Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum wr wb.

Anak-6-12 tahun juga memiliki risiko karies


Yang terhormat drg. Alfini Octavia Sp. KGA lebih tinggi daripada orang dewasa, hal ini
selaku dosen pembimbing, yang terhormat disebabkan karena tingkat kesadaran dalam
drg. Novitasari Ratna Astuti Master of Public memelihara kesehatan gigi dan mulut yang
Health, yang terhormat drg. Pipiet Okti tergolong rendah. Selain itu, pada anak usia 6-
Kusumastiwi Master of Public Health, dan 12 tahun, lebih senang mengonsumsi makan
teman-teman seperjuangan yang saya makanan yg bersifat kariogenik.
banggakan.
Sebelum saya memulai presentasi pada pagi Dengan mengetahui risiko karies seseorang,
hari ini, ijiin kan saya untuk memperkenalkan kita dapat menurunkan angka prevalensi
terlebih dahulu. Saya Muhammad Rianda karies dengan melakukan tindakan
pencegahan terjadinya karies. Salah satu cara
Islami dan pada pagi hari ini saya akan
mempresentasikan judul proposal karya tulis untuk mengetahui risiko karies yaitu dengan
ilmiah saya yang berjudul Evaluasi Caries Risk melakukan Penilaian risiko karies, atau yang
Assessment pada Anak Tunarungu Usia 6-12 dikenal dengan CRA.
tahun di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta TUJUAN UMUM : Untuk mengetahui .....
TUJUAN KHUSUS : Untuk mengetahui angka
persentease .......
BAB 1 – Pendahuluan.
Latar belakang, karies merupakan salah satu Manfaat penelitian, disini terdapat 3
penyakit gigi dan mulut dengan angka kasus manfaat. Yang pertama bagi peneliti,
tertinggi di Indonesia. Karies merupakan diharapkan penelitian ini dapat menambah
proses rusaknya jaringan keras gigi yang wawasan, pengalaman serta pengetahuan
peneliti saat melakukan penelitian, Kedua bagi
disebabkan oleh mikroorganisme dan
mengakibatkan demineralisasi jaringan keras ilmu pengetahuan, diharapkaan penelitian ini
gigi dan diikuti rusaknya bahan organik pada dapat menjadi acuan bagi penelitian
gigi. Data dari RISKESDAS tahun 2013 selanjutnya mengenai CRA pada anak
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan tunarungu usia 6-12 tahun di SLBN 1 Bantul
prevalensi angka karies, yaitu dari 43,4% pada Yogyakarta. Dan yang terakhir, bagi
masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat
tahun 2007 menjadi 53,2% pada tahun 2013.
memberikan data serta informasi terkait risiko
Kemudian, Anak tunarungu adalah anak karies pada anak tunarungu SLBN 1 bantul
dengan pendengaran berkurang atau bahkan yogyakarta, sehingga pihak sekolah dapat
menghilang yang disebabkan tidak memanfaatkan data dan dapat meningkatkan
berfungsinya alat pendengaran. Hal ini kesgilut.
menyebabkan anak tunarungu memiliki risiko
karies lebih tinggi daripada anak normal
karena kekurangannya tersebut. Sehingga BAB 2 – Tinjuan pustaka
anak tunarungu akan kesulitan dalam
memahami makna prosedur kebersihan ABK yaitu anak yang menyimpang dari rata-
mulut, karena informasi yang diterima tidak rata anak normal dalam hal ciri-ciri mental,
sebanyak informasi yang diterima oleh anak kemampuan sensorik, fisik, neuromuskular,
normal. perilaku sosial, emosional, kemampuan
berkomunikasi, maupun kombinasi 2 atau
lebih.
Yang termasuk dalam aspek fisik diantaranya 3. Kristal email pada gigi dapat mengalami
(tunanetra,tunarungu,tunawicara, dan kerusakan apabila terkena asam berulang kali.
tunadaksa), sedangkan yang termasuk aspek Karies dapat terjadi apabila terjadi kehilangan
mental (anak berbakat, tunagrahita), dan keseimbangan antara demineralisasi dan
aspek sosial (tunalaras-memiliki kesuliatan proses remineralisasi.
