Anda di halaman 1dari 13

I.

Definisi Ulkus Dekubitus

Dekubitus merupakan kerusakan kulit pada suatu area dan dasar jaringan yang
disebabkan oleh tulang yang menonjol, sebagai akibat dari tekanan, pergeseran, gesekan
atau kombinasi dari beberapa hal tersebut (NPUAP, 2014). Pressure ulcer atau luka tekan
adalah kerusakan jaringan yang terlokalisir yang disebabkan karena adanya kompresi
jaringan yang lunak diatas tulang yang menonjol (bony prominence) dan adanya tekanan
dari luar dalam jangka waktu yang lama (Morison, 2004). Ulkus dekubitus atau luka baring
adalah tipe luka tekan, luka pada jaringan kulit yang disebabkan oleh tekanan yang
berlangsung lama dan terus menerus. Ini merupakan luka yang terjadi karena tekanan atau
iritasi kronis. Istilah ulkus dekubitus berasal dari bahasa latin decumbere yang berarti
berbaring (Doh, 1993 dalam Martin, 1997).

Gambar 1. Area yang paling beresiko terjadi dekubitus (Dikutip dari: NPUAP., 2009.
Prevention And Treatment Of Pressure Ulcer : Quick Reference Guide.
First edition 2009. National Pressure Ulcer Advisory Panel;12-22.33.)
II. Etiologi

Faktor etiologi berkontribusi terhadap terjadinya ulkus dekubitus adalah tekanan,


pergeseran, gesekan, dan kelembaban.Ketika tekanan berdurasi singkat dilepaskan,
jaringan memperlihatkan aliran darah yang meningkat ke daerah tersebut. Namun,
tekanan tinggi yang bertahan lama menyebabkan penurunan aliran darah, oklusi
pembuluh darah dan pembuluh limfatik, dan iskemia jaringan. Perubahan ini berperan
untuk terjadinya nekrosis otot, jaringan subkutaneus, dermis dan epidermis, dan akhirnya
membentuk ulkus dekubitus. Tekanan kapiler individu sehat adalah 25 mmHg, dan
kompresi eksternal dengan tekanan 30 mmHg akan mengoklusi pembuluh darah sehingga
jaringan menjadi anoksia dan mengalami nekrosis iskemia (Potter & Perry, 2005).

III. Faktor Resiko

Faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya ulkus dekubitus dibagi menjadi
dua bagian, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik (Bansal, et al., 2005).

Gambar 2 faktor resiko dekubitus (Dikutip dari: Braden, Bergstrom, 2000, ‘A


conceptual schema for the study of the etology of pressure sores. Rehabilation
nursing’, 25, hal. 105-110.)
IV.Patofisiologi

Ulkus dekubitus merupakan dampak dari tekanan yang terlalu lama pada area
permukaan tulang yang menonjol dan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi darah pada
area yang tertekan dan lama kelamaan jaringan setempat mengalami iskemik, hipoksia
dan berkembang menjadi nekrosis. Tekanan yang normal pada kapiler adalah 32 mmHg.
Apabila tekanan kapiler melebihi dari tekanan darah dan struktur pembuluh darah pada
kulit, maka akan terjadi kolaps. Dengan terjadi kolaps akan menghalangi oksigenasi dan
nutrisi ke jaringan, selain itu area yang tertekan menyebabkan terhambatnya aliran darah.
Dengan adanya peningkatan tekanan arteri kapiler terjadi perpindahan cairan ke kapiler,
ini akan menyokong untuk terjadi edema dan konsekuensinya terjadi autolisis. Hal lain
juga bahwa aliran limpatik menurun, ini juga menyokong terjadi edema dan
mengkontribusi untuk terjadi nekrosis pada jaringan (Suriadi, 2004).

