Anda di halaman 1dari 34

MODUL ILMU GIZI DAN TERAPI DIET

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Tim Pengampu :

Ketua :Soedjatmiko Setyobudihono, S.Ked, MM.

Anggota :

Ir. Rita Aprianti, M.MKes

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CAHAYA BANGSA BANJARMASIN


PROGRAM PENDIDIKAN NERS
2015/2016

1
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CAHAYA BANGSA
BANJARMASIN

VISI :
Menjadi program studi keperawatan bertaraf nasional dengan keunggulan dibidang
keperawatan gawat daruratpada tahun 2026.

MISI :
1. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan yang berstandar nasional dengan
keunggulan keperawatan gawat darurat.
2. Menyelenggarakan penelitian keperawatan yang inovatif dengan keunggulan
pengembangan keperawatan gawat darurat.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang berdasarkan hasil
penelitian yang bermanfaat ditatanan pelayanan keperawatan dan pemberdayaan
masyarakat.

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum WR. WB.


Puji syukur kami panjatkan atasrahmat dan hidayah AllahSWT, kami dapat
menyelesaikan modul ilmu gizi dan terapi diettahun ajaran 2015-2016. Modul ini
dijadikan sebagai panduan dalam proses pembelajaran ilmu gizi dan terapi
dietdenganberbagai kompetensi yang harus dicapai mahasiswa.Strategi pembelajaran
pada blok ini adalah menggunakan kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan
standarkompetensi pendidikan ners di Indonesia melalui mekanisme sistem
pendidikanStudentCentered Learningatau pembelajaran aktif.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini, kami
memohon masukan dari berbagai pihak guna perbaikan modul ilmu gizi dan terapi
diet pada edisi selanjutnya. Semoga buku ini bermanfaat bagi mahasiswa, dosen dan
seluruh komponen yang berhubungan dengan proses pendidikan Sarjana
Keperawatan di STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin.
Wassalamu’alaikum WR.WB.

Banjarmasin, 22 Februari 2016


Tim Penyusun

ttd

ii
DAFTAR ISI
Halaman
VISI MISI ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I GAMBARAN BLOK


A. Gambaran Umum Blok .............................................................. 1
B. Tujuan Pembelajaran ................................................................. 1
C. Kegiatan Belajar ........................................................................ 2
D. Tata Cara Belajar Berdasarkan Masalah ................................... 3
E. Tugas dan Tanggung Jawab Fasilitator ..................................... 3
F. Prosedur Tutorial Fasilitator…………………………………… 4
G. Disiplin Utama ........................................................................... 7
H. Disiplin Suplementer ................................................................. 7
BAB II TIM PENANGGUNG JAWAB BLOK
A. Penanggung Jawab Mata Kuliah ............................................... 8
B. Tim Pengampu/Fasilitator ......................................................... 8
BAB III AREA KOMPETENSI
A. Kompetensi Utama .................................................................... 9
B. Kompetensi Pendukung ............................................................. 9
C. Kompetensi Blok ....................................................................... 9
D. Hubungan Dengan Blok Lain .................................................... 10
BAB IV RANCANGAN PEMBELAJARAN
A. Rancangan Pembelajaran ........................................................... 11
BAB V TINJAUAN PUSTAKA
A. Prinsip Dasar Ilmu Gizi ............................................................. 17
B. Prinsip Dasar Terapi Diet .......................................................... 20

iii
BAB VI METODA EVALUASI
A. Evaluasi Proses Pembelajaran ................................................... 23
B. Penilaian .................................................................................... 23
C. Persyaratan Mengikuti Ujian ..................................................... 23
BAB VI SUPLEMEN
A. Rancangan Penugasan ............................................................... 24

DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................... 33

iv
BAB I
GAMBARAN BLOK

A. Gambaran Umum Blok

Blok kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip dasar ilmu gizi serta
kemampuan untuk mengatur makanan sesuai dengan kebutuhan gizi dan
kondisi kesehatan.

Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan
pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar ilmu gizi, serta berbagai kemampuan
yang meliputi aspek persiapan dan pengolahan makanan untuk diterapkan pada
kondisi sehat maupun pada jenis diet untuk berbagai penyakit baik degeneratif
maupun infeksi.Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian
kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan
prinsip-prinsip dasar ilmu gizi dalam mengatur makanan sesuai dengan kebutuhan
gizi dan kondisi kesehatan.

Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui prinsip-prinsip dasar ilmu gizi, yaitu sejarah dan ruang lingkup
ilmu gizi, pengertian gizi, akibat gangguan gizi terhadap fungsi tubuh, jenis
dan fungsi zat gizi, sumber zat gizi, konsep dasar gizi seimbang, kecukupan
gizi, serta pengetahuan dasar tentang status gizi.
2. Mengetahui prinsip-prinsip dasar dalam penyusunan diet sesuai dengan
kondisi kesehatan : konsep dasar tentang diet, prinsip dasar tentang kaitan
makanan dengan kesehatan, jenis-jenis diet, penyusunan diet sesuai kebutuhan
gizi dan kondisi kesehatan, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
diet sesuai kondisi kesehatan.
3. Mengidentifikasi masalah – masalah penelitian yang berhubungan dengan
penerapan ilmu gizi dalam penyususnan diet sesuai dengan kondisi kesehatan.

