Anda di halaman 1dari 11

Jurnal ILMU DASAR Vol. 12 No.

1, Januari 2011 : 103 - 113 103

Studi Aktivitas Katalis Ni(II)/H5NZA dan Co(II)/H5NZA pada Perengkahan


Katalitik Metil Ester Jatropha

Study of the Activity of Ni/H5-NZA Catalyst and Co(II)/H5NZA


to Catalytic Cracking Methyl Ester Jatropha
Novita Andarini
Jurusan kimia FMIPA Universitas Jember

ABSTRACT

The catalytic activity of H5NZA, Ni/H5NZA and Co/H5NZA converting methyl ester jatropha have been
studied. The reaction was proceeded in flow fixed bed reactor that operated at the temperature of 450 oC for 60
minutes using butanol as the catching-feed. The catalysts were prepared by acidifying of natural zeolite using
HF 1%, HCl 6 M and NH4Cl 0.1 M), it was then hydrothermally treated and calcinated with nitrogen. Finally, it
is oxidized and impregnated by ion nickel and cobalt (2% w/w). Meanwhile, the methyl ester jatropha as feed
stocks was prepared by reacting a jatropha oil with sodium methoxy. The catalytic process was done by placing
a catalyst on the flow fixed bed reactor at the temperature of 450oC and flowing a methyl ester and butanol to the
reactor for 60 minutes with a fixed flow rate. A liquid fraction have been produced and were then characterized
using GC. The maximum percentage conversion of methyl ester was found to be 94.6891% using catalyst of
zeolite acid H5NZA which were indicated by a reduction signal of the original methyl ester. The selectivity of
this catalyst was performed by the specific product on the retention time of <2.5 minutes. The modified catalysts
which were impregnated by the ion Ni and Co shown their selectivity on range of retention time of 2.5-5.0 and
5.0-10 minutes respectively.

Keywords : Methyl ester jatropha, catalyst, zeolite, impregnation, Nickel and Cobalt

PENDAHULUAN yang dihidroksilasi dengan C-18 dan 1 ikatan


rangkap, mengandung asam risinoleat kira-kira
Jarak pagar (Jatropha curcas) berpotensi 90% dari komposisi asam lemak, produk yang
menghasilkan minyak nabati. Setiap 12,5 seragam dan relatif tetap tinggi untuk bahan
tonnya memiliki kandungan minyak sekitar yang terjadi secara alami. Minyak jarak tidak
1.900 liter, karena biji maupun kulit buah jarak beracun, bersifat biodegradasi, dan merupakan
sama-sama memiliki kandungan minyak, yaitu sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
masing-masing 33% dan 50%. Gugus hidroksil dalam minyak jarak
Minyak jarak merupakan salah satu anggota mempunyai sifat-sifat fisik: viskositas relatif
dari golongan lipid, yaitu lipid netral. Biji jarak tinggi, gaya berat spesifik, kelarutan dalam
mengandung 40–50% minyak jarak (oleum alkohol pada berbagai perbandingan cukup
ricini, kastrooli) yang mengandung bermacam- tinggi, dan kelarutan terbatas dalam pelarut
macam trigliserida, asam palmitat, asam petroleum yang bersifat nonpolar. Kandungan
risinoleat, asam isorisinoleat, asam oleat, asam kimia dalam minyak jarak terdiri dari gugus
linoleat, asam linolenat, asam stearat, dan asam ester, ikatan rangkap, dan gugus hidroksil.
dihidroksistearat. Biji jarak mengandung Gugus ester, ikatan rangkap, dan gugus
alkaloida risinin, beberapa macam toksalbumin hidroksil dalam minyak jarak menyediakan
yang dinamakan risin (risin D, risin asam, dan situs reaksi sehingga berpotensi membentuk
risin basa), dan beberapa macam enzim senyawa-senyawa turunan minyak jarak yang
diantaranya lipase. Komposisi asam lemak mempunyai sifat-sifat mirip dengan fraksi
yang terdapat pada minyak jarak pagar bensin sehingga minyak jarak (J. curcas L.)
(Jatropha curcas L.) ditunjukkan pada Tabel 1 dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif
Minyak jarak (J. curcas L.) memiliki ciri pengganti bensin (www.groshea.com). Minyak
khas yang unik antara lemak dan minyak, jarak memiliki struktur α trigliserida yang
antara lain minyak jarak memiliki asam lemak ditunjukkan Gambar 1 serta Tabel 1.
104 Studi Aktivitas Katalis …………………..(Novita Andarini)

Tabel 1. Komposisi asam lemak pada minyak jarak pagar (Jatropha curcas L.)

