Anda di halaman 1dari 69

(Materi disampaikan dalam kegiatan Pembinaan Kader Konservasi

Di Ambon, 13 Juli 2018)

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Maluku


Direktorat Jenderall Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
LATAR BELAKANG
Negara kita memiliki keanekaragaman hayati yang
tergolong kaya (mega biodiversity) setelah Brazil dan
Colombia.
Keanekaragaman hayati :
• Tumbuhan liar : tumbuhan yang hidup di alam bebas dan atau
dipelihara, yang masih mempunyai kemurnian jenisnya.
Satwa liar : semua binatang yang hidup di darat, dan atau di air,
dan atau di udara yang masih mempunyai sifat-sifat liar, baik yang
hidup bebas maupun yang dipelihara oleh manusia.
Letak diantara dua benua, dan terkait dengan adanya
Paparan Sunda dan Paparan Sahul
JUMLAH JENIS SATWA
Mamalia Burung Reptil

Negara Jumlah Negara Jumlah Negara Jumlah


Jenis Jenis Jenis
Indonesia 515 Colombia 1721 Mexico 717

Mexico 449 Peru 1701 Australia 686

Brazil) 428 Brazil 1622 Indonesia 601


Zaire 409 Indonesia 1539 India 383

China 394 Ecuador 1447 Colombia 383

Peru 361 Venezuela 1275 Ecuador 345

Colombia 359 Bolivia 1250 Peru 297

India 350 India 1200 Malaysia 294

Uganda 311 Malaysia 1200 Thailand 282

Tanzania 310 China 1195 Papua N. G. 282


27.500 species tumbuhan (10 % species tumbuhan di dunia),
1.539 species burung (17 % species burung di dunia),
601 species reptilia (16 % species reptilia di dunia).
Pengelolaan keanekaragaman hayati, tantangannya
sangat berat, karena diharuskan memiliki tanggung
jawab untuk memelihara dan mencegah / melindungi,
serta sekaligus memanfatkannya dgn berbasis
konservasi.
Masalah keanekaragaman hayati menjadi perhatian dunia karena
dua hal, antara lain:
1. Masalah Etik
Tentang pengakuan bahwa semua mahluk hidup mempunyai hak
untuk hidup.
2. Adanya Kesadaran

Bahwa mahluk hidup merupakan sumber daya yang diperlukan


bagi pembangunan terlanjutkan.
Karakteristik Negara-negara yang memiliki
keanekaragaman hayati flora dan fauna yang
tinggi
 Terletak di daerah tropis

 Berhutan

 Merupakan negara berkembang, dan

 Umumnya mempunyai tingkat pendapatan


per kapita rendah

 Pendidikan Rendah, Jumlah Penduduk Tinggi,


Pengangguran, Krisis Ekonomi, Law Enforcement
 Manusia (jumlah, konsumsi,
teknologi, pembangunan)

 Dampak terhadap SDAL


(kerusakan SDA,
pencemaran lingkungan)

Saat ini Indonesia merupakan salah satu negara yang


menduduki peringkat teratas yang mengalami Laju
Kepunahan Spesies
PERMASALAHAN
Penangkapan illegal
KEANEKARAGAMAN HAYATI

Perdagangan bahan
makanan Berkurangnya habitat TSL

Alat tangkap yang merusak

Obat-obatan tradisional

Binatang piaraan & koleksi


Faktor penyebab bencana ekologis, utamanya adalah
manusia baik legal dan illegal
Pembukaan hutan secara besar2-an, pemanfaatan
secara maksimal scr ekonomi dimana dgn ekologi tak
berimbang DEGRADASI HUTAN

kerugian negara sebesar


Rp 30,42 trilyun/th (BAPPENAS 2003),
laju kerusakan 1,6 – 2 juta ha/th
beberapa spesies telah punah,
160 spesies sangat kritis,
175 spesies terancam punah
465 spesies langka.
longsor &
lahan kritis
banjir dan kekeringan -> hilangnya wilayah resapan air,
hutan rusak, drainase buruk dsb.
MASALAH GLOBAL

Peningkatan suhu rata2 permukaan bumi sebagai dampak


dari effek rumah kaca (ERK)

