Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sumber Daya Alam di Indonesia kaya dan beragam, baik dari sektor pertanian, hutan,
dan kelautan seperti perikanan, penambangan lepas pantai dengan produksi minyaknya,
perhubungan seperti arus lalu lintas kapal tanker yang membawa minyak mentah dan hasil
olahanya serta kapal nelayan telah dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan ekonomi
regional dan nasional.
Salah satu ekosistem yang potensial adalah hutan mangrove. Hutan mangrove
merupakan salah satu bentuk ekosistem hutan yang unik dan khas, terdapat di daerah pasang
surut di wilayah pesisir, pantai, dan atau pulau-pulau kecil, dan merupakan potensi sumberdaya
alam yang sangat potensial. Secara ekologis hutan mangrove di samping sebagai habitat biota
laut, juga merupakan tempat pemijahan bagi ikan yang hidup di laut bebas.
Keragaman jenis mangrove dan keunikannya juga memiliki potensi sebagai wahana
hutan wisata dan atau penyangga perlindungan wilayah pesisir dan pantai, dari berbagai
ancaman sedimentasi, abrasi, pencegahan intrusi air laut, serta sebagai sumber pakan habitat
biota lautKawasan pesisir dan laut merupakan sebuah ekosistem yang terpadu dan saling
berkolerasi secara timbal balik.
Dewasa ini Potensi Mangrove selain sebagai penyangga perlindungan wilayah pesisir dan
pantai, mangrove juga dapat dijadikan tanaman obat, penelitian ini masih jarang dilakukan,
namun secara tradisional masyrakat pesisir sering memanfaatkan mangrove sebagai obat.
Obat tradisional merupakan warisan budaya bangsa perlu terus dilestariakan dan
dikembangkan untuk menunjang pembangunan kesehatan sekaligus untuk meningkatkan
perekonomian rakyat. Produksi, dan penggunaan obat tradisional di Indonesia memperlihatkan
kecendrungan terus meningkat, baik jenis maupun volumenya. Perkembangan ini telah
mendorong pertumbuhan usaha di bidang obat tradisional, mulai dari usaha budidaya tanaman
obat, usaha industry obat tradisional, penjaja dan penyeduh obat tradisional atau jamu.
Bersamaan itu upaya pemanfaatan obat tradisional dalam pelayanan kesehatan formal juga terus
digalakkan melalui berbagai kegiatan uji klinik kearah pengembangan fito farmaka (Ditjen
POM, 1999).
Meningkatkan produksi, peredaran dan penggunaan obat tradisional, di sisi lain dicemari
oleh beredarnya obat tradisional yang tidak terdaftar, obat tradisional yang mengandung bahan
kimia obat atau mengandung bahan-bahan berbahaya lainnya serta obat tradisional yang tidak
memenuhi persyaratan mutu. Peredaran dan penggunaan obat tradisional seperti ini selain sangat
membahayakan kesehatan/jiwa konsumen juga merusak citra obat tradisional secara
keseluruhan.
1
Guna melindungi masyarakat dari bahaya penggunaan obat tradisional yang tidak
terdaftar atau tidak memenuhi syarat , ditempuh berbagai langkah strategis, antara lain
penyebaran informasi yang cukup kepada masyarakat dan pengusaha, termasuk informasi
mengenai peraturan perundangan-undangan yang berlaku di bidang obat tradisional (Ditjen
POM, 1999).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari Hutan Mangrove ?
2. Bagaimana Deskripsi tanaman Acanthus ilicifolius ?
3. Apa saja kandungan yang terdapat dalam Acanthus ilicifolius?
4. Manfaat tanaman Acanthus ilicifolius ?

1.3. Tujuan Penulisan


Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis tanaman yang berada di Hutan Mangrove, dan
mengetahui manfaat tanaman Acanthus ilicifolius.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hutan Mangrove


