Oleh:
Retno Dwi Rahmawati
125130101111046
Pengobatan
Setelah babi dipuasakan selama 12 jam, selanjutnya diinjeksi dengan tranquilizer berupa
Sequil (Triflupromazine HCl @ 2 mg/kg secara IM) untuk mengontrol dan restrain tanpa stress
yang berlebihan. Premedikasi yang digunakan yaitu Diazepam @ 2mg/kg secara IV, yang
dilanjutkan dengan injeksi ketamine HCl (@ 5 mg/kg secara IV) setelah 10 menit untuk
mencapai stadium operasi dari anestesi. Setelah dilakukan persiapan secara aseptik, hewan
diletakkan dengan posisi dorsoventral dan insisi dilakukan di atas kulit yang terdapat massa
hernia untuk selanjutnya dilakukan pemotongan pada area kantung hernia dan menguakkan isi
hernia. Isi dari hernia mengandung intestin yang diisi dengan fecolith. Intestin yang terinfeksi
diisolasi dan dilakukan insisi pada tepi antimesenteric untuk mengambil fecolith. Selanjutnya
bagian yang terbuka ditutup dengan jahitan Lambert menerus menggunakan catgut chromic 2/0.
Kemudian, intestin yang mengalami hernia dikembalikan pada posisi semula secara pelan-pelan
dengan bantuan ujung forcep yang tumpul dan jari untuk menghindari hemorrhage.
Herniorrhaphy diakhiri dengan menjahit terputus sederhana menggunakan silk. Pengobatan post
operasi dilakukan dengan memberikan antibiotik (Intacef 500mg secara IM) dan analgesik
(Flunimeg @ 1,1 mg/kg secara IM) minimal selama 5 hari dan menggunakan pembalut
antiseptik regular (Scavon cream) dan spray (Topicure). Pakan yang diberikan berbentuk cair
atau semi solid untuk beberapa minggu. Tidak ditemukan adanya komplikasi yang serius selama
masa observasi dan luka sembuh secara total pada hari ke-10 setelah operasi.
Kejadian dan penyebab dari heria umbilicus masih belum diketahui. Keturunan, genetik
dan kondisi lingkungan diduga berpengaruh terhadap terjadinya kondisi ini. Hernia umbilicus
yang kecil tidak berdampak serius dan terkadang akan menutup dengan sendirinya seiring
dengan pertumbuhan hewan tersebut. Namun jika hernia tersebut besar, maka dapat menjepit
lengkungan intestin atau bagian organ lainnya. Sehingga diperlukan tindakan operasi karena
mengancam kelangsungan hidup hewan tersebut. Pada dunia kedokteran hewan, kasus hernia
dan fecolith intestin secara bersamaan jarang terjadi. Resiko akan muncuk jika ditemukan adanya
fecolith karena akan menganggu sistem digesti. Jika tidak dilakukan diagnosis dan pengobatan
yang tepat, kondisi tersebut mungkin akan bertambah parah sehingga akan terjadi komplikasi
seperti adhesi, hydrocele pada kantung hernia dan torsio. Pada kasus ini, kemungkinan
disebabkan karena penanganan yang kurang tepat terhadap umbilicus pada beberapa minggu
awal kelahiran. Enterotomy dilakukan dengan mengguanakan duk steril untuk menghindari
kebocoran isi intestin pada cavum abdominal sehingga mengurangi resiko perintonitis.
Kesimpulannya, hernia umbilicus dan fecolith intestinal berhasil ditangani dengan
melakukan herniorhhaphy dan enterotomy. Tindakan operasi yang tepat merupakan satu-satunya
pengobatan dari berbagai pilihan terapi untuk memperpanjang hidup pasien. Respon yang
terlambat dan pengobatan yang tidak efektif dapat menyebabkan komplikasi yang serius yang
dapat mengakibatkan kematian pada hewan tersebut.