Secara alami atmosfer bumi memiliki lapisan gas rumah


kaca (GRK): CO2, CH4, dan N2O

 Gas dalam atmosfer yang molekulnya terdiri atas lebih dari 2 atom mempunyai sifat
menyerap sinar matahari gelombang panjang yaitu: “sinar infra merah” atau
“gelombang panas”. Gas-gas ini disebut gas rumah kaca (GRK).
 Bumi yang terkena sinar matahari menjadi panas. Panas ini dipancarkan kembali
oleh permukaan bumi ke angkasa, tetapi terserap oleh GRK suhu atmosfer
naik, suhu permukaan bumi naik disebut ERK.
 ERK berguna bagi makhluk hidup di bumi, jika tidak ada ERK suhu bumi -180 C
 Daya ERK suhu bumi +150 C, namun kalau GRK terus meningkat suhu di
bumi meningkat 1,5 – 4,50 C disebut “Pemanasan Global”
 GRK = CO2, CFC, CH4 Sumber metan (CH4): kebocoran gas alam pada
saat penambangan, rawa gambut.
• Dampaknya sangat luas (biologi, ekologi, sosial, ekonomi), suhu
naik 0,3 derajat C/tahun sejak 1990

• Abrasi pantai (eg Indramayu 2000 ha sepanjang 49,5 km pd


tahun 2007, dari 42,6 km pd tahun 2006 dengan laju kecepatan
Pantura Jabar 370,3 ha/th), garis pantai mundur 60 cm, PPK
tenggelam, nelayan kehilangan rumah dan mata pencaharian

• Banjir, air permukaan laut semakin tinggi mengakibatkan


terjadinya tenggelamnya suatu daratan, rawan terjadinya
kebakaran hutan dan lahan

• Frekwensi penyakit tropis meningkat DB, malaria


• Negara Kepulauan Indonesia dipastikan sangat
rentan berbagai dampak ekstrim perubahan
iklim

• El Nino 97/98 menyebabkan pemutihan


terumbu karang (bagian timur Sumatera, Jawa,
Bali, dan Lombok

• Terumbu karang Kepulauan Seribu 90-95%


hingga kedalaman 25m mati akibat pemutihan
• Jika emisi karbon meningkat 2X lipat 100 tahun
mendatang 80% spesies tanaman dan binatang akan
punah

• Perubahan iklim telah mengakibatkan hampir 10 juta


hektar hutan (80%nya lahan gambut) terbakar
Ekologi lingkungan tidak rusak, masyarakat sekitar
terbantu lapangan pekerjaan, sumber PAD dan devisa
secara berkelanjutan
Moral dan etika yang memandang SDA
sebagai obyek untuk memenuhi kehidupan
manusia. Menganggap SDA tanpa batas,
padahal SDA ada batasnya.

Manusia pun tidak bersahabat dengan alam,


maka alampun murka. Bencana luar biasa
banjir, tanah longsor, abrasi pantai,
kekeringan, kebakaran hutan, kematian ikan
danau dsb silih berganti
Manusia, tumbuhan,
satwa, jasad renik

BIOTIK
benda
(tanah, air,
udara, dsb), Aspek sosekbud,
daya/energi, kesehatan
ABIOTIK CULTURE masyarakat, dsb.

Pengelolaan SDA & lingkungan hidup harus


terintegrasi sebagai komponen yg berkaitan
dlm ekosistem –> pendekatan holistik
Pengelolaan Ekosistem & SDA memperhatikan
prinsip-prinsip Ekologi

Ekologi -> ilmu yg mempelajari hubungan


timbal balik antara organisme dg ligkungannya
Melestarikan keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup
merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan
hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin
negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi

Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama


Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan
berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de
Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting,
yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia
untuk menopang hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan
lingkungan untuk memenuhi kebutuhan baik
masa sekarang maupun masa yang akan datang.
STRATEGI PENGELOLAAN
Melakukan pengelolam SDA atas dasar prinsip
konservasi (perlindungan, pelestarian, dan
pemanfaatan bijaksana)

Menerapkan konsep “Sustainable Development”


(melindungi aset-aset SDA, keuntungan bagi
masyarakat).
PRINSIP KESEIMBANGAN SUMBERDAYA

