Anda di halaman 1dari 14

TUGAS AKHIR MODUL 2

NAMA : I Nengah Setiawan


NO.PESERTA : 18206084210029
KELAS : B. Teknik Energi Terbarukan

1. Rumusan Kompetensi Guru Secara Utuh


JAWAB:

1. Kompetensi Pedogogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan
pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran mulai dari
merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi. Secara umum
kompetensi inti pedagogi meliputi; (a) menguasai karakteristik peserta didik dari
aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, (b) menguasai teori
belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (c) mengembangkan
kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu,
(d) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, (e) memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (f) memfasilitasi
pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimiliki, (g) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta
didik, (h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (i)
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (j)
melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Berikut
diuraikan indikator masing-masing kompetensi inti pedagogi.
Pertama; menguasai karakteristik serta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual, merupakan kompetensi inti pertama yang
harus dimiliki oleh guru. Indikator penguasaan kompetensi ini ditunjukan
dengan kemapuan; (a) memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan
aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-
budaya, (b) mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran, (c)
mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik dalam mata pelajaran, (d)
mengidentifikasi kesulitan peserta didik.
Kedua; menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik, merupakan kompetensi inti pedagogi yang selanjutnya harus dimiliki oleh
seorang guru. Indikator penguasaan terhadap kompetensi ini ditunjukan dengan
kemampuan guru; (a) memahami berbagai teori belajar dan prinsip-
prinsip pembelajaran yang mendidik, (b) menerapkan berbagai pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif, (c) menerapkan
pendekatan pembelajaran berdasarkan jenjang dan karateristik bidang studi.
Ketiga; mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata
pelajaran/bidang studi yang diampu merupakan kompetensi yang sudah semestinya
dikuasai oleh guru. Indikatornya seperti; (a) memahami prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum, (b) menentukan tujuan pelajaran, (c) menentukan
pemencapai tujuan pelajaran, (d) memilih mater pelajaran yang terkait dengan
pengalaman belaja dan tujuan pembelajaran, (e) menata mater
pembelajaran secara benar sesuai denga pendekatan yang dipilih dan
karakteristik pesert didik, (f) mengembangkan indikator dan instrume penilaian.
Kompetensi ini dilakukan oleh gu dalam bentuk penyususnan RPP.
Keempat; kemampuan kompetensi menyelenggarakan pembelajaran
yang mendidik, indikatornya ditunjukan dengan; (a) memahami prinsip-prinsip
perancangan pembelajaran yang mendidik, (b) mengembangkan komponen-
komponen rancangan pembelajaran, (c) menyusun rancangan pembelajaran yang
lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan, (d)
melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di
lapangan, (e) menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh,
(f) mengambil keputusan transaksional dalam pelajaran sesuai dengan situasi yang
berkembang.
Kelima; memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi dan komunikasi saat ini
sudah menjadi keharusan bagi guru memiliki kemampuan dalam memanfaatkan TIK
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang mendidik, seperti penggunaan
media dan penggalian sumber belajar.
Keenam; memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, kompetensi ini ditunjukan
guru dengan; (a) menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong
peserta didik mencapai prestasi belajar secara optimal, (b) menyediakan berbagai
kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk
kreativitasnya.
Ketujuh; berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik, merupakan kompetensi pedogogi yang penting dimiliki oleh guru,
seperti; (a) memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan
santun, baik secara lisan maupun tulisan, (b) berkomunikasi secara efektif, empatik,
dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi
pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari (1) penyiapan kondisi psikologis
peserta didik, (2) memberikan pertanyaan atau tugas sebagai ajakan kepada
peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik, (d) reaksi guru terhadap
respons peserta didik, dan seterusnya.
Kedelapan; menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses serta hasil
belajar. Kompetensi evaluasi sangat penting dikuasai oleh guru, karena evaluasi
menjadi alat ukur keberhasilan bagi guru dan peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran. Indikator kompetensi ini meliputi; (a) memahami prinsip-prinsip
penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran yang diampu, (b) menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang
penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
yang diampu, (c) menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar, (d) mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar, (e) mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrument, (f) menganalisis hasil
penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan, (g) melakukan evaluasi
proses dan hasil belajar.
Kesembilan; selain memiliki kemampuan dalam mengevaluasi seorang guru
juga harus mampu untuk memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran, seperti; (a) menggunakan informasi hasil penilaian dan
evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar, (b) menggunakan informasi hasil
penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan, (c)
mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan,
(d) memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kesepuluh; kompetensi terakhir dari pedogogi yaitu kemampuan guru dalam
melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran, indikator
kompetensi ini ditunjukkan dengan; (a) melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilaksanakan, (b) memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan
pengembangan mata pelajaran, (c) melakukan penelitian tindakan kelas untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran.