V. Klasifikasi
National Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUAP) 2014 membagi derajat dekubitus
menjadi 6 karakteristik yaitu
a. Derajat I:

Derajat I ditunjukkan dengan adanya kulit yang masih utuh dengan tanda-tanda akan
terjadi luka. Apabila dibandingkan dengan kulit yang normal, maka akan tampak salah satu
tanda sebagai berikut : perubahan temperatur kulit (lebih dingin atau lebih hangat),
perubahan konsistensi jaringan (lebih keras atau lunak), dan perubahan sensasi (gatal atau
nyeri).
Gambar 3.1 Derajat 1 (Dikutip dari: National Pressure Ulcer Advisory Panel,
European Pressure Ulcer Advisory Panel and Pan Pacific Pressure Injury Alliance.
Prevention and Treatment of Pressure Ulcers: Quick Reference Guide. Emily Haesler
(Ed.). Cambridge Media: Perth, Australia; 2014. )

b. Derajat II:

Hilangnya sebagian ketebalan kulit. Hilangnya sebagian ketebalan dari lapisan


dermis menggambarkan suatu ulkus dekubitus yang mulai terbuka dengan dasar yang
dangkal dan pinggiran luka dapat berwarna merah atau merah muda. Keadaan lain dapat
disertai dengan abrasi dan lecet.

Gambar 3.2 Derajat II (Dikutip dari: National Pressure Ulcer Advisory Panel,
European Pressure Ulcer Advisory Panel and Pan Pacific Pressure Injury Alliance.
Prevention and Treatment of Pressure Ulcers: Quick Reference Guide. Emily
Haesler (Ed.). Cambridge Media: Perth, Australia; 2014. )

c. Derajat III:
Hilangnya seluruh ketebalan kulit. Pada derajat ini hilangnya seluruh ketebalan kulit
meliputi jaringan subkutan atau nekrotik yang mungkin akan melebar kebawah tapi tidak
melewati fascia yang berada di bawahnya. Luka secara klinis terlihat seperti lubang yang
dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya. Namun pada lokasi-lokasi tertentu
seperti hidung, telinga, tengkuk dan maleolus tidak memiliki jaringan subkutan dan bila
terbentuknya ulkus atau ulserasi dengan derajat III dasar luka bersifat dangkal.

Gambar 3.3 Derajat III (Dikutip dari: National Pressure Ulcer Advisory Panel,
European Pressure Ulcer Advisory Panel and Pan Pacific Pressure Injury Alliance.
Prevention and Treatment of Pressure Ulcers: Quick Reference Guide. Emily
Haesler (Ed.). Cambridge Media: Perth, Australia; 2014. )

d. Derajat IV:

Kehilangan jaringan secara penuh sampai dengan terkena tulang, tendon atau otot.
Jaringan mati (eschar) mungkin ditemukan pada beberapa bagian dasar luka dan sering
juga undermining dan tunneling.
Gambar 3.4 Derajat IV (Dikutip dari: National Pressure Ulcer Advisory Panel, European
Pressure Ulcer Advisory Panel and Pan Pacific Pressure Injury Alliance. Prevention
and Treatment of Pressure Ulcers: Quick Reference Guide. Emily Haesler (Ed.).
Cambridge Media: Perth, Australia; 2014. )

e. Unstageable : Depth Unknown

Kehilangan jaringan secara penuh dimana dasar luka (wound bed) ditutupi oleh
slough dengan warna kuning, cokelat, abu-abu, hijau, dan atau jaringan mati (eschar) yang
berwarna coklat atau hitam didasar luka. slough dan atau eschar dihilangkan sampai cukup
untuk melihat dasar luka, kedalaman luka yang benar, dan oleh karena itu derajat ini tidak
dapat ditentukan.
Gambar 3.5 Derajat V (Dikutip dari: National Pressure Ulcer Advisory Panel,
European Pressure Ulcer Advisory Panel and Pan Pacific Pressure Injury Alliance.
Prevention and Treatment of Pressure Ulcers: Quick Reference Guide. Emily
Haesler (Ed.). Cambridge Media: Perth, Australia; 2014. )

f. Suspected Deep Tissue Injury : Depth Unknown \

Berubah warna menjadi ungu atau merah pada bagian yang terkena luka secara
terlokalisir atau kulit tetap utuh atau adanya blister (melepuh) yang berisi darah karena
kerusakan yang mendasari jaringan lunak dari tekanan dan atau adanya gaya geser.

Gambar 3.6 Derajat VI (Dikutip dari: National Pressure Ulcer Advisory Panel,
European Pressure Ulcer Advisory Panel and Pan Pacific Pressure Injury Alliance.
Prevention and Treatment of Pressure Ulcers: Quick Reference Guide. Emily
Haesler (Ed.). Cambridge Media: Perth, Australia; 2014. )

VI. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinis pada ulkus dekubitus untuk pertama kali ditandai dengan kulit
eritema atau kemerahan, terdapat ciri khas dimana bila ditekan dengan jari, tanda eritema
akan lama kembali lagi atau persisten. Kemudian diikuti dengan kulit mengalami edema,
dan temperatur di area tersebut meningkat atau bila diraba akan terasa hangat. Tanda ini
akan dapat berkembang hingga sampai ke jaringan otot dan tulang NPUAP (2009).