Hutan Mangrove adalah suatu komunitas tumbuhan atau suatu individu jenis tumbuhan
yang membentuk komunitas tersebut di daerah pasang surut. Hutan mangrove adalah tipe hutan
yang secara alami dipengaruhi oleh pasang surut air laut, tergenang pada saat pasang naik dan
bebas dari genangan pada saat pasang rendah. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang
terdiri atas lingkungan biotik dan abiotik yang saling berinteraksi di dalam suatu habitat
mangrove.
Sebagian ilmuwan mendefinisikan, hutan mangrove adalah kelompok jenis tumbuhan
yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub tropis yang memiliki fungsi istimewa di
suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah
an-aerob. Sebagian lainnya mendefinisikan bahwa hutan mangrove adalah tumbuhan halofit
(tumbuhan yang hidup pada tempat-tempat dengan kadar garam tinggi atau bersifat alkalin) yang
hidup disepanjang areal pantai yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi sampai daerah mendekati
ketinggian rata-rata air laut yang tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis.
Komposisi hutan mangrove terdiri dari asosiasi Avicenia spp, Sonneratia spp,
Rhizophora spp, Bruguiera spp, Ceriops spp, Lumnitzera spp dan Xylocarpus spp. Nipa
merupakan batas hutan mangrove dan hutan rawa atau hutan pantai. Susunan formasi dari
masing-masing di atas sangat dipengaruhi oleh kadar garam yang semakin ke darat semakin
berkurang.
Jenis pohon yang berbeda membentuk zonasi vegetasi antara tempat yang satu dengan
yang lain berbeda. Zonasi adalah mintakat atau suatu daerah yang dicirikan oleh suatu organisme
atau biota yang hidupnya melimpah dan mendominasi serta seragam pada daerah tertentu, zonasi
tumbuhan mangrove mempunyai variasi pada lokasi yang berbeda.
Hutan mangrove memiliki zona tumbuh tertentu. Pembagian zona ini di mulai dari bagian
yang paling kuat mengalami pengaruh angin dan ombak yakni
zona terdepan yang digenangi air berkadar garam tinggi dan ditumbuhi pohon pionir
(Sonneratia spp). Dari depan kebelakang zona tumbuh mangrove antara lain :
1. Zona yang paling depan yakni ; tumbuhan Avicenia spp (api-api) yang berasosiasi
dengan Sonneratia spp, zona ini menghadapi ombak, tanah berlumpur agak lembek dengan
salinitas tinggi.
2. Zona Rhizophora (mange-mange) umumnya didominasi dengan tanaman bakau jenis
Rhizophora spp. Pada beberapa tempat berasosiasi dengan jenis seperti Bruguiera
sp (tongke).

3
3. Zona Bruguiera, umumnya didominasi oleh tanaman bakau jenisBruguiera spp. Pada
beberapa tempat sering dijumpai berasosiasi dengan jenis lain seperti Ceriops tagal. Salinitas
sedang. .
4. Zona Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang hidup pada zona menengah sampai belakang
pada ekosistem mangrove, yaitu daerah yang dipengaruhi pasang surut dan bisanya mendapat
pasokan air tawar lebih banyak.
5. Zona kering dan nipa. Pada zona ini salinitas airnya sangat rendah dan tanahnya keras serta
kurang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Daerah ini umumnya didominasi oleh
tumbuhan nipa (Nypa fruticans).

2.2 Deskripsi Acanthus ilicifolius


1. Penyebaran dan Morfologi Acanthus ilicifolius
Acanthus ilicifolius tersebarDari India hingga Australia tropis, Filipina dan Kepulauan Pasifik
barat juga Terdapat di seluruh Indonesia. Tanaman ini hidup di daerah pasang surut air laut,
terutama pada daerah berlumpur. Tanaman ini cukup senang hidup dekat dengan air asin atau
payau, karena tahan terhadap salinitas air laut, namun tanaman ini juga bisa hidup di air
tawar. Acanthus Ilicifolius di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Jeruju, sarimunte atau
Kalli-kalli.
Acanthus ilicifoliusmerupakan Herba rendah, tumbuh terjurai di permukaan tanah, kuat, dan
agak berkayu, hidup di ketinggian hingga 2m. Cabang umumnya tegak tapi cenderung kurus
sesuai dengan umurnya. Percabangan tidak banyak dan umumnya muncul dari bagian-bagian
yang lebih tua. Akar udara muncul dari permukaan bawah batang horizontal.