dalam menyesuaikan perilakunya terhadap 4. Kualitas saliva dan struktur gigi faktor yang
lingkungan sekitarnya) paling utama yang harus dipertimbangkan.
Saliva memiliki fungsi self cleansing dan
Menurut WHO, kehilangan pendengaran apabila kualitas dan jumlah saliva berkurang,
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya dapat mengakibatkan terbentuknya karies.
:
1. faktor penyebab yang tidak bisa CRA merupakan penentuan kemungkinan
dicegah/dihindar. Hampir 40% penyebab terjadinya karies pada seseorang. Dengan
kehilangan pendengaran disebabkan karena kemampuan untuk mendeteksi karies pada
faktor genetik tahap awal (white spot), penyedia layanan
2. Ketika didalam kandungan, apabila ibu kesehatan dapat membantu mencegah
terkena infeksi Cytomegalovirus atau rubella, terbentuknya kavitas.
dapat menyebabkan kehilangan pendengaran.
3. Bayi lahir prematur, BBLR, kekurangan HIPOTESIS - Anak tunarungu berusia 6-12
oksigen saat lahir (asfiksia), malformasi tahun di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta
kongenital pada telinga dan saraf memiliki risiko karies sedang hingga tinggi
pendengaran. terhadap karies.
4. Misalnya otitis media Subjek penelitian - seluruh siswa tunarungu
5. Paparan suara yg terlalu keras dapat di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta yang terdiri
menyebabkan gangguan pendengaran dari 27 siswa, pengambilan sample
6. Contoh obat-obatan ototoksi – dapat menggunakan teknik total sampling dengan
merusak sel-sel saraf sensori pada telinga kriteria inklusi dan eksklusi
bagian dalam.
INKLUSI
Karies merupakan rusaknya jaringan keras gigi 1. Anak tunarungu di SLB Negeri 1 Bantul
yang disebabkan oleh mikroorganisme yang Yogyakarta
mengakibatkan demineralisasi pada jaringan 2. Anak berusia 6-12 tahun
keras gigi dan rusaknya bahan organik gigi. 3. Bersedia mengikuti penelitian
Tahap pertama dari karies akan terlihat white 4. Jenis kelamin tidak dibedakan
spot. Pada tahap ini belum terbentuk kavitas 5. Anak yang kooperatif.
dan membutuhkan 2-4 tahun untuk
berkembang menjadi karies. EKSKLUSI
Karies bersifat multifaktotrial, 1. Anak yang tidak hadir saat penelitian
1. S. Mutans merupakan salah satu bakteri 2. Anak yang tidak kooperatif
yang paling berperan dalam menginisiasi 3. Anak yang tidak bersedia mengikuti
proses demineralisasi email. penelitian
2. Salah satunya yaitu karbohidrat, bakteri
Variabel Terkendali - Anak tunarungu, Usia
dapat menggunakan karbohidrat yang
anak, Memiliki gigi geligi
terfermentasi sebagai energi dan produk akhir
dari jalur glikolitik dalam metabolisme bakteri
adalah asam.
VARIABEL TAK TERKENDALI – kemampuan
atau tingkat pendengaran, Asupan makanan
dan status gizi, Pola asuh orangtua, Sikap dan
perilaku anak, Kebiasaan buruk (Oral habit),
Penyakit sistemik

DEFINISI OPERASIONAL
Anak Tunarungu : Anak yang memiliki
kekuarangan sebagian atau seluruh dalam
fungsi mendengar, hal tersebut menyebabkan
perlunya layanan khusus karena adanya
gangguan dalam mendengar
Karies : Suatu penyakit pada jaringan keras
gigi yang disebabkan oleh aktivitas
mikroorganisme dalam suatu karbohidrat
yang dapat difermentasikan.
CRA : suatu penilaian untuk mengetahui risiko
terjadinya karies seseorang pada masa yang
akan datang.

PENGUMPULAN DATA
Dengan menggunakan formulir caries risk
assessment dari AAPD dan menggunakan
kuisioner berisi pertanyaan yang ditujukan
kepada orang tua atau wali tentang kebiasaan
anak.

ANALISIS DATA
Data yang telah didapatkan, kemudian di
analisis menggunakan uji analisis deskriptif
untuk mengetahui distribusi frekuensi.

Anda mungkin juga menyukai