Anda di halaman 1dari 2

BACKGROUND

Early Demand for Theory

Pada tahun 1970 an peneliti melakukan penelitian atas efek akuntansi atas investasi modal, terutama
pada harga saham dan penjualan saham/ volume pembelian. Namun, investor masih bingung dalam
membuat keputusan untuk menentukan jual dan beli saham. Penelitian ini bergantung pada Efficient
Markets Hypothesis (EMH). EMH bergantung pada asumsi pasar yang sempurna seperti informasi yang
tersedia secara bebas, biaya transaksi nol, tidak ada pajak dan tidak ada kontrol monopoli. Asumsi EMH
yang ketat mengartikan bahwa peneliti pasar modal tidak bisa selalu menjelaskan mengapa harga saham
tidak segera merespon informasi akuntansi seperti yang telah diprediksi. Oleh karena itu, peneliti
membuat beberapa pengamatan untuk mengembangkan teori positif akuntansi yaitu banyak
perusahaan menyediakan laporan akuntansi secara gratis, perusahaan melakukan lobi berkaitan dengan
standar akuntansi, perusahaan membuat pola yang konsisten, dan perusahaan cenderung menggunakan
metode konservatif.

CONTRACTING THEORY

Perusahaan sebagai nexus (penghubung) dari hubungan kontraktual antara pemasok dan konsumen
faktor – faktor produksi. Karena jika individu melakukan transaksi secara individual akan mengkonsumsi
biaya kontrak yang besar dibandingkan jika dia melakukan kontrak terhadap konsumen melalui
perusahaan. Misalnya seorang individu melakukan kontrak penyewaan atau penjualan air, tanah, tenaga
kerja, etc. Teori akuntansi positif berfokus pada 2 jenis kontrak yaitu management contracts dan debt
contracts.

AGENCY THEORY

Teori keagenan adalah sebuah teori yang menggambarkan hubungan kontrak principal kepada agen agar
agen melakukan kehendak yang diinginkan oleh principal. Ada 3 biaya yang terjadi pada keagenan yaitu
monitoring cost, bonding cost and residual cost. Ex post settling up merupakan pemberian upah di tiap
periode untuk agen, pemberian upah ini berdasarkan tingkat kinerja agen di tiap periode. Jika kinerjanya
baik maka upahnya akan lebih tinggi dibandingkan jika saat kinerjanya menurun. Di dunia nyata,
perlindungan harga dan settling up tidak sempurna atau lengkap. Para agen merasa bahwa mereka tidak
akan sepenuhnya dihukum karena perilaku mereka yang berbeda. Mereka memiliki insentif untuk
bertindak secara oportunistik. Hal ini dapat meningkatkan residual cost dan ditanggung oleh prinsipal
atau agen.

PRICE PROTECTION AND SHAREHOLDER/ MANAGER AGENCY PROBLEMS

Pemisahan kepemilikan dan kontrol dapat menyebabkan manager bertindak untuk kepentingannya
sendiri karena manager akan rugi lebih kecil jika dia melakukan perilaku disfungsional. Semakin kecil
kepemilikan manajer dalam perusahaan, maka semakin besar kemungkinan manajer untuk
mengkonsumsi penghasilan tambahan dan manfaat lainnya secara berlebihan. Price Protection dalam
hal ini menjadi dua bentuk. Ketika owner-manager menjual sebagian interest perusahaannya, investor
membayar saham yang mereka pikir layak. Harga ini menggabungkan diskon untuk mengembangkan
harapan manajer untuk mengkonsumsi lebih banyak manfaat pada pekerjaan daripada kepentingan
investor. Manager merupakan pihak yang memiliki insentif terhadap kontrak agar tindakan mereka
dimonitor, dan membatasi tindakan mereka yang dapat mengurangi nilai perusahaan. Perbedaan insentif
ini menyebabkan masalah yang spesifik yaitu risk-aversion problem, dividen-retention problem, dan
horizon problem. Contracting can be used to reduce the severity of these problems : manager
remuneration is usually tied to firm performance in some way to motivate managers to act in the
shareholders interest; performance can be related to accounting numbers such as sales, profits, return
on assets, net asset growth, cash flow, etc ; performance can be related to the firm’s share price.

SHAREHOLDER-DEBTHOLDER AGENCY PROBLEMS

In this context, the manager is assumed to be either the sole owner of the firm, or has interests that are
totally aligned with the interests of the shareholders. Firm value is the value of debt plus the value of
equity The value of equity can be increased by either increasing the value of the firm (efficient
contracting) or transferring wealth away from debtholders (opportunistic behaviour). Varieties of
opportunistic behaviour are excessive dividend payments, asset substitution, underinvestment, and
claim dilution. Lenders will price protect through interest rates, the withholding of funds and the length
of the loan. The interests of shareholders can be bonded to those of debtholders via restrictions in
lending agreements.

EX POST OPPORTUNISM VERSUS EX ANTE EFFICIENT CONTRACTING

Ex post opportunism occurs when, once a contract is in place, agents take actions that transfer wealth
from principals to themselves. Ex ante efficient contracting occurs when agents take actions that
maximise the amount of wealth available to distribute between principals and agents.

SIGNALLING THEORY

Dalam perspektif ini, manajer secara sukarela memberikan informasi kepada investor untuk membantu
pengambilan keputusan. Berdasarkan perspektif informasi, informasi akuntansi memprediksi arus kas
dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Berdasarkan perspektif kontrak efisien, akuntansi mencerminkan
arus kas yang berubah yang mempengaruhi perusahaan. Menurut signalling theory, jika manajer
mengharapkan tingkat pertumbuhan yang tinggi di masa depan, maka mereka akan mencoba untuk
memberitahukannya kepada investor.

POLITICAL PROCESSES

Teori akuntansi positif juga membuat model proses politik yang melibatkan hubungan antara perusahaan
dan pihak-pihak lain yang tertarik pada perusahaan, seperti pemerintah, serikat buruh dan kelompok
masyarakat. Perbedaan utama antara pasar politik dan pasar modal pada umumnya adalah kuragnya
permintaan, dan karena itu maka insentif akan lebih kecil, untuk memproduksi informasi dalam pasar
politik. Analisis ekonomi menyarankan bahwa hal ini merupakan hasil dari manfaat marjinal yang lebih
rendah untuk individu dalam proses politik.

Anda mungkin juga menyukai