Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
3. Zona Bruguiera, umumnya didominasi oleh tanaman bakau jenisBruguiera spp. Pada
beberapa tempat sering dijumpai berasosiasi dengan jenis lain seperti Ceriops tagal. Salinitas
sedang. .
4. Zona Tumbuhan ini merupakan tumbuhan yang hidup pada zona menengah sampai belakang
pada ekosistem mangrove, yaitu daerah yang dipengaruhi pasang surut dan bisanya mendapat
pasokan air tawar lebih banyak.
5. Zona kering dan nipa. Pada zona ini salinitas airnya sangat rendah dan tanahnya keras serta
kurang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Daerah ini umumnya didominasi oleh
tumbuhan nipa (Nypa fruticans).
4
Dua sayap gagang daun yang berduri terletak pada tangkai. Permukaan daun halus, tepi
daun bervariasi: zigzag/bergerigi besar-besar seperti gergaji atau agak rata dan secara
gradual menyempit menuju pangkal. Unit & letak: sederhana, berlawanan. Bentuk: lanset
lebar. Ujung: meruncing dan berduri tajam. Ukuran: 9-30 x 4-12 cm.
b. Bunga
Mahkota bunga berwarna biru muda hingga ungu lembayung, kadang agak putih. Panjang
tandan bunga 10-20 cm, sedangkan bunganya sendiri 5-4 cm. Bunga memiliki satu pinak
daun penutup utama dan dua sekunder. Pinak daun tersebut tetap menempel seumur hidup
pohon. Letak: di ujung. Formasi: bulir.
c. Buah
Warna buah saat masih muda hijau cerah dan permukaannya licin mengkilat. Bentuk buah
bulat lonjong seperti buah melinjo. Ukuran: buah panjang 2,5- 3 cm, biji 10 mm.
5
Gambar 02. Morfologi Acanthus ilicifolius.
6
Masyarakat di pesisir pantai cukup akrab dengan tanaman satu ini, di tangan mereka
tanaman ini sering dimanfaatkan sebagai pengobatan herbal tradisional, bahkan mengolahnya
menjadi minuman herbal seperti teh. Rasa teh yang dihasilkan dari tanaman ini, hampir mirip
seperti teh hijau, hal ini dikarenakan adanya kandungan yang sama di dalam tanaman acanthus
dan tanaman daun teh.
Selain itu Jeruju (Acanthus ilicifolius) mempunyai senyawa bioaktif yang berpotensi
sebagai antibakteri (Margaretha et al., 1999; Manilal et al., 2009).Serta mempunyai kandungan
metabolit, dengan komposisi kimia alkaloid flavonoid, asam lemak, steroid, lignan dan komponen
phenol, dan terpenoid (Wostmann dan Liebezeid, 2008).
Achantus ilicifolius merupakan jenis mangrove sejati, bagian-bagian dari
mangrove ini dapat di manfaatkan sebagai obat. Adapun bagian -bagiannya yang
dimanfaatkan sebagai obart adalah sebagai berikut :
Buah ditumbuk dan digunakan untuk “pembersih” darah serta mengatasi kulit terbakar. Daun
mengobati reumatik. Perasan buah atau akar kadang-kadang digunakan untuk mengatasi racun
gigitan ular atau terkena panah beracun. Biji konon bisa mengatasi serangan cacing dalam
pencernaan. Pohon juga dapat digunakan sebagai makanan ternak.
Dalam sumber lain dinyatakan pula manfaat Achantus ilicifolius dapat mengobati asma,
diabetes, diuretic, hepatitis, leprosy, neuralgia, penyakit kulit, sakit perut. Sedangkan Resinya
dapat di manfaatkan sebagai obat infertilitas, penyakit kulit, tumor, dan borok.
7
BAB III
PEMBAHASAN
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Pengobatan tradisional (Undang-
Undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan) adalah pengobatan dan atau perawatan dengan
cara, obat dan pengobatannya yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun dan
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Selama ini pengetahuan tentang obat tradisional hanya diperoleh melalui informasi
masyarakat tetapi masih belum dieksplorasi. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang
bersifat kualitatif tentang penggunaan obat tradisional, sehingga nantinya obat tersebut
dapat digunakan secara aman dan efektif dan dapat dikembangkan dalam industri farmasi.
Dari jurnal yang didapat dengan judul “Etnofarmakologi Tumbuhan Mangrove Achantus
ilicifolius L., Acrostichum speciosum L. dan Xylocarpus rumphii Mabb. Di Desa Sungai
Tekong Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya”
1. Metode kerja
Pengambilan sampel
Sampel yang dalam kondisi yang baik dan utuh. Sampel
yang sudah diambil dimasukkan ke dalam kantong plastik
dan diuji kandungan fitokimianya.
