JUDUL PROGRAM:
STUDI FREKUENSI PENGGORENGAN DARI MINYAK JELANTAH
BERMEREK DAN TIDAK BERMEREK TERHADAP
NEKROSIS SEL HATI
BIDANG KEGIATAN :
PKM Penulisan Ilmiah (PKMI)
Diusulkan Oleh:
Ketua : Aji Rahayu (02330100) 2002/2003
Anggota : Husamah (04330058) 2004/2005
Angga Ditia Nugroho (06330035) 2006/2007
5. DosenPembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar :Drs. Lud Waluyo, M.Kes
b. NIP :131.930.144
c. Alamat Rumah : Perum IKIP Malang
d. Telp/HP : (0341) 531227
2. Sumber Penulisan
( ) Kegiatan Praktek Lapangan/Kerja dan sejenisnya, KKN, Magang,
Kegiataan Kewirausahaan :
Minyak Jelantah Bermerk dan tidak Bermerk terhadap Nekrosis Sel Hati
pada Tikus Putih (Rattus norvegicus)” Tim Peneliti terdiri dari Aji
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Hati (liver) merupakan organ yang mempunyai peran besar dalam tubuh manusia.
Di dalam hati terjadi proses-proses penting bagi kehidupan kita, yaitu proses
penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan
metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk dalam tubuh kita,
sehingga dapat kita bayangkan akibat yang akan timbul apabila terjadi kerusakan
pada hati (LKP, 2006). Apabila bahan-bahan mengandung toksin atau racun, hati
akan bekerja sangat keras untuk menetralisasinya. Cara kerja ini menyebabkan
hati mudah terkena racun, sehingga hati gampang rusak. Kerusakan hati dapat
meliputi kerusakan struktur maupun gangguan fungsi hati (Susanto, 2006).
Salah satu bahan makana yang memiliki dampak negatif terhadap organ
hati adalah minyak goreng. Dalam mengonsumsi minyak goreng kebanyakan
masyarakat kurang memperhatikan dampak bagi kesehatan. Minyak goreng
dipakai berulang kali (minyak jelantah). Minyak jelantah merupakan minyak yang
telah rusak dengan frekuensi penggorengan 8 sampai 12. Indikator paling mudah
untuk mengetahui minyak jelantah adalah warnanya coklat tua sampai hitam.
Minyak jelantah ini memiliki nilai peroksida yang tinggi (Trubus, 2005). Uji
pendahuluan menghasilkan analisis nilai peroksida yang berbeda antara minyak
bermerek dan tidak bermerek. Minyak bermerek dengan 0-12 frekuensi
penggorengan menghasilkan nilai peroksida (1,6 sampai 49,2 mg/kg) sedangkan
nilai peroksida pada minyak jelantah tidak bermerek dengan 0-12 frekuensi
penggorengan menghasilkan nilai peroksida (1,8 sampai 250 mg/kg) (Rahayu,
2006).
Standar mutu minyak goreng dalam SNI-3741-1995 mensyaratkan nilai
peroksida yang aman untuk dikonsumsi maksimal 2 mg/kg. Bahan makanan
dengan bilangan peroksida lebih besar dari 100 mg/kg, dapat meracuni tubuh
(Ketaren, 1986). Peroksida merupakan radikal bebas yang bersifat toksin pada
tubuh. Radikal bebas adalah suatu molekul yang mempunyai jumlah elektron
ganjil atau elektron tidak berpasangan tunggal pada lingkaran luarnya. Dalam
keadaan normal dan bila berlangsung tidak terlalu lama (kronis), radikal bebas
yang terbentuk ini dapat ternetralisir oleh sistem proteksi tubuh (Setiati, 2003).