a) Menguasai karakteristik peserta


didik dari aspek fisik, moral,
spiritual, sosial, kultural, emosional,
dan intelektual
b) Menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik.
c) Mengembangkan kurikulum yang
terkait dengan mata pelajaran yang
diampu

KOMPETENSI
d) Menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik

PEDAGOGIK e) Memanfaatkan teknologi


dan komunikasi untuk kepentingan
informasi

pembelajaran
f) Memfasilitasi pengembangan potensi
peserta didik
g) untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki
h) Berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan peserta
didik
i) Menyelenggarakan penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar
j) Memanfaatkan hasil penilaian dan
evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran
k) Melakukan tindakan reflektif untuk
peningkatan
l) kualitas pembelajaran
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi
peserta didik dan berakhak mulia. Kompetensi inti kepribadian seperti (a) bertindak
sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia, (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (c) menampilkan diri sebagai pribadi
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, (d) menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri, dan (e) menjunjung tinggi kode etik profesi
guru. Secara rinci kompetesi kepribadian diuraikan menjadi sub- kompetensi
sebagai berikut.
Pertama; bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional Indonesia, seperti; (a) menghargai peserta didik tanpa
membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender,
(b) bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang
berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.
Kedua; menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan
teladan bagi peserta didik dan masyarakat, seperti; (a) berperilaku jujur, tegas, dan
manusiawi, (b) berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia, (c)
berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di
sekitarnya.
Ketiga; menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,
dan berwibawa, seperti; (a) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan
stabil, (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.
Keempat; Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru, dan rasa percaya diri, seperti; (a) menunjukkan etos kerja dan
tanggung jawab yang tinggi, (b) bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri,
Bekerja mandiri secara professional.
Kelima; Menjunjung tinggi kode etik profesi guru, seperti; (a) memahami
kode etik profesi guru, (b) menerapkan kode etik profesi guru, (c) berperilaku sesuai
dengan kode etik guru.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian
dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidian, orang tua siswa, dan
masyarakat sekitar. Kompetensi sosial penting dimiliki bagi seorang pendidik yang
profesinya senantiasa berinteraksi dengan human (manusia) lain. Kompetensi ini
memiliki subkompetensi dengan indikator sebagai berikut.
Pertama, bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan
status sosial ekonomi, seperti; (1) bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta
didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran, (2)
tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat,
orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku,
jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.
Kedua, berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat, kemampuan ini
ditunjukan dengan cara; (1) berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas
ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif, (2) berkomunikasi dengan orang
tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program
pembelajaran dan kemajuan peserta didik, (3) mengikutsertakan orang tua peserta
didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan
belajar peserta didik.
Ketiga, beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya. Kompetensi ini penting dikuasai oleh
pendidik, apalagi jika tugas tidak ditempatkan di daerah asal. Kemampuan ini
ditunjukan dengan; (1) beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka
meningkatkan efektivitas sebagai pendidik, termasuk memahami bahasa daerah
setempat, (2) melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untuk
mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang
bersangkutan.
Keempat, berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain
secara lisan dan tulisan atau bentuk lain, seperti; (1) berkomunikasi dengan teman
sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam
rangka meningkatkan kualitas pendidikan, (2) mengkomunikasikan hasil-hasil
inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan atau
bentuk lain.

