(PSIKIATRI)
LAPORAN KASUS
Skizofrenia Paranoid (F20.0)
Oleh :
Farhani Afifi
H1A 013 022
Pembimbing :
dr. Emmy Amalia, Sp.KJ.
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Syamsul Hadi
Jenis Kelamin : Laki-laki
TTL/Usia : 30 tahun
Agama : Islam
Suku : Sasak
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Satpam
Status Pernikahan : Belum menikah
Alamat : Dasan Agung, Mataram
II. RIWAYAT PSIKIATRI
Data diperoleh dari:
Autoanamnesis pada tanggal 23 Mei 2018 di Bangsal Angsoka RSJ Mutiara Sukma pukul
09.00 WITA
Alloanamnesis yang dilakukan pada tanggal 25 Mei 2018 dengan cara berkunjung ke
rumah pasien pukul 19.00 WITA
Data Keluarga Pasien:
Nama keluarga : Tn. Muhajidin
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hubungan : Saudara kandung
Alamat : Dasan Agung, Mataram
A. Keluhan Utama
Mudah marah
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Autoanamnesis
1. Keluhan Utama
Mudah marah dan tidur terganggu
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bercerita bahwa ia dibawa ke RSJ Mutiara Sukma oleh kakaknya karena
mudah marah dan tidurnya terganggu, keluhan tersebut dikeluhkan sejak 1 minggu
sebelum dibawa ke RSJ (22 April 2018). Pasien mudah marah dan tersinggung, pasien
menganggap orang lain selalu mengancam atau mengejek dirinya. Pasien mudah
tersinggung dengan siapa saja terutama dengan bos tempat pasien berkerja, menurut
pasien bosnya tidak memiliki hati nurani dan tidak menghargai dia yang sudah bekerja
lama disana karena ketika pasien mengalami kecelakaan bosnya tidak memberikan uang
santunan kepadanya, oleh karena itu pasein sering membawa parang untuk melukai
bosnya tersebut, namun rencananya tidak pernah berhasil karena ada saja yang
mengahalangi niatnya. Selain itu pasien juga marah dengan kakaknya yang menurut
pasien tidak perduli dan kurang memperhatikan pasien. Setiap keluar rumah pasien juga
sering merasa sering dilihat oleh orang-orang sekitarnya dengan pandangan yang aneh
karena pernah dirawat dirumah sakit jiwa. Sehingga saat pasien menegur orang yang
lewat didepan rumahnya, orang-orang tersebut sering tampak acuh, hal tersebut juga
memancing emosi pasien, sehingga pasien marah dan mengejar orang tersebut.
Pasien juga mengeluh tidurnya sering terganggu karena diganggu oleh bisikan-
bisikan. Bisikan-bisikan tersebut sering didengar pasien, bisikan tersebut seperti suara
laki-laki namun pasien tidak mengetahui siapa yang memiliki suara tersebut. Bisikan itu
kadang menyuruh pasien untuk melakukan sesuatu, setiap disuruh pasien kadang
menuruti apa yang disuruh oleh bisikan tersebut, seperti pasien disuruh untuk mengejar
orang-orang yang lewat didepan rumahnya karena orang-orang tersebut mengucilkan
pasien. Saat disuruh oleh bisikan tersebut pasien merasa tidak sadar dan secara spontan
melakukan hal tersebut. Bisikan tersebut sering terdengar dalam 1 minggu sebelum
dibawa ke RSJ. Karena bisikan-bisikan tersebut pasien sering gelisah saat sedang
sendirian sehingga pasien sering keluyuran keluar rumah setiap malam mencari tempat
yang ramai.
Pasien mengeluh dalam 1 bulan ini tidak mau minum obat karena pasien tidak mau
ketergantungan meminum obat seumur hidupnya dan menurut pasien dia sudah tidak
sakit lagi dan tidak perlu minum obat, selain itu pasien juga mengaku bahwa ada seorang
temannya yang merupakan seorang guru menyarankan dia untuk berhenti meminum obat
agar tidak ketergantungan dengan obat.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku saat ini merupakan ke-5 kalinya pasien menjalani rawat inap di
RSJ Mutiara Sukma. Pasien pertama kali MRS yaitu pada tahun 2013. Pasien mengaku
pada saat MRS pertama kali karena mengamuk.
