apa yang mendukung evolusi: "Kami belum bisa melacak sejarah filogenetis satu pun kelompok
tumbuhan masa dari awalnya hingga saat ini."

Fosil paku-pakuan dari Zaman Karbon ini ditemukan di daerah Jerada, Maroko. Yang menarik adalah fosil
ini, yang berumur 320 juta tahun, mirip dengan paku-pakuan yang ada sekarang.
Penemuan-penemuan fosil yang paling jelas membantah pernyataan-pernyataan tentang evolusi tumbuhan
adalah fosil-fosil tumbuhan berbunga, atau angiospermae. Tetumbuhan ini dibagi menjadi 43 keluarga
(famili), masing-masing muncul tiba-tiba, tanpa jejak "bentuk peralihan" sederhana apa pun sebelumnya
dalam catatan fosil. Hal ini disadari pada abad ke-19, dan karena itu, Darwin melukiskan asal usul
angiospermae sebagai "teka-teki yang mengerikan." Semua penelitian yang dilakukan sejak masa Darwin
sekadar menaikkan tingkat kegelisahan yang ditimbulkan teka-teki ini. Di dalam bukunya The Paleobiology
of Angiosperm Origins (Paleobiologi Asal Usul Angiospermae), ahli paleobotani evolusi NF Hughes membuat
pengakuan ini:

… Akan tetapi, dengan beberapa pengecualian rincian, kegagalan menemukan penjelasan yang memuaskan
masih terjadi, dan banyak ahli botani telah menyimpulkan bahwa masalah ini tak bisa dicari pemecahannya
dengan memanfaatkan petunjuk fosil.

Di dalam bukunya The Evolution of Flowering Plants (Evolusi Tetumbuhan Berbunga), Daniel Axelrod
mengatakan hal ini tentang asal usul tetumbuhan berbunga:

Kelompok moyang yang memunculkan angiospermae belum ditemukan di dalam catatan fosil, dan tak satu
jua angiospermae hidup menunjuk ke kaitan moyang sedemikian.

Sejarah Angiospermae
Sejarah penemuan Angiospermae tidak terlepas dari penemuanRobert Brown pada tahun 1827 karena,
Pada awalnya, nama Angiospermae dimaksudkan oleh Paul Hermann (1690) bagi seluruh tumbuhan
berbunga dengan biji yang terbungkus dalam kapsula, dan dipertentangkan dengan Gymnospermae
sebagai tumbuhan berbunga dengan buah achene atau berkarpela terbelah. Dalam pengertiannya,
keseluruhan buah atau bagiannya dianggap sebagai biji dan "terbuka". Kedua istilah ini dipakai oleh
Carolus Linnaeus dengan pengertian yang sama tetapi digunakan sebagai nama-nama dari kelas
Didynamia.
Ketika Robert Brown pada tahun 1827 menemukan bakal biji yang benar-benar terbuka (tak terlindung)
pada sikas dan tumbuhan runjung, ia memberikan nama Gymnospermae bagi kedua kelompok
tumbuhan ini. Tahun 1851 Wilhelm Hofmeister menemukan perubahan-perubahan yang terjadi pada
kantung embrio dari tumbuhan berbunga (penyerbukan berganda). Hasil penemuan ini menjadikan
Gymnospermae sebagai kelas yang benar-benar berbeda dari dikotil, dan istilah Angiospermae mulai
diterapkan untuk semua tumbuhan berbiji yang bukan kedua kelompok yang disebutkan Robert Brown.
Pengertian terakhir inilah yang masih bertahan hingga sekarang.
2. Pengertian Angiospermae.

Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata angio yang berarti bunga dan spermae
yang berarti tumbuhan berbiji, jadi Angiospermae adalah tumbuhan berbiji yang tertutup tertutup.
Mengapa dikatakan tumbuhan berbiji tertutup, karena bijinya selalu diselubungi oleh suatu badan yang
berasal dari daun-daun buah yang disebut dengan bakal buah. Kemudian bakal buah beserta bagian-
bagian lain dari bunga akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang telah menjadi biji tetap terdapat di
dalamnya. Tumbuhan biji tertutup memiliki jumlah spesies lebih banyak dibandingkan dengan
tumbuhan berbiji terbuka, karena anggota Angiospermae mencakup sekitar 300 famili dan lebih dari
250.000 spesies. Tumbuhan ini banyak ditemukan di semua daratan dunia ini. Ada banyak factor yang
menentukan sehingga angiospermae terdapat di mana-mana. Di antaranya adalah
1. mampu beadaptasi dan bereproduksi di segala lingkungan
2. membentuk buah, bunga dan biji.

Angiospermae terdiri atas satu divisi yaitu Anthophyta (tumbuhan berbunga) yang merupakan 80%
tumbuhan saat ini. Divisi ini dibedakan atas 2 kelas yaitu tumbuhan monokotil/ magnoliopsida (sekitar
65.000 spesies) dan tumbuhan dikotil/ liliopsida (sekitar 170.000 spesies). Tumbuhan dikotil dan
monokotil dibedakan atas beberapa hal, antara lain: struktur biji (jumlah kotiledon), struktur bunga,
distribusi berkas pembuluh pada batang, dan struktur akar.

Secara umum, tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri yang sama dengan tumbuhan berbiji terbuka.
Keunikan tumbuhan berbiji tertutup terletak pada bijinya yang tersusun oleh keping lembaga
(kotyledon). Keping lembaga pada tumbuhan berbiji tertutup membentuk dua kelompok tumbuhan,
yaitu tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji berkeping dua
(Dicotyledonae).

3. Ciri-ciri Angiospermae

Ciri-ciri Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah, mempunyai bunga
sejati, umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba. Dalam reproduksi terjadi
pembuahan ganda. Tumbuhan Angiospermae merupakan tumbuhan berkayu dan juga terdiri dari
tumbuhan yang berbatang basah, jika diferensiasi lebih lanjut nampak dari adanya trakea dalam xilem
dan sel-sel pengiring dalam floem. System perakaran pada tumbuhan jenis ini ada yang berakar serabut
adapula yang berakar tunggang.

Jenis batang pada tumbuhan berbiji tetutup ini sangat berfariasi yaitu ada yang bercabag-cabang ada
pula yang tidak bercabang. Pada daun, kebanyakan berdaun lebar, tunggal, atau majemuk dengan
komposisi yang beraneka ragam, demikian pula pada pertulangannya.

Pada bunga, pada tumbuhan berbiji tertutup ini mempunyai organ yang benar-benar merupakan bunga
menurut pengertian kita sehari-hari. Tumbuhan ini memiliki bunga yang sesungguhnya yang terdiri dari
mahkota bunga, kelopak bunga, putik, dan benang sari, tetapi adapula bagian-bagian bunga pada
golongan ini dapat lengkap dan dapat tidak. Bunga ada, tersusun dari sporofil ditambah bagian-bagian
lain misal perluasan bunga. Makrosporofil membentuk badan yang disebut putik dengan bakal biji
didalamnya sedangkan makrosporofil dan mikorsporofil terpisah atau terkumpul dalam satu bunga.

Cara penyerbukan pada tumbuhan jenis ini sangat bermacam-macam caranya ada yang dibantu oleh
angin yang menerbangkan serbuk sari dan adapula yang dibantu dengan bantuan serangga dan lain-lain.
Serbuk sari tidak langsung jatuh pada bakal biji melainkan jatuh pada kepala putik dan jarak waktu pada
penyerbukan sampai dengan pembuahan relatif lebih pendek dibandingkan dengan tumbuhan berbiji
telanjang. Sel kelamin jantan berupa inti seperma (inti generatif) yang tidak bergerak aktif.

Susunan anotomi akar dan batang ada yang berkambium ada pula yang tidak, ada yang berpenebalan
sekunder ada yang tidak. Berkas pembuluh pengangkutan ada yang kolateral terbuka adapula yang
kolateral tertutup, dan adapula yang bikolateral. Pada Xilem terdiri dari trakea dan trakeida, sedangkan
Floem dengan sel-sel pengiring.

Dari pengertian dan pemahaman diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tumbuhan berbiji tertututup
ini berdasarkan sifat dan ciri-cirinya dapatdisimpulkan bahwa struktur dan sususnan bagian bagian organ
tumbuhnya sangat kompleks dan berfariasi.
SUMBER 3

Setelah Jaman Kapur tengah, tanaman yang muncul adalah angiospermae atau tanaman berbunga.
Tanaman ini mempunyai struktur bunga dan ada sel telur. Angiospermae ini dibagi menjadi 2 kelompok,
yaitu dikotil dan monokotil. Dikotil merupakan tanaman berakar serabut dan dengan tulang daun yang
bercabang. Jenisnya seperti pohon. Monokotil merupakan tanaman berakar tunggal dengan tulang daun
yang sejajar. Tanamannya seperti rumput, palem, bunga lili, dan anggrek. Diperkirakan ada sekitar
175.000 spesies tanaman berbunga yang hidup. Sedikitnya, 30.000 fosil spesiesnya telah ditemukan.
Tanaman ini berbunga pada semua iklim dan termasuk pepohonan.(Stokes, 1973). Asalmula dari
angiospermae merupakan permasalahan yang tak terpecahkan. Umumnya tersebar mendominasi pada
Jaman Kapur. Tanaman palem San miguelia, ditemukan pada batuan Jaman Trias atas dari Colorado
barat daya, mempunyai kemungkinan sebagai angiospermae yang paling tua yang pernah ditemukan.
Sedangkan jejak dari magnolia, sassafras, fig dan willow umumnya hadir pada batuan Jaman kapur atas.
Hutan dari angiospermae ini mendukung pada bentukan dari batubara pada Jaman Kapur. Butiran pollen
dari kelompok ini berguna dalam mengetahui keadaan iklim dan sebagai korelasi antara tanaman yang
ada.(Stokes, 1973). Fosil dari kelompok tumbuhan berbunga pada Jaman Kapur sangat mirip dengan
spesies pada masa kini. Fosil tersebut adalah adanya daun dari Platanus, pada masa kini adalah genus
sycamores. Buahnya mirip dengan genus ficus pada masa kini. Tumbuhan yang sejenis antara lain pohon
palem, famili oak, dan famili walnut.(Stanley, 1986).

Anda mungkin juga menyukai