Anda di halaman 1dari 46

TUGAS KOMUNITAS 1

LAPORAN PENDAHULUAN
“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. M DENGAN
GASTRITIS PADA NY. S”

Disusun oleh :

Karunia Wati Susanti

(10215015)

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
“Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Gastritis.”
Makalah ini diambil dari buku-buku/referensi yang berkaitan dengan judul
makalah serta diambil dari website untuk melengkapi isi makalah ini. Dalam
pembuatan makalah ini, penulis banyak mendapat bimbingan yang tak ternilai
harganya dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Ditya Ari, S.kep selaku dosen pembimbing makalah Komunitas I yang
telah mengajari/bimbingan penulis dalam pembuatan makalah ini.
2. Teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah
keperawatan komunitas l ini.

Hasil makalah ini tentunya belumlah sempurna, namun bagi penulis hasil ini
sangatlah berarti terutama dapat memenuhi tugas perkuliahan untuk makalah kuliah
keperawatan Komunitas I, dengan harapan hasilnya dapat diterima dan bermanfaat
bagi kita semua

Kediri, November 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i

Daftar Isi .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan................................................................................ 3
BAB II KONSEP TEORITIS
A. Konsep Dasar Keluarga........................................................................ 4
B. Konsep Dasar TBC............................................................................... 9
BAB III PRE PLANNING KUNJUNGAN
BAB IV PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Gambaran Kasus...................................................................................
B. Pengkajian Keperawatan Keluarga......................................................
C. Analisa Data..........................................................................................
D. Diangnosa Keperawatan.......................................................................
E. Skoring .................................................................................................
F. Prioritas Masalah..................................................................................
G. Rencana Keperawatan Keluarga...........................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUTAKA........................................................................................

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini
bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Secara umum, tujuan
asuhan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya kemampuan keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri (Suprajitpno, 2004
hal 27).
Makan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang wajib di
penuhi seorang manusia untuk bertahan hidup. Keadaan ini dibuktikan
dengan adanya sistem pencernaan atau traktus gastrointestinal yang
merupakan salah satu sistem yang mendukung tubuh manusia. Sistem
pencernaan atau gastrointestinal terdiri dari beberapa organ, yaitu mulut,
esofagus, gaster, colon dan anus (Mansjoer A, 2000 ).
Sistem pencernaan akan terganggu apabila salah satu atau beberapa
organ pencernaan terjadi inflamasi, kerusakan, maupun ketidaknormalan.
Salah satu gangguan pencernaan yang paling sering dijumpai dan diderita
masyarakat adalah gastritis atau di masyarakat umum sering disebut dengan
penyakit maag atau dalam istilah kesehatan dikenal dengan gastritis.
Budiana (2006), mengatakan bahwa Gastritis ini terbesar di seluruh dunia
dan bahkan diperkirakan diderita lebih dari 1,7 milyar.
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-
sel radang daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam
pada umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa
macam Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi,Gastritis kronis adalah
inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau

1
malignadari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (Soeparman,
2001, hal. 127).
Angka kejadian infeksi Gastritis Helicobacter Pylory pada beberapa
daerah di Indonesia menunjukkan data yang cukup tinggi. Menurut
Maulidiyah dan Unun (2006), di Kota Surabaya angka kejadian Gastritis
sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka kejadian infeksi
cukup tinggi sebesar 91,6%. Di Jawa, khususnya Jawa Tengah, penyakit
gastritis ini mencapai 47%. Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada
penderita gastritis ialah Perdarahan saluran cerna bagian atas. Ulkus
peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbs vitamin
(Mansjoer, 2007).
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka penulis tertarik untuk lebih
mengenal, menangani dan memberi asuhan keperawatan serta langsung
kepada keluarga dengan gastritis dalam bentuk karya tulis yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada keluarga Tn. M Dengan Gastritis
pada Ny. P.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep keluarga ?
2. Bagaimana konsep dasar Gastritis ?

3. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan Gastritis ?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mendapatkan gambaran umum tentang asuhan keperawatan
keluarga dengan Gastritis.
2. Tujuan khusus
a) Dapat melakukan pengkajian keperawatan keluarga dengan
Gastritis.
b) Dapat merencanakan tindakan keperawatan keluarga dengan
Gastritis.
c) Dapat melaksanakan tindakan keperawatan keluarga dengan
Gastritis.

2
d) Dapat melakukan evaluasi keperawatan keluarga dengan Gastritis.

D. Manfaat
1. Manfaat Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca tentang
asuhan keperawatan keluarga dengan Gastritis.

BAB II

3
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-
ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan
diri mereka sebagai bagian dari keluarga. Friedman (1998, dalam
Suprajitno, 2004).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan Depkes RI (1998
dalam Effendy, 1998).
Sayekti (1994 dalam Suprajitno 2004) berpendapat bahwa keluarga
adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang
dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki
atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak,
baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.

2. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1998, dalam Suprajitno, 2004), mengemukakan ada 5
fungsi keluarga yaitu:
a) Fungsi Afektif
Yaitu berhubungan dengan fungsi-fungsi internal keluarga, pelindung
dan dukungan psikososial bagi para anggotanya. Keluarga
melakukan tugas-tugas yang menunjang pertumbuhan dan
perkembangan yang sehat bagi anggotanya dengan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan anggotanya.
b) Fungsi Sosialisasi
Yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
melaksanakan sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin,
norma budaya prilaku melalui interaksi dalam keluarga selanjutnya
individu mampu berperan dalam masyarakat.
c) Fungsi reproduksi

4
Yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan menambah
sumber daya manusia.
d) Fungsi Ekonomi
Yaitu fungsi memenuhi kebutuhan keluarga seperti : makan, pakaian,
perumahan dan lain-lain.
e) Fungsi Perawatan Keluarga
Yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan asuhan
kesehatan/perawatan, kemampuan keluarga melakukan asuhan
keperawatan atau pemeliharaan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan keluarga dan individu.