4. Kompetensi Professional
Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup
penguasaan substansi isi materi pembelajaran, dan substansi keilmuan
yang menaungi materi dalam kurikulum, serta menambah wawasan keilmuan.
Berikut dijabarkan kompetensi dan sub-kompetensi profesional.
Pertama, menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir ilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu sesuai jenjang pendidikan. Kemampuan
ini sangat penting dimiliki bagi seorang guru sebab apa yang akan disampaikan
guru kepada siswa berupa ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh guru.
Kedua, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, seperti; (1) memahami standar
kompetensi mata pelajaran, (2) memahami kompetensi dasar mata pelajaran, (3)
memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran.
Ketiga, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif;
(1) memilih materi mata pelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik, (2) mengolah materi mata pelajaran secara integratif dan kreatif sesuai dengan
tingkat perkembangan peserta didik.
Keempat, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif, seperti; (1) melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri
secara terus-menerus, (2) memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan
keprofesionalan, (3) melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan
keprofesionalan, (4) mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai
sumber.
Kelima, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri, seperti; (1) memanfaatka teknologi
informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi, (2) memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri
2. Ketrampilan Belajar Yang Harus Dimiliki Guru Dan Siswa
JAWAB:

Belajar mengetahui merupakan kegiatan untuk memperoleh,


memperdalam dan memanfaatkan materi pengetahuan. Penguasaan materi
merupakan salah satu hal penting bagi siswa di abad ke-21. Siswa juga harus memiliki
kemauan untuk belajar sepanjang hayat. Hal ini berarti siswa harus secara
berkesinambungan menilai kemampuan diri tentang apa yang telah diketahui dan terus
merasa perlu memperkuat pemahaman untuk kesuksesan kehidupannya kelak. Siswa
harus siap untuk selalu belajar ketika menghadapi situasi baru yang memerlukan
keterampilan baru. Pembelajaran di abad ke-21 hendaknya lebih menekankan pada
tema pembelajaran interdisipliner. Empat tema khusus yang relevan dengan kehidupan
modern adalah: 1) kesadaran global; 2) literasi finansial, ekonomi, bisnis, dan
kewirausahaan; 3) literasi kewarganegaraan; dan 4) literasi kesehatan. Tema-tema ini
perlu dibelajarkan di sekolah untuk mempersiapkan siswa menghadapi kehidupan dan
dunia kerja di masa mendatang dengan lebih baik.

Kemampuan menyelesaikan masalah


Keterampilan memecahkan masalah mencakup keterampilan lain seperti
identifikasi dan kemampuan untuk mencari, memilih, mengevaluasi, mengorganisir,
dan mempertimbangkan berbagai alternatif dan menafsirkan informasi. Seseorang
harus mampu mencari berbagai solusi dari sudut pandang yang berbeda-beda, dalam
memecahkan masalah yang kompleks. Pemecahan masalah memerlukan kerjasama
tim, kolaborasi efektif dan kreatif dari guru dan siswa untuk dapat melibatkan
teknologi, dan menangani berbagai informasi yang sangat besar jumlahnya, dapat
mendefinisikan dan memahami elemen yang terdapat pada pokok permasalahan,
mengidentifikasi sumber informasi dan strategi yang diperlukan dalam mengatasi
masalah. Pemecahan masalah tidak dapat dilepaskan dari keterampilan berpikir kritis
karena keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan fundamental dalam
memecahkan masalah. Siswa juga harus mampu menerapkan alat dan teknik yang
tepat secara efektif dan efisien untuk menyelesaikan permasalahan.

Komunikasi dan kolaborasi


Kemampuan komunikasi yang baik merupakan keterampilan yang sangat
berharga di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Kemampuan komunikasi mencakup
keterampilan dalam menyampaikan pemikiran dengan jelas dan persuasif secara oral
maupun tertulis, kemampuan menyampaikan opini dengan kalimat yang jelas,
menyampaikan perintah dengan jelas, dan dapat memotivasi orang lain melalui
kemampuan berbicara. Kolaborasi dan kerjasama tim dapat dikembangkan melalui
pengalaman yang ada di dalam sekolah, antar sekolah, dan di luar sekolah (P21,
2007a). Siswa dapat bekerja bersama-sama secara kolaboratif pada tugas berbasis
proyek yang autentik dan mengembangkan keterampilannya melalui pembelajaran tutor
sebaya dalam kelompok. Pada dunia kerja di masa depan, keterampilan
berkolaborasi juga harus diterapkan ketika menghadapi rekan kerja yang berada
pada lokasi yang saling berjauhan. Keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang
efektif disertai dengan keterampilan menggunakan teknologi dan sosial media akan
memungkinkan terjadinya kolaborasi dengan kelompok-kelompok internasional.