Jenis Asam Lemak Rumus Molekul Komposisi (%)


Asam lemak jenuh:
asam miristat C13H27COOH 0.0-0.1
asam palmitat C15H31COOH 14.1-15.3
asam stearat C17H35COOH 3.7-9.8
asam arachidat C19H39COOH 0.0-0.3
asam behenat C21H43COOH 0.0-0.2
Asam lemak tak jenuh:
asam palmitoleat C15H29COOH 0.0-1.3
asam oleat C17H33COOH 34.3-45.8
asam linoleat C17H31COOH 29.0-44.2
asam linolenat C17H29COOH 0.0-0.3
Sumber: Giibitz et al. dalam Manurung (2005).

H2C O C (CH2)16 CH3


O

H2C O C (CH2)7CH CH(CH2)7CH3


O

H3C O C (CH2)7CH CHCH2CH CH(CH2)4CH3

Gambar 1. Struktur umum dari minyak jarak.

Minyak jarak dapat diolah menjadi senyawa Keuntungan zeolit sebagai pengemban ini
fraksi bahan bakar cair dengan menggunakan dikarenakan zeolit mempunyai struktur berpori,
dua cara, yaitu: pirolisis dan perengkahan mempunyai luas permukaan yang tinggi,
katalitik. Perengkahan katalitik sangat harganya murah, serta mudah diperoleh.
menguntungkan karena tidak membutuhkan Pengembanan logam transisi pada zeolit
suhu yang terlalu tinggi (Nurcahyo 2005). mempunyai tujuan untuk memperbanyak
Menurut Ma (1999), Pioch et al. telah jumlah situs aktif (active site). Keadaan seperti
mempelajari perengkahan katalitik minyak ini diharapkan pada saat proses konversi,
nabati menjadi biofuel yang menghasilkan kontak antara reaktan dengan katalis
lebih banyak fraksi biogasoline daripada fraksi diharapkan akan semakin besar, sehingga
biodiesel. Pada suhu 450°C, perengkahan reaksi akan berjalan dengan cepat dan produk
minyak nabati dengan katalis SiO2/Al2O3 lebih cepat terbentuk. Adapun tujuan lain
banyak menghasilkan fasa gas, cair dan padat digunakannya pengembanan ion logam adalah
dengan berat molekul yang lebih rendah untuk mengatur jumlah logam yang dibutuhkan
daripada perengkahan minyak bumi. Sang dan meningkatkan aktivitas katalis agar dapat
(2003) melakukan perengkahan katalitik bekerja dengan baik (Anderson & Boudart
terhadap metil ester palm oil dengan katalis 1981).
zeolit mikromesopori pada suhu 450°C Penggunaan zeolit alam yang telah
menghasilkan fraksi biogasoline sebesar 48% diaktivasi dan dimodifikasi ion logam Ni (II)
b/v. dan Co (II) sebagai katalis untuk perengkahan
Zeolit alam dapat digunakan sebagai bahan minyak jarak dipelajari dalam penelitian ini.
pengemban logam aktif untuk katalis. Zeolit
alam di Indonesia banyak mengandung silika METODE
alumina amorf dan kristal mordenit, yang
dengan cara aktivasi dan modifikasi zeolit akan Pembuatan katalis H5NZA
mempunyai aktivitas kerja yang baik untuk Zeolit alam dari PT. Prima Zeolita, Wonosari,
proses perengkahan (Trisunaryanti et al. 1996). Yogyakarta, dibersihkan kemudian dihaluskan
Jurnal ILMU DASAR Vol. 12 No. 1, Januari 2011 : 103 - 113 105