VII. Diagnosis

7.1 Anamnesis :

a. Biodata

Umur/usia perlu ditanyakan karena adanya hubungan dengan proses penyembuhan


luka atau regenerasi sel. Pekerjaan dan hobi juga ditanyakan untuk mengetahui apakah
pasien banyak duduk atau sedikit beraktivitas sehingga terjadi penekanan pembuluh darah
yang menyebabkan suplai oksigen berkurang, sel- sel tidak mendapat cukup zat makanan
dan sampah hasil sisa metabolisme tertumpuk.

b. Keluhan Utama

Merupakan keluhan yang paling dirasakan oleh pasien sehingga ia mencari


pertolongan. Keluhan yang diungkapkan pasien pada umumnya yaitu adanya rasa nyeri.
Lokasi luka biasanya terdapat pada daerah- daerah yang menonjol, misalnya pada daerah
belakang kepala, daerah bokong, tumit, bahu, dan daerah pangkal paha yang mengalami
ischemia sehingga terjadi ulkus dekubitus.

c. Keluhan Penyakit Sekarang

Hal- hal yang perlu ditanyakan adalah mulai kapan keluhan dirasakan, lokasi
keluhan yang memperberat atau memperingan serangan, serta keluhan- keluhan lain yang
menyertai dan upaya- upaya yang telah dilakukan perawat disini harus menghubungkan
masalah kulit dengan gejalanya seperti: gatal,panas, mati rasa, immobilisasi, nyeri, demam,
edema, dan neuropati.

d. Riwayat Keluarga

Riwayat penyakit keluarga perlu ditanyakan karena penyembuhan luka dapat


dipengaruhi oleh penyakit yang diturunkan seperti : diabetes melitus, alergi, hipertensi (
CVA ).
7.2 Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum, tanda-tanda Vital, pemeriksaan kepala dan leher dan inspeksi kulit

7.3 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium, darah lengkap, biopsi luka, kultur swab, dan pembuatan
foto klinis.

VIII. Penatalaksanaan

Tatalaksana dekubitus harus dengan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya


proses dekubitus yaitu mengenali kondisi penderita dengan risiko tinggi terjadinya
dekubitus, misalnya pada penderita yang terbatas pergerakannya akibat lumpuh,
immobilitas dan penurunan kesadaran. Berikut tahapan tatalaksana pada penderita ulkus
dekubitus:

a. Derajat I

Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, kulit yang kemerahan
dibersihkan hati-hati dengan air hangat dan sabun, diberi lotion, kemudian dimassase 2-3
kali/hari.

b. Derajat II

Dapat diberikan salep topikal, mungkin juga untuk merangsang tumbuhnya jaringan
muda/granulasi, penggantian balut dan salep ini jangan terlalu sering karena akan dapat
merusak pertumbuhan jaringan yang diharapkan.

c. Derajat III dan IV

Pembedahan umumnya dilakukan untuk mengangkat jaringan pada kasus ulkus


dekubitus tingkat 3 dan 4. Hal ini disebabkan karena jaringan yang rusak pada tingkat
keparahan tersebut sulit untuk sembuh. Pembedahan dapat dilakukan dengan cara
memotong jaringan yang rusak, Lalu langsung dijahit atau dilakukan pencangkokan
jaringan dahulu.
IX. Komplikasi
Terdapat bermacam-macam tipe komplikasi medis yang dapat timbul akibat
berkembangnya ulkus dekubitus serta penanganan selanjutnya. Penggunaan tempat tidur
dengan udara kencang dapat menimbulkan banyak masalah, yang biasanya dapat
dihindari. Dehidrasi berat terjadi pada 3 % hingga 4 % pasien karena meningkatnya
kehilangan cairan insensibel yang disebabkan oleh aliran udara hangat dan kering yang
terus-menerus melalui lapisan penyaring.

a. Osteomielitis

Terdapat 10 % insidens osteomielitis yang berhubungan dengan ulkus dekubitus.