Pada awalnya keluhan pasien mudah marah dimulai saat tahun 2013, pada saat itu
pasien ditinggal menikah oleh kekasihnya, kemudian pasien sering mengamuk apabila
melihat pasangan yang akan menikah. Pada saat itu pasien merasa bahwa dirinya laki-laki
yang paling gagah dan paling kuat, selain itu pasien juga sering mendengar bisikan-
bisikan namun tidak pernah melihat bayangan-bayangan. Oleh karena itu pasien dibawa
ke RSJ Mutiara Sukma untuk yang pertama kalinya.
Pasien menyangkal pernah mengalami kejang-kejang ataupun trauma kepala. Riwayat
penyakit darah tinggi, kencing manis, asma dan penyakit jantung disangkal oleh pasien.
Pasien pernah mengonsumsi alkohol beberapa tahun terakhir. Namun, tidak pernah
mengonsumsi NAPZA.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa pada anggota keluarga disangkal oleh pasien. Riwayat
penyakit darah tinggi, kencing manis, asma dan penyakit jantung disangkal oleh pasien.
5. Riwayat Sosial
Pasien merupakan anak keenam dari 7 bersaudara. Saat ini pasien tinggal bersama
ayahnya. Pasien mengaku pendidikan terakhirnya adalah SMA. Saat ini pasien mengaku
bekerja sebagai petugas keamanan disalah satu masjid di kota Mataram.
Aloanamnesis
Aloanamnesis dilakukan kepada kakak kandung pasien.
1. Keluhan utama
Mengamuk, mudah marah dan keluyuran.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien masuk rumah sakit jiwa dengan keluhan mengamuk, mudah marah dan
keluyuran sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengamuk karena berhenti
mengkonsumsi obat yang diberikan di RSJ.
Menurut kakak dan keluarga pasien sudah melihat tanda-tanda kekambuhan dari
pasien sudah mulai terlihat sekitar dua minggu sebelum kejadian pasien mengamuk,
seperti mudah tersinggung dan merasa dirinya tidak ada yang memerhatikan. Sekitar 1
bulan yang lalu pasien putus berobat karena menurut pasien dia sudah tidak sakit lagi
oleh karena itu tidak perlu minum obat lagi, pasien juga takut ketergantungan meminum
obat seumur hidupnya. Meskipun dari pihak keluarga tetap memantau dan menganjurkan
pasien agar minum obat secara teratur namun pasien selalu marah jika dinasehati
mengenai hal tersebut dan mengira bahwa kakaknya tidak pernah menganggap dia
sembuh.
Pasien di rawap inap untuk yang kelima kalinya setelah sebelumnya MRS pada
tahun 2013 dengan keluhan mengamuk karena ditinggal menikah oleh kekasihnya saat
dia sedang bekerja di kota sebrang. Saat rawap inap yang pertama pasien dirawat kurang
lebih sebulan dan dinyatakan boleh pulang. Sebulan kemudian pasien dirawat inap
selama dua hari kemudian pasien kabur karena tidak betah di RSJ, keesokan harinya
pasien dibawa kembali ke RSJ. Setelah kurang lebih dirawat tiga minggu pasien pulang.
Pasien masuk RSJ untuk ketiga kalinya beberapa bulan kemudian dan yang ke keempat
kalinya pada tahun 2014 lalu. Sekitar kurang lebih 4 tahun dirumah pasien kembali
kambuh dan sekarang pasien di rawat inap di bangsal Angsoka.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien saat ini merupakan yang ke-5 kalinya pasien menjalani rawat inap di RSJ
Mutiara Sukma. Pasien pertama kali MRS yaitu pada tahun 2013 karena pasien
mengamuk karena ditinggal menikah oleh kekasihnya. Pada saat itu pasien merasa bahwa
dirinya laki-laki yang paling gagah dan paling kuat, sehingga apabila melihat wanita yang
lewat didepannya pasien langsung merayunya dan jika tidak ada balasan pasien langsung
mengamuk. Selain itu pasien merasa menjadi pemimpin yang paling kuat di desanya dan
apabila ada sesuatu yang akan dilakukan didesanya tanpa sepengetahuannya, pasien akan
marah-marah, mengamuk dan merusak barang. Kemudian pasien dibawa ke RSJ Mutiara
Sukma. Di rawat inap kurang lebih selama tiga minggu dan kemudian pasien dinyatakan
rawat jalan. Beberapa bulan kemudian pasien kambuh dan mengamuk karena putus obat.
Pasien kembali di rawat inap di RSJ Mutiara Sukma. Untuk kambuh yang keempat pada
tahun 2014 dan kelima pada tahun 2018 dengan masalah yang sama, yaitu putus obat.