Gambar 01. Tanaman Achantus ilicifolius


Adapun morfologi dari tanaman Acanthus ilicifolius adalah sebagai berikut :
a. Daun

4
Dua sayap gagang daun yang berduri terletak pada tangkai. Permukaan daun halus, tepi
daun bervariasi: zigzag/bergerigi besar-besar seperti gergaji atau agak rata dan secara
gradual menyempit menuju pangkal. Unit & letak: sederhana, berlawanan. Bentuk: lanset
lebar. Ujung: meruncing dan berduri tajam. Ukuran: 9-30 x 4-12 cm.

b. Bunga

Mahkota bunga berwarna biru muda hingga ungu lembayung, kadang agak putih. Panjang
tandan bunga 10-20 cm, sedangkan bunganya sendiri 5-4 cm. Bunga memiliki satu pinak
daun penutup utama dan dua sekunder. Pinak daun tersebut tetap menempel seumur hidup
pohon. Letak: di ujung. Formasi: bulir.

c. Buah

Warna buah saat masih muda hijau cerah dan permukaannya licin mengkilat. Bentuk buah
bulat lonjong seperti buah melinjo. Ukuran: buah panjang 2,5- 3 cm, biji 10 mm.
5
Gambar 02. Morfologi Acanthus ilicifolius.

2. Klasifikasi Acanthus ilicifolius


Acanthus ilicifolius Merupakan tanaman jenis mangrove yang masuk dalam kelas
Magnoliopsida/ tumbuhan berkeping dua. Adapun klasifikasi lengkapnya sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Acanthus
Spesies : Acanthus ilicifolius L

2.3 Kandungan dan Manfaat tanaman Acanthus ilicifolius


Acanthus ilicifolius merupakan tanaman mangrove yang berperan penting dalam menjaga
dan menstabilkan garis pantai serta tepian sungai, pelindung terhadap hempasan gelombang dan
arus, mempercepat pembentukan lahan baru serta melindungi pantai dari erosi laut/abrasi (green
belt).

6
Masyarakat di pesisir pantai cukup akrab dengan tanaman satu ini, di tangan mereka
tanaman ini sering dimanfaatkan sebagai pengobatan herbal tradisional, bahkan mengolahnya
menjadi minuman herbal seperti teh. Rasa teh yang dihasilkan dari tanaman ini, hampir mirip
seperti teh hijau, hal ini dikarenakan adanya kandungan yang sama di dalam tanaman acanthus
dan tanaman daun teh.
Selain itu Jeruju (Acanthus ilicifolius) mempunyai senyawa bioaktif yang berpotensi
sebagai antibakteri (Margaretha et al., 1999; Manilal et al., 2009).Serta mempunyai kandungan
metabolit, dengan komposisi kimia alkaloid flavonoid, asam lemak, steroid, lignan dan komponen
phenol, dan terpenoid (Wostmann dan Liebezeid, 2008).
Achantus ilicifolius merupakan jenis mangrove sejati, bagian-bagian dari
mangrove ini dapat di manfaatkan sebagai obat. Adapun bagian -bagiannya yang
dimanfaatkan sebagai obart adalah sebagai berikut :
Buah ditumbuk dan digunakan untuk “pembersih” darah serta mengatasi kulit terbakar. Daun
mengobati reumatik. Perasan buah atau akar kadang-kadang digunakan untuk mengatasi racun
gigitan ular atau terkena panah beracun. Biji konon bisa mengatasi serangan cacing dalam
pencernaan. Pohon juga dapat digunakan sebagai makanan ternak.
Dalam sumber lain dinyatakan pula manfaat Achantus ilicifolius dapat mengobati asma,
diabetes, diuretic, hepatitis, leprosy, neuralgia, penyakit kulit, sakit perut. Sedangkan Resinya
dapat di manfaatkan sebagai obat infertilitas, penyakit kulit, tumor, dan borok.

7
BAB III

PEMBAHASAN

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Pengobatan tradisional (Undang-
Undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan) adalah pengobatan dan atau perawatan dengan
cara, obat dan pengobatannya yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun dan
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.

Selama ini pengetahuan tentang obat tradisional hanya diperoleh melalui informasi
masyarakat tetapi masih belum dieksplorasi. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang
bersifat kualitatif tentang penggunaan obat tradisional, sehingga nantinya obat tersebut
dapat digunakan secara aman dan efektif dan dapat dikembangkan dalam industri farmasi.