Selain itu, sepsis yang terjadi akibat ulkus dapat menjadi komplikasi yang serius dan fatal.
Mungkin terdapat kesulitan membedakan osteomielitis yang mendasari ulkus dekubitus
dengan infeksi jaringan lunak. Debridement ulkus secara bedah yang digabung dengan
antibiotik-spektrum luas diperlukan pada infeksi jaringan lunak. Adanya osteomielitis
akan menunjukkan luasnya ostektomi dan dapat memodifikasi lamanya pengobatan
antibiotik.

b. Amputasi

Amputasi dan prosedur pemotongan dipersiapkan untuk pasien yang memiliki


ulserasi luas, dengan/atau tanpa osteomielitis yang mendasarinya, dan tidak dapat diobati
dengan baik melalui prosedur primer atau sekunder apapun seperti yang telah
digambarkan sebelumnya. Prosedur tersebut dapat terdiri dari suatu amputasi di atas lutut,
pemotongan (pengangkatan femur) dari penggunaan keseluruhan paha untuk penutupan
flap. Prosedur teknis yang lebih hebat dan ekstensif terdiri dari amputasi pada tingkat
pergelangan kaki dan potongan pada keseluruhan tungkai. Hal ini memungkinkan lebih
banyak otot dan jaringan subkutan menutupi defek tersebut.

X. Pencegahan

Pencegahan dekubitus merupakan prioritas dalam perawatan pasien dan tidak


terbatas pada pasien yang mengalami keterbatasan mobilisasi (Potter & Perry, 2006).
Berdasarkan National Pressure Ulcer Advisory Panel (2007), untuk mencegah kejadian
terhadap dekubitus ada 5 (lima) hal yang bisa digunakan untuk menilai faktor resiko
dekubitus, antara lain sebagai berikut :

1. Mengkaji faktor resiko


2. Perawatan pada kulit
3. Memperbaiki status nutrisi.
4. Dukungan permukaan
5. Memberikan edukasi
DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Physical Medicine and Rehabilitation. 1989.Physical


Medicine and Rehabilitation Handbook. Chiccago. Appendix 7-10

Braden, Bergstrom, 2000, ‘A conceptual schema for the study of the etology of
pressure sores. Rehabilation nursing’, 25, hal. 105-110, diakses 11 februari
2018.

Donovan WH, Dinh TA, Graber SL, et al.1993.: Pressure Ulcer. In DeLisa JA,
ed. Rehabilitation Medicine 2nd ed. Philadelphia: J.B. Lippincott. pp. 716-732

Hamid T, Dhewi WS, Ilmu Kedokteran Fisik & Rehabilitasi (Physiatry). 1992.
Surabaya: Unit Rehabilitasi Medik RSUD Dr. Soetomo. pp. 27-43

Hidayat, Djunaedi, Sjaiful Fahmi Daili, dan Mochtar


H a m z a h . Ulkus Dekubitus. Dalam Cermin Dunia Kedokteran No. 64, Tahun
1990.

Morison, M. J. (2004). Manajemen Luka. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta :


EGC.

NPUAP. (2009). Prevention And Treatment Of Pressure Ulcer : Quick


Reference Guide. First edition 2009. National Pressure Ulcer Advisory
Panel;12-22.33

National Pressure Ulcer Advisory Panel, European Pressure Ulcer Advisory


Panel and Pan Pacific Pressure Injury Alliance. Prevention and Treatment of
Pressure Ulcers: Quick Reference Guide. Emily Haesler (Ed.). Cambridge
Media: Perth, Australia; 2014.

Perry, A.G., Potter, P.A. (2005). Fundamental of nursing: concepts, process,


and practice. (6th ed.). St.Louis: Mosby

Potter PA, Perry AG.(2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4.


Jakarta: EGC
Qaseem A, Mir TP, Starkey M, Denberg TD. Risk Assessment and Prevention
of Pressure Ulcers: A Clinical Practice Guideline From the American College
of Physicians. American College of Physicians: Annals of Internal Medicine.
2015;162(5):359-69.

Susan J. Garrison. Dasar-Dasar Terapi & Rehabilitas Fisik. Jakarta: Hipokrates.


2001,pp. 259-279

Wilhelmi, Bradon J. 2008.Pressure Ulcers, Surgical


T r e a t m e n t a n d Principles.

Anda mungkin juga menyukai