3. Tipe Keluarga
Tipe-tipe keluarga secara umum dikemukakan untuk mempermudah
tentang pemahaman keluarga. Adapun tipe-tipe keluarga menurut
Suprajitno (2004) antara lain:
a) Keluarga inti (konjungal)
Yaitu keluarga yang menikah sebagai orangtua atau pemberian
nafkah, keluarga ini terdiri dari suami, istri dan anak mereka anak
kandung, anak adopsi atau keduanya.
b) Keluarga orentasi (keluarga asal)
Yaitu untuk keluarga yang didalamnya seseorang dilahirkan.
Keluarga besar yaitu keluarga inti dan orang-orang yang
berhubungan (oleh darah), yang paling lazim menjadi anggota
keluarga orientasi yaitu salah satu teman keluarga ini. Berikut ini
termasuk sanak keluarga: kakek, nenek, tante, paman dan sepupu.

4. Bentuk Keluarga
Ada enam tipe atau bentuk keluarga menurut Effendy (1998)
a) Keluarga inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b) Keluarga besar (Exstende Family)

5
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya,
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
c) Keluarga berantai (Serial family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah
lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
1. Keluarga duda/janda (single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
2. Keluarga berkomposisi (composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan
hidup secara bersama.
d) Keluarga kabitas (cababitation)
Adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga.

5. Tingkat Perkembangan Keluarga


Seperti individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan
perkembangan yang berturut-turut keluarga sebagai sebuah unit juga
mengalami tahap-tahap perkembangan yang berturut-turut.
Adapun delapan tahap siklus kehidupan keluarga menurut
Friedman (1998) antara lain:
a) Tahap I : keluarga pemula (juga menunjuk pasangan menikah atau
tahap pernikahan)
Tugasnya adalah :
1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang
tua).
b) Tahap II : keluarga yang sedang mengasuh anak (anak tertua adalah
bayi sampai umur 30 tahun).
Tugasnya adalah :
1. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap.

6
2. Rekonsiliasi tugas untuk perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
3. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
4. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orang tua dan kakek dan nenek.
c) Tahap III : keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua
berumur 2 hingga 6 bulan).
Tugasnya adalah :
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti : rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan.
2. Mensosialisasikan anak.
3. Mengintegrasikan anak yang sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
4. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam (hubungan
perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
d) Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur
hingga 13 tahun).
Tugasnya adalah :
1. Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
yang sehat.
2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e) Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13
hingga 20 tahun).
Tugasnya :
1. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.
2. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
3. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
f) Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda

7
(mencakup anak pertama sampai terakhir yang meninggalkan rumah).
Tugasnya :
1. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga
baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
2. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan.
3. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dan suami
maupun istri.
g) Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiunan)
Tugasnya :
1. Menyelidiki lingkungan yang meningkatkan kesehatan
2. Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan
penuh arti dengan para orang tua, lansia dan anak-anak.
h) Tahap VIII : keluarga dalam masa pensiunan dan lansia
Tugasnya :
1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
2. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.
3. Mempertahankan hubungan perkawinan.
4. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
5. Mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.
6. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka.

6. Lima Tugas Keluarga dan Bidang Kesehatan


Seperti dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga
mempunyai tugas dibidang kesehatan menurut Suprajitno (2004) yang
perlu dipahami dan dilakukan meliputi :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti, orang tua
perlu mengenal kesehatan.
2) Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga yang utama untuk
mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,

8
dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan Perawatan
dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila
keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk
pertolongan pertama.
4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi
keluarga.

B. Konsep Dasar Gastritis


1. Pengertian Gastritis
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa
lambung (Sudoyo, 2006). Gastitis adalah suatu peradangan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus, atau lokal yang di
sebabkan oleh bakteri atau obat- obatan (Price, 2005). Gastritis adalah
inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis yang ditemukan berupa
dispepsia atau indigesti (Mansjoer, 2001). Gastritis adalah peradangan
permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi.
Erosi karena perlukaan hanya pada bagian mukosa (Inayah, 2004).
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa gastritis
adalah peradangan pada mukosa lambung dan submukosa lambung yang
bersifat secara akut, kronis, difus atau lokal akibat infeksi dari bakteri,
obat-obatan dan bahan iritan lain, sehingga menyebabkan kerusakan-
kerusakan atau perlukaan yang menyebabkan erosi pada lapisan-lapisan
tersebut dengan gambaran klinis yang ditemukan berupa dispepsia atau
indigesti.
2. Klasifikasi Gastritis
Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam :
1) Gastritis Akut

9
Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian
besar merupakan penyakit yang ringan dan sembuh sempurna. Salah
satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya adalah:
a. Gastritis akut erosif
Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam
dari pada mukosa muscolaris (otot-otot pelapis lambung).
b. Gastritis akut hemoragic
Disebut hemoragic karena pada penyakit ini akan dijumpai
perdarahan mukosa lambung dalan berbagai derajat dan terjadi
erosiyang berarti hilangnya kontunuitas mukosa lambung pada
beberapa tempat, menyertai inflamasi pada mukosa lambung
tersebut (Hirlan, 2001).
2) Gastritis Kronis
Menurut Muttaqin, (2011) Gastritis kronis adalah suatu peradangan
permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun. Gastritis kronik
diklasifikasikan dengan tiga perbedaan sebagai berikut :
a. Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan ; edema , serta
perdarahan dan erosi mukosa.
b. Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi di seluruh lapisan
mukosa pada perkembanganya dihubungkan dengan ulkus dan
kanker lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan
karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dan sel chief.
c. Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-
nodul pada mukosa lambung yang bersifat iregular, tipis, dan
hemoragik.