Konsumsi minyak yang rusak dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti salah
satunya adalah nekrosis sel hati yang ditandai dengan rusaknya pada sel (Trubus,
2005). Nekrosis merupakan kematian sel secara patologik yang disebabkan oleh
tidak adanya pasokan energi atau efek bahan-bahan berbahaya yang mengganggu
fungsi sel (Wilson, 1993). Ciri-ciri dari nekrosis sel hati yaitu inti sel menyusut,
batasnya tidak teratur dan berwarna gelap dengan zat warna (Price, 1995)
Minyak goreng yang sering digunakan oleh masyarakat terdiri dari dua
jenis, minyak goreng bermerek dan minyak goreng tidak bermerek. Minyak
goreng bermerek merupakan minyak yang proses pengolahannya dilakukan di
pabrik dengan berbagai perlakuan. Minyak goreng tak bermerek (curah)
merupakan minyak goreng hasil olahan pengusaha industri kecil yang
memerlukan penanganan yang lebih mengingat proses pengolahannya yang
bersifat tradisional. (Trubus, 2005). Karena proses pengolahannya berbeda maka
akan berpengaruh pula pada mutu minyak termasuk pada minyak jelantahnya.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi penggorengan dari
minyak jelantah bermerek dan tidak bermerek terhadap nekrosis sel hati,
mengetahui frekuensi penggorengan minyak jelantah bermerek dan tidak
bermerek yang paling memberikan pengaruh terhadap nekrosis sel hati,
mengetahui perlakuan minyak jelantah bermerek dan tidak bermerek yang paling
memberikan pengaruh terhadap nekrosis sel hati, serta mengetahui adanya
interaksi antara frekuensi penggorengan dengan minyak jelantah bermerek dan
tidak bermerek terhadap nekrosis sel hati. Manfaat dari penelitian secara teoritis,
memberikan informasi ilmiah tentang pengaruh negatif penggunaan minyak
jelantah dengan frekuensi penggorengan terhadap nekrosis sel hati dalam tubuh.
Secara paraktis studi ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan penelitian
mengenai pengaruh negatif dalam mengkonsumsi minyak jelantah dengan
frekuensi penggorengan terhadap anatomi organ hati
METODE PENDEKATAN
Alat yang digunakan antara lain, kandang, kawat, tempat makan, botol
minum tikus, sarung tangan plastik, syringe, alat bedah, mikrotom, parafin,
termometer, toples, gelas objek, dan mikroskop. Bahan untuk studi ini adalah
tikus putih, pakan tikus, minyak jelantah, kloroform, formalin, larutan NaCL
0.9%, larutan Bouin, Alkohol 70%, 80%, 96%, n-butanol, albumen mayer,
aquades, xylol, Hematoksilin Eosin (H-E), entelan, dan kapas steril.
Rancangan Percobaan
Desain true eksperimental dalam studi ini adalah desain faktorial dengan 2
faktor. Faktor pertama yaitu tipe minyak jelantah bermerk (bimoli) yang diberikan
pada tikus putih (A1), minyak jelantah bermerek dengan B1 = 8 frekuensi
penggorengan, B2 = 9 frekuensi penggorengan, B3 = 10 frekuensi penggorengan,
B4 = 11 frekuensi penggorengan B5 = 12 frekuensi penggorengan. Faktor kedua
adalah minyak jelantah tidak bermerek (curah) (A2) dengan B1 = 8 frekuensi
penggorengan, B2 = 9 frekuensi penggorengan, B3 = 10 frekuensi penggorengan.
B4= 11 frekuensi penggorengan B5 = 12 frekuensi penggorengan. Untuk
menyusun perlakuan dalam penelitian akan digunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL). Rancangan ini digunakan karena penelitian dilakukan di laboratorium
tertutup. Dalam rancangan ini menggunakan 10 perlakuan dengan 3 ulangan.
Analisis data yang dilakukan meliputi, uji normalitas, uji homogenitas, uji
Anava dua jalur dan uji Duncan’s. Uji normalitas ini dilakukan secara parametrik
dengan menggunakan penaksir rata-rata dan simpangan baku. Uji homogenitas
dilakukan untuk menguji kesamaan k buah (k ≥ 2) varians populasi yang
berdistribusi normal. Uji Anava (uji F) digunakan untuk menguji adanya beda
pengaruh dari masing-masing faktor yang ada. Uji Duncan’s merupakan uji
lanjutan dari uji Anava, digunakan untuk menguji perbedaan di antara semua
pasangan perlakuan dengan perbandingan tidak direncanakan sebelumnya.
HASIL
72.6
Jumlah Kerusakan Lobulus
Hati (%) Per Preparat
60.3
80.0
59.3
47.0
47.0
37.0
60.0
32.6
21.3
40.0
20.0
0.0
8 9 10 11 12
Frekuensi Penggorengan
Pada gambar di atas memperlihatkan sampel lobulus sel hati tikus putih,
kontrol di atas penyusun lobulusnya (vena sentralis, lamina-lamina/lempeng-
lempeng yang terdiri dari sel-sel hati, dan senusoid) terlihat utuh atau normal
tanpa terjadi induksi, dengan ciri-ciri yaitu inti jelas, sitoplasma terang dan ukuran
selnya normal atau sel tidak mengkerut.