Kepentingan
Ekonomi

Pertumbuhan
Lingkungan Sosial

Kebijakan pemerintah:
Lokal, Nasional,
Regional dan Global
Welfare
Upaya terpadu untuk melestarikan LH yang meliputi
kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian

Upaya sadar dan terencana yang memadukan LH termasuk


sumberdaya ke dalam proses pembangunan, untuk menjamin
kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan
Konservasi SDA Hayati dan Ekosistemnya
(UU No. 5/1990)
Pengelolaan keanekaragaman hayati merupakan rangkaian
dari kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya berazaskan pelestarian kemampuan dan
pemanfaatan sumber daya alam hayati secara serasi dan
seimbang yang dilakukan melalui kegiatan :
1) perlindungan sistem ekologis penting penyangga
kehidupan;
2) pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa
beserta ekosistemnya;
3) pemanfaatan secara lestari sumber dalam alam hayati
STRATEGI
KONSERVASI
 LINDUNGI
 LESTARIKAN
 MANFAATKAN

Save it
Study it
Use it

BAGI PEMBANGUNAN
TERLANJUTKAN (UNEP,
IUCN, WWF sejak 1980)
PENATAAN RUANG
Tujuan dari Penataan Ruang
 Terselenggaranya pemanfaatan ruang berwawasan
lingkungan
 Terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang
kawasan lindung dan kawasan budidaya
 Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas

Implementasinya, antara lain :


• Penunjukan / penetapan kawasan konservasi (CA, SM, TWA, TN,
Taman Buru, Tahura)
• Penunjukan / penetapan hutan lindung
• Penunjukan / Penetapan kawasan lindung (daerah sempadan
sungai, wilayah pesisir, areal sekitar sumber air)
• Penetapan kawasan konservasi laut daerah
KONVENSI INTERNASIONAL
UU No. 5/1992 tentang Pengesahan United Nations
Convention on Biological Diversity
 Peran KEHATI dunia bagi kesimbangan biosfer
 Perlu dijamin keberadaan dan keberlanjutan bagi
kehidupan
 Laju kepunahan tinggi mengganggu keseimbangan
bumi
 Peran masyarakat setempat tradisional
 Sumberdana dari negara-negara maju (alih
teknologi, manajemen)
 Perlu kerja sama internasional
Kearifan tradisional dlm upaya konservasi telah sejak lama berkembang
di komunitas masyarakat, antara lain :
1) Pemanfaatan sumber daya alam
Misalnya : SASI Lola Merah di Dobo, SASI telur burung gosong di
Kailolo
2) Penataan ruang
Misalnya : penetapan daerah keramat dan atau pamali, tempat yg
hy dimanfaatkan utk kegiatan adat, hak ulayat
3) Perlindungan satwa liar
Misalnya : pelarangan memburu/membunuh jenis satwa tertentu
karena mrpkn nenek moyang/leluhur, reinkarnasi dr manusia yg
meninggal, satwa keramat
4) Hubungan sosial
Misalnya : pemanfaatan SDA kpd masya tertentu oleh kelompok
masya tertentu hrs mendapat persetujuan kelompok masya lain yg
memiliki hub adat
Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali
(reboisasi), membangun terasering atau sengkedan
Pelestarian udara
penanaman pohon atau pun tanaman hias, menggunakan
bahan industri yang aman bagi lingkungan, Mengurangi atau bahkan
menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon
Pelestarian hutan
Reboisasi atau penanaman kembali, Melarang pembabatan hutan secara
sewenang-wenang, Menerapkan sistem tebang pilih
Pelestarian Laut dan Pantai
Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau,
Melarang pengambilan batu karang, Melarang pemakaian bahan peledak
dan bahan kimia lainnya
Pelestarian flora dan fauna
Pelestarian exsitu dan in situ, melarang perburuan liar
KESIMPULAN

1. Pengelolaan keanekaragaman hayati pada dasarnya bukan


merupakan hal yang baru, sejak nenek moyang, bangsa kita
telah melakukan hubungan yang harmonis dengan
lingkungannya. Mereka memanfaatkan berbagai produk
keanekaragaman hayati secara bijaksana, untuk
mendukung kehidupan mereka yang pada saat itu masih sangat
sederhana.