1
B. Kegiatan Belajar
1. Tutorial dan simulasi kasus
Belajar berdasarkan masalah mengharuskan mahasiswa menganalisis setiap
masalah melalui “ seven jump “ yang diberikan yaitu:
a. Clarity Unfamiliar (mengidentifikasi istilah, yang belum familiar)
Kelompok mengidentifikasi istilah, kata atau fenomena kemudian
mendefinisikan daftar istilah tersebut.Kelompok juga harus
mengidentifikasi istilah/fenomena mana yang akan menjadi masalah.
b. Define The Problem (membuat daftar masalah)
Kelompok membuat daftar pertanyaan yang terkait dengan masalah yang
ditetapkan.
c. Brainstorm Possible Hypothesis or Explanation (mendefinisikan
masalah)
Kelompok mendefinisikan daftar pertanyaan terkait dengan masalah yang
ditetapkan.Membuat daftar semua penjelasan pada langkah kedua secara
sistematik.Kelompok harus menjelaskan dan mendiskusikan masalah
yang timbul pada masalah kedua.
d. Arrange Explanation Into a Tentavie Solution
Kelompok memformulasikan jawaban sementara apabila masih ada
penjelasan yang kurang atau belum dimengerti, maka dijadikan sasaran
belajar dan kemudian dibuat secara sistematik.
e. Define Learning Objectives (menetapkan sasaran belajar)
Kelompok menentukan sasaran belajar berdasarkan langkah ke 4 :
1) Apa yang harus dipelajari
2) Mencari berbagai literature sebagai sumber pembelajaran
f. Gathering Informastion and Private Study (belajar mandiri)
Semua anggota kelompok harus terlibat dalam pengembangan masalah
yang dapat dilakukan secara mandiri/individu atau berkelompok sesuai
topic yang harus dikembangakan oleh stiap anggota kelompok.

2
g. Share The Resulth of Information Gathering and Privat Study
Setelah anggota kelompok belajar secara mandiri, fasilitator menentukan
mahasiswa yang melakukan presentasi didepan kelas pada masing-
masing kelompok.

C. Tata Cara Belajar Berdasarkan Masalah


1. Kasus diberikan pada saat diskusi kelompok I
2. Diskusi I : Kelompok melaksanakan tahap 1-5 berdasarkan pemahaman
masing-masing anggota kelompok, tidak boleh membawa buku, laptop dan
catatan, berpendapat sesuai dengan pemahaman yang ada pada pikirannya
masing-masing tanpa catatan, hanya kamus yang diperbolehkan.
3. Diskusi II : Kelompok melaksanakan tahap ke 7 berdiskusi berdasarkan hasil
yang didapat dari sumber-sumber ilmiah, diperkenankan menggunakan buku,
laptop ataupun catatan.

D. Tugas dan Tanggung Jawab Tutor


Tugas Tutor :
1. Mendorong dan mengembangkan proses belajar mahasiswa
a. Tutor harus tahu Prior Knowledge mahasiswa
b. Memfasilitasi proses belajar mahasiswa ; umpan pertanyaan, analogi,
metafora.
c. Mengamati proses kognitif mahasiswa, konsep yang berkembang,
reasoning dan problem solving.
d. Mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam proses yang sedang
berlangsung dan memberikan saran untuk perbaikan.
e. Mendorong mahasiswa untuk self directed.
2. Mengembangkan dan menjaga kerjasama antar mahasiswa
a Mendorong mahasiswa untuk membuat persetujuan diantara mereka
tentang prosedur kerja, partisipasi dan peran anggota kelompok.

3
b Mendorong kelompok untuk aktif
c Membina kepemimpinan kelompok
d Mengamati masalah perilaku mahasiswa dan menyelesaikannya
e Mencatat kehadiran dan partisipasi mahasiswa
f Menciptakan iklim yang kondusif
3. Penghubung antara prodi dan mahasiswa
a Membantu mahasiswa mencari sumber
b Memberikan umpan balik tentang mutu tugas yang telah dilaksanakannya.