3. Etiologi Gastritis
Menurut Muttaqin(2011) Penyebab dari gastritis antara lain :
a. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS
(indometasin, ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid,
kokain, agen kemoterapi (mitomisin, 5-fluora-2-deoxyuriine), salisilat,
dan digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.
b. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.

10
c. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii,
streptococci, staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies, E.
coli, tuberculosis, dan secondary syphilis.
d. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
e. Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis.
f. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan, gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat,
dan refluks usus- lambung.
g. Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen
iritasi mukosa lambung.
h. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu
( komponen penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim
gastrointestinal) dari usus kecil ke mukosa lambungsehingga
menimbulkan respon peradangan mukosa.
i. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke
lambung.
j. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara
agresi dan mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas mukosa,
yang dapat menimbulkan respon peradangan pada mukosa lambung

4. Patofisiologi Gastritis
1) Gastritis Akut
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia obat-
obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada
pasien yang mengalami strees akan terjadi perangsangan saraf simpatis
NV (Nervus Vagus), yang akan meningkatkan produksi asam klorida
(HCl) didalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan
anoreksia.
Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan
sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus
mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk

11
memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna respon mukosa
lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya
vasodilitasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat enzim
yang memproduksi asam klorida atau HCl, terutama daerah fundus.
Vasodilitasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl
meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri, rasa nyeri
ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon
mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa
pengelupasan.
Pengelupasan sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi memicu
timbulnya pendarahan. Pendarahan yang terjadi dapat mengancam
hidup penderita, namun dapat juga berhenti sendiri karena proses
regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah
pendarahan (Price dan Wilson, 2000).

2) Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory ( H.
pylory ) Gastritis Kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A / tipe B,
tipe A ( sering disebut sebagai gastritis autoimun ) diakibatkan dari
perubahan sel parietal, yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler.
Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia
pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B
( kadang disebut sebagai gastritis ) mempengaruhi antrum dan pylorus
( ujung bawah lambung dekat duodenum ) ini dihubungkan dengan
bakteri Pylory. Faktor diet seperti minum panas atau pedas,
penggunaan atau obat-obatan dan alkohol, merokok, atau refluks isi
usus kedalam lambung (Smeltzer dan Bare, 2001).

5. Manifestasi Klinis Gastritis


Gambaran klinis pada gastritis yaitu:
1) Gastritis akut
a. Dapat terjadi ulserasi superfisal dan mengarah pada hemoragi.

12
b. Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala kelesuan,
mual, anoreksia mungkin terjadi mual dan muntah serta cegukan.
c. Beberapa pasien menunjukkan asimtomatik.
d. Dapat terjadi lokil dan diare apabika tidak dimuntahkan tetapi
malah mencapai usus.
e. Pasien biasanya mulai pulih kembali sekitar sehari meskipun nafsu
makan mungkin akan hilang selama 2-3 hari (Smeltzer, 2001).
2) Gastritis Kronis
a. Gastritis tipe A pada dasarnya asimtomatik kecuali untuk gejala–
gejala defisiensi vitamin B 12.

b. Gastritis tipe B pasien mengeluh anoreksia nyeri ulu hati setelah


makan berdahak , rasa asam dalam mulut atau mual dan muntah
(Smeltzer dan Bare, 2001).

6. Pemeriksaan Diagnostik Gastritis


Pemeriksaan dignostik menurut Dermawan( 2010) dan Doenges( 2000 )
sebagai berikut :
a. Radiology: sinar x gastrointestinal bagian atas.
b. Endoskopy : gastroscopy ditemukan muksa yang hiperemik.
c. Laboratorium: mengetahui kadar asam hidroklorida.
d. EGD (Esofagagastriduodenoskopi): tes diagnostik kunci untuk
perdarahan gastritis, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan atau
derajat ulkus jaringan atau cidera.
e. Pemeriksaan Histopatologi: tampak kerusakan mukosa karena erosi
tidak pernah melewati mukosa muskularis.
f. Analisa gaster: dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah,
mengkaji aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam
hidroklorik dan pembentukan asam noktura penyebab ulkus duodenal.
g. Feses: tes feses akan positifH. PyloryKreatinin : biasanya tidak
meningkat bila perfusi ginjal di pertahankan.
h. Amonia: dapat meningkat apabila disfungsi hati berat menganggu
metabolisme dan eksresi urea atau transfusi darah lengkap dan jumlah
besar diberikan.

13
i. Natrium: dapat meningkat sebagai kompensasi hormonal terhadap
simpanan cairan tubuh.
j. Kalium: dapat menurun pada awal karena pengosongan gaster berat
atau muntah atau diare berdarah. Peningkatan kadar kalium dapat
terjadi setelah trasfusi darah.
k. Amilase serum: meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah
diduga gastritis.

