Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

Praktikum fisiologi tumbuhan ini yang berjudul pembuktian fotosintesis pada


tumbuhan air yaitu Hydrilla verticillata dengan kegiatan Uji Ingenhousz yang telah dilakukan
pada hari senin, 01 mei 2017 jam 08.55-10.30 WIB, di Laboratorium Biologi 1, Laboratorium
Terpadu UIN Raden Intan Lampung, yang memiliki tujuan agar setelah melakukan percobaan
mahasiswa dapat mengetahui dengan jelas bagaimana proses dari fotosintesis itu sendiri serta
hasil dari fotosintesis itu seperti apa.
Pada percobaan Ingenhouzs ini, alat-alat yang dibutuhkan adalah beker gelas 1 L,
tabung reaksi, corong gelas, dan kawat. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah air,
dan tanaman Hydrilla verticillata. Hydrilla sp. termasuk dalam tumbuhan hijau. Daunnya
yang berwarna hijau banyak mengandung klorofil. Sebagian besar tubuh dari Hydrilla ini
berwarna hijau, baik daun maupun batangnya. Semua bagian yang berwarna hijau ini berasal
dari klorofil yaitu pigmen warna hijau yang terdapat di dalam kloroplas. Meskipun batang
tumbuhan Hydrilla berwarna hijau, namun di daunlah sebagai tempat utama terjadinya
fotosintesis. Proses fotossintesi pada Hydrilla verticillata ini terjadi dengan lamban karena
letaknya yang terendam dalam air sehingga sulit untuk mendapatkan cahaya matahari sebagai
sumber energinya.
Pertama-tama praktikan merakit alat yang akan digunakan sesuai petunjuk dibuku
panduan dan petunjuk dari asisten. Kemudian bahan Hydrilla verticillata diletakkan di dalam
tabung reaksi. Pada praktikum ini kita akan membahas masalah fotosintesis yang terjadi pada
tumbuhan air yaitu Hydrilla verticillata , dan membuktikan bahwa proses fotosintesis sangat
memerlukan cahaya dan hasilnya menghasilakn oksigen dan apa-apa saja yang mempengaruhi
proses fotosintesis. Pada percobaan kali ini akan digunakan Percobaan Ingenhousz.
Ingenhousz sendiri merupakan ilmuan yang pertama kali melakukan penelitian tentang
fotosintesis, Ia membuktikan bahwa pada fotosintesis dilepaskan O2 (Oksigen). Hal ini
dibuktikan dengan percobaannya menggunakan tanaman air Hydrilla verticillata di bawah
corong terbalik. Jika tanaman tersebut kena sinar, maka timbulah gelembung-gelembung gas
yang akhirnya mengumpul di dasar tabung reaksi. Gas ini ternyata adalah oksigen.
Fotosintesis sendiri merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini
menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang
terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar
dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-
enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun,
translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat
berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida
Bahan – bahan yang diperlukan oleh tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis
yaitu air (H2O), Karbohidrat (CO2) dan sinar matahari. Sedangkan tempat berlangsungnya
fotosintesis (katakanlah dapurnya) yaitu daun yang mengandung klorofil (zat hijau daun).
Dalam hal ini klorofil selain berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pembuatan makanan
juga sebagai tempat untuk menyerap energi cahaya matahari. Air diserap oleh akar dari dalam
tanah dan dialirkan oleh pembuluh tumbuhan menuju daun. Karbon dioksida diserap dari
udara oleh daun melalui mulut daun atau stomata. Melalui fotosintesis, air dan karbon
dioksida kemudian diubah menjadi karbohidrat dan oksigen dengan bantuan energi cahaya
matahari. Apabila energi cahaya matahari tidak ada, energi cahaya yang lain dapat
menggantikannya
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat dilihat pada tabel pengamatan
diatas. Pada gelas A atau tumbuhan yang diletakkan ditempat yang terang pada 10 menit
pertama mengeluarkan gelembung hingga lebih dari 50,begitupula dengan 10 menit kedua
dan 10 menit ketiga, mengeluarkan gelembung lebih dari 50 juga. Berbanding terbalik dengan
Gelas B atau tumbuhan yang diletakkan di tempat yang gelap. Pada pengamatan 10 menit
pertama gelembung yang dihasilkan dari tanaman air Hydrilla verticillata hanya 2, kemudian
pada menit ke-2 , gelembung yang dihasilkan bertambah yaitu 4, dan pengamatan ke-3 yaitu
10 menit terakhir (3) gelembung yang dihasilkan 6.
Reaksi yang terjadi saat Hydrilla verticillata berfotosintesis adalah :
Cahaya matahari