E. Prosedur Tutorial
1. Membuka diskusi dengan salam
2. Mengedarkan absen, jika ada yang tidak hadir meminta surat keterangan sakit
3. Meminta kelompok menentukan ketua dan sekretaris
4. Mengecek kesiapan mahasiswa yang mengikuti diskusi :
a. Membawa kamus
b. Membawa alat tulis sendiri
c. Membawa tugas pada diskusi II
d. Jika ada yang tidak siap, fasilitator mencatat di lembar penilaian.
5. Menyerahkan jalannya diskusi kepada ketua dan sekretaris, mengingatkan
untuk berdo’a sebelum memulai kegiatan.
6. Mengikuti jalannya diskusi kelompok, mencatat dan menilai aktivitas tiap
anggota kelompok.
2. Penugasan
Hasil Proses Pembelajaran Problem Based Learning
a. Laporan Kelompok
Merupakan hasil diskusi setiap pemicu yang menggambarkan
pemahaman materi dan pencapaian sasaran pembelajaran dalam pemicu.
Laporan kelompok harus meliputi:
1) Pendahuluan

4
a) Latar Belakang
b) Batasan Topik
2) Pembahasan : sesuai sasaran pembelajaran setiap pemicu yang
bersangkutan
3) Ringkasan
4) Referensi Pustaka
Jumlah halaman minimal 5 lembar, ketikan 1,5 spasi, Times
New Roman, size 12, kertas HVS A4, dijilid rapi, dan cover makalah
menggunakan kertas buffalo warna merah, naskah asli bukan foto
copy. Laporan dikumpulkan pada tim fasilitator paling lambat 3 hari
setelah diskusi 2 topik yang bersangkutan lalu diserahkan pada
fasilitator masing-masing kelompok untuk di evaluasi dan dinilai.
3. Kritisi Jurnal
Melalui tugas ini diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan
pengetahuan tentang konsep dasar ilmu gizi dalam penyusunan diet sesuai
dengan kondisi kesehatan dengan menganalisis jurnal keperawatan yang
terkait dalam kasus penyusunan diet sesuai dengan kondisi kesehatan.
Langkah Kerja :
a. Mahasiswa dalam 1 kelompok PBL dibagi menjadi 3 kelompok kecil
b. Setiap kelompok kecil menganalisis jurnal masing-masing
c. Jurnal yang telah dianalisis di seminarkan
d. Jurnal diserahkan kepada tutor/fasilitator masing-masing
Panduan Menganalisis Jurnal :
a. Mahasiswa mengenali/mengidentifikasi masalah/topik penelitian dalam
jurnal
b. Mahasiswa menjelaskan analisis hasil penelitian dalam jurnal.
c. Mahasiswa memberikan masukan terhadap jurnal yang dikritisi
d. Mahasiswa dapat merumuskan aplikasi hasil penelitian pada model
konseptual keperawatan.

5
Output :
Output kritisi jurnal berupa makalah yang berisi jurnal dan hasil diskusi.
Makalah dikumpulkan sesuai dengan jadwal yang nanti akan ditentukan
kemudian.
4. Kuliah
Metode kuliah kelas yang diberikan dosen dengan ceramah dan tanya
jawab, berbentuk penjelasan pengajar kepada mahasiswa tentang konsep dasar
ilmu gizi serta konsep dasar penyusunan diet sesuai dengan kondisi kesehatan,
sertatrend dan issu keperawatan yang terkait dengan penyusunan diet sesuai
dengan kondisi kesehatan. Hal yang perlu disiapkan pengajar yaitu daftar
topik yang akan diajarkan dan media visual atau materi pembelajaran.
Perkuliahan di kelas merupakan media komunikasi antara peserta didik
dan para dosen yang menguasai di bidangnya untuk menjawab permasalahan
yang muncul pada saat tutorial. Selama kuliah di kelas, seluruh dosen
diwajibkan menggunakan pendekatan student centered learning (SCL). SCL
merupakan konsep pembelajaran dengan pendekatan :
a. Menyertakan mahasiswa dalam proses pembelajaran
b. Mendorong mahasiswa untuk memiliki pengetahuan yang lebih banyak,
luas dan mendalam.
c. Membantu mahasiswa untuk memaknai kejadian pada kehidupan nyata
d. Mendorong terjadinya pembelajaran secara aktif.
e. Mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis
f. Mengarahkan mahasiswa untuk mengenali dan menggunakan berbagai
macam gaya belajar.
g. Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang mahasiswa
h. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan berbagai strategi
assessment.
Beberapa topik kuliah yang akan diberikan pada blok ini akan dijadwalkan
sesuai tujuan pembelajaran setiap minggu. Mahasiswa juga diberikan

6
kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas selama proses
diskusi, tutorial, atau belajar mandiri.

F. Disiplin Utama
1. Prinsip dasar ilmu gizi
2. Prinsip dasar terapi diet

G. Disiplin Suplementer
1. Buku ajar ilmu gizi dan terapi diet
2. Buku ajar konsep dasar ilmu gizi
3. Panduan penyusunan terapi diet

7
BAB II
TIM PENANGGUNG JAWAB BLOK

A. Penanggung Jawab MK Ilmu gizi dan terapi diet :


Soedjatmiko Setyobudihono, S.Ked, MM.