Kreativitas dan inovasi


Pencapaian kesuksesan profesional dan personal, memerlukan keterampilan
berinovasi dan semangat berkreasi. Kreativitas dan inovasi akan semakin berkembang
jika siswa memiliki kesempatan untuk berpikir divergen. Siswa harus dipicu untuk
berpikir di luar kebiasaan yang ada, melibatkan cara berpikir yang baru, memperoleh
kesempatan untuk menyampaikan ide-ide dan solusi-solusi baru, mengajukan
pertanyaan yang tidak lazim, dan mencoba mengajukan dugaan jawaban. Kesuksesan
individu akan didapatkan oleh siswa yang memiliki keterampilan kreatif. Individu-
individu yang sukses akan membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik bagi
semuanya.

Literasi informasi, media, dan teknologi


Literasi informasi yang mencakup kemampuan mengakses, mengevaluasi dan
menggunakan informasi sangat penting dikuasai pada saat ini. Literasi informasi
memiliki pengaruh yang besar dalam perolehan keterampilan lain yang diperlukan pada
kehidupan abad ke-21. Seseorang yang berkemampuan literasi media adalah
seseorang yang mampu menggunakan keterampilan proses seperti kesadaran,
analisis, refleksi dan aksi untuk memahami pesan alami yang terdapat pada media.
Kerangka literasi media terdiri atas kemampuan untuk mengakses, menganalisis,
mengevaluasi, dan menciptakan pesan dalam berbagai bentuk media, menciptakan
suatu pemahaman dari peranan media pada masyarakat, dan membangun
keterampilan penting dari informasi hasil penyelidikan dan ekspresi diri. Literasi media
juga mencakup kemampuan untuk menyampaikan pesan dari diri dan untuk
memberikan pengaruh dan informasi kepada orang lain.

Literasi informasi, komunikasi, dan teknologi (ICT)


Kemampuan literasi ICT mencakup kemampuan mengakses, mengatur,
mengintegrasi, mengevaluasi, dan menciptakan informasi melalui penggunaan teknologi
komunikasi digital. Literasi ICT berpusat pada keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam
mempertimbangkan informasi, media, dan teknologi di lingkungan sekitar. Setiap
negara hendaknya menumbuhkan secara luas keterampilan ICT pada
masyarakatnya karena jika tidak, negara tersebut dapat tertinggal dari perkembangan
dan kemajuan pengetahuan ekonomi berbasis teknologi. Terdapat beberapa
keterkaitan antara tiga bentuk literasi yang meliputi literasi komunikasi informasi, media
dan teknologi. Penguasaan terhadap keterampilan tersebut memungkinkan penguasaan
terhadap keterampilan dan kompetensi lain yang diperlukan untuk keberhasilan
kehidupan di abad ke-21 (Trilling & Fadel, 2009).

3. Rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan


JAWAB:

Strategi pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi 3 aspek, yaitu:


a) strategi pengembangan diri, b) strategi publikasi ilmiah, dan c) strategi karya
inovatif.

a. Strategi Pengembangan Diri

Kompetensi guru meliputi: 1) kompetensi pedagogic, 2) kompetensi


kepribadian, 3) kompetensi professional dan 4) kompetensi social. Kompetensi
pedagogic merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki peserta didik. Kompetensi
kepribadian merupakan kemampuan seseorang yang diwujudkan dalam kepribadian
yang mantap dan berwibawa, stabil, dewasa dan berakhlaq mulia serta mampu
sebagai teladan bagi peserta didik. Kompetensi professional merupakan kemampuan
seseorang yang berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, sehingga yang bersangkutan mampu membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Sedangkan kompetensi social adalah kemampuan seorang untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, antar sesama pendidik, tenaga
pendidikan, orang tua/wali peserta didik serta masyarakat sekitar.