CO2 + H2O C6H12O6 + O2 + Energi panas


klorofil

Gelembung udara yang dihasilkan menandakan bahwa proses fotosintesis pada Hydrilla
verticillata menghasilkan oksigen. Gelembung udara yang dihasilkan tidak begitu banyak
pada percobaan yang dilakukan di tempat gelap . Berdasarkan hasil pengamatan pada gelas B,
nilai rata-rata semua gelembung dari 10 menit pertama hingga 10 menit ketiga hanya 4
gelembung permenit. Ini disebabkan karena cahaya yang diterima oleh Hydrilla verticillata
tidak optimal karena percobaan dilakukan di dalam ruangan dan diletakkan ditempat yang
gelap.. Hal ini membuktikan teori yang telah dijelaskan bahwa intensitas cahaya sangat
mempengaruhi proses fotosintesis. Intensitas cahaya yang optimum sangat baik untuk proses
fotosintesis. Sebaliknya, dengan intensitas cahaya yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat
menghambat berlangsungnya proses fotosintesis. Timbul atau munculnya gelembung dari
Hydrilla verticillata karena terjadinya proses fotosintesis pada Hydrilla verticillata.
Fotosintesis terjadi apabila adanya beberapa faktor seperti cahaya matahari, adanya zat warna
(klorofil), serta ketersediaan air dan karbondioksida.
Dari percobaan yang telah dilakukan tampak bahwa jumlah gelembung yang
dihasilkan di tempat yang terkena langsung oleh sinar matahari atau ditempat terang lebih
banyak dibanding dari percobaan yang diletakkan di tempat gelap. Hasil tersebut sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi intensitas cahaya maka laju fotosintesis
akan semakin cepat, sehingga pembentukan gas O2 di dalam tabung juga semakin banyak.
Jadi, gelembung gas yang muncul merupakan gas oksigen (O2) dari hasil fotosintesis Hydrilla
verticillata. Hal ini merujuk dari hasil fotolisis berupa energi dan oksigen.
Berdasarkan teori yang ada, salah satu yang mempengaruhi laju fotosintesis adalah
intensitas cahaya. Intensitas cahaya merupakan energi cahaya yang diterima oleh daun
persatuan luas persatuan waktu. Semakin tinggi intensitas cahaya, maka semakin banyak
energi yang terbentuk sehingga akan mempercepat proses fotosintesis. Intensitas cahaya juga
berpengaruh terhadap pembentukan klorofil pada daun tanaman. Klorofil ini yang akan
membantu daun dalam menyerap energi cahaya matahari yang digunakan untuk
menggerakkan sintesis molekul makanan pada kloroplas.
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap kelajuan fotosintesis ditandai dengan
gelembung gas yang dihasilkan sehingga apabila itu ditempatkan pada tempat terang, artinya
tercukupi kebutuhannya akan cahaya, maka jumlah gelembung yang dihasilkan akan lebih
banyak daripada tanaman yang ditempatkan di tempat gelap. Hal ini dikarenakan saat
tanaman tersebut ditempatkan di tempat gelap, tanaman tersebut tidak mendapatkan cahaya
matahari sehingga fotosintesis yang terjadi akan lambat.
Selain intensitas cahaya, yang mempengaruhi laju fotosintesis adalah lama penyinaran.
Semakin lama penyinaran maka proses fotosintesis akan cepat terjadi. Hal ini ditunjukkan
pada percobaan yang ditempatkan di tempat terang akan memiliki jumlah gelembung yang
lebih banyak dimana setiap menitnya terjadi kenaikan jumlah gelembung. Jadi selain
intensitas cahaya dan kadar CO2, juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi proses
fotosintesis adalah temperatur, kadar O2, kadar air dan unsur mineral yang ada. Laju
pembentukan oksigen dapat digunakan sebagai suatu petunjuk untuk laju fotosintesis yang
dilakukan oleh tumbuhan.
Pada reaksi terang, diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen yang melibatkan
dua fotosistem. Fotosistem I berisi pusat reaksi P700 yang berarti fotosistem ini maksimal
menyerap cahaya dengan panjang gelombang 700 um. Fotosistem II berisi pusat reaksi P680
artinya fotosistem ini optimal menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 um. Cahaya
matahari menyebabkan elektron klorofil pada fotosistem II tereksitasi dan muatan menjadi
tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali molekul air akar dipecah oleh ion Mn yang
bertindak sebagai katalis dan enzim yang menyebabkan terjadinya pelepasan ion H+ di lumen
tilakoid. Dari proses tersebut, akan dihasilkan energi dan hasil sampingan berupa gas O2
sehingga adanya gelembung pada percobaan Ingenhousz ini menunjukkan bahwa fotosintesis
akan menghasilkan gas O2.
Gas O2 ini terbentuk karena proses fotolisis dimana air diuraikan menjadi gas O2 yang
akan muncul berupa gelembung gas. Berikut adalah proses fotolisis dengan persamaan reaksi
sebagai berikut:
2H2O (l)  4H2 (g) + O2 (g)
Elektron-elektron dari proses pemecahan molekul ini akan digunakan dalam
pembentukan NADP yang terjadi pada reaksi Gelap. Pada reaksi gelap ini, akan terjadi
fikasasi CO2, yaitu pengikatan CO2 di udara oleh karbon akseptor yaitu Ribokise Bifosfat
(RuBP) yang akan membentuk senyawa karbohidrat pertama yang stabil (3-PGA). Kemudian
akan direduksi dengan menggunakan ATP dan NADPH+ + H+ menjadi fosfogliseraldehid
(PGAL). Dua molekul PGAL akan membentuk glukosa sedangkan molekul PGAL yang lain
digunakan untuk regenerasi karbon akseptor yang akan digunakan untuk pengikatan CO2 pada
proses berikutnya.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama:
reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi
memerlukan karbon dioksida).
1. Reaksi terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi
ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses diawali dengan penangkapan foton
oleh pigmen sebagai antena. Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja
sama, yaitu fotosistem I dan II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700, yang berarti
bahwa fotosistem ini optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 700 nm, sedangkan
fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi P680 dan optimal menyerap cahaya pada panjang
gelombang 680 nm.
Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana fotosistem II menyerap cahaya
matahari sehingga elektron klorofil pada PS II tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi
tidak stabil. Untuk menstabilkan kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H2O
yang ada disekitarnya. Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak
sebagai enzim. Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen tilakoid. Dengan
menggunakan elektron dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi plastokuinon (PQ)
membentuk PQH2. Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran
lipid bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke suatu pompa
H+ yang disebut sitokrom b6-f kompleks.
2. Reaksi gelap
Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua jalur, yaitu siklus Calvin-
Benson dan siklus Hatch-Slack. Pada siklus Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa
ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa dengan jumlah atom karbon tiga yaitu senyawa 3-
phosphogliserat. Oleh karena itulah tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini
dinamakan tumbuhan C-3. Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini
dibantu oleh enzim rubisco. Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur Hatch-Slack
disebut tumbuhan C-4 karena senyawa yang terbentuk setelah penambatan CO2 adalah
oksaloasetat yang memiliki empat atom karbon. Enzim yang berperan adalah
phosphoenolpyruvate carboxilase.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Fotosintesis


1. Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi yang sangat dibutuhkan dalam proses fotosintesis.
Cahaya matahari dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk mengubah air (H₂O) dan karbon
dioksida (CO₂) menjadi Glukosa. Sedangkan untuk proses penyerapan cahaya matahari oleh
tumbuhan, tergantung dari intensitas cahaya matahari, lamanya penyinaran, serta panjang
gelombang cahaya mahatari yang sampai ke tumbuhan.

2. Air (H₂O)
Air memiliki peranan yang sangat penting dalam proses fotosintesis, ini dikarenakan air
merupakan salah satu bahan baku untuk fotosintesis. Keberadaan air juga berpengaruh pada
kinerja Stomata. Bila tanaman kekurangan air, stomata akan menutup sehingga CO₂ tidak
dapat masuk. Bila H₂O dan CO₂ tidak ada, maka proses fotosintesis tidak dapat dilakukan.

3. Suhu
Suhu sangat berpengaruh terhadap kerja enzim-enzim pada tumbuhan yang sedang melakukan
proses fotosintesis. Setiap suhu yang naik 10° C, maka kerja enzim akan meningkat hingga 2
kali lipat. Waktu yang baik untuk melakukan fotosintesis pada tumbuhan adalah siang hari
karena pada saat itu suhu cukup tinggi sehingga kerja enzim dapat maksimal.
4. Usia Daun
Bila usia daun semakin tua, pastinya aktivitas fotosintesis akan makin semakin lambat. Daun
yang berusia tua dapat ditandai dengan warna daun yang mulai menguning, sehingga pada
kondisi tersebut jumlah klorofil semakin sedikit. Kondisi seperti ini tentu lah akan
menurunkan fungsi kloroplas, sehingga proses fotosintesis pun menjadi melambat.

5. Ketersediaan karbon dioksida (CO2)


Karbon dioksida merupakan substrat yang dibutuhkan untuk melakukan proses fotosintesis.
CO2 diperoleh dari atmosfer, dimana semakin tinggi konsentrasi CO2 di udara maka semakin
banyak bahan yang digunakan dalam fotosintesis. CO2 ini akan digunakan pada siklus calvin
(reaksi gelap) untuk menghasilkan heksosa. Pada siklus-calvin CO2 akan difiksasi oleh
ribulose 1,5-bisphosphate untuk membentuk 3-phosphoglycerate. Selanjutnya 3-
phosphoglycerate akan direduksi untuk membentuk gula heksosa.

6. Pigmen penyerap cahaya (Klorofil)


Klorofil merupakan pigmen utama penyerap cahaya dalam proses fotosintesis. Struktur
klorofil mirip dengan struktur hemoglobin yang memiliki cicncin porfirin, akan tetapi inti
pada klorofil adalah Mg2+ sedangkan pada hemoglobin adalah Fe. Ketika cahaya diserap oleh
klorofil, maka energy dari cahaya akan merangsang elektron untuk bergerak dari level energi
yang rendah ke level energi tinggi

Anda mungkin juga menyukai