B. Tim Pengampu :
1. Soedjatmiko Setyobudihono, S.Ked, MM.
2. Ir. Rita Aprianti, MMKes.

8
BAB III
AREA KOMPETENSI

A. Kompetensi Utama
1. Berkomunikasi secara efektif.
2. Mengetahui permasalahan gizi pada suatu kondisi kesehatan
3. Mengidentifikasi diet yang tepat pada suatu kondisi kesehatan
4. Menerapkan prinsip dasar ilmu gizi dalam penyusunan diet sesuai kondisi
kesehatan.

B. Kompetensi Pendukung
1. Mengikuti perkembangan teknologi modern terkait pengolahan makanan yang
sesuai dengan kadar gizi dan terapi diet yang sesuai.
2. Mengembangkan kemampuan konseling gizi

C. Kompetensi Blok
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ilmu gizi dan terpi diet diharapkan
mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan prinsip dasar ilmu gizi sesuai dengan kasus kesehatan yang ada.
2. Melakukan penyusunai diet untuk tujuan terapi penyakit tertentu
3. Menjelaskan urgensi diet dalam penanganan suatu kondisi kesehatan
4. Mengidentifikasi masalah – masalah dalam penyusunan dan penggunaan diet
dalam terapi penyakit
5. Melakukan penelitian yang berhubungan dengan kasus penerapan ilmu gizi
dalam terapi diet

9
D. Hubungan Dengan Blok Lain
1. Sistem Kardiovaskuler
2. Sistem Respirasi
3. Sistem Pencernaan
4. Sistem Metabolisme
5. Sistem Endokrin

10
BAB IV
RANCANGAN PEMBELAJARAN

Mata Kuliah : Blok (Ilmu Gizi dan Terapi Diet)


Kode/Bobot SKS : 3 (Tiga) SKS
Jurusan : S1 Keperawatan
Semester/Kls : II
Kompetensi Mata Kuliah/ : Mengetahui prinsip-prinsip dasar ilmu gizi dan penerapannya pada penyusunan diet sesuai kondisi kesehatan
atau terapi penyakit tertentu
Ketua Tim : Soedjatmiko Setyobudihono, S.Ked, MM
Anggota Tim : Ir. Rita Aprianti, MMKes

1. Metoda Pembelajaran dan Evaluasi :


a. Metoda Belajar
 Case Study : Mengkaji kasus dengan mencermati karakteristik kondisi kasus tersebut.
 Discovery Learning : Mencari, mengumpulkan, dan menyusun informasi yang ada untuk mendeskripsikan suatu pengetahuan.
 Cooperative Learning : Membahas dan menyimpulkan masalah atau tugas yang diberikan dosen secara berkelompok.
 Problem Based Learning : Belajar dengan menggali atau mencari informasi serta memanfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan
masalahfaktual.
 Role-Play & Simulation : Mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya atau mempratekkan/ dan mencoba
 berbagaimodel yang telah disiapkan.
 Collaborative Learning : Bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugas serta membuat rancangan proses dan
bentuk penilaian berdasarkan konsensus kelompoknya sendiri.
b. Jenis Evaluasi :
 Tes tertulis
 Case Report
 Seminar
11
c. Bobot Penilaian:
 Tes tertulis : 40 %
 Case Report : 35 %
 Seminar : 25 %

2. Sumber Belajar:
Wajib:
1. Dasar Ilmu Gizi (2000).Sunita Al Matsier. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
2. Penuntun Diit ( ). Bagian Gizi RS. Dr. Cipto Mangunkusumo, Persatuan Ahli Gizi Indonesia.
Gramedia : Jakarta
3. Diktat perkuliahan ilmu gizi dan terapi diet

12
No. Materi/Pokok Bahasan Kemampuan akhir yang diharapkan Metode Minggu Pengampu
(Durasi)

1. Prinsip Dasar Ilmu Gizi 1. Sejarah perkembangan ilmu gizi Ceramah I Ir. Rita Aprianti, MMKes
Tanya Jawab Sabtu
05/03/2016
( 2 x 60 )

2. Pengertian gizi dan istilah-istilah Ceramah II Ir. Rita Aprianti, MMKes


Tanya Jawab Kamis
yang berkaitan dengan gizi
10/03/2016
( 2 x 60 )
3. Pencernaan, Absorpsi, dan III Soedjatmiko
Sabtu
Transportasi Setyobudihono, S.Ked,
Ceramah 12/03/2016
Tanya Jawab ( 2 x 60 ) MM

Ceramah IV Soedjatmiko
4. Jenis dan Fungsi Zat Gizi Tanya Jawab Kamis
Setyobudihono, S.Ked,
17/03/2016
( 100 menit) MM

V Tim
Sabtu
Seminar 19/03/2016
(100 menit)

Ceramah VI Soedjatmiko
5. Metabolisme Zat Gizi Tanya Jawab Kamis
Setyobudihono, S.Ked,
24/03/2016
13
(100 menit) MM