b. Strategi Publikasi Ilmiah

Daryanto (2011) menyebutkan bahwa publikasi ilmiah adalah karya tulis


ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi
guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan
pengembangan dunia pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah meliputi 3
kelompok yaitu: 1) presentasi pada forum ilmiah, 2) publikasi ilmiah berupa
hasil penelitian atau gagasan ilmu bidang pendidikan formal, 3) publikasi buku
teks pelajaran, buku pengayaan, dan atau pedoman guru.
Dalam presentasi forum ilmiah guru menjadi narasumber dalam kegiatan
seminar, lokakarya, koloqium, diskusi ilmiah baik tingkat regional, nasional,
maupun internasional. Dalam publikasi ilmiah, guru menghasilkan penelitian atau
makalah sesuai bidang pendidikan yang telah dipublikasikan dalam bentuk jurnal
ilmiah. Selain itu, guru juga membuat buku pelajaran, modul pembelajaran, buku
dalam bidang pendidikan, karya terjemahan, dan buku pedoman guru. Buku tersebut
harus tersedia di perpustakaan sekolah tempat guru bertugas.
Dalam penelitian satyarini (2013) disebutkan rancangan kegiatan PKB
kaitannya dengan publikasi ilmiah dapat dilaksanakan dengan beberapa cara
yaitu: 1) presentasi pada forum ilmiah, 2) melaksanakan publikasi ilmiah, 3)
membuat artikel ilmiah populer di bidang pendidikan forma, 4) membuat artikel ilmiah
dalam bidang pendidikan formal, 5) melaksanakan publikasi buku teks pelajaran,
buku pengayaan dan pedoman guru, dicetak dan diterbitkan, 6) membuat
modul/diktat pembelajaran per semester, 7) membuat karya hasil terjemahan
yang disahkan oleh kepala sekolah, 8) membuat buku pedoman guru.

Syamsul Arifin dan Adi Kusrianto (2009) menerangkan bahwa


menulis buku adalah sebuah keniscayaan bagi guru karena: 1) guru adalah salah satu
sumber ilmu, 2) guru dalam melaksanakan tugasnya terbiasa dengan membaca,
bertutur, menerangkan sesuatu sehingga seharusnya menulis buku akan bisa jadi
gampang, dan 3) disediakan insentif baik dalam bentuk grant-grant maupun
promosi kenaikan pangkat bagi guru jika ia menulis buku yang diterbitkan. Dengan
menulis guru dapat menuangkan ide dan pemikirannya secara konsepsional. Selain
itu, mempublikasikan karya tulis guru dapat menunjukkan kredibilitas atu reputasinya
sebagai pekerja yang profesional.

c. Strategi Karya Inovatif

Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi


atau penemuan baru sebagai kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas
proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan. karya inovatif
dapat berupa penemuan teknologi tepat guna, penemuan atau pengembangan
karya seni, pembuatan atau modifikasi alat pelajaran atau peraga atau praktikum,
penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya pada tingkat nasional maupun
provinsi (Daryanto, 2011).
Seorang guru dapat membangun program pembelajaran yang unik,
mengembangkan software e-learning dan aplikasi terkait pembelajaran hal tertentu
sebagai bentuk karya inovatif dalam strategi pengembangan keprofesian
berkelanjutan. Guru sebagai individu yang selalu harus berinovasi dan meningkatkan
kapasitas pembelajaran akan menjadikan guru kreatif, inovatif, dan produktif.
Ketiga strategi pengembangan tersebut perlu dilaksanakan secara continue
untuk menciptakan guru yang benar-benar profesional bukan hanya untuk memenuhi
angka kredit. Meskipun angka kredit sudah terpenuhi guru akan terbiasa untuk
mengembangkan diri sehingga tujuan pengembangan keprofesian berkelanjutan
dapat tercapai.
Peningkatan profesionalisme pada dasarnya guru bukan hanya menjadi
tanggung jawab guru, melainkan pula menjadi tanggung jawab pemerintah,
masyarakat, sekolah dan organisasi yang terkait dengan pendidikan. Oleh karena
itu, pihak-pihak terkait harus mendukung secara nyata ketika menuntut guru menjadi
pekerjaan yang profesional. Penyediaan sarana dan prasana untuk peningkatan
kompetensi guru haruslah ada, karena guru di tuntut untuk selalu update terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Selain itu, pentingnya dukungan kepala sekolah atau dinas pendidikan dalam
memberikan ruang dan waktu bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan akan menjadikan guru lebih terpacu meningkatkan
profesionalismenya. Sekolah bisa bekerja sama dengan perguruan tinggi
dalam mengadakan workshop atau pelatihan di sekolah. Sehingga, guru tidak perlu
keluar sekolah dan bisa melanjutkan pembelajaran di kelas setelah kegiatan
workshop atau pelatihan selesai.
14

Anda mungkin juga menyukai