PEMBAHASAN
Hasil studi dan analisis jumlah nekrosis sel hati pada tikus menunjukkan
bahwa pemberian minyak jelantah mempunyai pengaruh nyata terhadap jumlah
nekrosis sel hati. Hal ini dapat lihat pada tabel 9 (Analisis varian) yang
menunjukkan bahwa Fhitung>Ftabel.Pengaruh minyak jelantah pada pada setiap
perlakuan menghasilkan jumlah nekrosis sel hati yang berbeda-beda. Perbedaan
ini disebabkan karena minyak jelantah yang digunakan memiliki tingkat nilai
peroksida yang berbeda pula, hal ini dikarenakan bahan dasar minyak jelantahnya
yang berbeda. Pada minyak jelantah bermerk (bimoli) bahan dasarnya sawit yang
mengandung asam lemak tidak jenuh ganda yang apabila mengalami pamanasan
yang tinggi dengan frekuensi penggorengan yang juga tinggi ini menyebabkan
nilai peroksidanya semakin tinggi, sesuai dengan pendapat Kataren (1986) asam
lemak tidak jenuh dapat mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga
membentuk peroksida, sedangkan pada minyak jelantah tidak bermerk (curah)
bahan dasarnya berasal dari kelapa yang mengandung asam lemak jenuh sedang.
Hasil penelitian grafik dan analisis jumlah nekrosis sel hati pada tikus diperoleh
gambaran sebagai berikut.
59.8
48.8
70
60
Rata-rata Jumlah
Nekrosis Sel Hati
50
40
30
20
10
0
Minyak Jelantah Bermerk Minyak Jelantah Tidak
Bermerk
Minyak Jelantah
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa rerata jumlah nekrosis sel
hati tikus tertinggi dengan nilai rerata 59,8 pada minyak jelantah bermerk (bimoli)
dan pada minyak jelantah tidak bermerk (curah) mempunyai nilai rerata yang
terendah yaitu 48,8.
Dari hasil penelitian dan analisis data jumlah nekrosis sel hati tikus, data
menujukkan bahwa perlakuan dengan frekuensi penggorengan mempunyai
pengaruh berbeda nyata terhadap jumlah nekrosis sel hati tikus. Hal ini dapat
dilihat pada tabel 9 (Analis varian) yang menunjukkan bahwa Fhitung>Ftabel.
Pengaruh frekuensi penggorengan pada setiap perlakuan juga menujukkan jumlah
nekrosis sel hati yang berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan karena karena pada
setiap frekuensi penggorengan memiliki nilai peroksida yang berbeda pula,
sehingga jumlah nekrosis sel hati juga berbeda tergantung banyak sedikitnya
frekuensi penggorengan. Hal ini sesuai dengan pendapat pendapat Trubus (2005)
menyatakan bahwa semakin sering minyak digunakan tingkat kerusakan minyak
akan semakin tinggi dan hal ini dapat menyebabkan semakin tingginya nilai
peroksida, sehingga jumlah nekrosis sel hatinya juga semakin tinggi.
Dari hasil penelitian grafik dan analisa jumlah nekrosis sel hati tikus pada
frekuensi penggorengan diperoleh gambaran sebagai berikut:
82.83
90
66.00
Rerata Jumlah Nekrosis Sel
80
53.60
70
42.00
60
50
Hati
27.00
40
30
20
10
0
8 9 10 11 12
Frekuensi Penggorengan
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa rerata jumlah nekrosis sel
hati tikus tertinggi terdapat pada perlakuan B5 (12 frekuensi pengorengan )dengan
nilai rerata 82, 83, pada perlakuan B4 (11 frekuensi pengorengan ) nilai rerata
jumlah nekrosis sel hati tikus 66 sedangkan pada perlakuan B3 (10 frekuensi
pengorengan) nilai rerata jumlah nekrosis sel hati tikus 53,6, sedangkan pada
perlakuan B2 (9 frekuensi pengorengan ) nilai rerata jumlah nekrosis sel hati tikus
42 dan pada perlakuan B1 (8 frekuensi pengorengan ) nilai rerata jumlah nekrosis
sel hati tikus 27.
KESIMPULAN
Studi dan penulisan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena terima kasih kami sampaikan kepada:
- Drs. Ainur Rofieq M.Kes, Pakar Metodologi Penelitian UMM yang telah
mengoreksi studi dan tulisan ini
- Dra. Sri Wahyuni M.Kes, Ahli Histologi UMM yang telah berdiskusi
dengan tim
- Dr Agus Krisno Budiyanto,M.Kes Pakar Gizi UMM yang telah
memberikan berbagai saran dan kritik.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, N.T.E. 2005. Skripsi: Uji Sari Umbi Wortel (Daucus carota L) terhadap
Kadar SGPT dan SGOT pada Mencit Jantan (Mus musculus) yang Diinduksi
dengan CCl4. Jurusan Biologi. FKIP-UMM. Malang.