Dari jurnal yang didapat dengan judul “Etnofarmakologi Tumbuhan Mangrove Achantus
ilicifolius L., Acrostichum speciosum L. dan Xylocarpus rumphii Mabb. Di Desa Sungai
Tekong Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya”

1. Metode kerja

Menggunakan metode kerja sbb :

Pengambilan sampel
Sampel yang dalam kondisi yang baik dan utuh. Sampel
yang sudah diambil dimasukkan ke dalam kantong plastik
dan diuji kandungan fitokimianya.

Ekstraksi Sampel
Diekstraksi menggunakan pelarut air dengan
perbandingan 1:10. Proses ekstraksi dilakukan selama
1×24 jam.

Uji Fitokimia
1. Uji Alkaloid : pereaksi mayer (endapan putih)
2. Uji Terpenoid : H2So4 pekat (endapan merah,ungu)
3. Uji Fenol : FeCl3 1% (endapan hijau,biru,ungu)

8
Uji Flavonoid
(endapan merah)

Uji Saponin
(terbentuknya busa )

2. Hasil pengamatan

Hasil Uji Fitokimia Tumbuhan A. ilicifolius A. spesiocum dan X. rumphii

Fitokimia
Spesies Organ

Alkaloid Saponin Flavonoid Terpenoid Fenol

A. ilicifolius Daun + ++ + + +

Buah + + + + +

Bunga + + - - +

Akar + + + + +

Kulit batang - + + + +

Daun dan kulit batang A. ilicifolius dimanfaatkan sebagai obat rematik. Penggunaan daun
jeruju ini dengan cara direbus dan diminum airnya sedangkan kulit batang A. ilicifolius dengan
cara ditumbuk dan dioleskan ke bagian tubuh yang sakit. Daun dan kulit batang pada A.
ilicifolius mengandung saponin, flavonoid dan terpenoid. Menurut Purnomo (2002) daun A.
ilicifolius dapat digunakan sebagai obat untuk menghilangkan rasa nyeri sendi atau
rematik karena daun mengandung saponin, flavonoid dan terpenoid yang berfungsi
sebagai antiinflamasi atau antiperadangan. Kandungan flavonoid berfungsi sebagai
antiinflamasi yang berfungsi untuk mengatasi nyeri sendi akibat proses peradangan
(Vickerydan Vickery , 1981). Menurut Fithriani (2009) peranan dari flavonoid yaitu
melancarkan peredaran darah seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada
pembuluh darah, mengandung anti inflamasi (anti radang), berfungsi sebagai antioksidan
dan membantu mengurangi rasa sakit analgesik. Masyarakat Desa Sungai Tekong memanfaatkan
akar A. ilicifolius untuk mengobati penyakit asma. Akar A. ilicifolius mengandung saponin
dan terpenoid (Tabel 2). Menurut Kokpol et al., (1984) saponin dan terpenoid
menunjukkan aktivitas antileukemia dan antiasma sehingga baik digunakan sebagai obat
kanker dan asma. Saponin dan terpenoid dapat merangsang pelebaran saluran
9
pernafasan. Daun jeruju (A. ilicifolius) dan buah nyirih labu (X. rumphii) digunakan untuk
mengobati sakit perut.

Buah A. ilicifolius dimanfaatkan untuk mengobati penyakit bisul. Daun muda A.


speciosum diiris kecil-kecil lalu dihaluskan dan ditempelkan pada bisul. Bunga dan buah A.
ilicifolius ditumbuk dan dioleskan pada bisul. Buah A. ilicifolius juga dapat diminum
dengan air fungsinya untuk membersihkan darah pada bisul. Daun muda A.
speciosum dan buah A. ilicifolius mengandung saponin, flavonoid dan fenol
sedangkan bunga mengandung flavonoid dan fenol. aponin, flavonoid dan fenol berfungsi
sebagai antibakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus penyebab
penyakit bisul dan jerawat. Akar A. ilicifolius digunakan sebagai penawar racun gigitan
ular. Akar tumbuhan ini mengandung flavonoid, saponin, alkaloid dan terpenoid yang
dapat menetralkan racun ular (Fithriani, 2009).

Saponin dan flavonoid. Berdasarkan penelitian Fithriani (2009) alkaloid, saponin


dan flavonoid berfungsi sebagai antibiotik, antibakteri dan antioksidan untuk mencegah
rusaknya sel-sel.

