Anda di halaman 1dari 11

LIMFADENITIS

No. Dokumen :

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT PUSKESMAS dr.Ruri Pujianti
NGANTANG NIP.198305232011012007

1. Pengertian Peradangan pada satu atau beberapa kelenjar getah bening, yang
disebabkan oleh berbagai organisme yaitu bakteri, virus, protozoa, riketsia
dan jamur, yang menyebar dari infeksi kulit, telinga, hidung atau mata.

2. Tujuan Sebagai acuhan dalam pengobatan dan penatalaksanaan kasus


limfadenitis

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Ngantang Nomor .......... tentang..........


4. Referensi Buku patofisiologi kedokteran 2006

5. Prosedur/ Hasil Anamnesa Ditemukan :


langkah-
langkah  Pembengkakan kelenjar getah bening
 Demam
 Kehilangan nafsu makan
 Keringat berlebihan
 Nadi cepat
 Kelemahan
 Nyeri tenggorokan dan batuk bila disebakkan oleh infeksi saluran
pernafasan bagian atas
 Nyeri sendi bila disebabkan oleh penyakit kolagen atau penyakit
serum

Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana :

 Pembesaran kelenjar getah bening


 Nyeri tekan bila disebabkan oleh bakteri
 Kemerahan dan hangat pada perabaan mengarah kepada infeksi
bakteri
 Fluktuasi menandakan terjadinya abses
 Pada tanda keganasan tidak ditemukan peradangan
 Pada infeksi oleh mikrobakterium pembesaran kelenjar berjalan
mingguan-bulanan, kulit diatasnya menjadi tipis dan pecah
 Adanya tenggorokan yang merah, bercak-bercak putih pada tonsil,
bintik-bintik merah pada langit-langit mengarah infeksi
 oleh steptokokus
 Adanya selaput pada dinding tenggorokan, tonsil, langit-langit yang
sulit dilepas dan bisa dilepas berdarah, pembengkakan pada
jaringan lunak leher mengarah infeksi oleh difteri
 Faringitis, ruam-ruam dan pembesaran limfa mengah pada infeksi
epstein barr virus
 Radang selaput mata dan bercak koplik mengarah ke campak
 Bintik-bintik perdarahan, pucat, merah tidak jelas penyebabnya
diserati pembesaran hati mengarah ke leukemia

Pemeriksaan penunjang :

 Skrining TB : BTA, Sputum, LED, Mantoux tes


 Laboratorium : Darah perifer lengkap

Penatalaksanan :

 Pencegahan dengan menjaga kesehatan dan kebersihan badan


 Beri kompers hangat untuk membantu mengurangi sakit
 Tata laksanan pembesaran kelenjar getah bening tergantung
penyebab :
a. Virus : Sembuh sendiri tanpa pengobatan
b. Pengobatan infeksi dengan antibiotik oral 10 hari,
8. Rekaman Historis Perubahan

Tgl.Mulai
No Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
DEMAM DENGUE

No. Dokumen :

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT PUSKESMAS dr.Ruri Pujianti
NGANTANG NIP.198305232011012007

1. Pengertian Demam berdarah dengue adalah infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah agar penanganan kasus lebih


tepat efektif dan efisien

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Ngantang Nomor .......... tentang..........


4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015

5. Prosedur/ Anamnesis (Subjective)


langkah- 1. Demam tinggi, mendadak, terus menerus selama 2 – 7 hari.
langkah
2. Manifestasi perdarahan, seperti: bintik-bintik merah di kulit, mimisan,
gusi berdarah, muntah berdarah, atau buang air besar berdarah.
3. Gejala nyeri kepala, mialgia, artralgia, nyeri retroorbital.
4. Gejala gastrointestinal, seperti: mual, muntah, nyeri perut (biasanya di
ulu hati atau di bawah tulang iga)
5. Kadang disertai juga dengan gejala lokal, seperti: nyeri menelan, batuk,
pilek.
6. Pada kondisi syok, anak merasa lemah, gelisah, atau mengalami
penurunan kesadaran.
7. Pada bayi, demam yang tinggi dapat menimbulkan kejang.