hingga diperoleh serbuk, selanjutnya dikalsinasi 500oC selama 3 jam. Pada proses kalsinasi, sampel
dengan mengalirkan gas nitrogen pada suhu 500оC katalis ditempatkan dalam reaktor aktivasi dan
selama 4 jam. Proses selanjutnya adalah dipanaskan pelan-pelan hingga suhu 500oC sambil
mengoksidasi zeolit dengan gas oksigen pada suhu dialiri gas nitrogen. Setelah suhu mencapai 500oC,
400оC selama 1,5 jam sehingga diperoleh zeolit NZ. dipertahankan selama 3 jam, dilanjutkan dengan
Setelah itu zeolit NZ direndam dalam larutan HF 1% proses oksidasi dengan cara mengalirkan gas
dengan perbandingan volume 1:2 dalam gelas oksigen, suhu 500oC selama 2 jam sehingga
beaker selama 10 menit pada suhu kamar. Kemudian diperoleh katalis Ni(II)/H5NZA dan Co(II)/H5NZA.
disaring dan dicuci berulang-ulang dengan akuades
sampai pH 6. Endapan NZ kemudian direfluks Uji aktivitas katalis
dengan menggunakan HCl 6M selama 30 menit pada Sampel katalis sebanyak 4 gram dimasukkan ke
suhu 90ºC sambil diaduk dengan pengaduk. Setelah dalam kolom reaktor perengkah sistem flow fixed-
itu dilanjutkan dengan penyaringan dan pencucian bed dan 7,5 mL sampel minyak jatropha yang telah
dengan akuades hingga pH 6, kemudian dikeringkan diesterkan (metil ester jatropha) dimasukkan ke
dan dihaluskan. Proses selanjutnya adalah dalam reaktor umpan. Pemanas kolom ( furnace )
penambahan NH4Cl 1M ke dalam zeolit kemudian reaktor, tempat katalis dan umpan ester jatropha
dipanaskan pada suhu 90ºC selama 3 jam setiap hari (feedstocks) dipanaskan hingga temperatur 450oC
selama satu minggu sambil diaduk setiap satu jam dengan mengatur regulator tegangan. Selanjutnya
selama pemanasan. Setelah itu, disaring dan dicuci gas nitrogen dialirkan pelan-pelan dengan kecepatan
dengan akuades hingga pH 6, kemudian dikeringkan alir ± 5 mL/detik bersama 5 ml uap umpan
dan dihaluskan. Selanjutnya dipanaskan pada suhu pancingan (butanol) sehingga melewati ester
500ºC selama 4 jam dalam kolom lalu didinginkan jatropha dan katalis. Selama proses perengkahan
kembali sehingga diperoleh katalis NZA. berlangsung botol penampung produk dan selang
Katalis NZA kemudian diberi perlakuan dari pipa kaca ulir didinginkan dengan pendingin es
hidrotermal selama 5 jam dengan suhu 500°C, dan garam. Proses reaksi dilakukan selama 1 jam,
kemudian dikalsinasi dengan dialiri gas nitrogen setelah itu produk atau organic liquid product
selama 3 jam pada suhu 500ºC dan dilanjutkan (OLP) dianalisis dengan menggunakan GC.
dengan oksidasi menggunakan gas oksigen selama 2
jam pada suhu 400ºC hingga diperoleh katalis HASIL DAN PEMBAHASAN
H5NZA
Rasio Si/Al katalis
Pembuatan katalis Ni(II))/H5NZA dan Kandungan utama kristal zeolit alam Wonosari
Co(II)/H5NZA
Pembuatan katalis Ni(II))/H5NZA dan
adalah modernit dengan ratio Si/Al 4,06
Co(II)/H5NZA dilakukan dengan cara pengembanan (Trisunaryanti 2005). Zeolit dengan
kation Ni2+ dan Co2+ dalam katalis melalui proses kandungan Al yang tinggi kurang stabil
impregnasi dengan metode semi basah, yaitu dengan terhadap temperatur tinggi. Proses perengkahan
cara mencampur katalis H5NZA dengan larutan katalitik biasanya dilakukan pada suhu yang
NiSO4.6H2O untuk memperoleh katalis relatif tinggi, oleh karena itu diperlukan
Ni(II)/H5NZA dan Co(NO3)2.6H2O untuk meperoleh serangkaian proses untuk dapat meningkatkan
katalis C0(II)/H5NZA pada suhu 90oC sambil diaduk ratio Si/Al dengan cara aktivasi dan modifikasi
sampai terbentuk serbuk. Setelah selesai, sampel
zeolit alam melalui perlakuan asam dan
katalis dikalsinasi dengan gas nitrogen pada suhu
hidrotermal.

15
13.35

12
Rasio Si/Al

6
4.06

0
Zeolit Alam H5NZA
Jenis Zeolit

Gambar 2. Histogram rasio Si/Al zeolit.


106 Studi Aktivitas Katalis …………………..(Novita Andarini)

0.75
Ni Co

0.5933

Konsentrasi Ni(II) dan Co(II) (% b/b)


0.50

0.25

0.1336

0.00
A B
Jenis Katalis

Gambar 3. Histogram konsentrasi Ni(II) dan Co(II) terimpregnasi.