4. Riwayat kehidupan pribadi
Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien merupakan anak keenam dari 7 bersaudara. Kakak pasien mengaku bahwa
selama hamil pasien, ibunya tidak pernah sakit berat dan persalinannya berlangsung
dengan baik. Pasien dikandung selama 9 bulan dan saat persalinan ditolong oleh
dukun. Saat lahir pasien langsung menangis dan tidak memiliki kelainan fisik.
Masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usia dan seperti anak lainnya. Pasien tidak
pernah mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Riwayat sakit yang berat disangkal. Tidak pernah ada riwayat kejang.
Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak pada umumnya bergaul dengan teman-
teman sekitar rumah. Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga cukup baik.
Masa kanak-kanak akhir (11-19 tahun)
Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak yang lain. Pasien melewati masa
remajanya dengan cukup baik.
Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien sekolah sampai tamat SMA. Sejak itu pasien memutuskan untuk langsung
bekerja saja.
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai petugas keamanan disalah satu masjid di kota Mataram.
c. Riwayat Agama
Pasien beragama Islam .
d. Aktivitas Sosial
Pasien menceritakan bahwa dirinya mudah bergaul dan memiliki banyak teman
di berbagai daerah.
5. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluhan serupa pada anggota keluarga disangkal oleh pasien. Riwayat penyakit
darah tinggi, kencing manis, asma dan penyakit jantung disangkal oleh pasien.
: Laki-laki : Pasien
C. Riwayat Pengobatan:
Menurut keluarga pasien, pasien sempat memperoleh obat saat sepulang MRS,
pasien rajin mengontrolkan diri ke RSJ setiap obat habis. Namun, satu bulan terakhir
pasien tidak lagi mau minum obat karena menurut pasien dia sudah tidak sakit lagi oleh
karena itu tidak perlu minum obat, pasien juga takut ketergantungan meminum obat
seumur hidupnya.
D. Situasi Kehidupan Sekarang:
Sebelum dibawa ke RSJ Mutiara Sukma, pasien tinggal berdua bersama ayahnya.
Sebelum perilaku pasien berubah, pasien bekerja sebegai petugas keamanan disalah satu
masjid di kota Mataram.
E. Persepsi dan Harapan Keluarga:
Menurut kakak pasien, keluarga pasien berharap berharap pasien dapat sembuh dan
mejalani kehidupannya kembali seperti biasa. Untuk kondisi yag sekarang keluarga pasien
memahami pencetus kondisi pasien saat ini karena putus obat.
Cukup baik, pasien tidak mudah teralihkan perhatiannya dan mampu mengikuti
wawancara dengan cukup baik.
e. Kemampuan Berhitung
Cukup. Pasien hanya dapat menjawab 3 kali pengurangan 100 dikurangi 7.
Namun pasien bisa mengalikan angka seperti 4x5 atau 6x10.
f. Kemampuan Membaca dan Menulis
Baik, pasien dapat membaca dan menulis dengan baik dan lancar.
g. Kemampuan Visuospasial
Buruk, pasien tidak dapat menggambar bentuk segilima berpotongan dan jam
(pukul 10.15).
h. Pikiran Abstrak
Kesan baik, pasien dapat menemukan persamaan buah (apel, jeruk, manggis),
perbedaan kendaraan (mobil, motor, dan sepeda).
i. Intelegensi dan Kemampuan Informasi
Kesan baik, pasien mengetahui nama Walikota di daerahnya saat ini. Tingkat
intelegensi dan kemampuan informasi sesuai dengan taraf pendidikannya.
F. Pengendalian Impuls
Selama wawancara, pasien dapat mengendalikan impuls dengan baik.
G. Daya Nilai dan Tilikan
Daya Nilai Sosial : baik
Uji Daya Nilai : baik
Penilaian Daya Realita (RTA) : baik
Tilikan : derajat 6
IV. Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis :
Keadaan : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
o TD : 110/80 mmHg
o Nadi : 78 x/menit
o RR : 19 x/menit
o Suhu : 36,7oC
Kepala/Leher : dalam batas normal
Mata : anemis (-/-). ikterus (-/-), refleks pupil (+/+), isokor, perdarahan
subkonjungtiva (-/-)
THT: telinga dbn, hidung tampak jejas (-), krepitasi (-), deviasi septum (-).
Leher : struma (-), pembesaran KGB (-).
