Anda di halaman 1dari 9

Biomekanik Pada Hip Joint

Posted on September 26, 2013

Biomekanik Pada Hip Joint

Hip joint merupakan triaxial joint, karena me-miliki 3 bidang gerak. Hip joint juga
merupakan hubungan proksimal dari extremitas inferior. Dibandingkan dengan shoulder joint
yang konstruksinya untuk mobilitas, hip joint sangat stabil yang konstruksinya untuk
menumpuh be-rat badan. Selama berjalan, gaya dari extremitas inferior ditransmisikan keatas
melalui hip ke pelvis & trunk, dan aktivitas extremitas inferior lainnya. Dalam suatu gerak
fungsional, terjadi hubu-ngan antara pelvic girdle dan hip joint à pelvic girdle akan
mengalami tilting dan rotasi selama gerakan femur. Hubungan tersebut hampir sama dengan
hubu-ngan scapula dengan shoulder joint, perbedaan-nya adalah scapula kiri & kanan dapat
bergerak bebas sedangkan pelvic hanya dapat bergerak sebagai satu unit.
Hip joint dibentuk oleh caput femur yang kon-veks bersendi dengan acetabulum yang konkaf.
Hip joint adalah ball and socket (spheroidal) triaxial joint. Acetabulum terbentuk dari
penyatuan os ilium, ischium, dan pubis. Seluruh acetabulum dilapisi oleh cartilago hyaline, &
pusat acetabulum terisi oleh suatu massa jaringan lemak yang tertutup oleh membran
synovial.

Jaringan fibrokartilago yang melingkar datar di acetabulum disebut dengan labrum


acetabular, yang melekat disekeliling margo acetabulum. Labrum acetabular menutup
cartilago hyaline & sangat tebal pada sekeliling acetabulum dari-pada pusatnya à hal ini
menambah kedalaman acetabulum. Acetabulum terletak di bagian lateral pelvis, menghadap
ke lateral, anterior & inferior.

Caput femur secara sempurna ditutup oleh cartilago hyaline. Pada pusat caput femur terdapat
lubang kecil yang dinamakan dengan fovea capitis à tidak ditutup oleh cartilago hyaline.
Caput femur membentuk sekitar 2/3 dari suatu bola. Caput femur berbentuk spherical dan
mengha-dap kearah anterior, medial dan superior. Hip joint diperkuat oleh kapsul sendi yang
kuat, ligamen iliofemoral, pubofemoral, dan ischiofemoral. Hip joint juga diperkuat oleh
ligamen transver-se acetabular yang kuat & bersambung dengan labrum acetabular. Ligamen
teres femoris merupakan ligamen triangular yang kecil, melekat pada apex fovea capitis dekat
pusat caput femur ke tepi ligamen acetabular.
Ligamen teres femoris berfungsi sebagai pe-ngikat caput femur ke bagian bawah acetabu-lum
dan memberikan stabilisator yang kuat didalam sendi (intraartikular). Stabilisator bagian luar
dihasilkan oleh 3 liga-men yang melekat pada collum/neck femur yaitu : ligamen iliofemoral,
pubofemoral & is-chiofemoral. Ligamen iliofemoral disebut juga ligamen “Y”, karena arah
serabut mirip huruf Y terbalik. Ligamen iliofemoral memperkuat kapsul sendi bagian
anterior. Ligamen pubofemoral terdiri dari ikatan serabut yang kecil pada kapsul sendi bagian
medial anterior dan bawah. Ligamen ischiofemoral merupakan ligamen triangular yang kuat
pada bagian belakang kapsul.

?
Otot- otot pada Hip Joint
Hip joint diperkuat oleh otot-otot panggul dan paha. Otot-otot panggul dan paha terdiri atas
otot one-joint dan two joint.
Group Otot One-Joint Two-Joint
Anterior Iliopsoas Rectus femoris
Sartorius
Medial Pectineus
Adductor magnus
Adductor longus
Adductor brevis Gracilis
Posterior Gluteus maximus
Deep rotator Semimembranosus
Semitendinosus
Biceps femoris
Lateral Gluteus medius
Gluteus minimus Tensor fascia latae