Ekstraksi Sampel
Diekstraksi menggunakan pelarut air dengan
perbandingan 1:10. Proses ekstraksi dilakukan selama
1×24 jam.
Uji Fitokimia
1. Uji Alkaloid : pereaksi mayer (endapan putih)
2. Uji Terpenoid : H2So4 pekat (endapan merah,ungu)
3. Uji Fenol : FeCl3 1% (endapan hijau,biru,ungu)
8
Uji Flavonoid
(endapan merah)
Uji Saponin
(terbentuknya busa )
2. Hasil pengamatan
Fitokimia
Spesies Organ
A. ilicifolius Daun + ++ + + +
Buah + + + + +
Bunga + + - - +
Akar + + + + +
Kulit batang - + + + +
Daun dan kulit batang A. ilicifolius dimanfaatkan sebagai obat rematik. Penggunaan daun
jeruju ini dengan cara direbus dan diminum airnya sedangkan kulit batang A. ilicifolius dengan
cara ditumbuk dan dioleskan ke bagian tubuh yang sakit. Daun dan kulit batang pada A.
ilicifolius mengandung saponin, flavonoid dan terpenoid. Menurut Purnomo (2002) daun A.
ilicifolius dapat digunakan sebagai obat untuk menghilangkan rasa nyeri sendi atau
rematik karena daun mengandung saponin, flavonoid dan terpenoid yang berfungsi
sebagai antiinflamasi atau antiperadangan. Kandungan flavonoid berfungsi sebagai
antiinflamasi yang berfungsi untuk mengatasi nyeri sendi akibat proses peradangan
(Vickerydan Vickery , 1981). Menurut Fithriani (2009) peranan dari flavonoid yaitu
melancarkan peredaran darah seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada
pembuluh darah, mengandung anti inflamasi (anti radang), berfungsi sebagai antioksidan
dan membantu mengurangi rasa sakit analgesik. Masyarakat Desa Sungai Tekong memanfaatkan
akar A. ilicifolius untuk mengobati penyakit asma. Akar A. ilicifolius mengandung saponin
dan terpenoid (Tabel 2). Menurut Kokpol et al., (1984) saponin dan terpenoid
menunjukkan aktivitas antileukemia dan antiasma sehingga baik digunakan sebagai obat
kanker dan asma. Saponin dan terpenoid dapat merangsang pelebaran saluran
9
pernafasan. Daun jeruju (A. ilicifolius) dan buah nyirih labu (X. rumphii) digunakan untuk
mengobati sakit perut.
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hutan Mangrove memiliki banyak manfaat diantaranya sebagai penahan abrasi,
dan habitat alam bagi ikan air payau, bahkan untuk konsumsi masyarakat. Dewasa ini
banyak ditemukan potensi tanaman mangrove sebagai obat, salah satu diantaranya
tanaman jeruju ( Achanthus ilicifolius).
Acanthus ilicifolius tersebarDari India hingga Australia tropis, Filipina dan
Kepulauan Pasifik barat juga Terdapat di seluruh Indonesia. Tanaman ini hidup di daerah
pasang surut air laut, terutama pada daerah berlumpur. Tanaman ini cukup senang hidup
dekat dengan air asin atau payau, karena tahan terhadap salinitas air laut, namun tanaman
ini juga bisa hidup di air tawar. Acanthus Ilicifolius di Indonesia lebih dikenal dengan
sebutan Jeruju, sarimunte atau Kalli-kalli.
Jeruju (Acanthus ilicifolius) mempunyai senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai
antibakteri (Margaretha et al., 1999; Manilal et al., 2009).Serta mempunyai kandungan
metabolit, dengan komposisi kimia alkaloid flavonoid, asam lemak, steroid, lignan dan
komponen phenol, dan terpenoid (Wostmann dan Liebezeid, 2008)
Achantus ilicifolius dapat di manfaatkan sebagai obat. Adapun bagian-
bagiannya yang dimanfaatkan sebagai obat antara lain sebagai berikut : Buah
digunakan untuk “pembersih” darah serta mengatasi kulit terbakar. Daun mengobati
reumatik. Perasan buah atau akar kadang-kadang digunakan untuk mengatasi racun
gigitan ular atau terkena panah beracun. mengobati asma, diabetes, diuretic, hepatitis,
leprosy, neuralgia, penyakit kulit, sakit perut. sedangkan Resinnyadapat di
manfaatkan sebagai obat infertilitas, penyakit kulit, tumor, dan borok.
4.2 Saran
Hutan mangrove akhir – akhir ini banyak mengalami kerusakan akibat ulah
manusia, untuk itu seharusnyalah kita menjaga kelestarian hutan mangrove karena selain
hutan mangrove berperan penting dalam ekosistem laut, penahan abrasi dan pertahanan
garis pantai.
11
DAFTAR PUSTAKA
12