Faktor Risiko
1. Sanitasi lingkungan yang kurang baik, misalnya: timbunan sampah,
timbunan barang bekas, genangan air yang seringkali disertai di tempat
tinggal pasien sehari-hari.
2. Adanya jentik nyamuk Aedes aegypti pada genangan air di tempat
tinggal pasien sehari-hari.
3. Adanya penderita demam berdarah dengue (DBD) di sekitar pasien

Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Tanda patognomonik untuk demam dengue
1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
4. Rumple Leed (+)

Tanda Patognomonis untuk demam berdarah dengue


1. Suhu > 37,5 derajat celcius
2. Ptekie, ekimosis, purpura
3. Perdarahan mukosa
8. Rekaman Historis Perubahan

Tgl.Mulai
No Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
MALARIA

No. Dokumen :

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT PUSKESMAS dr.Ruri Pujianti
NGANTANG NIP.198305232011012007

Merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebabkan


oleh parasit Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan
1. Pengertian ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam,
menggigil, anemia, dan pembesaran limpa

2. Tujuan Mendiagnosis dan mengobati penyakit malaria dengan tepat

3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Ngantang Nomor .......... tentang..........


4. Referensi Keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor HK
02.02/Menkes/514/2015
Tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama
5. Prosedur/ Hasil Anamnesis (Subjective)
langkah- Keluhan
langkah Demam hilang timbul, pada saat demam hilang disertai dengan
menggigil, berkeringat, dapat disertai dengan sakit kepala, nyeri otot dan
persendian, nafsu makan menurun, sakit perut, mual muntah, dan diare.
Faktor Risiko
1. Riwayat menderita malaria sebelumnya.
2. Tinggal di daerah yang endemis malaria
3. Pernah berkunjung 1-4 minggu di daerah endemic malaria
4. Riwayat mendapat transfusi darah.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Patognomonis
a. Pada periode demam:
● Kulit terlihat memerah, teraba panas, suhu tubuh meningkat
dapat sampai di atas 400C dan kulit kering.
● Pasien dapat juga terlihat pucat.
● Nadi teraba cepat
● Pernapasan cepat (takipneu)
b. Pada periode dingin dan berkeringat:
● Kulit teraba dingin dan berkeringat.
● Nadi teraba cepat dan lemah
● Pada kondisi tertentu bisa ditemukan penurunan kesadaran.
2. Kepala : Konjungtiva anemis, sklera ikterik, bibir sianosis, dan pada
malaria serebral dapat ditemukan kaku kuduk.
3. Toraks : Terlihat pernapasan cepat.
4. Abdomen : Teraba pembesaran hepar dan limpa, dapat juga ditemukan
asites.
5. Ginjal : bisa ditemukan urin berwarna coklat kehitaman, oligouri atau
anuria.

6. Ekstermitas: akral teraba dingin merupakan tanda-tanda menuju syok

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan hapusan darah tebal dan tipis ditemukan parasit
Plasmodium.
2. Rapid Diagnostic Test untuk malaria (RDT).
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
8. Rekaman Historis Perubahan

Tgl.Mulai
No Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
LEPTOSPIROSIS

No. Dokumen :

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT PUSKESMAS dr.Ruri Pujianti
NGANTANG NIP.198305232011012007

Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang menyerang manusia


disebabkan oleh mikroorganisme Leptospira interogans dan memiliki
manifestasi klinis yang luas. Spektrum klinis mulai dari infeksi yang tidak
1. Pengertian jelas sampai fulminan dan fatal. Pada jenis yang ringan, leptospirosis
dapat muncul seperti influenzadengan sakit kepala dan myalgia. Tikus
adalah reservoir yang utama dan kejadian leptospirosis lebih banyak
ditemukan pada musim hujan.
2. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mendiagnosis dan
memberikan tatalaksana yang tepat pada pasien leptospirosis.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Ngantang Nomor .......... tentang..........
4. Referensi Keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor HK
02.02/Menkes/514/2015
Tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama
5. Prosedur/ 1. Langkah Diagnosis
langkah- 1.1. Anamnesis
langkah
Demam disertai menggigil, sakit kepala, anoreksia, mialgia yang
hebat pada betis, paha dan pinggang disertai nyeri tekan. Mual,
muntah, diare dan nyeri abdomen, fotofobia, penurunan
kesadaran.
1.2. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan Fisik
1. Febris
2. Ikterus
3. Nyeri tekan pada otot
4. Ruam kulit
5. Limfadenopati
6. Hepatomegali dan splenomegali
7. Edema
8. Bradikardi relatif
9. Konjungtiva suffusion
10. Gangguan perdarahan berupa petekie, purpura, epistaksis
dan perdarahan gusi
11. Kaku kuduk sebagai tanda meningitis
1.3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah rutin: jumlah leukosit antara 3000-26000/μL, dengan
pergeseran ke kiri, trombositopenia yang ringan terjadi pada
50% pasien dan dihubungkan dengan gagal ginjal.
2. Urin rutin: sedimen urin (leukosit, eritrosit, dan hyalin atau
granular) dan proteinuria ringan, jumlah sedimen eritrosit
biasanya meningkat.
8. Rekaman Historis Perubahan

Tgl.Mulai
No Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
ULKUS PADA TUNGKAI

No. Dokumen :

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit :
Halaman :

UPT PUSKESMAS dr.Ruri Pujianti


NGANTANG NIP.198305232011012007

Ulkus pada tungkai adalah penyakit arteri, vena, kapiler dan pembuluh
darah limfe yang dapat menyebabkan kelainan pada kulit.
Trauma, higiene yang buruk, gizi buruk, gangguan pada pembuluh darah
dan kerusakan saraf perifer dianggap sebagai penyebab yang paling
1. Pengertian sering. Kerusakan saraf perifer biasanya terjadi pada penderita diabetes
mellitus dan penderita kusta. Hipertensi juga dikaitkan sebagai salah satu
penyebab rusaknya pembuluh darah. Pembagian ulkus kruris dibagi ke
dalam empat golongan yaitu, ulkus tropikum, ulkus varikosus, ulkus
arterial dan ulkus neurotrofik.
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam mendiagnosis dan memberikan
tatalaksana yang tepat terhadap pasien dengan ulkus pada tungkai.
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Ngantang Nomor .......... tentang..........
4. Referensi Keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor HK
02.02/Menkes/514/2015
Tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama
5. Prosedur/ Hasil Anamnesis (Subjective)
langkah- Keluhan
langkah
Pasien datang dengan luka pada tungkai bawah. Luka bisa disertai
dengan nyeri atau tanpa nyeri. Terdapat penyakit penyerta lainnya yang
mendukung kerusakan pembuluh darah dan jaringan saraf perifer.

Anamnesa:
1. Dapat ditanyakan kapan luka pertama kali terjadi. Apakah pernah
mengalami hal yang sama di daerah yang lain.
2. Perlu diketahui apakah pernah mengalami fraktur tungkai atau
kaki. Pada tungkai perlu diperhatikan apakah ada vena tungkai
superfisial yang menonjol dengan tanda inkompetensi katup.
3. Perlu diketahui apakah penderita mempunyai indikator adanya
penyakit yang dapat memperberat kerusakan pada pembuluh
darah.

Faktor Risiko :
Usia penderita, berat badan, jenis pekerjaan, penderita gizi buruk,
mempunyai higiene yang buruk, penyakit penyerta yang bisa menimbulkan
kerusakan pembuluh darah.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Gejala Klinis :
Gejala klinis keempat tipe ulkus dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
8. Rekaman Historis Perubahan

Tgl.Mulai
No Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
VERUKA VULGARIS

No. Dokumen :

SOP No. Revisi :


Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT PUSKESMAS dr.Ruri Pujianti
NGANTANG NIP.198305232011012007

1. Pengertian Veruka vulgaris merupakan hiperplasia epidermis yang disebabkan oleh


Human papilloma virus (HPV). Penularan melalui kontak langsung dengan
agen penyebab. Veruka ini sering dijumpai pada anak-anak dan remaja
2. Tujuan Sebagai penerapan langkah-langkah dalam melakukan diagnosa dan
terapi veruka vulgaris
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Ngantang Nomor .......... tentang..........
4. Referensi Permenkes No 5 tahun 2014
5. Prosedur/ 1. Anamnesa
langkah- a. Adanya kutil pada kulit dan mukosa
langkah 2. Pemeriksaan Klinis
a. Tanda patognomonis yaitu Papul berwarna kulit sampai keabuan
dengan permukaan verukosa. Papul ini dapat dijumpai pada kulit,
mukosa dan kuku. Apabila permukaannya rata, disebut dengan
veruka plana. Dengan goresan dapat timbul autoinokulasi
sepanjang goresan(fenomena Koebner)
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Tidak diperlukan
4. Diagnosa
a. Veruka vulgaris
b. Veruka plana
c. Veruka plantaris
5. Diagnosa Banding
a. Kalus
b. Komedo
c. Liken planus
d. Kondiloma akuminatum
e. Karsinoma sel skuamosa
6. Terapi
a. Pasien harus menjaga kebersihan kulit.

Pengobatan topikal dilakukan dengan pemberian bahan kaustik, misalnya


dengan asam salisilat 20% - 40%, larutan AgNO3 25%.
8. Rekaman Historis Perubahan

Tgl.Mulai
No Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai