Anda di halaman 1dari 10

Pemberantasan Penyakit Menular Disahkan Oleh Kepala

PROSEDUR ATURAN DASAR ISPA Puskesmas Kumpai Batu Atas


DAN PNEMONIA

TERBIT
Puskesmas Kumpai Dr PUJI RAHAYU
NIP.19820228 200803 2 003
Batu Atas
NO.445/……./PL.A TANGGAL…………2015

Tujuan
Uraian Umum : Penatalaksanaan Penanggulangan ISPA dan PNEMONIA

1. Pengertian :
Penyakit Infeksi pernapasan acut termasuk Adneksanya yang berlangsung sampai 14
hari ( Adneksa : Sinus, Rongga telinga, Pleura )

2. Klasipikasi :
A. ISPA atas : Rinitis, Pharingitis, Otitis
B. ISPA bawah : Laringitis, Bronchitis, Pnemonia

3. Etiologi :
A. ISPA atas : Rino Virus, Cotrona Viorus,, Adeno Virus , Entero Virus
B. ISPA bawah : RSV, Para Influenza, Cotrona Viorus,, Adeno Virus

4. Faktor Resiko / yang mempengaruhi :


A. HOST : Umur , Sex , Status gizi, Imunologi, BBLR, Prematur.
B. Lingkungan :
- Perawatan Orang tua
- Keterpaparan terhadap infeksi
- Sosial ekonomi
- Cuaca dan Polusi udara

5. Cara pemeriksaan
- Buka baju anak
- Lihat saat anak bernapas, apakah ada tarikan pada dada bagian bawah
- Apakah ada napas cuping hidung
- Stridor ?
- Whezing ?

6. Tanda-tanda pneumonia
- Napas cepat
- Adanya tarikan dada sebelah bawah
- Ada nya Stridor
- Adanya whezing

7. Penatalaksanaan Medis :
A. Suportif : Meningkatan daya tahan tubuh berupa penambahan nutrisi dan
multivitamin
B. Pengobatan : memberikan obat sesuai tanda dan gejala
C. Rujuk apabila dalam keadaan sedang / berat

8 Pencegahan dan penanggulangan ;


A. Survelens
- Pendataan kasus yang sama dit4 ditemukan kasus Z0 rmh secara sampling pada
titik focus
- Mengetahui dan mencatat factor-faktor pencetus, dan yang mempengaruhi berat
ringn nyas penyakit
- Identifokasi masalah
- Analis data , dan pemetaan wilayah kasus
- Melaporkan dan menginformasikan hasil temuan

B. Penyuluhan
C. Melakukan kunjungan rumah penderita secara berkala ( Formulir Home Care )
D. Pementauan dan evalusai
E. Pelaporan

Contoh formulir
Kunjungan penderita Pnemonia balita

Puskesmas :
Kabupaten /Kota :
Nama Petugas :
Tanggal Kunjungan :

Pemeriksaan Penderita.
Nama :
Tanggal lahir :
Nama KK :
Alamat :

Tanggal Umur BB Suhu Pemeriksaan dan klasifiksa Tindakan


Unmur < bulan
Tanda bahaya :
a. Kejang
b. Stridor
c. Whezing
d. .Kurang bias
minum
e. Kesadaran
menurun
f. Demam/dingin
Batuk : hari
Frek Napas :
Napas cepat Ya/tdk
TDDK kuat Ya/tdk
Klasifikasi

Tanggal Umur BB Suhu Pemeriksaan dan klasifiksa Tindakan


Umur < bulan
Tanda bahaya :
a. Kejang
b. Stridor
c. Gizi buruk
d. .Kurang bias
minum
e. Kesadaran
menurun
f. Demam/dingin
Batuk : hari
Frek Napas :
Napas cepat Ya/tdk
TDDK kuat Ya/tdk
Klasifikasi

Beri tanda (V ) bila terdapat Faktor Resiko


( ) Gizi kurang
( ) Status Imunisasi tdk lengkap
( ) Membedong anak / menyelimuti berlebihan
( ) Tdk mendpt ASI memadai
( ) Defisiensi Vit A

Lingkungan Rmh.
( ) Kepadatan T4 tinggal
( ) Polusi udara dari dapur
( ) Orang tua perokok
( ) Keadaan rmh tdk sehat

Saran – saran:
Pemberantasan Penyakit Menular DISAHKAN OLEH
PROSEDUR ATURAN DASAR PIMPINAN PUSKESMAS
KASUS YANG DICURIGAI RABIES
TERBIT
NO.445/……./PL.A TANGGAL…………2014

Tujuan : Mengetahui Penatalaksanaan Kasus Gigitan binatang penular Rabies


Uraian Umum : Penatalaksanaan Kasus tersangka Rabies

A. Pengertian :
Suatu penyakit hewan menular acut yang disebabkan oleh virus, yang menyerang
system syaraf pusat

B. Jenis Virus :
- Virus Neorotrofik ( SS RNA Virus )
C. Tanda-tanda Rabies
- Genus Lyssa virus
- Family Rhaddo viridae

D. Hewan Penular.
- Anjing
- Kucing
- Kera

1. Pada Hewan :
a. Bentuk diam ( Dumd Rabies )
- Suka bersembunyi ditempat yang gelap
- Terjadi kelumpuhan tubuh
- Mulut mengaga dan rahang bawah sulit di katupkan
- Air liur menetes berlebihan
- Fasip, dan mati dalam beberapa jam

b . Bentuk ganas :
- Hewan agresif
- Air liur keluar berlebihan
- Tdk mau makan
- Suara menjadi parau
- Menyerang apa saja yang ditemui
- Kejang-kejang dan lumpuh, biasanya mati setelah 4-7 jam

2. Pada manusia.
- Timbul gejala lesu , napsu makan hilang, mual, demam tinggi, sakit kepala,
dan tdk bias tidur
- Nyeri pada T4 gigitan
- Meracau, gugup, selalu ingin bergerak
- Air liur dan air mata keluar berlebihan
- Pupil membesar
- Takut pada air, suara keras, dan cahaya
- Kejang, lumpuh dan meninggal pada hari ke 4-6 setelah gejala timbul

E. Penanganan kasus.
a. Pada manusia
- Cuci luka gigitan dengan sabun dan desinfektan selama 5-10 menit
- Beri antiseptic
- Isi Formulir data Kasus
- Beri SAR / VAR secara berkala yaitu:
1. Pada hari pertama kunjungan ke Puskesmas
2. 1 minggu setelah pemberian pertama
3. 14 hari setelah pemberian ke dua
- Lakukan pengawasan selama 10 hari, lihat kelainan seperti tertera pada
format

b. Pada Hewan.
- Tangkap hewan, isolasi dan laporkan ke instansi terkait
- Jika mati, kepala hewan dikirim kelaboratorium untuk memastikan penyebab
kematian

F. Pencegahan dan penanggulangan.


- Lakukan Survelens tentang binatang peliharaan yang dapat menularkan rabies
disekitar lokasi kejadian
- Tanyakan, apakah setiap hewan yang dipelihara sdh mendapatkan Vaksinasi
- Lakukan penyuluhan tentang penyakit rabies dan hewan penular
- Koordinasi Lintas sektoral
Pemberantasan Penyakit Menular DISAHKAN OLEH
PROSEDUR ATURAN DASAR PIMPINAN PUSKESMAS
KASUS DEMAM BERDARAH
TERBIT
NO.445/……./PL.A TANGGAL…………2014

Tujuan : Penanggulangan dan pencegahan kasus Demam berdarah


Uraian Umum : DBD dan upaya pencegahan

1. Pengertian DBD.
Penyakit DBD adalah suatu penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk yang
apabila tidak dilakukan upaya pencegahan akan dapat menimbulkan suatu wabah

2. Tanda dan gelaja penyakit DBD.


- Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas
- Penderita terlihat lemas
- Mimisan
- Timbul bintik-bintik merah pada kulit yang hilang apa bila ditekan
- Kunjungtiva terlihat merah
- Timbul bercak merah yang apabila ditekan hilang

3. Tanda-tanda penyerta
- Bisa disertai dengan Batuk pilek
- Nyeri otot
- Mual, sakit perut
- Diare
- Kadang-kadang kejang

4. Akibat dari penyakit DBD


- Akibat Panas tinggi bisa menyebabkan kejang.
- Dapat terjadi Syok
- Dapat menyebabkan kematian

5. Penanganan temuan kasus DBD di Puskesmas


- Pemeriksaan tanda spesifik, ( Tanda DBD )
- Rujuk ke Laboratorium untuk pemeriksaan Blood Dengue
- Apabila positif, rujuk ke RSU.

6. Cara penularan oleh nyamuk


- Aides Aygipti
- Albopiktus

7. Alur penemuan kasus DBD di Puskesmas

8. Penatalaksaan kasus DBD dipuskesmas


a. Lakukan Survelens dan Penyelidikan Epidemiologi
- Temukan lokasi kasus
- Lakukan PE secara sampling terhadap 20 (dua puluh rumah ) pada radius 100
M2.
- Temukan minimal 6 kasus demam lain
- Periksa t4-t4 penampungan air didalam dan diluar rumah disekitar lokasi kasus
untuk menemukan jentik nyamuk DBD
- Amati prilaku keluarga kasus atau masyarakat sekitar kasus dengan pola
PHBS
- Perhatikan lingkungan sekitar kasus
 Spal mengalir atau tidak
 Taman terawat / tdk
 Parit / got mengalir / tdk
- Catat hasil temuan pada Format PE
b. Taburkan bubuk abate pada T4 penampungan air yang ditemukan jentik
c. Laporkan hasil PE ke Dinas Kesehatan untuk menentukan upaya tindak lanjut

9. Upaya pencegahan dan pembrantasan DBD.


a. PSN melalui upaya Lintas sektoral dan peran serta masyarakat
b. Lakukan pemantauan jentik secara berkala dengan melibatkan Jumantik
c. Budayakan prinsif 3M plus
d. Lakukan Fogging Fokus atau dengan ULV untuk mencegah peningkatan kasus
e. Sebarkan Informasi melalui media elektonik, media massa, corong keliling
ataupun dengan pengeras suara pada T4-T4 tertentu
f. Lakukan penyuluhan pada kelompok-kelompok tertentu ( Sekolahan, Kelompok
solawatan / pengajian, dan kebaktian, serta posyandu
g. Aktifkan kaderisasi Jumantik
Pemberantasan Penyakit Menular DISAHKAN OLEH
PROSEDUR ATURAN DASAR PIMPINAN PUSKESMAS
survelens
TERBIT
NO.445/……./PL.A TANGGAL…………2014

Tujuan : Memberikan informasi tepat waktu tentang masalah-masalah kesehatan


Uraian Umum : Penatalaksanaan Survelens di Puskesmas

1. Pengertian :
Suatu kegiatan pengumpulan data yang sistematik serta terus menerus untuk diolah,
dianalisis dan disebar luaskan sebagai suatu informasi.

2. Tujuan.
Memberikan informasi tepat waktu tentang masalah-masalah kesehatan, sehingga factor
resiko dapat dideteksi dini dan dapat direspon dengan cepat dan efisien.

3. Kegiatan pokok.
- Pengumpulan data epidemiologi secara sistematis dan terus menerus
- Pengolahan, analisis dan interprestasi data agar menghasilkan informasi epidemiologi
- Penggunaan informasi untuk menentukan rencana tindakan selanjutnya

4. Langkah-langkah survelens
- Menetapkan tujuan survelens ( Proporsi kasus )
- Tentukan data yang kumpulkan
- Metode dan instrument yang digunakan ( Laporan, Wawancara, ceklist, alat ukur dll
yang diperlukan )
- Pengumpulan dan pengolahan data ( Narasi , Deskripsi , table, grafik )
- Pemetaan wilayah kasus
- Analisis data ( kesimpulan dan pemecahan masalah )
- Rencana penanggulangan
- Pelaporan.

5. Kegunaan.
- Identifikasi masalah
- Investigasi
- Pencegahan terulang peristiwa kembali
- Penetapan prioritas
- Evaluasi keberhasilan program
- Monitoring kecenderungan ( Tren, SKD )

6. Klasifikasi program
- Penyakit menular
- Penyakit tidak menular
- Lingkungan dan perilaku
- KIA
- Gizi
- Promkes
7. Strategi SE
- Advokasi dan dukungan Peraturan
- Koordinasi lintas sektoral
- Koordinasi lintas program

8. Alur laporan kewaspadaan

Dinkes

RSU Camat

Puskesmas

Pustu Kades/lurah

PE/SE dan
penanggulangan
Dusun/RT/RW
KLB

Masyarakat

9. Alur Penemuan Kasus Secara Proporsional di Puskesmas

Kasus
Dilaporkan ditemukan

Dinkes Instansi terkait Masyarakat

Puskesmas

Poli umum

KIA

Laboratorium

Program

Pemegang Program

Tim Survelens

Lokasi Kasus
10. Alur Tatalaksana Suevelens di Puskesmas.

Pimp. Puskesmas

Admistrasi Program Layanan Medis

Survelens Terpadu

Prog Kesling Prog P2M Prog KIA Prog Gizi Promkes

Masyarakat

- SU

Anda mungkin juga menyukai