2. Setelah manusia berkembang dengan pesat, pemanfaatannya


pun berkembang secara pesat pula, yang kemudian
menimbulkan berbagai kerusakan keanekaragaman hayati.
3. Pencegahan dan penanggulangan kerusakan kehati
telah tertuang dalam kebijakan, strategi, dan
program konservasi Indonesia, yang dalam
implementasinya masih banyak menghadapi
hambatan.

4. Kerusakan keanekaragaman hayati dari waktu ke


waktu terus meningkat, sehingga pemerintah
Indonesia, baik tingkat nasional, propinsi, maupun
kabupaten/kota segera memperkuat kemampuan
pengelolaannya, terutama dalam hal kemampuan
SDM, kemampuan institusi dan organisasi,
kemampuan peraturan dan pelaksanaannya, dan
kemampuan anggaran.
BUMI ANUGERAH SEKALIGUS AMANAH
JAGA DAN LINDUNGI BUMI DARI
KERUSAKAN DAN KEHANCURAN
.

(Materi disampaikan dalam kegiatan Pembinaan Kader Konservasi


Di Ambon, 13 Juli 2018)

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Maluku


Direktorat Jenderall Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

• Menipisnya ketersediaan sumber daya air (kualitas & kuantitas)


• Hilangnya lahan2 produktif (utk ketahanan pangan)
• Hilangnya hutan dan kawasan lindung.
• Hilangnya keanekaragaman hayati.
• Lahan kritis, banjir, longsor, kekeringan.
• Meningkatnya ancaman thd dampak perubahan iklim
• Meningkatnya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup

ANCAMAN KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN


 Pencemaran
 Kerusakan lingkungan: lahan, hutan, pesisir, kehati
 Lahan kritis, sedimentasi sungai;
 Pencemaran udara dari transportasi & industri;
 Pencemaran air permukaan (sungai dll) akibat air limbah
domestik, industri, pertanian & peternakan;
 Pengelolaan sampah.
 Krisis air tanah karena maraknya pembangunan hotel dan
perumahan
UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH (Perlindungan & Pengelolaan LH)
• Peran Masyarakat (Pasal 70)
Masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk
berperan aktif dalam PPLH

– Peran masyarakat dapat berupa:


• Pengawasan sosial
• Pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan, dan/atau •
Penyampaian informasi dan/atau laporan

– Peran masyarakat dilakukan untuk:


• Meningkatkan kepedulian dalam PPLH
• Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masy, dan kemitraan
• Menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masy
• Menumbuhkembangkan ketanggapsegeraan masy utk
• UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya
• • Peran Masyarakat (Pasal 37)
• Peran serta masyarakat dalam Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya di arahkan dan digerakkan oleh
Pemerintah melalui kegiatan yang berdaya guna dan berhasi
guna
UU No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, pasal 60 ayat (2)
bahwa: Masyarakat dan atau perorangan berperan serta dalam
pengawasan kehutanan.
Peran Serta Masyarakat diatur dalam pasal 68 ayat (2),),
masyarakat dapat: Mengetahui rencana peruntukan hutan,
pemanfaatan hasil hutan, dan informasi kehutanan; Memberi
informasi, saran serta pertimbangan dalam pembangunan
kehutanan; dan Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
pembangunan kehutanan baik langsung maupun tidak langsung
Kebijakan Dan Strategi
1. Arah Kebijakan Penyelenggara konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya harus selalu mengupayakan dapat memberi manfaat dan
mendorong peranserta masyarakat
2. Strategi Pembinaan kelompok pencinta alam adalah pembinaan generasi
muda dan masyarakat agar menghargai sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya yang merupakan ciptaan tuhan yang maha kuasa dan
melindungi serta melestarikan untuk kebutuhan hidup manusia.
3. Melakukan pendataan kelompok pencinta alam dan kegiatannya secara
teratur dan terus menerus
4. Bantuan teknis dalam kegiatan cinta alam dan kegiatan konservasi sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya serta lingkungan hidup
5. Pembinaan bersama sama dengan instansi terkait dalam rangka
meningkatkan pengetahuannya di bidang cinta alam dan konservasi sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya
6. Menjalin komunikasi secara teratur melalui pertemuan pertemuan tahunan,
maupun pertemuan sesaat seperti seminar, workshop, sosialisasi dl
Pendidikan Kader LH bertujuan membawa perubahan
tingkah laku, sikap, dan cara berfikir ke arah yang lebih
positif mengenai kegiatan pengelolaan perlindungan LH
sehingga mau berperan aktif di dalamnya.

Kader LH / konservasi terdiri dari tingkat aktif dan


Tidak Aktif
Landasan Hukum dan Peraturan perundang-undangan
pelaksanaan kegiatan pembinaan Kader Konservasi
 Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
 Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan
 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup
Tujuan pembinaan Kader Konservasi
• Pendidikan Kader LH bertujuan membawa perubahan tingkah
laku, sikap, dan cara berfikir ke arah yang lebih positif
mengenai kegiatan KSDAHE dan PPLH sehingga mau berperan
aktif di dalamnya.
• • Kader terdiri dari tingkat aktif dan Tidak Aktif
• Orang yang bersemangat belajar
• Orang yang punya keyakinan
• Orang yang suka berjuang
• Orang yang senang berbagi
• Orang yang pantang menyerah
Keberadaan dan peran kader Konservasi sangat membantu untuk
meminimalkan tekanan dan gangguan pada keseimbangan
lingkungan hidup. Kader Konservasi dibentuk tidak hanya pada
daerah-daerah sekitar kawasan konservasi saja tetapi juga di
sekitar/luar kawasan konservasi karena keberadaan kawasan
konservasi berpengaruh luas pada masyarakat./ manusia. •
Fungsi kegiatan bina cinta alam adalah untuk menumbuhkan dan
meningkatkan kesadaran masyarakat turut berperan serta dalam
upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Salah satu yang ditempuh adalah dengan Pembentukan Kader
Konservasi/Lingkungan Hidup
Kader Lingkungan merupakan unsur penting dalam pembinaan
cinta alam karena merupakan unsur pelopor dan penggerak
dalam upaya konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya serta diharapkan berperan aktif bersama
pemerintah mewujudkan manusia yang sadar lingkungan

Kader lingkungan adalah seseorang / sekelompok orang yang


dididik atau ditetapkan oleh instansi pemerintah / lembaga non
pemerintah yang secara sukarela berperan sebagai penerus
upaya PPLH, bersedia serta mampu menyampaikan pesan-pesan
PPLH kepada masyarakat.

Pendidikan Kader PPLH bertujuan meningkatkan pengetahuan dan


kesadaran calon kader yang berasal dari lapisan masyarakat di
bidang PPLH
Arti penting lingkungan bagi manusia adalah sebagai berikut
1. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia.
2. Manusia hidup, berada, tumbuh, dan berkembang, diatas
bumi sebagai lingkungan.
3. Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia.
4. Lingkungan mempengaruhi sifat, karakter, dan perilaku
manusia yang mendiaminya.
5. Lingkungan memberi tantangan bagi kemajuan peradaban
manusia.
6. Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan
lingkungan untuk kebutuhan dan kebahagiaan hidup
PERAN PENDAMPING •
Sebagai mitra bina cinta alam, kader Konservasi
diharapkan dapat memberikan perannya sebagai :
1. Inisiator
2. Motivator
3. Fasilitator
4. Dinamisator
Sebagai seseorang dari bagian komunitas sadar hutan
dan lingkungan, kader konservasi diharapkan dapat
menjadi sumber ide/pemikiran konservasi yang
bermanfaat bagi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Konservasi
Sumber Daya Alam dan Ekosistem dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, maupun masyarakat
secara luas melalui kepekaan dan pengetahuannya
akan kondisi dan permasalahan hutan dan lingkungan
saat ini
Membangkitkan semangat/motivasi dan
dorongan kepada masyarakat untuk
mengetahui, memahami, serta menyadari
pentingnya konservasi sumber daya alam
hayati dan ekosistemnya serta penerapan
prinsip-prinsip konservasi dalam peri
kehidupan
Dalam penerapan prinsip-prinsip konservasi
melalui pelaksanaan /penyelenggaraan bina
cinta alam, kader konservasi berperan sebagai
fasilitator/pendamping kegiatan yang
diselenggarakan oleh Balai UPT KSDAE, LSM,
kelompok swadaya, dan Pemda setempat maupun
kegiatan yang diselenggarakan secara mandiri
oleh mitra
Dalam menghadapi permasalahan hutan
dan lingkungan yang semakin meningkat
akhir- akhir ini, kader konservasi
diharapkan dapat berperan sebagai mitra
aktif dan sejajar dengan UPT KSDAE untuk
secara dinamis menyikapi kondisi yang ada
Siapa kah Kader Konservasi
Anggota masyarakat yang memiliki :
1.Pengetahuan
2.Kemauan dan
3.Kemampuan menggerakkan
masyarakat berpartisipasi dalam
PPLH/KSDAE
HUBUNGAN KECERDASAN

Tuhan

Spiritual

SQ (God Spot)

PARADIGMA PARADIGMA
(Kepentingan) Zero Mind Proses (Persepsi)

IQ EQ
• Membongkar cara pandang manusia yang keliru tentang
dirinya, alam, tempat dirinya di alam, dan cara
memperlakukan alam dengan mengubahnya dengan cara baru

• Mengatasi krisis ekologi yang terjadi berakar pada kesalahan


perilaku manusia
ETIKA

1. Bagaimana seharusnya berbuat supaya perbuatan


benar, naik dan tepat
2. Tidak menimbulkan kerusakan dan penemaran
3. Memanfaatkan SDA dan lingkungan secara aktif
dan bijaksana
4. Memanfaatkan sesuai dengan kemampuan SDA
5. Mencegah terjadinya kerusakan ataupun
pencemaran

ETIKA
EKOSENTRIS
Tugas Kader
1. Memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam PPLH/KSDAE di mana
kader tinggal
2. Membantu masyarakat dalam mengidentifikasi permasalahan konservasi
SDAH dan lingkungan hidup sekitar
3. Mengembangkan kapasitas agar dapat menangani masalah PPLH/KSDAHE
yang ada
4. Memberikan dukungan, dorongan dan keyakinan kepada para pengambil
keputusan untuk mendengar, mempertimbangkan, penyelesaiaan
permasalahan PPLH/KSDAHE
5. Melakukan pertemuan dan musyawarah dan membantu masyarakat
memperoleh informasi permasalahan PPLH/KSDAHE
Revolusi Mental dalam PPLH/KSDAHE
Tujuan:
a. Menanamkan rasa percaya diri pada diri sendiri dan kemampuan sendiri
b. Menanamkan optimisme dengan daya kreatif dikalangan pemuda dalam
menghadapi kesulitan bermasyarakat dalam PPLH Perombakan cara berpikir, cara
kerja dan cara hidup agar selaras dengan semangat dan kemajuan pembangunan
yang berkelanjutan

Revolusi Mental dlm PPLH/KSDAHE : Berkarakter Keberanian Mobilisator Kolektifitas


Mampu Melakukan Perubahan Moral Force Peduli Pembangunan Berkelanjutan Visi Misi
yg jelas Agent of Change

Menjadi Gerakan Aksi Untuk Lingkungan (GAUL) Nasional untuk mengubah kondisi
Lingkungan hidup kearah yang lebih baik 1. Diri Sendiri 2. Lingkungan Keluarga 3.
Lingkungan Tempat Tinggal 4. Lingkungan Kampus dan organisasi 5. Lingkungan
Kota/Kabupaten 6. Lingkungan Provinsi 7. Lingkungan Negara Dari mana memulainya
POTENSI PEMUDA
• MENUMBUH KEMBANGKAN GERAKAN MORAL DLM MENINGKATKAN KEPEDULIAN;
• MENINGKATKAN KESADARAN HUKUM.
- MENDORONG ALIANSI STRATEGIS PEMUDA DALAM MELAKUKAN PENGAWASAN,
PENCEGAHAN TERHADAP KERUSAKAN LINGKUNGAN;
- MEMBANGKITKAN SIKAP KRITIS TERHADAP LINGKUNGAN DAN PENEGAKAN
HUKUM;
- MENINGKATKAN PARTISIPASI DALAM PERUMUSAN KEBIJAKANLH ;
- MENJAMIN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PUBLIK; DAN/ATAU.
- MEMBERIKAN KEMUDAHAN AKSES INFORMASI. KEKUATAN MORAL KONTROL
SOSIAL
- MEMBAGUN KEMITRAAN PARA PIHAK DALAM MELAKUKAN KONSOLIDASI
KEKUATAN SEBAGAI AGENT OF SOSIAL CHANGE
- KEPEDULIAN TERHADAP MASYARAKAT;
- ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI; -OLAHRAGA, SENI, DAN BUDAYA; -
KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP; -PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN;
DAN/ATAU
- KEPEMIMPINAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA. AGEN PERUBAHAN
1. Memiliki nilai dan menerapkan perilaku peduli &
mencintai lingkungan hidup di komunitasnya;
2. Memotivasi dan menjadi contoh komunitasnya dalam
berperilaku peduli dan cinta lingkungan hidup;
3. Mampu mendampingi masyarakat untuk
mengidentifikasi masalah-masalah lingkungan hidup
di komunitasnya dan memberikan serta
melaksanakan solusi pemecahannya