Berdasarkan Gambar 2 dapat dijelaskan faktor jari-jari ion. Kation Ni(II) yang memiliki
bahwa ratio Si/Al meningkat setelah jari-jari 69 pm yang relatif lebih kecil
mengalami perlakuan asam dan hidrotermal dibandingkan dengan jari-jari Co(II) yang
menjadi 13,35. Peningkatan ratio Si/Al terjadi memiliki jari-jari 72 pm lebih mudah berdifusi
karena proses dealuminasi yaitu proses kedalam rongga pori H5NZA untuk berikatan
pelepasan Al dari dalam kerangka zeolit keluar dengan Al dalam kerangka H5NZA.
kerangka zeolit (Al2O3). Pada umumnya Gambar 4 menunjukkan terjadinya
peristiwa dealuminasi juga diikuti juga dengan pertukaran ion saat proses impregnasi. Saat
peristiwa dekationisasi dan penurunan ukuran terjadi proses pertukaran ion tidak terjadi
pori serta meningkatkan kestabilan struktur perubahan ratio Si/Al karena adanya stabilitas
kerangka. Kestabilan struktur kerangka inilah struktur kerangka H5NZA yang tinggi.
yang menjadi salah satu faktor H5NZA untuk
digunakan sebagai katalis sekaligus pengemban Keasaman katalis
logam yang dapat menambah aktivitas dan Tingkat keasaman katalis menggambarkan
selektivitas dalam perengkahan katalitik. banyaknya jumlah situs asam Bronsted dan
asam Lewis. Pengukuran tingkat keasaman
Pengembanan Ni(II) dan Co(II) dalam dilakukan dengan menggunakan metode
H5NZA gravimetri. Metode gravimetri dilakukan
Masing-masing ion logam Ni(II) dan Co(II) berdasarkan selisih berat sesudah dan sebelum
diembankan ke dalam H5NZA untuk mengadsopsi gas amonia. Jadi keasaman
meningkatkan kinerja katalis. Pengembanan diukur berdasarkan jumlah gas amonia yang
logam dilakukan dengan metode impregnasi teradsorpsi pada permukaan katalis dalam
semi basah dan hasil impregnasi dengan ion setiap berat katalis yang akan diukur
logam diukur dengan spektroskopi serapan keasamannya.
atom. Berdasarkan Gambar 3 yang disajikan Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat bahwa
dapat dilihat bahwa ion logam yang dengan mengimpregnasikan ion logam ke
terimpregnasi sangat kecil dibandingkan dalam katalis H5NZA dapat meningkatkan
dengan konsentrasi total yang diimpregnasikan keasaman katalis. Hal ini dapat dipahami
yaitu 2% b/b. Hal ini dapat dipahami karena karena ion logam Ni(II) dan Co(II) merupakan
rendahnya konsentrasi Al yang bermuatan asam Lewis, sehingga akan menambah jumlah
parsial negatif dalam struktur kerangka situs asam. Pengaruh keasaman pada katalis
mengakibatkan kecilnya interaksi Ni(II) dan yang terimpregnasi oleh ion Co(II) lebih besar
Co(II). dibandingkan ion logam Ni(II), hal ini dapat
Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa Ni(II) dilihat bahwa dengan konsentrasi ion logam
yang terimpregnasi lebih besar dibandingkan yang lebih rendah meningkatkan keasaman
dengan Co(II), hal ini dimungkinkan karena yang lebih tinggi.
Jurnal ILMU DASAR Vol. 12 No. 1, Januari 2011 : 103 - 113 107

Ca2+ Ca2+
+
H
O O O O O -O O O O O O O O - O O O O -O O
Al- Si Si Si Al Si Si Si Al- Si Si Si Al Si Si Si Al Si
O OO O O O O OO O O O O O O O O O O O O OO O O OO O O O O OO O O O

+
Ni2+ Co2+

Ni2+ Co2+
+
H

O O O O O -O O O O O O O O - O O O O -O O
Al- Si Si Si Al Si Si Si Al- Si Si Si Al Si Si Si Al Si
O O O O O O O OO O O O O O O O O O O O O OO O O OO O O O O OO O O O

+
2Ca2+
Gambar 4. Subtitusi kation NI(II) dan Co(II) dalam H5NZA.

1.6 1.5233
1.3755
Keasaman (mmol/g)

1.2

0.8815

0.8

0.4

0
H5NZA 0.5933Ni 0.1336Co
Konsentrasi Ni(II)Co(II) Terimpregnasi (% b/b)

Gambar 5. Histrogram hubungan konsentrasi Ni(II) dan Co(II) terhadap keasaman.

