Anda di halaman 1dari 4

PENINGKATAN KOMPETENSI SOFTSKILL PERAWAT DALAM UPAYA

PENGEMBANGAN PELAYANAN YANG BERKUALITAS

Pengembangan sumber daya manusia di rumah sakit harus terus menerus dilakukan
melalui pengembangan pada aspek kompetensi. Kompetensi merupakan persyaratan utama
dan unsur penentu dalam upaya peningkatan kinerja organisasi. Kompetensimemungkinkan
seseorang mewujudkan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan. Oleh karena itu, kompetensi mutlak dibutuhkan bagi setiap sumber daya
manusia yang ada di rumah sakit terutama perawat untuk mencapai kinerja rumah sakit yang
maksimal.
Kompetensi diklasifikasikan dalam 2 (dua) tipe yaitu softskill dan hardskill. Softskill
merupakan kemampuan mengelola proses pekerjaan, hubungan antar manusia, dan
membangun interaksi dengan orang lain misalnya kepemimpinan, komunikasi, dan hubungan
interpersonal. Sedangkan hardskill berkaitan dengan kemampuan fungsional atau teknis
pekerjaan. Penelitian yang dilakukan oleh Harvard University di Amerika Serikat
menyimpulkan bahwa kesuksesan ditentukan oleh hardskill sebanyak 20% dan sisanya
ditentukan oleh softskill sebanyak 80%. Sehingga kekurangan seseorang terhadap hardskill
dapat dengan mudah ditutupi oleh softskill yang dimiliki oleh seseorang.
Rumah Sakit Emanuel merupakan rumah sakit milik Yayasan Kristen Untuk Kesehatan
Umum, dimana yayasan ini memiliki budaya kerja Yakkum yang menjadi dasar dalam
pelayanan dan berjalannya organisasi. Budaya YAKKUM merupakan keadaan yang
disengaja diciptakan dalam korporasi untuk mewujudkan nilai-nilai korporasi yang luhur. Isi
Budaya korporasi adalah watak korporasi yang mengutamakan nilai-nilai yang harus diterima
dan disepakati oleh setiap anggota korporasi menjadi roh kehidupan korporasi.
Nilai-nilai YAKKUM adalah penjabaran dari budaya Yakkum berupa perilaku korporasi
dan perilaku individual yang disepakati menjadi standar perilaku di Yakkum. Salah satu nilai-
nilai tersebut adalah budaya untuk mewujudkan pengembangan pelayanan yang berkualitas
dimana semua bentuk pelayanan yang dikembangkan di Yakkum harus bermutu dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum dan profesi, dan mampu menjamin
kepercayaan stakeholder.
Soft skills adalah seperangkat kemampuan yang mempengaruhi bagaimana kita
berinteraksi dengan orang lain. Soft skills memuat komunikasi efektif, berpikir kreatif dan
kritis, membangun tim, serta kemampuan lainnya yang terkait kapasitas kepribadian individu.
Soft Skill mutlak harus dimiliki oleh manusia sebagai modal untuk mengarungi berbagai
bidang kehidupan seperti pekerjaan, rumah tangga, organisasi masyarakat dan lain-lain.3
Soft skill merupakan kemampuan yang tidak tampak dan seringkali berhubungan
dengan emosi manusia. Dilihat dari konstraknya, semakin bergerak ke kanan menunjukkan
atribut tersebut semakin empirik dan sebaliknya semakin bergerak ke kiri atribut tersebut
semakin abstrak. Dilihat dari proses peningkatannya, semakin ke kanan semakin berorientasi
pada kegiatan yang langsung dan semakin ke kiri semakin berorientasi pada kegiatan yang
tidak langsung. Intervensi yang dapat diberikan dalam meningkatkan soft skills adalah
dengan pelatihan atau dengan pembinaan yang intensif. Di sisi lain nilai-nilai dan moral
dapat ditingkatkan dengan kegiatan berfokus pada peningkatan kesadaran diri.
Untuk mewujudkan nilai-nilai diatas maka harus dikembangkan pelayanan yang
berkualitas melalui beberapa upaya peningkatan SDM keperawatan salah satunya
peningkatan softskil perawat di rumah sakit emanuel. Soft skills adalah seperangkat
kemampuan yang mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Soft skills
memuat komunikasi efektif, berpikir kreatif dan kritis, membangun tim, serta kemampuan
lainnya yang terkait kapasitas kepribadian individu. Soft Skill mutlak harus dimiliki oleh
manusia sebagai modal untuk mengarungi berbagai bidang kehidupan seperti pekerjaan,
rumah tangga, organisasi masyarakat dan lain-lain.3
Soft skill merupakan kemampuan yang tidak tampak dan seringkali berhubungan
dengan emosi manusia. Dilihat dari konstraknya, semakin bergerak ke kanan menunjukkan
atribut tersebut semakin empirik dan sebaliknya semakin bergerak ke kiri atribut tersebut
semakin abstrak. Dilihat dari proses peningkatannya, semakin ke kanan semakin berorientasi
pada kegiatan yang langsung dan semakin ke kiri semakin berorientasi pada kegiatan yang
tidak langsung. Intervensi yang dapat diberikan dalam meningkatkan soft skills adalah
dengan pelatihan atau dengan pembinaan yang intensif. Di sisi lain nilai-nilai dan moral
dapat ditingkatkan dengan kegiatan berfokus pada peningkatan kesadaran diri.
Tujuan dari peningkatan softskill adalah memberikan kesempatan kepada individu
untuk mempelajari perilaku baru dan meningkatkan hubungan antar pribadi dengan orang
lain. Soft skills memiliki banyak manfaat, misalnya pengembangan karir serta etika
profesional. Dari sisi organisasional, soft skills memberikan dampak terhadap kualitas
manajemen secara total, efektivitas institusional dan sinergi inovasi. Softskill merupakan
keterampilan diluar keterampilan teknis dan akademis, dan lebih mengutamakan
keterampilan intra dan inter personal. Keterampilan intra personal mencakup kesadaran diri
(kepercayaan diri, penilaian diri, sifat dan preferensi, serta kesadaran emosi) dan
keterampilan diri (peningkatan diri, pengendalian diri, manajemen sumber daya, pro aktif).
Sedangkan keterampilan inter personal mencakup kesadaran sosial (kesadaran politik,
memanfaatkan keragaman, berorientasi pelayanan) dan keterampilan sosial (kepemimpinan,
pengaruh, komunikasi, kooperatif, kerja sama tim, dan sinergi).
Percaya diri merupakan salah satu softskill yang diharapkan sebagai perawat ideal,
sesuai hasil penelitian Ivan MA(2008), bahwa salah satu kriteria dari perawat ideal yang
diharapkan adalah percaya diri. Hasil penelitian Sumbada(2003), menunjukkan bahwa
percaya diri dapat meningkatkan prestasi kerja pada perawat. Dalam penelitiannya peneliti
memberikan stimulus kepada perawat untuk selalu berinteraksi sehingga dapat mencapai satu
keterampilan dari softskill tersebut, melalui Komunikasi, informasi dan edukasi yang
dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.Tanggung jawab tersebut
membutuhkan suatu etos kerja dan kedisiplinan pada diri perawat, sehingga diperlukan suatu
pemantauan kedisiplinan dari pimpinan rumah sakit. Pimpinan bertanggung jawab terhadap
pengelolaan ukuran kedisiplinan (peraturan, sanksi dan penghargaan) yang diberlakukan
secara seragam, pantas, konsisten, dan tidak diskriminatif untuk mencapai sasaran-sasaran.
Modal sukses di lapangan pekerjaan sofskill memegang 80% nya. Perlu di ketahui
bahwa selain hard skill kita juga membutuhkan soft skill dimana soft skill akan berpengharuh
terhadap kualitas mahasiswa. Dalam meraih kesuksesan sudah banyak orang yang bisa
meraih apa yang dicita-citakannya hanya dengan mengandalkan keterampilan soft skill.
Untuk itulah dilakukan upaya pengembangan pelayanan yang berkualitas melalui
peningkatan softskil perawat dengan cara pelatihan secara berkala dalam upaya mewujudkan
ketrampilan kompetensi perawat. Soft skills memiliki karakteristik sebagai berikut:2
1. Bersifat generik, dalam arti digunakan dalam berbagai penyelesaian tugas yang
berbeda.
2. Dapat ditransfer dan diterapkan dalam berbagai aktivitas pelaksanaan tugas, disebut
juga sebagai keterampilan hidup (life skills).
1. Merupakan keterampilan atau atribut yang terdapat dalam aktivitas seperti pemecahan
masalah, komunikasi, pemanfaatan teknologi, dan bekerja dalam kelompok.
2. Dapat dipromosikan sebagai keterampilan yang memberi dalam ‘pembelajaran
seumur hidup’ (‘life long learning’).
3. Dapat dimiliki dan digunakan oleh pengusaha dan organisasi pemerintah.
4. Dapat ditransfer dalam berbagai konteks yang berbeda oleh orang-orang yang
memiliki latar belakang disiplin ilmu, profesi dan jabatan yang berbeda-beda.
Perawat dengan soft skill yang baik biasanya cenderung dapat menyelesaikan pekerjaan
secara baik pula dan dapat memberikan hasil yang lebih maksimal. Secara umum, soft skill
dapat dibedakan menjadi dua kategori. Kategori pertama dari soft skill adalah intrapersonal
skill. Yang termasuk ke dalam intrapersonal skill antara lain adalah kesadaran diri, penilaian
diri, kemauan untuk terus belajar, keberanian, sikap fleksibel, komitmen, motivasi, tujuan
hidup, kesadaran emosional, keahlian diri, keterampilan komunikatif, kemampuan berpikir
kritis, kreativitas, manajemen stress, manajemen waktu, dan keahlian negosiasi. Kategori soft
skill yang kedua adalah interpersonal skill. Yang termasuk ke dalam interpersonal skill antara
lain adalah kesadaran sosial, orientasi pelayanan, empati, moralitas, keterampilan sosial,
manajemen konflik, kepemimpinan, etika kerja, serta sopan santun.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai