Anda di halaman 1dari 3

Tugas 5

TEORI DIPLOMASI
FOREIGN POLICY ORGANIZATION

Oleh:

LIA SAFITRI
0801134095
KELAS A

ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2011
FOREIGN POLICY ORGANIZATION

Pendahuluan
Tulisan ini merupakan paper yang membahas pengorganisasian kekuatan yang
dilakukan dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri serta factor-faktor yang member
pengaruh dalam proses tersebut.

Pembahasan
Politik luar negeri didefinisikan sebagai rencana komprehensif yang dibuat dengan
baik, didasarkan pada pengetahuan dan pengalamaan, untuk menjalankan bisnis
pemerintahan dengan negara lain. Bahkan sikap Amerika yang sempat melakukan isolasi dari
dunia Internasional merupakan salah satu bentuk politik luar negerinya. Politik luar
negeriditujukan pada peningkatan dan perlindungan kepentingan bangsa. Menurut K. J.
Holsti : politik luar negeri dalah “foreign policy also incorporates ideas that are planned by
policy makers in order to solve a problem or uphold some changes in the environment, which
can be in the forms of policies, attitudes, or actions of another states or states”. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa politik luar adalah sebuah tindakan yang
dilakukan sebuah negara sebagai respon terhadan usaha perlindungan dan pencapaian
kepentingan nasionalnya dan juga refleksi dari arah kebijakan serta perilaku politik sebuah
negara terhadap negara lain dan juga politik internasional.
Dalam proses pengambilan dan pengaplikasian politik luar negeri terdapat sebuah
proses yang sangat panjang dan juga kompleks yaitu proses decision making proses, proses
pembuatan kebijakan ini sendiri tidak serta merta bebas dari pengaruh-pengaruh dari
subtansi-subtansi politik lain, pengaruh tersebut datang dari dalam (internal) dan luar
(eksternal).Yang termasuk pengaruh internal adalah individu, grup, birokrasi, dan sistem
nasional sedangkan yang termasuk pengaruh eksternal adalah sistem global yang menaungi
negara-negara di dunia. Adapun mengenai pengaruh-pengaruh tersebut akan dijelaskan lebih
lanjut dibawah ini :
 Individu atau ideosinkretik. Hal ini berkaitan dengan aktor yang mengeluarkan politik
luar negeri suatu negara, apakah itu seorang menteri luar negeri ataukah seorang
presiden maupun perdana menteri. Menurut Coulumbis dan Wolfe, variabel ini
berkaitan dengan persepsi, image dan karakteristik pribadi si decision-maker dalam
merumuskan politik luar negeri.
 Grup, grup ini dapat dipahami akan adanya kelompok kepentingan atau interest
group yang ada dalam suatu negara. Secara tidak langsung,interest group ini juga ikut
andil dalam memberikan pertimbangan perumusan politik luar negeri. Sebagai contoh
di Amerika Serikat banyak sekali terdapat kelompok-kelompok kepentingan, salah
satunya adalah Lobi Yahudi. Kelompok kepentingan ini berupaya agar kebijakan-
kebijakan luar negeri yang dikeluarkan oleh AS tidak bertentangan dengan
kepentingan bangsa Yahudi, Israel. Hal ini terbukti bahwa selama ini kebijakan-
kebijakan AS di Timur Tengah cenderung pro-Israel.
 Birokratis, variabel ini menyangkut struktur dan proses pemerintahan serta efeknya
terhadap politik luar negeri. Dalam suatu negara pasti terdapat birokrasi yang secara
tidak langsung membantu fungsi pemerintahan, sehingga birokrasi ini cukup berperan
dalam pengambilan keputusan politik luar negeri. Sebagai contoh adalah di Amerika
dibentuk suatu badan mengenai keamanan nasionalnya yang dinamakan National
Security Council (NSC). NSC ini berperang memberikan pertimbangan-pertimbangan
kepada pemerintah Amerika Serikat mengenai kondisi maupun persepsi keamanan
bagi Amerika Serikat. Secara tidak langsung, badan ini memberikan kontribusi dalam
perumusan kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang menyangkut hal keamanan.
 Sistem nasional, yang dimaksud dengan sistem nasional adalah keseluruhan elemen
nasional yang ada pada suatu negara. Yang termasuk variabel nasional adalah
lingkungan, populasi, moral, sumber daya alam, sumber daya manusia, pertumbuhan
ekonomi. Atau dengan kata lain atribut nasional ini sesuai dengan konsepsi
Morgenthau mengenai “National Power” yang dimiliki suatu negara. Adanya
national power ini setidaknya memberikan suatu fondasi bagi perumusan politik luar
negeri suatu negara. Yang terakhir adalah elemen eksternal yang berupa sistem
global. Sistem global ini dapat dipahami sebagai kondisi tatanan dunia yang ada
dalam sistem internasional. Selain itu, aktor-aktor lain seperti negara lain, NGO,
teroris, dan lain sebagainmya juga ikut dipertimbangakan sebagai salah satu faktor
yang mempengaruhi decision-making process dalam politik luar negeri suatu negara.

Karena secara tidak langsung politik luar negeri suatu negara juga merupakan respon
suatu negara terhadap kondisi lingkungan eksternalnya. Sebagai contoh adalah containment
policy Amerika Serikat yang ditujukan kepada negara-negara Eropa Barat untuk
membendung pengaruh komunisme di wilayah tersebut. Hal tersebut dilakukan oleh Amerika
Serikat sebgai respon atas tindakan Uni Sovyet yang telah memasukkan negara-negara Eropa
Timur ke dalam pengaruhnya melalui ideologi komunis.
Dalam prakteknya, politik luar negeri tidak dapat digeneralisasi bahwa ada satu faktor
merupakan faktor yang dominan. Karena keempat faktor tersebut bersinergi membentuk
suatu pemahaman akan keputusan politik luar negeri yang dibuat oleh suatu negara. Politik
luar neegri yang dibuat oleh suatu negara, pastinya telah mempertimbangkan kelima faktor
tadi sebagai determinannya. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah kepentingan nasional
suatu negara. Perumusan politik luar negeri suatu negara tak terlepas dari kepentingan
nasional negara yang bersangkutan. Dengan kata lain, Ketika kepentingan nasional suatu
negara terancam, maka politik luar negeri akan dikeluarkan sebagai salah satu upaya dalam
mengamankan kepentingan ansional negara yang bersangkutan

Simpulan
Politik luar negeri didefinisikan sebagai rencana komprehensif yang dibuat dengan
baik, didasarkan pada pengetahuan dan pengalamaan, untuk menjalankan bisnis
pemerintahan dengan negara lain. Bahkan sikap Amerika yang sempat melakukan isolasi dari
dunia Internasional merupakan salah satu bentuk politik luar negerinya. Politik luar
negeriditujukan pada peningkatan dan perlindungan kepentingan bangsa.

Referensi
Couloumbis, Theodeore A. & Wolfe, James, Pengantar Hubungan Internasional Keadilan
dan Power, 3rd Editions, New Jersey, Prentice Hall, 1986, p.129
Holsti, K. J., International Politics, A Framework for Analysis, 4th Edition, London, Prentice
Hall, 1983, p.97
Kissinger, Henry A., “Domestic Structure and Foreign Policy”, in Henreider, Wolfham F.
ed.,Comparative Fpreign Policy, Theoretical Essays, New York, Davud McKay, 1971, p.133
Modelski, George, A Theory of Foreign Policy, New York, Praeger, 1962, p.6

Anda mungkin juga menyukai