Hal ini dimungkinkan karena pada yang tinggi merupakan syarat untuk
pertukaran ion logam Ni(II) pada katalis memperoleh aktivitas yang tinggi. Distribusi
H5NZA, menghasilkan ion Ni(II) yang ukuran pori menggambarkan banyaknya pori
terimpregnasi besar sehingga ada kemungkinan pada daerah mikropori, mesopori maupun
juga ioh H+ juga tersubtitusi oleh ion logam makropori. Ukuran pori menjadi hal yang
Ni(II). Sedangkan pada ion logam Co(II) penting karena dapat menyebabkan tahanan
rendah dan dimungkinkan subtitusi ion H+ juga difusi yang mempengaruhi mudahnya reaktan
sedikit. Oleh sebab itu pada Ni(II)/H5NZA situs masuk ke sisi aktif dan kemudahan pelepasan
asam Bronstednya berkurang sehingga total produk. Hal ini dapat mempengaruhi laju dan
keasamannya lebih rendah dibanding selektivitas reaksi.
Co(II)/H5NZA. Semakin banyak pori, maka luas permukaan
spesifik meningkat. Volume total pori katalis
Luas permukaan spesifik, frekuensi pada umumnya juga meningkat. Volume total
distribusi pori dan volume total pori pori menggambarkan jumlah volume
Luas permukaan pori spesifik didefinisikan keseluruhan pori katalis yang terdistribusi pada
sebagai luas permukaan katalis yang terdapat daerah mikropori, mesopori maupun
dalam satuan berat katalis. Luas permukaan makropori.
108 Studi Aktivitas Katalis …………………..(Novita Andarini)

100 95.704556

Luas Permukaan Spesifik (m2/g)


75

50

27.852890
25
9.836825

0
H5NZA 0.5933Ni 0.1336Co
Jenis Katalis

Gambar 6. Histogram pengaruh konsentrasi Ni(II) dan Co(II) terimpregnasi terhadap luas
permukaan spesifik.

Gambar 7. Distribusi ukuran pori katalis.

Sebagaimana dalam Gambar 6 dapat dilihat besar dibandingkan pada Co(II)/H5NZA karena
bahwa pengembanan ion logam pada katalis ion logam yang terimpregnasi lebih banyak.
H5NZA menyebabkan penurunan luas Sedangkan peningkatan rata-rata jejari pori
permukaan spesifik. Impregnasi ion logam juga pada katalis yang terimpregnasi ion logam
menurunkan volume total pori dan karena terjadi penurunan pada distribusi ukuran
meningkatkan rata-rata jejari pori seperti pori di daerah mikropori dibandingkan
nampak dalam Tabel 2. Penurunan volume makropori. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 7
total pori dan peningkatan rata-rata jejari pori yang menunjukkan penurunan pori yang tinggi
sebanding dengan penurunan luas permukaan di daerah mikropori yang terlihat jelas
spesifik katalis. penurunannya pada katalis Ni(II)/H5NZA
Penurunan volume total pori mungkin karena besarnya konsentrasi Ni(II) pada katalis
disebabkan oleh ion logam yang masuk ke Ni(II)/H5NZA .
dalam pori sehingga menutup pori-pori katalis
atau mengurangi volume pori pengemban. Hal Transesterifikasi minyak jarak
ini dapat dilihat pada Gambar 7 yang Minyak jarak diperoleh dengan cara ekstraksi
menunjukkan terjadinya penurunan jumlah pori mekanik yaitu mengepres tepung daging buah
setelah katalis H5NZA terimpregnasi ion biji jarak hingga minyak jarak terpisah.
logam. Penurunan luas permukaan spesifik dan Sebelum proses ekstraksi, biji jarak terlebih
volume total pori pada Ni(II)/H 5NZA lebih dulu dipecah untuk mendapatkan daging buah.
Jurnal ILMU DASAR Vol. 12 No. 1, Januari 2011 : 103 - 113 109

Tabel 2. Hubungan luas permukaan spesifik, rata-rata jejari pori, volume total pori.

Luas Permukaan SpesifikRata-rata Jejari PoriVolume Total Pori


No. Jenis Katalis
(m2/g) (Å) (10-3 cm3/g)
1. H5NZA 95.704556 11.408656 54.593017
2. Ni(II)/ H5NZA 9.836825 20.679522 10.171042
3. Co/H5NZA 27.852890 17.471894 24.332137

+
Na
-
CH3OH + NaOH CH3O +
O
H H+
O- O-
H2C O C C15H31 H2C O C C15H31
O O OCH3
H33C17 C O CH CH3O- H33C17 C O CH
O O
H31C17 C O CH2 H31C17 C O CH2

O-
H2C O C C15H31 H2C O-
O OCH3 O
O
H33C17 C O CH H33C17 C O CH + C C15H31
O O H3CO

H31C17 C O CH2 H31C17 C O CH2

H2C O- H2C OH
O +
Na O
H33C17 C O CH + H33C17 C O CH + NaOH
O
O H +
H O
H31C17 C O CH2 H31C17 C O CH2

Gambar 8. Mekanisme transesterifikasi minyak jarak (J. curcas L.) dengan metanol menggunakan
katalis NaOH.