Seminar VII TIM


Sabtu
26/03/2016
( 2 x 60 )

6. Akibat Gangguan Gizi Ceramah VIII Ir. Rita Aprianti, MMKes


Tanya Jawab Senin
28/03/2016
(2 x 60)

2. Prinsip Dasar Terapi 1. Standar Makanan Umum Ceramah IX Ir. Rita Aprianti, MMKes
Sabtu
Diet Tanya Jawab
02/04/2016
( 2 x 60 )

Ceramah X Ir. Rita Aprianti, MMKes


Kamis
2. Kecukupan Gizi Seorang Sehari Tanya Jawab
07/04/2016
( 2x 60 )

14
3. Standar Makanan Rumah Sakit Ceramah XI Soedjatmiko
Tanya Jawab Sabtu Setyobudihono, S.Ked,
09/04/2016 MM
( 2 x 60 )

XII
Tim
Observasi Lapangan Kamis
14/04/2016
( 2 x 60 )

Seminar XIII Tim


Sabtu
16/04/2016
( 2 x 60 )

4. Standar Makanan Khusus Ceramah XIV Soedjatmiko


Tanya Jawab Sabtu Setyobudihono, S.Ked,
23/04/2016 MM
( 2 x 60 )

XV
Senin Soedjatmiko
25/04/2016 Setyobudihono, S.Ked,
( 2 x 60 ) MM

15
5. Kendala-kendala dalam Ceramah XVI Ir. Rita Aprianti, MMKes
Tanya Jawab Kamis
Pelaksanaan Terapi Diet di
28/04/2016
Rumah Sakit ( 2 x 60 )

Observasi lapang XVII Tim


Sabtu
01/05/2016
( 2 x 60 )

Seminar XVIII Tim


Kamis
06/05/2016
( 2 x 60 )

Kapita Selekta Ceramah XIX Tim


Tanya Jawab Senin
10/05/2016
( 2 x 60 )

16
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA

A. Prinsip Dasar Ilmu Gizi


1. Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi
Pengakuan ilmu gizi sebagai cabang ilmu dimulai tahun 1926, ketika Mary
Swartz Rose dikukuhkan sebagai profesor ilmu gizi pertama di Universitas
Columbia, New York, Amerika Serikat. Namun perhatian mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan makanan sesungguhnya telah ada sejak lama.
Magendie, pada awal abad ke-19, membedakan antara berbagai zat gizi yang
ada dalam makanan, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Penemuan mineral
dan vitamin terjadi pada awal abad ke-20.
2. Pengertian Gizi dan Istilah-istilah Yang Berkaitan Dengan Gizi
Istilah Gizi berasal dari bahasa Arab “Ghidza” yang artinya makanan. Ilmu
gizi mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan
kesehatan yang optimal. Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh
untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Makanan
adalah bahan-bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi. Pangan adalah
istilah umum untuk semua bahan yang bisa dijadikan makanan. Adapun bahan
makanan adalah makanan dalam keadaan mentah (food). Status gizi adalah
keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
3. Pencernaan, Absorpsi, dan Transportasi
Makanan harus mengalami berbagai perubahan di dalam saluran cerna hingga
diperoleh bentuk-bentuk sederhana yang dapat diabsorpsi ke dalam darah.
Untuk selanjutnya diangkut oleh darah atau limfe ke sel-sel tubuh. Sistem
pencernaan terdiri dari saluran cerna (mulut, esofagus, lambung, usus halus,
usus besar) dan orgaan-organ tambahan lainnya. Saluran cerna merupakan
sistem yang sangat kompleks dan melakukan berbagai fungsi faali, menerima,