7. Penatalaksanaan Medis Gastritis


1) Pengobatan pada gastritis meliputi:
a. Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung
b. Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan
intravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai
gejala-gejala mereda, untuk gastritis yang tidak parah diobati
dengan antasida dan istirahat.
c. Histonin: ranitidin dapat diberikan untuk menghambat
pembentukan asam lambung dan kemudian menurunkan iritasi
lambung.
d. Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan
cara menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan
pepsin yang menyebabkan iritasi.
e. Pembedahan: untuk mengangkat gangrene dan perforasi,
Gastrojejunuskopi/reseksi lambung: mengatasi obstruksi pilorus
(Dermawan, 2010).

2) Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi:


a. Gastritis akut
Diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari
alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila pasien mampu
makan melalui mulut, diet mengandung gizi danjurkan. Bila gejala
menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan
terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang
dilakukan untuk hemoragik saluran gastrointestinal atas. Bila

14
gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam
atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian
agen penyebab.
1. Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum ( missal :
alumunium hidroksida ) untuk menetralisasi alkali, digunakan
jus lemon encer atau cuka encer.
2. Bila korosi luas atau berat, emetik, dan lafase dihindari karena
bahaya perforasi.
Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesic dan sedative,
antasida, serta cairan intravena. Endoskopi fiberopti mungkin
diperlukan. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk
mengangkat gangrene atau jaringan perforasi. Gastrojejunostomi
atau reseksi lambungmungkin diperlukan untuk mengatasi
obstruksi pilrus.

b. Gastritis kronis
Diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istiratahat,
mengurangi stress dan memulai farmakoterapi. H. Pilory data
diatasi dengan antibiotic ( seperti tetrasiklin atau amoksisilin ) dan
garam bismu ( pepto bismo ). Pasien dengan gastritis A biasanya
mengalami malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan oleh adanya
antibody terhadap faktor instrinsik (Smeltzer, 2001).

3) Penatalaksanaan secara keperawatan meliputi:


a. Tirah baring
b. Mengurangi stress
c. Diet
Air teh, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian diberikan peroral
pada interval yang sering. Makanan yang sudah dihaluskan seperti
pudding, agar-agar dan sup, biasanya dapat ditoleransi setelah 12 –
24 jam dan kemudian makanan-makanan berikutnya ditambahkan
secara bertahap. Pasien dengan gastritis superficial yang kronis
biasanya berespon terhadap diet sehingga harus menghindari

15
makanan yang berbumbu banyak atau berminyak (Dermawan,
2010).

8. Komplikasi Gastritis
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada gastritis adalah :
a) Perdarahan saluran cerna bagian atas.

b) Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi


vitamin (Dermawan, 2010).

9. Diagnosa Keperawatan Gatritis


Menurut Seitawan dan Dermawan (2008, hal 40) diagnosa
keperawatan adalah kumpulan pernyataan, uraian dari hasil wawancara,
pengamatan langsung, dan pengukuran dengan menunjukkan status
kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi, sampai masalah aktual.
Setelah mengumpulkan data dan menganalisa, maka diagnosa
keperawatan keluarga yang mungkin terjadi pada keluarga dengan masalah
gastritis menurut klasifikasi NANDA dapat dirumuskan sebagai berikut :
a) Nyeri akut/kronis.
b) Kerusakan mobilitas fisik.
c) Gangguan citra tubuh.
d) Gangguan pemenuhan nutrisi.
e) Kurang perawatan diri.
f) Kurang pengetahuan mengenai penyakit.
g) Ansietas.

PRE PLANING KUNJUNGAN PERTAMA

PENGKAJIAAN PADA KELUARGA Tn. M

16
Nama Mahasiswa : Karunia Wati Susanti

Nama KK Binaan : Tn. Maryani (49 tahun)

Kunjungan ke : 1 (pertama)

A. Latar Belakang
Menurut Potter dan Perry (2005), sehat merupakan sebuah keadaan

yang dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi

individu terhadap berbagai perubahan lingkungan yang ada di lingkungan

internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisiknya,

emosional, intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat.

Sedangkan sakit adalah suatu proses dimana fungsi individu dalam satu atau

lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila

dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya. Penyakit merupakan

suatu keadaan dimana proses kehidupan tidak lagi teratur atau terganggu

perjalannya ( Mansjoer, 2007 ).


Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat

akut, kronik difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh

di perut (begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah

( Ardiansyah, 2012 ). Gastritis merupakan inflamasi dari mukosa lambung.

Gastritis terbagi menjadi 2 yaitu gastritis akut dan kronik.


Gastritis akut yaitu kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya

dengan tanda gejala yang khas seperti mual, kembung, muntah. Penyebabnya

biasanya obat obatan, alkohol, gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung,

trauma, luka bakar, sepsis. Sedangkan Gastritis kronik penyebabnya tidak

jelas, sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik yang bervariasi dan

17
biasanya kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan. Hanya sebagian kecil

mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, dan nausea ( Mansjor, 2007).


Badan kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap beberapa

negara di dunia dan mendapatkan hasil presentase dari angka kejadian

gastritis di dunia diantaranya Inggris 22 persen, China 31 persen, Jepang 14,5

persen, Kanada 35 persen dan Prancis 29,5 persen. Sedangkan di indonesia

sendiri menurut WHO mencapai 40,8 persen (Gustin, 2011).


Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu

berhubungan dengan kita. Menurut fridman (1998) keluarga adalah kumpulan

dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan aturan dan

emosional dan individu mempunyai peran masing masing yang merupakan

bagian dari keluarga (Suprajitno, 2004).


Indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi adat

ketimuran yang menekankan bahwa keluarga harus dibentuk atas dasar

perkawinan, seperti yang tertulis dalam peraturan pemerintah (PP) No. 21

tahun 1994 bahwa keluarga dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah

(Suprajitno, 2004).
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai

tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, tugas keluarga

tesebut antara lain : pertama mengenal masalah kesehatan keluarga. Tugas

keluarga yang kedua memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi

keluarga. Ketiga merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

Keempat memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan

keluarga. Kelima memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya

bagi keluarga (Suprajitno, 2004).


Asuhan Keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks

dengan menggunakan pendekatan sitematis untuk bekerjasama dengan

18
keluarga dan individu sebagai anggota keluaraga. Dalam memberikan asuhan

keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses keperawatan yang

terdiri dari, pengkajiaan, perencanaan, observasi, implementasi dan evaluasi.

Pengkajian dan observasi merupakan langkah awal yang bertujuan

untuk mengumpulkan data tentang status kesehatan dan permasalahan yang di

hadapi klien. Data yang telah terkumpul kemudian di analisa dapat di

rumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga Tn. M. Jadi berdasarkan

hal tersebut sebelum membuat perencanaan untuk mengatasi masalah yang di

hadapi klien harus dilakukan observasi. pengkajiaan baik dari anemnase,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan lainnya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah di lakukan pengkajiaan 30 menit, di harapkan keluarga Tn. M

dan Ny. S mampu menjelaskan mengenai data keluhan, riwayat dan tahap

perkembangan keluarga serta di harapkan memperoleh data tentang

lingkungan rumah melalui observasi.

2. Tujuan Khusus

Setelah di lakukan pengkajiaan terkumpulnya data umum, riwayat dan

perkembangan keluarga.

C. Metode Pelaksanan
1. Wawancara

2. Observasi

D. Sasaran dan target

19
Keluarga Tn. M

E. Strategi Pelaksanan

Hari / Tanggal : Minggu 26 November 2017


Waktu : Jam 09.00 s/d 09.30
Temapat : Rt/Rw 01/01, Ds. Tamban, Kec. Pakel, Kab. Tulungagung

No Tahap Kegiatan
1. Pra Interaksi  Mengucapkan salam
“Selamat pagi..
 Memperkenalkan diri
Nama saya Karunia Wati Susanti, bisa di

panggil Nia, saya seorang mahasiswi

keperawatan yang tengah menempuh

pendidikan tinggi dan sekarang saya sedang

ditugaskan melakukan praktik keperawatan

komunitas pada keluarga.


 Menyampaikan Maksud dan Tujuan
Tujuan kunjungan saya ke rumah bapak dan

ibu, untuk mendapatkan data mengenai

keadaan keluarga bapak dan ibu dan

lingkungan sekitar rumah tempat tinggal

bapak dan ibu sekarang.


2. Interaksi a. Wawancara dengan keluarga tentang data

yang di perlukan :
1) Data umum keluarga ( nama, umur,

pendidikan agama, pekerjaan, suku

bangsa , jumlah anggota keluarga ).


2) Data tentang tipe Keluarga
3) Data tentang genogram / silsilah

20
keluarga
4) Data tentang sifat keluarga, status sosial

ekonomi.
5) Data tentang riwayat dan tahap

perkembangan keluarga (tahap

perkembangan keluarga saat ini, yang

belum terpenuhi serta riwayat keluarga

sebelumnya).
b. Observasi Lingkungan
1) Tempat Pembuangan Limbah
2) Keadaan WC
3) Tempat Pembuangan Sampah
4) Ventilasi
3. Terminasi  Mengucapkan terimakasih
” Terimakasih bapak dan ibu, atas waktu

luangnya. Keterangan bapak dan ibu sangat

berguna untuk pengumpulan data ini. “


 Melakukan kontrak pertemuanan berikutnya.
setelah mendengar pemaparan ibu , kiranya

bapak nanti tidak keberatan jika saya nanti

kembali ke rumah ini . saya tertarik untuk

bersama ibu dan keluarga membahas masalah

kesehatan berupa gastritis yang ibu derita .

saya harap ibu tidak keberatan”


 Menutup dengan menggunakan salam
saya mohon pamit, selamat pagi.

F. Media Dan Alat

Alat Tulis, Instrumen Pengkajian (Pedoman Wawancara)

G. Seting Tempat

A
21
Keterangan :
A : Mahasiswa

B : Keluarga

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
Terdapat kontrak waktu, tempat, acara sebelumnya karena mahasiswa

sebelumnya sudah melakukan pendataan langsung ke rumah-rumah.


2. Evaluasi Proses
 Keluarga menyambut kedatangan mahasiswa.
 Keluarga koperatif terhadap pernyataan yang di ajukan untuk

melengkapi data.
 Mahasiswa dapat melakukan wawancara dengan baik dan tepat.
 Wawancara berjalan lancar.
 Observasi berjalan dengan lancar.
3. Evaluasi Hasil
Di dapatkan 30% dari 100% data umum, riwayat berkembangan keluarga

serta lingkungan pada keluarga Tn. M.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Gambaran Kasus
Tn M (49) menikah dengan Ny. S (47) dan memiliki 1 anak yaitu An.
A (19) yang masih berstatus sebagai mahasiswi di salah satu universitas
negeri di Malang. Pendidikan Tn. M Strata 1 dengan pekerjaan sebagai PNS.
Keluarga Tn. M tinggal di Desa Tamban, Rt/Rw 01/01 Kec. Pakel, Kab.
Tulungagung. Keluarga Tn. M termasuk dalam keluarga yang aktif dalam
bermasyarakat, apalagi Ny. S yang aktif dalam kegiatan arisan dan pengajian.
Keadaan ekonomi keluarga Tn. M termasuk menengah ke atas, sehingga Ny.