Masyarakat Desa Sungai Tekong memanfaatkan tumbuhan A. ilicifolius untuk


mengobati diabetes dengan cara merebus akar dan meminum airnya. Kandungan alkaloid,
flavonoid dan fenol pada akar tumbuhan A.ilicifolius mempunyai aktivitas antihipoglikemik
atau penurun kadar glukosa darah. Masyarakat Desa Sungai Tekong juga menggunakan
daun dan akar A. ilicifolius sebagai obat hipertensi dan hepatitis. Daun dan akar tumbuhan jeruju
mengandung flavonoid dan fenol. Menurut Robinson (1995) flavonoid dan fenol berfungsi
sebagai anti virus, antihipertensi dan memiliki efek pengobatan terhadap gangguan hati.
Flavonoid memiliki beragam fungsi dalam pengobatan diantaranya dapat berfungsi sebagai
antioksidan, antimikrobial, antikoagulan, anti hipertensi, antivirus, anti inflamasi dan
anti sariawan. Penelitian Khajure dan Rathod (2010), dapat digunakan untuk mengatasi
penyakit beri- beri, borok, hepatitis dan haematoma sedangkan bunga, daun dan akar
digunakan sebagai obat hepatitis dan diabetes.

10
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hutan Mangrove memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai penahan abrasi,
dan habitat alam bagi ikan air payau, bahkan untuk konsumsi masyarakat. Dewasa ini
banyak ditemukan potensi tanaman mangrove sebagai obat, salah satu diantaranya
tanaman jeruju ( Achanthus ilicifolius).
Acanthus ilicifolius tersebarDari India hingga Australia tropis, Filipina dan
Kepulauan Pasifik barat juga Terdapat di seluruh Indonesia. Tanaman ini hidup di daerah
pasang surut air laut, terutama pada daerah berlumpur. Tanaman ini cukup senang hidup
dekat dengan air asin atau payau, karena tahan terhadap salinitas air laut, namun tanaman
ini juga bisa hidup di air tawar. Acanthus Ilicifolius di Indonesia lebih dikenal dengan
sebutan Jeruju, sarimunte atau Kalli-kalli.
Jeruju (Acanthus ilicifolius) mempunyai senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai
antibakteri (Margaretha et al., 1999; Manilal et al., 2009).Serta mempunyai kandungan
metabolit, dengan komposisi kimia alkaloid flavonoid, asam lemak, steroid, lignan dan
komponen phenol, dan terpenoid (Wostmann dan Liebezeid, 2008)
Achantus ilicifolius dapat di manfaatkan sebagai obat. Adapun bagian-
bagiannya yang dimanfaatkan sebagai obat antara lain sebagai berikut : Buah
digunakan untuk “pembersih” darah serta mengatasi kulit terbakar. Daun mengobati
reumatik. Perasan buah atau akar kadang-kadang digunakan untuk mengatasi racun
gigitan ular atau terkena panah beracun. mengobati asma, diabetes, diuretic, hepatitis,
leprosy, neuralgia, penyakit kulit, sakit perut. sedangkan Resinnyadapat di
manfaatkan sebagai obat infertilitas, penyakit kulit, tumor, dan borok.

4.2 Saran
Hutan mangrove akhir – akhir ini banyak mengalami kerusakan akibat ulah
manusia, untuk itu seharusnyalah kita menjaga kelestarian hutan mangrove karena selain
hutan mangrove berperan penting dalam ekosistem laut, penahan abrasi dan pertahanan
garis pantai.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Purnobasuki,Hery.2004. Jurnal Potensi Mangrove Sebagai Tanaman Obat, surabaya:


Universitas Airlangga.
2. Anief, M. 2002. Ilmu Meracik Obat. Jakarta : UGM press.
3. Ditjen POM. 1995. Materia Medika Indonesia jilid IV. Jakarta : Trubus Agriwidya.
4. Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia ed.IV. Jakarta : Depkes RI.
5. Ditjen POM. 1986. Kodifikasi Peraturan Perundang-undangan Obat Tradisional.
Jakarta : Depkes RI.
6. Protobiont 2014 vol 3 Etnofarmakologi Tumbuhan Mangrove Achantus ilicifolius L.,
Acrostichum speciosum L. dan Xylocarpus rumphii Mabb. Di Desa Sungai Tekong
Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya
7. Robinson ,T, 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi,ITB Bandung

12

Anda mungkin juga menyukai