17
menghaluskan, dan mentransportasi bahan-bahan yang dimakan, sekresi
enzim pencernaan, asam, mukas, empedu, dan bahan lain. Pencernaan
dilakukan melalui perubahan mekanis dan kimiawi. Absorpsi zat-zat gizi
terutama terjadi pada permukaan usus halus. Absorpsi pasif terjadi apabila
absorpsi zat gizi terjadi tanpa menggunakan zat angkut atau energi. Absorpsi
fasilitatif terjadi jika absorpsi menggunakan alat angkut protein dan energi.
Glukosa, galaktosa, asam amino, kalsium, magnesium, fosfat, iodida, kalium,
dan zat besi, diangkut dengan cara absorpsi aktif.
4. Jenis dan Fungsi zat Gizi
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia. Kalori yang
dihasilkan dari 1 gram karbohidrat adalah sebesar 4 kalori. Karbohidrat juga
bermanfaat karena menghasilkan serat yang sangat bermanfaat sebagai diet
(dietary fiber) yang berguna bagi kesehatan manusia. Karbohidrat terdiri dari
3 golongan, yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Monosakarida
adalah gula sederhana yang terdiri dari satu molekul tunggal. Monosakarida
terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Disakarida terdiri dari 2 unit
monosakarida, yaitu sukrosa, sakarosa, maltosa, laktosa, dan
trehalosa.Sedangkan polisakarida merupakan karbohidrat kompleks dan dapat
mengandung tiga ribu unit gula sederhana yang tersusun dalam mata rantai
panjang yang lurus atau bercabang. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber
energi, pemberi rasa manis, penghemat protein, dan pengatur metbolisme
lemak.
Lipid (Lemak) merupakan sumber energi bagi tubuh. Aenergi yang dihasilkan
dari 1 gram lemak adalah sebesar 9,3 kalori. Lemak meliputi senyawa-
senyawa organik yang mengandung unsur karbon, hidrogen, hidrogen, dan
oksigen. Lemak terdiri dari lipida sederhana (trigliserida, digliserida), lipida
majemuk (fosfolipid, lipoprotein), serta lipida turunan (asam lemak, sterol).
Berdasarkan sumbernya, lemak dibedakan menjadi lemak nabati dan lemak
hewani. Berdasarkan wujudnya, lemak dibedakan menjadi lemak padat dan

18
lemak cair. Lemak berfungsi sebagai penghasil energi, cadangan energi,
pembangun dan pembentuk susunan tubuh, pelindung kehilangan panas
tubuh, menyelubungi organ tubuh, penghasil asam lemak esensial, dan pelarut
vitamin A,D,E, K.
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air. Protein merupakan makro molekul yang memiliki berat
moleku antara lima ribu hingga beberapa juta. Asam amino dapat
diklasifikasikan menurut gugus asam (karboksil) dan basa (amino) yang
dimiikinya, antara lain asam amino netral, asam amino asam, asam amino
basa, dan asam amino yang mengandung nitrogen imino. Protein juga bisa
diklasifikasi menjadi protein esensial dan non esensial. Protein berfungsi
untuk pertumbuhan dan perkembangan, mengatur keseimbangan air,
penyusun hormon,pemelihara netralitas tubuh, sebagai enzim, alat pengangkut
dan penyimpan, pengatur pergerakan, penunjang mekanis, pertahanan tubuh,
media perambatan impuls syaraf, dan sebagai sumber energi.
Vitamin adalah zat-zat organik kompleksyang dibutuhkan dalam jumlah yang
sangat kecil bagi proses metabolisme dan pertumbuhan normal. Vitamin pada
umumnya tidak dapat dibentuk leh tubuh sehingga harus didatangkan dari luar
atau dari makanan. Vitamin A, D, E, K larut dalam lemak, sedangkan vitamn
B dan C larut dalam air.Vitamin memiliki fungsi dalam beberapa tahap reaksi
metabolisme energi, pertumbuhan, dan pemeiharaan tubuh. Vitamin juga
berfungsi sebagai biokatalisator atau sebagai koenzim. Vitamin A berperan
dalam berbagai fungsi faal tubuh (penglihatan, diferensiasi sel, kekebalan,
pertumbuhan). Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia. Vitamin E
fungsi utamanya sebagai antioksidan, sedangkan vitamin K berperan dalam
proses pembekuan darah. Vitamin B meliputi vitamin B1 (Tiamin), vitamin
B2 (riboflavin), niasin, vitamin B6 (piridoksin), asam pantotenat, biotin,
folasin, dan vitamin B12 (sianokobatamin).

19
Mineral terdiri dari mineral makro dan mineral mikro. Banyak mineral dalam
makanan berbentuk garam. Besi (Fe) berperan sebagai alat angkut oksigen
dari paru-paru ke seluruh tubuh, juga sebagai alat angkut elektron di dalam
sel, serta sebagai bagian terpadu dan sebagai reaksi enzim didalam jaringan
tubuh.
5. Metabolisme zat Gizi
Karbohidrat menyediakan glukosa bagi tubuh. Kelebihan glukosa akan
disimpan pada hati dalam bentuk glikogen. Karbohidarat yang berlebihan
akan diubah menjadi lemak. Protein diubah menjadi glukosa melalui proses
glukoneogenesis. Lemak dimetablisme menjadi gliserol dan asam lemak.
6. Akibat Gangguan Gizi
Status gizi baik atau optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat gizi
yang digunakan secara efisien. Status gizi kurang terjadi bila tubuh
mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Gangguan gizi
disebabkan oleh faktor primer atau sekunder. Faktor primer yaitu apabila
susunan makanan salah dalam kuantitas atau kualitas karena kurangnya
penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan,
ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan lain-lain. Sedanglan faktor
sekunder meliputi semua faktor yang menyebabkan zat gizi tidak sampai ke
sel-sel tubuh setelah makanan dikonsumsi. Misalnya faktor yang
menyebabkan terganggunya pencernaan seperti gigi geligi yang tidk baik,
kelainan struktur saluran pencernaan, dan kekurangan enzim.

B. Prinsip Dasar Terapi Diet


1. Standar Makanan Umum
Makanan seimbang yang dianjurkan terdiri dari makanan sumber zat tenaga,
sumber zat pembangun, dan sumber zat pengatur. Makanan sumber zat tenaga
berupa bahan makanan yang mudah didapat atau sesuai selera keluarga, yaitu

20
makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, dan protein. Sedangkan
makanan sumber zat pembangun merupakan makanan sumber protein seperti
ikan, telur, daging, dan lain-lain. Adapun makanan sumber zat pengatur
terutama adalah sayuran yang berwarna hijau tua seperti daun singkong, daun
kacang oanjang, bayam, kangkug, dan lain-lain. Selain itu, kacang-kacangan
dan buah-buahan juga merupakan sumber zat pengatur.
2. Kecukupan Gizi Seorang Sehari
Kecukupan gizi seorang sehari yang dianjurkan di Indonesia oleh Direktorat
Gizi Departemen Kesehatan RI disusun untuk berbagai golongan manusia
menurut jenis, umur, dan aktivitas sedang. Penyesuaian kebutuhan kalori
untuk perorangan dihitung berdasarkan FAO/WHO. Macam bahan makanan
yang digunakan dapat disesuaikan dengan persediaan bahan makanan
setempat.
3. Standar Makanan Rumah Sakit
Makanan Biasa diberikan kepada penderita yang tidak memerlukan makanan
khusus terkait dengan penyakitnya. Susunan makanannya sama dengan orang
sehat, hanya tidak diperbolehkan makanan yang merangsang atau yang dapat
menimbulkan gangguan pencernaan.
Makanan lunak diberikan kepada penderita sesudah operasi tertentu dan pada
penyakit infeksi dengan kenaikan suhu badan tidak terlalu tinggi. Menurut
keadaan penyakit, makanan lunak dapat diberikan langsung kepada penderita
atau merupakan perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa.
Makanan ini mudah cerna, rendah serat, dan tidak mengandung bumbu yang
merangsang.
Makanan saring diberikan kepada penderita sesudah mengalami operasi
tertentu, pada infeksi akut, termasuk infeksi saluran pencernaan seperti gastro
entritis, dan pada kesukaran menelan. Menurut keadaan penyakit, makanan
saring dapat diberikan langsung kepada penderita atau merupakan
perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak. Makanan cair diberikan

21
penderita sebelum dan sesudah operasi tertentu, dalam keadaan mual dan
muntah, dengan kesadaran menurun, dengan suhu badan tinggi atau infeksi
akut. Makanan ini diberikan berupa cairan jernih yang tidak merangsang dan
tidak meninggalkan sisa.
Makanan lewat pipa, diberikan kepada penderita yang tidak dapat makan
melalui mulut oleh karena gangguan jiwa, prekoma, anorexia Nervosa,
kelumpuhan otot-otot menelan, atau sesudah operasi mulut, tenggorokan, dan
saluran pencernaan.
4. Standar Makanan Khusus
Diet tinggi kalori tinggi protein bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kalori
dan protein yang bertambah guna mencegah dan mengurangi kerusakan
jaringan tubuh atau guna menambah berat badan hingga mencapai normal.
Diet rendah kalori yaitu pemberian makanan rendah kalori guna menurunkan
berat badan hingga normal.
Diet rendah garam bertujuan untuk membantu menghilangkan retensi
garam/air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada
hypertensi.
Makanan pra bedah diberikan sebelum operasi tergantung dari keadaan umum
penderita, macam operasi yang akan dilakukan dan segera tidaknya operasi
dilakukan. Operasi mendadak tidak membutuhkan diet sebelumnya.
Makanan pasca bedah bertujuan untuk mengusahakan agar keadaan penderita
segera kembali normal.
5. Kendala-kendala Dalam Pelaksanaan Terapi Diet di Rumah Sakit
Kesadaran pasien dan keluarga sangat menentukan keberhasila terapi diet.
Dalam kondisi perawatan di rumah sakit, adanya kebolehan keluarga untuk
membawa makanan dari luar, memberi eluang bagi asien untuk memilih dit di
luar diet yang sesuai dengan kondisi penyakitnya.

22
BAB V
METODA EVALUASI

A. Evaluasi Proses Pembelajaran


Evaluasi proses pembelajaran dilaksanakan dari setiap kegiatan yang dilakukan
peserta didik dari kegiatan penugasan, kritisi jurnal dan soal ujian.