dlm Perlndungan dan Pengelolaan LH serta Konservasi SDAH dan Ekosistemnya


Sesuai……

Fungsi:
(1) Menengembangkan perilaku konservasi
(2) Mengembangkan sistem sosial & politik konservasi
(3) Mengimplementasikan konservasi
Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990, jenis-jenis kegiatan
yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh kader konservasi
adalah
• Melaksanakan penerangan dan penyuluhan tentang konservasi
SDAHE.
• Menyelenggarakan seminar/diskusi tentang konservasi SDHAE
• Melakukan kegiatan penelitian/ekspedisi tentang potensi flora,
fauna dan ekosistemnya.
• Membantu menjaga kelestarian alam kawasan konservasi
(Taman Nasional, Taman Wisata Alam, Taman Hutan Raya,
Taman Laut, Cagar Alam dan Suaka Margasatwa).
• Menyebarluaskan informasi tentang konservasi SDAHE.
• Membuat tulisan/artikel di media masa tentang konservasi
SDAHE
• Menjadi pemandu wisata alam di kawasan wisata alam (Taman
Nasional, Taman wisata alam, Taman Hutan Raya, edan Taman
Laut
• Memanfaatkan media elektronik seperti radio dan televise
sebagai sarana kampanye tentang konservasi sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya.
• Berupaya meningkatkan keterampilan dalam
memanfaatkan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
secara lestari. Keterampilan tersebut antara lain berupa
kegiatan penangkaran jenis flora dan fauna dan lain-lain.
• Melapor kepada petugas lapangan atau jagawana bila
ada perambahan hutan kayu dan pencurian kayu serta
hasil hutan ikutan, satwa dan lain lain.
• Mengusahakan dan membantu memadamkan kebakaran
hutan.
• Rehabilitasi Hutan baik perorangan maupun menggerakkan
masyarakat.
1. Tidak melakukan kegiatan atau membantu melakukan kegiatan yang
menyebabkan pencemaran dan kerusakan LH, mis: tdk terlibat dalam
kegiatan penebangan pohon di kawasan lindung, pembangunan
rumah/villa tanpa izin, tdk membuang sampah ke Sungai, tdk terlibat
dalam pembangunan di bantaran sungai, menanam & memelihara
pohon, toga, menggunakan pupuk organik utk pertanian,
memanfaatkan limbah ternak untuk bio gas atau lainnya, dll;
2. Mengurangi timbulan sampah di rumah dan lingkungannya,
mengelola sampah dg re-use, daur ulang utk produk yang laku
dijual, mengelola Bank Sampah, dll;
3. Memberi contoh & mengajak teman/warga di lingkungannya untuk
melakukan aksi nyata no.1 dan 2
PELAKSANAAN HAK, KEWAJIBAN & PERAN AKTIF MASYARAKAT
DLM PPLH / KSDAHE EFEKTIF
1. Peningkatan kapasitas,
2. penilaian dan pemberian penghargaan;
3. Peningkatan ketrampilan yang dapat membuka lapangan
kerja
4. dan sekaligus berpartisipasi dalam menyelematkan lingkungan
hidup

Anda mungkin juga menyukai