22
S sudah cukup sebagai ibu rumah tangga di rumah.
Ny. S di diagnosa oleh dokter menderita Gastritis pada tanggal 4
Februari 2017 dan harus KMS hingga dinyatakan sembuh pada tanggal 14
Februari 2017. Sejak saat itu sampai sekarang klien harus terus menjaga pola
makannya agar tidak kambuh lagi. Namun Ny. S mengeluh masih sering
merasa sakit nyeri pada ulu hati dan terasa perih pada perutnya saat Ny. S
tidak menjaga dan mengatur pola makannya dengan benar, karena gaya hidup
Ny. S yang sulit dirubah dan kurangnya pengetahuan yang di dapat Ny. S dan
keluarganya. Tn. M juga terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak
terlalu memperhatikan kebiasaan Ny. S.

23
B. Pengkajian Keperawatan Keluarga

Fasilitas Yankes Puskesmas / Rumah sakit No. Registrasi -

Nama perawat yang Ns. Karunia Wati S Tanggal Pengkajian 26 November 2017
mengkaji

1. DATA KELUARGA

Nama Kepala Keluarga Tn. Maryani Bahasa Sehari-hari Bahasa Jawa, Bahasa
Indonesia

Alamat Rumah & Telp Desa Tamban Rt/Rw Jarak Yankes terdekat 2 meter
01/01, Pakel –
Tulungagung, Jawa
Timur

Agama dan Suku Agama : Islam Alat transportasi Sepeda Motor


Suku : Jawa

A. DATA ANGGOTA KELUARGA

24
No Nama Hub Dgn Umur JK Suku Pendidikan Pekerja Status Gizi TTV (TD, N, Status Alat
KK Terakhir an Saat (TB, BB, S, RR) Imunisasi Bantu /
Ini BMI) Dasar Protesa
1. Tn. Maryani Kepala 49 L Jawa Diploma PNS Blm dikaji Blm dikaji Blm dikaji TIDAK
rumah IV/Strata 1
tangga

2. Ny. Suparti Istri 47 P Jawa SMA Ibu BB : 47 kg N : 80 x/mnt - TIDAK


rumah TB : 153 cm
tangga RR : 22
x/mnt

TD : 100/60
mmHg

3. An. Ayu Anak 19 P Jawa SMA Belum Blm dikaji Blm dikaji Lengkap TIDAK
bekerja/
mahasis
wa

LANJUTAN

25
Analisis Masalah
No Nama Penampilan Umum Status Kesehatan Saat Ini Riwayat Penyakit / Alergi
Kesehatan INDIVIDU
1. Tn. M Bentuk kepala mesochepal Sehat : Tidak ada Sehat
Sistem tubuh normal
Rambut warna hitam ada
ubannya, cukup
bersih, lurus.

Tidak ada
gangguan
penglihatan, tidak
ada ikterik.

Hidung bersih, tidak ada


sekret, tidak ada
polip.

Telinga tidak tampak kotor,


tidak ada
serumen, tidak ada
luka.

26
Analisis Masalah
No Nama Penampilan Umum Status Kesehatan Saat Ini Riwayat Penyakit / Alergi
Kesehatan INDIVIDU

Bibir cukup lembab


tidak ada stomatitis

Tidak ada pem-


besaran kel. Tiroid.
Dada simetris, vesikuler
2. Ny. S TD : 100/60 mmHg Saat ini Ny. S masing Ketika Ny. S periksa ke Gastritis
BB : 38 kg sering mengeluh sakit Dokter di Rumah Sakit dr.
TB : 153 cm pada ulu hatinya, dan Ishak pada tanggal 4
N : 80 x/mnt nyeri disertai perih pada Februari 2017. Ny. S di
RR : 22 x/mnt perutnya jika Ny. S tidak diagnosa oleh dokter
menjaga pola makannya menderita Gastritis
Bentuk kepala mesochepal dengan benar.
Warna rambut hitam ke- Ny. S mendapat pemeriksaan
merahan, sedikit lurus, dan perawatan di rumah sakit
hingga dinyatakan sembuh
Tidak ada gangguan pada tanggal 14 Februari
penglihatan, anemis, 2017 dan bisa pulang dari
tidak ikterik rumah sakit.

Hidung bersih, tidak ada Sejak saat itu sampai


sekret, tidak ada sekarang klien masih sering
polip. merasa nyeri pada perutnya

27
Analisis Masalah
No Nama Penampilan Umum Status Kesehatan Saat Ini Riwayat Penyakit / Alergi
Kesehatan INDIVIDU
jika klien tidak menjaga pola
Telinga bersih, tidak ada makannya. Dan Tn. M juga
serumen, tidak ada sibuk dengan pekerjaannya
luka. sehingga tidak terlalu
memperhatikan pola makan
Bibir kering, tidak Ny. S.
stomatitis, tidak ada
nyeri telan

Tidak ada pem-


besaran kel. Tiroid

Dada simetris, tidak


terdengar bunyi
gallop, terdengar
bunyi whezing

28
Analisis Masalah
No Nama Penampilan Umum Status Kesehatan Saat Ini Riwayat Penyakit / Alergi
Kesehatan INDIVIDU
3 An. A Bentuk kepala mesochepal Sehat : Tidak ada Sehat
Warna rambut hitam, lurus, Sistem tubuh normal
bersih.

