Anda di halaman 1dari 4

TUGAS FARMAKOTERAPI

(STUDI KASUS DIABETES MELITUS TIPE 2)

NAMA : THERESIA A.K. WILLI

NIM : 154111068

PRODI : FARMASI

KELAS :B

SEMESTER : VI

KELOMPOK : 7

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CITRA HUSADA MANDIRI

KUPANG

2017/2018
SOAL

Tn R.K (57 thn) DM tipe 2, pertama didiagnosa 2 tahun lalu. BB = 110kg, TB = 172cm.
Riwayat minum alkohol 2thn lalu. MRS dengan keluhan bengkak pada kaki, tangan, dan wajah
serta sesak. Hasil pemeriksaan TD = 168/100mmHg, proteinuria (+), BUN 14mg/dL, serum
kreatinin 1,2 mg/dL, elektrolit normal, albuminuria dengan laju 250mg/hari. Tx DM
Glucophage 2x850mg, Amaryl 3mg 1-1-0, dan Onglyza 5mg 1ddI. Bagaimana pharm care pada
pasien ini?

JAWAB

Subjective

1) Bengkak pada kaki, tangan dan wajah


2) Sesak Nafas

Objective

1) TD : 168/100 mmHG
2) Proteinuria (+)
3) BUN (Blood Urea Nitrogen) 14 mg/dl
4) Serum Kreatinin 1,2 mg/dl
5) Elektrolit normal
6) Albuminuria dengan laju 250 mg/hari

Assessment

1) TD : 168/100 mmHg (Tinggi)


Terkontrol jika 130/80 mmHg
2) Proteinuria (+), identik dengan penyakit ginjal kronis dan hipertensi.
Penyakit Diabetes dapat merusak fungsi utama ginjal terutama nefron dalam melakukan
penyaringan zat sisa metabolisme yang akan dibuang. Untuk dapat bekerja dengan baik,
nefron memerlukan asupan oksigen dan darah bersih yang cukup dari pembuluh arteri
yang ada pada ginjal. Pada penderita diabetes, kadar glukosa yang ada dalam darah
melebihi batas normal sehingga bisa melukai dan akhirnya merusak pembuluh darah
kapiler yang ada pada ginjal. Akibatnya, nefron akan mengalami kekurangan asupan
oksigen dan darah bersih. Darah kotor yang ada dalam tubuh tidak dapat tersaring
sempurna. Hal ini mengganggu metabolime tubuh secara keseluruhan karena akan terjai
penumpukan cairan dan garam yang tidak bisa disaring oleh ginjal. Tingginya kadar
garam dalam tubuh akan berakibat pada komplikasi lain yaitu hipertensi
3) BUN 14 mg/dL
Terkontrol : 5-25 mg/dL
4) Serum kreatinin 1,2 mL/dL
Terkontrol : 0,6-1,3 mL/dL
5) Albuminuria 250 mg/hari (Tinggi)
Normal : 150 mg/24 jam
Albumin adalah protein utama yang terdapat dalam darah, sehingga albuminuria disebut
juga proteinuria. Albuminuria adalah suatu kondisi dimana urin mengandung protein
albumin yang banyak akibat kerusakan yang terjadi pada ginjal. Normalnya albumin dan
protein lain merupakan zat yang masih diperlukan oleh tubuh sehingga tidak
dikeluarkan. Namun ketika ginjal mengalami kerusakan dalam menyaring, maka protein
dari darah dapat bocor ke dalam urin. Jika tidak terkontrol maka dapat menyebabkan
kerusakan ginjal yang lebih parah.

Planing

 Action
1) Ganti terapi DM dengan insulin basal (hanya selama di RS)
Insulin Basal  Lantus 10 unit pada malam hari.
Untuk pengobatan dirumah tetap menggunakan Glucophage ditambah dengan
insulin basal sementara terapi obat lainnya dapat dihentikan.
Pasien sudah menjalani terapi 3 kombinasi obat namun bukannya kadar gula darah
yang terkontrol tetapi muncul gejala lain yang mengarah pada Ginjal Kronis dan
Hipertensi sehingga terapi DM diganti meskipun masa terapi baru 2 tahun.
2) Untuk Ginjal Kronis dapat diberikan Antibiotik Ciprofloxasin 750 mg 1-0-1.
(ditambahkan ranitidine 150mg 2xsehari jika mengalami efek samping GI)
3) Untuk hipertensi dapat diberikan lisinofil 10mg, 1 x sehari pada malam hari.
 Monitoring
1) Monitoring tekanan darah sudah terkontrol atau belum ( TD terkontrol : 130/80
mmHg)
Monitoring ESO Captopril (batuk kering)
Monitoring interksi Captopril dengan Ciprofloxasin/Glucophage
2) Monitoring gejala dan tanda Ginjal Kronis, apakah sudah berkurang atau belum 
lakukan pemeriksaan urin (Proteinuria dan Albuminuria)
Monitoring ESO Ciprofloxasin
Monitoring interaksi antara Ciprofloxasin dan Glocophage
3) Monitoring gula darah
Monitoring ESO glucophage
Monitoring interaksi obat glucophage dan insulin basal dengan lisinofil dan
ciprofloxasin.
4) Terapi tambahan seperti berolahraga, diet, serta pembatasan asupan protein dan
pengendalian kadar gula darah.

Anda mungkin juga menyukai