Setelah itu daging buah biji jarak dioven pada Ma 1999) dan reaksi yang terjadi merupakan
suhu 105оC untuk menguapkan air yang reaksi kesetimbangan (Demirbas 2002).
terkandung di dalamnya. Minyak yang Menurut Eckey (1956) dalam Ma (1999),
diperoleh merupakan ekstrak kasar karena mekanisme transesterifikasi yang dikatalisis
tidak dilakukan pemurnian. oleh basa alkoholik berlangsung melalui tiga
Ekstrak kasar minyak jarak selanjutnya tahap. Mekanisme reaksi metilesterifikasi dapat
dikonversi menjadi metil ester yang dikatalisis dilihat dari Gambar 8, yaitu reaksi antara
oleh basa alkoholik. Proses metilesterifikasi metanol dengan NaOH menghasilkan ion
dimaksudkan untuk efisiensi perengkahan metoksida dan NaOH yang terprotonasi, diikuti
katalitik meliputi waktu reaksi yang lebih cepat serangan nukleofilik metoksida terhadap gugus
serta suhu yang lebih rendah jika dibandingkan karbonil trigliserida yang dimasukkan dalam
dalam bentuk trigliserida (Kreutzer 1984 dalam larutan NaOH alkoholik dan membentuk
110 Studi Aktivitas Katalis …………………..(Novita Andarini)

intermediet tetrahedral, sehingga akan hasil perengkahan katalitik metil ester jatropha
terbentuk metil ester dan digliserida secara dibagi dengan jumlah konsentrasi metil ester
bersamaan. Selanjutnya katalis NaOH jatropha awal.
terdeprotonasi membentuk spesies aktif Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa
kembali yang siap bereaksi dengan metanol katalis H5NZA memiliki aktivitas terbesar
untuk memulai siklus katalisis. Digliserida dan dibandingkan dengan katalis yang
monogliserida akan terkonversi melalui terimpregnasi logam. Hal ini disebabkan
mekanisme yang sama dan menghasilkan karena luas permukaan katalis H5NZA paling
campuran metil ester dan gliserol. tinggi, akan tetapi katalis Ni(II)/H5NZA dengan
Menurut Akintayo (2003) dalam Manurung luas permukaan yang cukup rendah dapat
(2005) persentase asam lemak yang terkandung mengkonversi metil ester jatropha cukup
dalam minyak jarak (J. curcas L.) secara tinggi. Fenomena ini menunjukkan bahwa tidak
berurutan dari yang terbesar adalah asam oleat, hanya luas permukaan saja yang
asam linoleat, asam palmitat, asam stearat. mempengaruhi besarnya konversi metil ester
Sebagaimana yang disajikan pada Gambar 9 jatropha tetapi ion logam yang terimpregnasi
yang merupakan hasil kromatogram metil ester juga mempengaruhi efektivitas frekuensi
minyak jarak terdapat enam puncak dengan tumbukan dalam menghasilkan produk.
empat puncak merupakan komposisi yang Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
memiliki waktu retensi (tr) dan konsentrasi aktivitas katalis dalam perengkahan katalitik
terbanyak. Kromatografi Gas dilakukan pada sebanding dengan luas permukaan spesifik.
kondisi sebagai berikut :Temperatur Kolom: Luas permukaan spesifik dalam reaksi
Tawal= 200ºC (5 menit), Takhir= 300ºC (kenaikan perengkahan katalitik berperan memberikan
10ºC/menit); jenis detektor: FID; jenis kolom: tempat untuk reaktan secara fisisorpsi sebagai
HP 5; temperatur detektor: 300ºC; temperatur media terjadinya tumbukan sehingga menjadi
Injektor: 280ºC; gas pembawa: He Split 60 efektif dan efisien dalam menghasilkan produk
Kpa; Jenis Kolom: 5% Phenyl Methyl reaksi. Luas permukaan spesifik katalis yang
Siloxane. tinggi akan meningkatkan kecepatan dalam
mengadsorpsi reaktan untuk mencapai
Aktivitas dan selektivitas katalitik katalis kesetimbangan. Sedangkan pengaruh
Ni(II)/H5NZA dan Co(II)/H5NZA impregnasi dalam katalis logam pengemban
Aktivitas katalitik menggambarkan dapat meningkatkan daya adsorpsi, hal ini
kemampuan katalis dalam menghasilkan dapat dipahami karena logam transisi memiliki
senyawa baru. Nilai aktivitas disini merupakan orbital d yang belum penuh terisi elektron.
persentase jumlah konsentrasi senyawa baru

Gambar 9. Kromatogram metil ester jatropha.