Penglihatan tidak anemis,


tidak ikterik.

Hidung bersih, tidak ada


sekret tidak ada polip

Telinga tidak kotor, tidak


ada serumen,
tidak ada luka

Bibir lembab, tidak


ada nyeri telan

Tidak ada pem-


besaran kel. Tiroid

Dada simetris vesikuler,


simetris,
tidak terdengar
bunyi gallop

29
B. GENOGRAM

6 69
8

49 4 44
7

19

30
Keterangan:
: Ikatan pernikahan
: pria

: wanita : Klien

------------- : Tinggal Serumah

C. Tipe Keluarga
Tipe keluarga inti atau nuclear family dimana dalam satu rumah Tn. M terdiri dari Tn. M sebagai kepala keluarga, Ny. S
sebagai istri, An. A sebagai anak.
D. Suku Bangsa
Keluarga Tn. M dan Ny. S berasal dari suku jawa.
E. Agama
Keluarga memeluk agama isalam dan sering terlibat dalam kegiatan keagamaan dilingkungan sekitarnya,terutama Ny.
S.biasanya Ny. S mengikuti pengajian yang diadakan setiap seminggu sekali. Tn. M mengatakan bahwa dalam keluarganya
tidak ada perbedaan keyakinan semua beragama Islam. Tn. M mengatakan agama sangat penting karena agama merupakan
bekal kita untuk kehidupan di akhirat nanti.
F. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Sering keluarga tampak bersosialisasi dengan keluarga lain disekitar. Keluarga tergolong ramah dengan orang-orang sekitar.
Tn.M mengatakan saat ini bekerja sebagai PNS, sedangkan Ny. S sebagai ibu rumah tangga. Menurut Tn. M sumber

31
penghasilan keluarga berasal dari Tn. M yang bekerja sebagai guru di SMA, untuk penghasilan tidak disebutkan nominal
penghasilan per bulan. Dan penghasilan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan membiayai
kedua anaknya sekolah
G. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Pada waktu libur,biasanya mereka berkumpul dirumah sambil menonton televisi dan terkadang berlibur ke pantai.

2. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT

32
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada keluarga, secara umum kondisi kesehatan secara fisik, Ny. S mengalami
masalah kesehatan dengan Gastritis

Nama Individu yang sakit : Ny. S Diagnosa medik : Gastritis

Sumber dana kesehatan : keluarga, asuransi kesehatan Rujukan dokter / rumah sakit : rawat jalan

No. Prosedur Hasil Pemeriksaan

1. Pemeriksaan Umum
1. Penampilan Umum Baik

2. Status mental dan cara bicara Baik

II. Pemeriksaan kulit,kuku,dan rambut.


1. Pemeriksaan kulit Putih, kering, tidak
ada alergi, bersih

2. Pemeriksaan rambut Warna hitam ke-


merahan, agak lurus,
kering, bersih.

33
3. Pemeriksaan kepala Bentuk mesochepal

III. Pemeriksaan kepala dan leher

1. Pemeriksaan kepala Bentuk mesochepal

2. Pemeriksaan muka

3. Pemeriksaan telinga Bersih, tidak ada


serumen, tidak ada
luka.

4. Pemeriksaan mata Tidak ada gangguan


penglihatan, anemis,
tidak ikterik

5. Pemeriksaan hidung dan sinus Bersih, tidak ada


sekret, tidak ada
polip.

6. Pemeriksaan mulut dan tenggorokan Bibir kering, tidak


stomatitis, tidak ada
nyeri telan

7. Pemeriksaan leher Tidak ada pem-

34
besaran kel. Tiroid

IV. Pemeriksaan Dada

1. Syistem pernapasan Dada simetris, tidak


terdengar bunyi
gallop, terdengar
bunyi whezing.
RR : 22 x/mnt

2. Syistem kardiovaskular TD : 100/60 mmHg


N : 80 x/mnt

Pemeriksaan Abdomen Datar, bising usus


V. terdengar normal,
tidak ada luka

Pemeriksaan Ekstremitas. Berfungsi dengan


VI. baik, tidak ada
kelainan

3. DATA PENUNJANG KELUARGA

Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga


Kondisi Rumah : Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan :
Rumah Tn. S terdiri dari ruang tamu, 3 kamar tidur, ruang Ya / Tidak*
gudang, ruang dapur, ruang kamar mandi. Tipe rumah semi Tidak ada Bunifas dalam keluarga Tn. M