Thorax : cor/pulmo dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
A. Status Neurologis :
Tanda Rangsang Meningeal : negatif
Refleks patologis : negatif
Refleks fisiologis : normal
Tanda Gangguan Ekstrapiramidal
o Parkinsonism
Tremor : negatif
Bradikinesia : negatif
Rigiditas : negatif
o Akatisia : negatif
o Distonia : negatif
o Tardive diskinesia : negatif
Motorik : +5/+5
Sensorik : baik
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Telah diperiksa seorang laki-laki berusia 30 tahun, beragama Islam, suku sasak,
status belum menikah, datang dengan keluhan utama mudah marah.Pasien di rawap inap
untuk yang kelima kalinya. Pasien pada awalnya MRS pada tahun 2013 karena
mengamuk karena ditinggal menikah oleh kekasihnya saat dia sedang bekerja di luar
kota. Pada saat itu pasien mendengar suara-suara yang ingin membununya (halusinasi
auditorik). Pasien masuk rumah sakit (MRS) untuk yang kedua kalinya setelah
sebelumnya MRS sebulan yang lalu karena putus obat. Kemudian pasien MRS ketiga,
keempat dan kelima kalinya karena keluhan yang sama. Sekitar 1 bulan yang lalu pasien
putus berobat karena menurut pasien dia sudah tidak sakit lagi oleh karena itu tidak perlu
minum obat lagi, pasien juga takut ketergantungan meminum obat seumur hidupnya.
Meskipun dari pihak keluarga tetap memantau dan menganjurkan pasien agar minum
obat secara teratur namun pasien selalu marah jika dinasehati mengenai hal tersebut dan
mengira bahwa kakaknya tidak pernah menganggap dia sembuh, sehingga pasien sering
keluar rumah pada waktu jamnya minum obat.
Sekitar 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien mengamuk dan sering
marah-marah karena berhenti mengkonsumsi obat yang diberikan di RSJ. Selain itu
pasien juga mendengarkan bisikan-bisikan. Bisikan itu kadang menyuruh pasien untuk
melakukan sesuatu, setiap disuruh pasien kadang menuruti apa yang disuruh oleh bisikan
tersebut. Saat disuruh oleh bisikan tersebut pasien merasa tidak sadar dan secara spontan
melakukan hal tersebut (waham kontrol). Sebelum kambuh pasien masih bekerja seperti
biasa namun, apabila pasien mulai kambuh pasien tidak bekerja seperti biasanya lagi,
pasien sering tidak masuk kerja.
Menurut penuturan keluarga, pasien merupakan orang yang mudah bergaul,
pasien tidak pernah bermasalah dengan tetangga atau keluarga sebelumnya. Keluarga
menuturkan awalnya pasien bermasalah dengan kekasihnya sehingga pasien ditinggal
menikah hal tersebut merupakan pemicu terjadinya keluhan pasien.
Pada pemeriksaan status mental didapatkan bahwa penampilan pasien cukup rapi
dan sesuai dengan usianya, dengan perawatan diri yang cukup baik. Sikap terhadap
pemeriksa cukup kooperatif. Bicara pasien spontan dan cukup, psikomotor normoaktif,
konsentrasi cukup baik. Mood iritabel dan afek menyempit. Pasien cenderung terlihat
dapat mengendalikan impuls.
Pada pasien terdapat halusinasi auditorik namun tidak terdapat ilusi dan bentu
pikir pasien nonrealistik. Selain itu, menurut keluarga pasien memiliki riwayat waham
rujukan. Kesadaran compos mentis. Orientasi orang, tempat, dan waktu terkesan baik.
Daya ingat terkesan baik. Konsentrasi/perhatian dan kemampuan visuospasial terkesan
buruk. Kemampuan membaca dan menulis terkesan baik. Pikiran abstrak serta intelegensi
pasien terkesan baik. Daya nilai sosial baik, uji daya nilai baik, RTA terganggu, tilikan
derajat 6. Pada pemeriksaan fisik umum didapatkan hasil dalam batas normal.
VI. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F20.0 Skizofrenia paranoid
Aksis II : Belum ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah putus obat, masalah pekerjaan, dan masalah dengan lingkungan
Aksis V : GAF SCALE sekarang 60
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III dan
DSM-5. Jakarta: PT Nuh Jaya; 2013.
2. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan
Gangguan Skizofrenia. 2011.
3. KAPLAN & SADOCK’S Synopsis of Psychiatry Behavioral Sciences/ Clinical
Psychiatry. 11th Editi. Goolsby J, Elfrank J, editors. Philadelphia: Wolters Kluwer;
2015.
4. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Ajar Psikiatri. 1 st ed. Ed: Elvira S and
Hadisukanto G. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia. 2010.