Sudut Pada Hip Joint


Sudut inklinasi adalah sudut yang dibentuk antara axis neck femur dan shaft femur (nor-
malnya 125o). Jika sudut inklinasi lebih besar dari normal disebut dengan coxa valga, jika
lebih kecil dari normal disebut dengan coxa vara. Torsion adalah sudut yg dibentuk oleh axis
transversal condylus femur dan axis neck femur (normalnya 8 – 25o atau 12o). Peningkatan
sudut torsion disebut dengan ante-version (shaft femur berotasi ke medial).
Penurunan sudut torsion disebut dengan retro-version (shaft femur berotasi ke lateral).
Gerakan pada Hip
Karena hip joint merupakan triaxial joint maka terdapat 3 pasang gerakan yang terjadi pada
hip joint.
Gerakan tersebut adalah fleksi – ekstensi, ab-duksi – adduksi, external rotasi – internal rotasi
Gerakan yang paling luas adalah fleksi hip dan yang paling terbatas adalah ekstensi/hipereks-
tensi hip.
1. Fleksi Hip
Fleksi hip adalah gerakan femur ke depan da-lam bidang sagital.
Jika knee lurus, maka gerakan fleksi hip diba-tasi oleh ketegangan otot hamstring.
Pada gerak fleksi yang luas, pelvis akan back-ward tilt untuk melengkapi/menyempurnakan
gerakan pada hip joint.
2. Ekstensi/hiperekstensi Hip
Extensi adalah gerakan kembali dari fleksi.
Hiperekstensi adalah gerakan femur ke bela-kang dalam bidang sagital.
Gerakan ini sangat terbatas, kecuali para dan-cer dan akrobat yang memungkinkan terjadi
rotasi femur keluar sehingga gerakannya cukup luas.
Faktor penghambat hiperekstensi hip adalah ketegangan ligamen iliofemoral pada bagian
depan sendi.
Keuntungan dari keterbatasan gerak ini adalah sendi menjadi sangat stabil untuk weight
bearing (menumpuh berat badan) tanpa mem-butuhkan kontraksi otot yang kuat.
3. Abduksi
Abduksi adalah gerakan femur ke samping da-lam bidang frontal sehingga paha bergerak
jauh dari midline tubuh.
ROM Abduksi yang lebih besar dapat terjadi jika femur berotasi keluar.
Abduksi dibatasi oleh otot-otot adduktor dan li-gamen pubofemoral.
4. Adduksi
Adduksi adalah gerakan kembali dari abduksi.
Hiperadduksi hanya dapat terjadi jika tungkai sisi kontralateral digerakkan keluar.
Pada hiperadduksi yang luas, ligamen teres femoris menjadi tegang.
5. External/Lateral Rotasi
External rotasi adalah suatu rotasi femur disekitar axis longitudinal sehingga knee terputar
keluar.
External rotasi juga merupakan suatu rotasi femur disekitar axis sagital sehingga knee ter-
putar kedalam.
ROM external rotasi biasanya lebih besar daripada internal rotasi
6. Internal/Medial Rotasi
Internal rotasi adalah gerak rotasi femur disekitar axis longitudinal sehingga knee terputar
kedalam.
Internal rotasi juga merupakan gerak rotasi femur disekitar axis sagital sehingga knee ter-
putar keluar.
ROM internal dan external rotasi dipengaruhi oleh derajat torsi femoral (terputarnya femur
pada axis longitudinal sehingga salah satu ujungnya berotasi kedalam terhadap ujung
lainnya).
7. Diagonal Adduksi/Abduksi
Diagonal adduksi adalah suatu gerakan ke depan dari posisi abduksi paha dalam bidang
horizontal, yang diikuti oleh penu-runan external rotasi.
Diagonal abduksi adalah suatu gerakan ke samping dari posisi fleksi hip dalam bidang
horizontal, yang diikuti oleh external rotasi.

ANATOMI FISIOLOGI KNEE JOINT


Knee joint adalah salah satu sendi kompleks dalam tubuh manusia. Femur, tibia, fibula, dan
patella disatukan menjadi satu kelompok yang kompleks oleh ligament. (Ballinger, 2007)

Sendi merupakan pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka.Terdapat tiga
jenis utama berdasarkan kemungkinan gerakannya yaitu sendi fibrus, sendi tulang rawan dan sendi
sinovial (C Evelyn, 1999).

Sendi fibrus atau sinartroses adalah sendi yang tidak dapat bergerak atau merekat ikat, maka
tidak mungkin ada gerakan antara tulang – tulangnya, misalnya: sutura antara tulang pipih
tengkorak. Sendi tulang rawan atau amfiartroses adalah sendi dengan gerakan sedikit dan
permukaan persendiannya dipisahkan oleh bahan dan mungkin sedikit gerakannya. Misalnya,
Simphisis pubis, dimana sebuah bantalan tulang rawan mempersatukan kedua tulang pubis. Sendi
synovial atau diartroses adalah persendian yang bergerak bebas dan terdapat banyak ragamnya.
Gambar IIA.1 Anatomi Knee Joint kanan dari sisi Anterior view dan Posterior view (Nucleus Medical Art, 1997-
2007)

Gambar IIA.2 Anatomi Knee Joint Kanan dari sisi Lateral view dan Medial view (Nucleus Medical Art, 1997-
2007)

Sendi lutut dibentuk oleh epiphysis distalis tulang femur, epiphysis proksimalis, tulang tibia
dan tulang patella, serta mempunyai beberapa sendi yang terbentuk dari tulang yang berhubungan,
yaitu antar tulang femur dan patella disebut articulatio patella femoral, antara tulang tibia dengan
tulang femur disebut articulatio tibio femoral dan antara tulang tibia dengan tulang fibula
proximal disebut articulatio tibio fibular proxsimal (De Wolf, 1996).