B. Penilaian
Sistem penilaian berdasarkan acuan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cahaya
Bangsa Banjarmasin dalam nilai angka mutu, huruf mutu, dan bobot.
Taraf Penguasaan Nilai Huruf Nilai Numerik
85-100 A 4
75-84 B 3,5
65-74 C 3
50-64 D 2,5
<50 E <2

C. Nilai Lulus
Nilai lulus setiap mata ajar minimal adalah C

D. Persyaratan Mengikuti Ujian


1. Kehadiran ceramah dan seminar minimal 75 %
2. Jika kehadiran kurang dari 75 % maka wajib mengulang.
3. Jika sakit dengan surat keterangan dari tenaga kesehatan.
4. Telah mengumpulkan semua tugas yang telah diberikan.

23
BAB VI
SUPLEMEN

A. Rancangan Penugasan
1. Setiap kelompok membuat laporan pendahuluan tentang salah satu kasus
kegawat daruratan. Masing-masing kelompok mendapatkan kasus yang
berbeda-beda.
Format tugas terdiri dari :
a. Cover
b. Daftar isi
c. Pendahuluan
d. Hasil observasi lapanagn dan Analisisi
e. Daftar pustaka
f. Penutup
2. Setiap kelompok mahasiswa membuat laporan hasil tutorial yang didapat pada
setiap akhir skenario, yang menggambarkan pemahaman materi dan
pencapaian sasaran pembelajaran dalam pemicu. Laporan kelompok harus
meliputi :
a. Judul
b. Daftar isi
c. Skenario
d. Hasil obsevasi lapangan dan analisis
i. Langkah 1 (daftar istilah atau kata sulit)
ii. Langkah 2 (jawaban dari istilah-istilah sulit)
iii. Langkah 3 (identifikasi masalah)
iv. Langkah 4 (analisis masalah)

24
v. Langkah 5 (penjelasan atau penatalaksanaan masalah), berdasarkan
sasaran belajar yang mengacu pada pustaka yang relevan dengan
kasus.
Jumlah halaman minimal 10 lembar, ketikan 1,5 spasi, font times new
roman size 12, kertas HVS A4 dijilid rapid and cover makalah
menggunakan kertas buffalo berwarna merah, naskah asli.Laporan
dikumpul dengan masing masing tutor.

FORMAT PENILAIAN TUTORIAL


Kelompok :
Tutor :
Tutorial Ke :
Hari/Tanggal :
No Nama NIM Unsur Penilaian Total
A B C D

25
DASAR PENILAIAN

A. Aktivitas Saat Diskusi


Dinilai dari frekuensi mengajukan pendapat/masukan/komentar/jawaban :
30 = sangat aktif
20 = aktif
15 = kurang aktif
10 = pasif
B. Relevansi Pembicaraan
Dinilai dari relevansi terhadap materi diskusi :
30 = pembicaraan selalu relevan
20 = pembicaraan kadang relevan
15 = pembicaraan selalu tidak relevan
10 = pasif
C. Keterampilan Berkomunikasi
Dinilai dari kemampuan berinteraksi dengan peserta lain, tidak emosional atau
memotong pembicaraan orang lain, mendominasi diskusi, tunjuk jari jika
menyampaikan pendapat/pertanyaan, memperhatikan peserta lain saat berbicara.
20 = sangat terampil
12 = terampil
8 = kurang terampil
4 = pasif

26
D. Kehadiran
20 = datang tepat waktu
10 = terlambat 5-10 menit
0 = terlambat > 10 menit

LEMBAR PENILAIAN MAKALAH TUTORIAL


Kelompok :
Tutor :
Tanggal terima :
A. Format ( 60-80 )
1. Kesesuaian format
2. Kelengkapan bagian-bagian makalah
B. Isi ( 60-100 )
1. Materi tulisan
2. Tata bahasa
3. Kesesuaian isi dengan sasaran belajar
C. Kepustakaan ( 60-80 )
1. Kemuktahiran sumber referensi
2. Prosentase penggunaan kepustakaan primer sebagai rujukan
Total Nilai : A + (2xB) + C =…………………
Rata-rata nilai :Total Nilai=………………….
4
Banjarmasin, 2016
Penilai

(………………………………………)
Keterangan :
*= > 80 % kepustakaan 10 tahun terakhir
**=> 60% merupakan artikel jurna

27
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Bagian Gizi RS Cipto Mangunkusumo dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 1987.
Penuntun Diit. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Biro Pusat Statistik. 1998. Statistik Kesejahteraan Rakyat. Survei Sosial Ekonomi
1997. Biro Pusat Statistik, Jakarta

Biro Pusat Statistik. 1992. Status Gizi Balita. Biro Pusat Statistik, Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 1982. Buku Pegangan Kader: Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga.
Departemen Kesehatan, Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 1995. Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang.


Departemen
Kesehatan, Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 1995. Pemantauan Status Gizi Melalui Posyandu.


Departemen
Kesehatan, Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 1990. Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia. Departemen
Kesehatan, Jakarta

28
Departemen Kesehatan RI. 1984. Penelitian Gizi dan Makanan. Pusat penelitian dan
Pengembangan Gizi, Bogor.

29

Anda mungkin juga menyukai