Jurnal ILMU DASAR Vol. 12 No. 1, Januari 2011 : 103 - 113 111

Tabel 3. Aktivitas katalitik Ni(II)Co(II)/H5NZA.

Konsentrasi Logam
(% b/b) Luas Permukaan SpesifikAktivitas Katalitik
No. Jenis Katalis
(m2/g) (%)
Nickel Cobalt
1. H5NZA - - 95.704556 94.6891
2. Ni-/5NZA 0.5933 0.0000 9.836825 52.7761
3. Co/H5NZA 0.0000 0.1336 27.852890 72.4382

Gambar 10. Jumlah konsentrasi produk fraksi Range waktu retensi hasil perengkahan katalitik
katalis H5NZA.

Reaksi perengkahan katalitik menggunakan terbentuk dalam reaksi katalitik. Katalis


katalis heterogen berlangsung melalui H5NZA menunjukkan selektivitas perengkahan
pembentukan karbokation pada tahap inisiasi, katalitik pada produk fraksi rantai karbon
semakin tinggi keasaman katalis berarti situs pendek dengan daerah tr <2,5 menit tinggi
aktif dari katalis (asam Bronsted dan asam yaitu sebesar 61,6745% sebagaimana yang
Lewis) menjadi semakin banyak jumlahnya. disajikan pada gambar 10. Hal ini bisa
Namun, fenomena yang terjadi menunjukkan dipahami mengingat jejari pori pada katalis
bahwa jumlah konsentrasi Ni(II) dan Co(II) H5NZA memiliki ukuran mikropori yang tinggi
terimpregnasi lebih berpengaruh dalam dibandingkan katalis yang diimpregnasi dengan
pembentukan produk melalui senyawa ion logam. Sedangkan senyawa produk dengan
intermediet. Sifat kimiawi dari Ni(II) dan range tr<2,5 menit menurun dengan
Co(II) yang terimpregnasi lebih mempengaruhi pengembanan ion logam Ni (II) ataupun Co (II)
aktivitas katalitik dalam pembentukan produk pada katalis seperti yang tampak pada gambar
daripada sifat keasaman total katalis. 11 dan 12. Hal ini menunjukkan pengaruh
Selektivitas katalis didefinisikan sebagai impregnasi Ni(II) dan Co(II) mengurangi
kemampuan katalis untuk mengarah pada jenis produk fraksi dengan rantai karbon pendek.
produk tertentu atau yang dikehendaki dari Namun terjadi peningkatan jumlah konsentrasi
sejumlah kemungkinan jenis produk yang produk perengkahan pada tr 2,5-5,0 menit oleh
112 Studi Aktivitas Katalis …………………..(Novita Andarini)

katalis Ni(II) dan Co(II)/H5NZA. Pengaruh kesetimbangan sesuai dengan prinsip Le


impregnasi Ni(II) dan Co(II) dalam Chatelier ( Guisnet & Gilson 2002).
meningkatkan perengkahan katalitik melalui
pembentukan intermediat yang cukup kuat
antara katalis dengan reaktan. Menurut
Campbell (1988), terbentuknya ikatan melalui
proses kemisorpsi yang cukup kuat akan
menghasilkan fraksi penutupan permukaan
katalis oleh reaktan yang relatif lebih tinggi.
Karakter orbital d terdegenerasi yang lebih
berkarakter sp menyebabkan pembentukan
ikatan intermediat yang cukup kuat. Ikatan
intermediat yang kuat menyebabkan produk
sulit terlepas dari permukaan katalis sehingga
peluang bagi reaktan lain teradsoprsi untuk
mengalami reaksi menjadi menurun. Selain itu
diduga produk yang sulit terlepas dapat
mengalami reaksi lebih lanjut dengan reaktan Gambar 11. Jumlah konsentrasi produk hasil
menghasilkan produk fraksi dengan rantai perengkahan katalitik katalis
karbon yang lebih panjang. Ni/H5NZA.
Katalis Ni(II) dan Co(II) juga lebih selektif
terhadap produk senyawa fraksi dalam daerah
tr 10,0-12,5 menit dibandingkan dengan katalis
H5NZA. Secara umum dapat dikatakan bahwa
selektivitas produk dari katalis yang
diimpregnasi oleh ion logam adalah pada
daerah tr 2,5-5,0 dan tr 10-12,5 menit. Namun
selektivitas terbesar diperoleh dari katalis yang
diimpregnasi oleh ion logam Ni(II)
dibandingkan ion logam Co(II). Hal ini juga
bisa dihubungkan dengan lebih tingginya luas
permukaan spesifik dan jumlah total keasaman
katalis ion logam Co(II) dibandingkan katalis
ion logam Ni(II).
Penurunan konsentrasi fraksi pada tr<2,5 Gambar 12 Jumlah konsentrasi produk pasil
menit mengakibatkan peningkatan konsentrasi Perengkahan katalitik katalis
fraksi pada daerah tr lebih tinggi. Sebagaimana Co/H5NZA.
diketahui bahwa katalis yang dibuat
mempunyai distribusi pori pada daerah
mikromesopori dimana jumlah distribusi pori KESIMPULAN
pada daerah mikromesopori dapat menjadi
faktor yang mempengaruhi dalam difusi Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil
masuknya reaktan ke dalam pori dan difusi kesimpulan bahwa katalis H5NZA dalam
keluarnya produk dari dalam pori setelah perengkahan katalitik metil ester jatropha
proses perengkahan katalitik. Sehingga reaktan dengan reaktor fluid fixed bed dengan umpan
yang lebih kecil dari ukuran pori dapat masuk pancing butanol pada suhu 4500C memiliki
dan bereaksi, sedangkan reaktan dengan ukuran aktivitas katalitik tertinggi yaitu 94,9798%
lebih besar dari ukuran pori tidak dapat masuk dibandingkan dengan katalis Ni(II)/H5NZA
ke dalam pori katalis. Lebih lanjut Mortimer dan Co(II)/H5NZA yaitu 52,7761% dan
(2002) menjelaskan bahwa pengaruh kepolaran 72,4382%. Katalis H5NZA menunjukkan
terhadap penyerapan molekul reaktan lebih selektivitas pada produk fraksi rantai karbon
kecil daripada pengaruh ukuran pori. Selain itu pendek pada range tr <2,5 menit dan katalis
ukuran pori berpengaruh pada difusi keluarnya yang diimpregnasi dengann ion logam Ni(II)
produk dari pori katalis, produk yang berdifusi dan Co(II) lebih selektiv terhadap produk pada
cepat atau lambat akan mengalami daerah tr 2,5-5,0 dan tr 10,0-12,5 menit.
Jurnal ILMU DASAR Vol. 12 No. 1, Januari 2011 : 103 - 113 113

Nurcahyo IF dkk. 2005. Karakterisasi Katalis


DAFTAR PUSTAKA Monometal dan Bimetal yang Teremban dalam
Zeolit Alam Aktif menggunakan Metode
Adsorpsi Amonia dan Nitrogen. Prosiding
Anderson JR & Boudart M. 1981. Catalysis Science
Seminar Nasional Kimia II. Hal: 122-131.
and Technology. First Edition. Berlin: Springer
Prakash CB. 1998. A Critical Review of Biodiesel as
Verlag.
A Transportation Fuel in Canada. Canada:
Augustine RL. 1996. Heterogeneous Catalysis for
GCSI - Global Change Strategies International
the Synthetic Chemist. New York: Marcell
Inc.
Dekker Inc.
Sang OY. 2003. Biofuel Production from Catalytic
Campbell IM. 1988. Catalysis at Surface. New
Cracking of Palm Oil” In Energy Sources, Part
York: Chapman and Hall Ltd.
A: Recovery, Utilization, and Environmental
Guisnet M & Gilson JP. 2002. Zeolite for Cleaner
Effect. 25 (9):859 – 869.
Technologies. 1st Edition. London: Imperial
Trisunaryanti. 1996. Characterization and
College Press.
Modification of Indonesian Natural Zeolites and
Ma F & Hanna MA. 1999. Biodiesel production: a
Their Properties for Hydrocracking of Paraffin.
review. In Bioresource Technology. 70: 1-15.
Journal of The Japan Petroleum Institute. 39:20-
Manurung R. 2005. Straight Jatropha Oil.
25.
Yogyakarta: Gajah Mada University.
Trisunaryanti W. 2005. Pengaruh Perlakuan Asam
Mortimer M & Taylor P. 2002. The Molecular
Klorida terhadap Karakter Zeolit Alam
World: Chemical Kinetics and Mechanism.
Wonosari dan Uji Aktivitas Katalitiknya untuk
Cambridge: The Open University.
Perengkahan n-Heksadekana. Prosiding
Seminar Nasional Kimia II. Hal: 112-121.

Anda mungkin juga menyukai