Sendi lutut merupakan suatu sendi yang disusun oleh beberapa tulang , ligament beserta otot,
sehingga dapat membentuk suatu kesatuan yang disebut dengan sendi lutut atau knee joint.
Anatomi sendi lutut terdiri dari:

1. Tulang pembentuk sendi lutut antara lain:


a. Tulang Femur
Merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar di dalam tulang kerangka pada bagian pangkal yang
berhubungan dengan acetabulum membentuk kepala sendi yang disebut caput femoris. Di sebelah
atas dan bawah dari columna femoris terdapat taju yang disebut trochantor mayor dan trochantor
minor, di bagian ujung membentuk persendian lutut, terdapat dua buah tonjolan yang disebut
condylus medialis dan condylus lateralis, di antara kedua condylus ini terdapat lekukan tempat
letaknya tulang tempurung lutut (patella) yang disebut dengan fosa condylus (Syaifuddin, 1997).
b. Tulang Tibia
Tulang tibia bentuknya lebih kecil, pada bagian pangkal melekat pada os fibula, pada bagian ujung
membentuk persendian dengan tulang pangkal kaki dan terdapat taju yang disebut os maleolus
medialis. (Syaifuddin, 1997).

c. Tulang Fibula
Merupakan tulang pipa yang terbesar sesudah tulang paha yang membentuk persendian lutut
dengan os femur pada bagian ujungnya. Terdapat tonjolan yang disebut os maleolus lateralis atau
mata kaki luar. (Syaifuddin, 1997).

d. Tulang Patella
Pada gerakan fleksi dan ekstensi patella akan bergerak pada tulang femur. Jarak patella dengan tibia
saat terjadi gerakan adalah tetap dan yang berubah hanya jarak patella dengan femur. Fungsi
patella di samping sebagai perekatan otot-otot atau tendon adalah sebagai pengungkit sendi lutut.
Pada posisi flexi lutut 90 derajat, kedudukan patella di antara kedua condylus femur dan saat
extensi maka patella terletak pada permukaan anterior femur (Syaifuddin, 1997).

2. Ligamentum pembentuk sendi lutut

Gambar IIA.3 Susunan Ligamen Sendi Lutut Anterior View (R.Putz, R.Pabst, 2002)

Keterangan Gambar A.3 Susunan Ligamen Sendi Lutut (R.Putz, R.Pabst, 2002) yaitu :

1. Ligamen cruciatum anterior


2. Meniscus lateralis
3. Ligament collateral fibula
4. Ligament capitis fibula posterior
5. Caput fibula
6. Femur, condylus medial
7. Ligament meniscofemorale posterior
8. Ligament collateral tibia
9. Ligament popliteum obliqum
10. Ligament cruciatum posterior

Gambar IIA.4 Susunan Ligamen Sendi Lutut Lateral View (R.Putz R.Pabst, 2002)

Keterangan Gambar A.4 Susunan Ligamen Sendi Lutut (R.Putz R.Pabst, 2002) yaitu :

1. Ligamen patella
2. Meniscus medialis
3. Ligament collateral tibia

Stabilitas sendi lutut yang lain adalah ligamentum. Ada beberapa ligamentum yang terdapat
pada sendi lutut antara lain :

a. Ligamentum crusiatum anterior, yang berjalan dari depan eminentia intercondyloidea tibia, ke
permukaan medial condylus lateralis femur, fungsi menahan hiperekstensi dan menahan
bergesernya tibia ke depan.
b. Ligamentum crusiatum posterior, berjalan dari facies lateralis condylus medialis femoris, menuju
fossa intercondyloidea tibia, berfungsi menahan bergesernya tibia, ke arah belakang.
c. Ligamentum collateral lateralle yang berjalan dari epicondylus lateralis ke capitulum fibulla, yang
berfungsi menahan gerakan varus atau samping luar.
d. Ligamentum collateral mediale tibia (epicondylus medialis tibia), yang berfungsi menahan gerakan
valgus atau samping dalam dan eksorotasi, dan secara bersamaan ligament collateral juga berfungsi
menahan bergesernya ke depan pada posisi lutut fleksi 90 derajat.
e. Ligamentum popliteum abligum, berasal dari condylus lateralis femoris menuju ke insertio
musculus semi membranosus melekat pada fascia musculus popliteum.
f. Ligamentum transversum genu, membentang pada permukaan anterior meniscus medialis dan
lateralis. Semua ligament tersebut berfungsi sebagai fiksator dan stabilisator sendi lutut.
Tranversum genu di samping ligament ada juga bursa pada sendi lutut. Bursa merupakan kantong
yang berisi cairan yang memudahkan terjadinya gesekan dan gerakan, berdinding tipis dan dibatasi
oleh membran synovial. Ada beberapa bursa yang terdapat pada sendi lutut antara lain : (a) bursa
popliteus, (b) bursa supra patellaris, (c) bursa infra patellaris, (d) bursa subcutan prapatellaris, (e)
bursa sub patellaris, (f) bursa prapatellaris.
3. Sistem Otot

Gambar IIA.5 Otot Paha dan Pangkal Paha Tampak dari Depan (R.Putz R.Pabst, 2002)

Keterangan Gambar IIA.5 Otot Paha dan Pangkal Paha Tampak dari Depan (R.Putz R.Pabst, 2002)
yaitu :

1. Musculus vatus medial


2. Femur condylus medial
3. Ligament patella
4. Bursa subcutanea infrapatellaris
5. Caput fibula
6. Bursa subtendinea prepatellaris
7. Fascialata, tractus, illiotibialis
8. Musculus Vastus lateralis
9. Musculus Rectus femoris
Otot-otot yang bekerja pada sendi lutut yaitu:

a. Bagian anterior adalah musculus rectus femoris, musculus vastus lateralis, musculus Vastus
medialis, musculus vastus intermedius.
b. Bagian posterior adalah musculus biceps femoris, musculus semitendinosus, musculus
semimembranosus, musculus Gastrocnemius.
c. Bagian medial adalah musculus Sartorius
d. Bagian lateral adalah musculus Tensorfacialatae

4. Biomekanik sendi lutut


Aksis gerak fleksi dan ekstensi terletak di atas permukaan sendi, yaitu melewati condylus
femoris. Sedangkan gerakan rotasi aksisnya longitudinal pada daerah condylus medialis (Kapandji,
1995). Secara biomekanik, beban yang diterima sendi lutut dalam keadaan normal akan melalui
medial sendi lutut dan akan diimbangi oleh otot-otot paha bagian lateral, sehingga resultannya akan
jatuh di bagian sentral sendi lutut.

a. Osteokinematika
Osteokinematika yang memungkinkan terjadi adalah gerakan fleksi dan ekstensi pada bidang sagital
dengan lingkup gerak sendi fleksi antara 120-130 derajat, bila posisi hip fleksi penuh, dan dapat
mencapai 140 derajat, bila hip ekstensi penuh, untuk gerakan ekstensi, lingkup gerak sendi antara 0
– 10 derajat gerakan putaran pada bidang rotasi dengan lingkup gerak sendi untuk endorotasi antara
30 – 35 derajat, sedangkan untuk eksorotasi antara 40-45 derajat dari posisi awal mid posision.
Gerakan rotasi ini terjadi pada posisi lutut fleksi 90 derajat (Kapandji, 1995), gerakan yang terjadi
pada kedua permukaan tulang meliputi gerakan rolling dan sliding. Saat tulang femur yang bergerak
maka, gerakan rolling ke arah belakang dan sliding ke arah depan (berlawanan arah). Saat fleksi,
femur rolling ke arah belakang dan sliding ke belakang, untuk gerakan ekstensi, rolling ke depan
dan sliding ke belakang. Saat tibia yang bergerak fleksi adapun ekstensi maka rolling maupun
sliding bergerak searah, saat fleksi maka rolling maupun sliding bergerak searah, saat fleksi rolling
dan sliding ke arah belakang, sedangkan saat ekstensi rolling dan sliding bergerak ke arah depan.
b. Artrokinematika

Artrokinematika pada sendi lutut di saat femur bergerak rolling dan sliding berlawanan arah, disaat
terjadi gerak fleksi femur rolling ke arah belakang dan sliding-nya ke depan, saat gerakan ekstensi
femur rolling kearah depannya sliding-nya ke belakang. Jika tibia bergerak fleksi ataupun ekstensi
maka rolling maupun sliding terjadi searah, saat fleksi menuju dorsal, sedangkan ekstensi menuju
ventral (Kapandji, 1995).

Anda mungkin juga menyukai