35
permanen, atap terbuat dari genting, lantai berubin bersih.
Rumah Tn M terdapat ventilasi berupa 2 jendela di ruang tamu, Jika ada bayi, Memberi ASI eksklusif :
1 jendela di setiap kamar tidur, dan 1 pintu utama Ya / Tidak*
Tidak ada bayi dalam keluarga Tn. M
Ventilasi : Jika ada balita, Menimbang balita tiap bulan :
Cukup / Kurang* Ya / Tidak*
Ventilasi udara sudah cukup memadai karena jendela yang ada Tidak ada balita
di rumah Tn. M cukup banyak dan selalu dibuka pada siang
hari. Menggunakan air bersih untuk makan & minum :
Ya / Tidak*
Pencahayaan rumah : Keluarga Tn. M menggunakan air sumur untuk memenuhi kebutuhan
Baik / Tidak* sehari – hari seperti mandi, mencuci, dan masak. Dan untuk minum
Jendela yang ada di rumah Tn. M selalu dibuka pada siang hari keluarga Tn. M membeli air minum dalam kemasan dan juga biasanya
sehingga cahaya dari sinar mahatari mampu masuk ke dalam air rebusan sendiri.
rumah. Di dalam rumah juga diatur sedemikian rupa sehingga
tidak tampak gelap. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun :
Ya / Tidak*
Keluarga Tn. M mencuci tangan dengan air dan sabun terlebih dahulu
Saluran Buang Limbah : waktu ingin makan
Baik/Cukup/Kurang*
Saluran limbah tertata dengan baik Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
Ya / Tidak*
Sumber Air Bersih : Pembuangan sampah sudah dilakukan dengan baik, bisa dilihat dari
Sehat / Tidak Sehat * tempat samapah yang sudah disediakan di rumah Tn. M
Keluarga Tn. M menggunakan air sumur
Menjaga lingkungan rumah tampak bersih :
Jamban Memenuhi Syarat : Ya / Tidak*
Ya / Tidak *

36
Jamban di rumah Tn. S nampak bersih Cara pengaturan perabot rumah sangat tertata dengan rapi, kebiasaan
merawat rumah disapu 2 kali sehari setiap pagi dan sore hari.
Tempat Sampah :
Ya / Tidak * Mengkonsumsi lauk dan pauk setiap hari :
Terdapat tempat sampah di rumah Tn. S Ya / Tidak
Keluarga Tn.S mengkonsumsi lauk pauk setiap hari
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Anggota Keluarga
8m2/orang : Menggunakan jamban sehat :
Ya / Tidak * Ya / Tidak*
Dari luas bagunan dan kondisi rumah tidak ada masalah di Jamban di rumah Tn.S bersih
keluarga Tn. M
Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
Ya / Tidak *
Keluarga Tn. S memperhatikan kebersihan lingkungan

Makan buah dan sayur setiap hari :


Ya / Tidak*
Hampir setiap hari keluarga Tn. M makan sayur dan buah

Melakukan aktivitas fisik setiap hari :


Ya / Tidak *

Tidak merokok di dalam rumah :


Ya / Tidak *
Keluarga Tn.M tidak ada yag merokok

37
4. KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA

1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit : Ya / Tidak


2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Ya / Tidak
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Ya / Tidak
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : Ya / Tidak
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak diobati / dirawat : Ya /
Tidak
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya : Keluarga / Tetangga /
Kader / Tenaga kesehatan, yaitu perawat

7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya : Tidak perlu ditangani karena akan sembuh
sendiri biasanya / Perlu berobat k fasilitas yankes / Tidak terpikir

8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif : Ya / Tidak, jelaskan

9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialaminya yang dialami anggota keluarganya : Ya /
Tidak, jelaskan

10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya : Ya / Tidak, jelaskan

11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya : Ya / Tidak, jelaskan

12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami

38
masalah kesehatan : Ya / Tidak, jelaskan

13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota
keluarganya : Ya / Tidak, jelaskan

5. HASIL PEMBINAAN BERDASARKAN TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA

Kunjungan Pertama (K-1) : keluarga sudah masuk kemandirian Kunjungan Keempat (K-4) : keluarga sudah masuk kemandirian 4
1 Perawat : Nn. Karunia Wati Susanti
Perawat : Nn. Karunia Wati Susanti
Kunjungan Kedua (K-2) : keluarga sudah masuk kemandirian 2 Kunjungan Kelima (K-5) : keluarga sudah masuk kemandirian 5
Perawat : Nn. Karunia Wati Susanti Perawat : Nn. Karunia Wati Susanti
Kunjungan Ketiga (K-3) : keluarga sudah masuk kemandirian 3 Kunjungan Keenam (K-6) : keluarga sudah masuk kemandirian 6
Perawat : Nn. Karunia Wati Susanti Perawat : Nn. Karunia Wati Susanti

39
C. ANALISA DATA

No Data Fokus Masalah Penyebab

40
1 DS: Keluarga mengatakan bahwa Resiko tinggi Ketidak mampuan
pada tanggal 4 Februari 2017 nyeri keluarga merawat
klien telah dinyatakan anggota keluarga
menderita gastritis oleh dengan gastritis
dokter. Sejak saat itu, klien
membatasi makanan yang
terlalu pedas dan terlalu asam
dan makanan-makanan yang
bisa menaikkan asam
lambung. Namun jika klien
tidak mengatur dan menjaga
pola makannya tersebut, klien
mengeluh sakitnya tersebut
kambuh dengan rasa nyeri,
kembung, perih dibagian
perutnya, dan sakit bagian ulu
hatinya.

DO: TD : 100/60 mmHg


BB : 38 kg
TB : 153 cm
N : 80 x/mnt
RR : 22 x/mnt
Namun pada saat dilakukan
pengkajian Ny. S tidak
menunjukkan rasa nyerinya
tersebut karena saat dikaji
tidak dalam keadaan kambuh.

41
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Resiko tinggi nyeri berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan gastritis

42
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi
1&2. Jakarta: Penerbit buku kedokteran : EGC

Dermawan, T. R. (2010). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Gosyen.

Friedman, M.M. (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC. Jakarta: Depkes

Mansjoer, A.(2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Ausculapius

Smeltzer, S. C., Bare, B. G., 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah.


Brunner &Suddarth. Vol. 2. E/8. Jakarta : EGC.

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam praktik,.


Jakarta : EGC.

43

Anda mungkin juga menyukai