Rahayu, Aji. 2006. Uji Pendahuluan Analisis Nilai Peroksida Minyak Jelantah
Bermerk dan tidak Bermerk. Jurusan Pendidikan Biologi-UMM. Malang.
Setiati. 2003. Radikal Bebas, Antioksidan, dan Proses Menua. Jurnal Medika No
6 Tahun XXIX.
LAMPIRAN
2. Nama : Husamah
NIM : 04330058
T.T. Lahir : Sumenep, 18 Oktober 1985
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Malang : Jl. Notojoyo No. 53 Karangploso Malang 65151.
Telp. (0341) 464733 HP. 085649218214
e-mail: usya_bio@yahoo.com
Pendidikan :
1. SD Negeri Pagerungan Kecil III, Sapeken lulus tahun 1998
2. SMP Negeri 2 Sapeken lulu tahun 2001
3. SMU Negeri 1 Banyuwangi lulus tahun 2004
4. S1 Jurusan Pendidikan Biologi FKIP-Universitas
Muhamadiyah Malang-sekarang
Aktivitas Nonakademik:
1. Ketua Umum Forum Kajian Ilmiah Mahasiswa Biologi FKIP-UMM
(FKIMB) 2006-2007
2. Editor dan Litbang Majalah “Spora”- Univesitas Muhammadiyah Malang
2006-2007
3. Fungsionaris BEM FKIP-UMM 2006-2007
4. Asisten Laboratorium Biologi UMM tahun 2005-sekarang
5. Koordinator Divisi Riset, Identifikasi dan Konservasi pada Tim Ekspedisi
Biokonservasi (TEB) UMM periode 2006-2007
6. Anggota Pra-Wing Forum Lingkar Pena Ranting UMM-2007
7. Fungsionaris HMJ Biologi 2005-2006
8. Redaktur Pelaksana Majalah Spora 2005-2006
Karya Tulis/Penelitian
a. Program Keativitas Mahasiswa /LKTM
1.Internalisasi Nilai-nilai Agama dalam Pendidikan Lingkungan di Sekolah
Melalui Pendekatan Kontekstual sebagai Upaya Minimalisasi Vandalisme
Lingkungan (Tim-JUARA I LKTM Pendidikan Tingkat UMM, Juara I
Tingkat Kopertis VII, Juara II Tingkat Wilayah C dan Finalis PIMNAS
XIX 2006)
2.Prospek Selai Mengkudu (Morinda citrifolia) Sebagai Produk Olahan
Berkhasiat Obat dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Masyarakat
Pedesaan di Malang Selatan (Tim-PKM, Didanai DIKTI tahun 2006)
3.”Child to Child”, Pemberdayaan Anak untuk Konservasi Sungai Brantas
Malang (Tim-PKM, Didanai DIKTI tahun 2007)
b. Artikel/Opini/Resensi Buku
1. Mengurai Hubungan Dosen Mahasiswa (Majalah Spora, Edisi VIII/2007)
2. Mahasiswa Miskin Kreativitas (Buletin Bestari, Desember 2006)
3. Gerakan Perlawanan Guru (Banjarmasin Post, 13 Agustus 2006)
4. Muhammadiyah, Persyarikatan Protestanisme Islam (Suara Muhammadiyah,
Edisi 1-15 Juli 2006)
5. Menanti Keberpihakan Diknas pada Siswa (Koran Pendidikan, Juli 2006)
6. Pendidikan dalam Kacamata Penguasa (Koran Pendidikan, 22-28 Mei 2006)
7. Meningkatkan Profesionalisme Guru, Mungkinkah? (Koran Pendidikan,
Juni 2006)
8. Menggagas Pendidikan Lingkungan Berbasis Agama (Majalah Spora, Edisi
VII/Tahun IV/ Mei 2006)
9. Rekonstruksi Pendidikan Versi Kartini ( Koran Pendidikan, April 2006)
10. Jurus Sukses Implementasi KBK (Koran Pendidikan, 13-18 Maret 2006)
11. Membangkitkan Roh-Roh Pencerdasan (Koran Pendidikan, 6-12 Februari
2006)
12. Mewaspadai Pergeseran Makna Profesi Guru (Koran Pendidikan, 11-18
Desember 2005)
13. Mengurai Petualangan Politik Luar Negeri Amerika (Malang Pos, 23
Oktober 2005)
14. Islam dan Kearifan Lingkungan(Kompas Jatim, 23 September 2005)
15. Busung Lapar di Lumbung Padi, Bencana di Tanah Surga (Spora, Agustus
2005)
Kegiatan Nonakademik:
- Anggota Forum Kajian Ilmiah Mahasiswa Biologi (FKIMB) tahun 2006-
2007. Fokus pada studi kesehatan masyarakat