Agensi Teori
Agensi Teori
Menurut Jensen dan Meckling (1976), hubungan keagenan adalah sebagai kontrak, dimana
satu atau beberapa orang (principal) mempekerjakan orang lain (agen) untuk melaksanakan
sejumlah jasa dan mendelegasikan wewenang untuk mengambil keputusan kepada agen tersebut.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa definisi dari teori agensi adalah hubungan
antara principal (pemilik/pemegang saham) dan agent(manajer). Dan di dalam hubungan
keagenan tersebut terdapat suatu kontrak dimana pihak principal memberi wewenang
kepada agent untuk mengelola usahanya dan membuat keputusan yang terbaik bagi principal.
Menurut Eisenhard (1980), teori keagenan dilandasi oleh tiga buah asumsi, yaitu:
1. Asumsi tentang sifat manusia
Asumsi tentang manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk mementingkan diri
sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality) dan tidak menyukai
resiko (risk aversion)
2. Asumsi tentang keorganisasian
Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi, efisien sebagai kriteria
produktivitas, dan adanya Asymmetric Information antara principal dan agent
3. Asumsi tentang informasi
Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai barang komoditi yang
diperjual belikan.
Menurut Meisser, et al., (2006:7) hubungan keagenan ini mengakibatkan dua permasalahan, yaitu:
a. Terjadinya informasi asimetris (information asymmetry) , dimana manajemen secara umum
memiliki lebih banyak informasi mengenai posisi keuangan yang sebenarnya dan posisi operasi
entitas dari pemilik,
b. Terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest) akibat ketidaksamaan tujuan, dimana
manajemen tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik.
GAME THEORY
Game theory berusaha untuk membuat model dan memprediksi outcome konflik antara
individu secara rasional. Pentingnya konsekuensi ekonomi di karakteristikan sebagai konflik. Ada
dua kontrak penting yaitu: kontrak pegawai ( antara perusahaan dengan manajemen) dan leading
kontrak ( antara perusahaan dengan lenders) kedua tipe kontrak tersebut sering tergantung pada
net income yang dilaporkan. Kontrak pegawai sering memberikan bonus dengan berdasarkan pada
net income.
Game theory dapat membantu mereka memahami bagaimana manajer, investor dan lainnya
yang dipengaruhi oleh konsekuensi ekonomi dari pelaporan keuangan. Game theory membantu
mereka untuk melihat mengapa kontrak sering bergantung pada laporan keuangan.
Game theory ini, seorang pemain selain memperhitungkan ketidakpastian situasi yang akan
terjadi juga akan memperhitungkan tindakan yang dilakukan oleh pemain lainnya. Terdapat
berbagai jenis games yang dapat diklasifikasikan sebagai cooperative dan non-cooperative games.
1. Cooperative Games : para pemainnya terlibat dalam suatu kesepakatan yamg mengikat
2. Non cooperative Games : para pemainnya tidak ada kesepakatan
Rigidity of Contracts
Contract cenderung untuk “rigid” (kaku) pada waktu ditandatangani. Alasan untuk
kekakuan ini perlu didiskusikan. Dilain pihak, kita mungkin bertanya, jika konsekuensi ekonomi
mempunyai tempat dalam contract yang diikuti oleh manejer, mengapa tidak menegosiasi
ulang contracts yang mengikuti perubahan dalam GAAP atau keadaan tidak terduga lainnya.
Kontak yang tidak mengantisipasi semua kemungkinan realisasi keadaan, adalah tidak
lengkap. Membangun sebuah komitmen formal untuk menenegosiasikan kembali contract
dibawah tangan adalah mungkin, namun jika negosiasi kembali tersebut adalah baik untuk
manejer, prospek dari negosiasi kembali tersebut mengurangi usaha insentif manejer, yang tidak
termasuk dalam ketertarikan investor.
Akibatnya, konsekuensi dari memasuki contracts hanya karena itu adalah sebuah contracts.
Keadaan yang tidak terduga sebelumnya menyebabkan biaya untuk perusahan dan/atau manejer
tersebut. Manejer yang kurang beruntungdipengaruhi oleh sebuah perubahan dari peraturan-
peraturan akuntansi dipertengahan jalan yang mungkin ditekan untuk menghilangkan
ketidaksukaan mereka pada akuntan-akuntan yang memperkenalkan perubahan peraturan daripada
pihak lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Eisenhardt, K. 1989. Agency Theory: An Assesment and Review. Academy of Management Review,
14, hal 57-74.
Jensen, M dan W. Meckling. 1976. Theory of the Firm; Managerial Behaviour, Agency Cost, and
Ownership Structure, Jurnal of Financial Economics, p 305-360.
Scott, William R. 2000. Financial Accounting Theory. Second Edition. Canada : Prentice-Hall Canada
Inc.