, Apt (smt 5)
Evidence Based Medicine
a/ suatu pendekatan medik yg didasarkan pd bukti2 ilmiah pusat2 penelitian dgn desain yg sama (meta
terkini u/ kepentingan pelayanan kesehatan penderita analisis dan multicenter)
(Sackett at al, 2002). • Level II merup. hasil penelitian dgn metode
a/ proses yg digunakan secara sistematik u/ menemukan, eksperimental, Randomiced Control Trial (RCT) yg
menelaah atau mereview dan memanfaatkan hasil2 studi diperoleh dari suatu pusat penelitian saja
sbg dasar dari pengambilan keputusan klinik (Hall et • Level III merup. hasil penelitian dgn metode
al,1999) observasional, kohort, desain penelitianyg baik
• Level IV merup. hasil penelitian dgn metode
tujuan observasional, case control, desain penelitian yg
Untuk membantu proses pengambilan keputusan2 klinik, baik
baik utk kepentingan pencegahan, diagnosis, terapeutik • Level V merup. Hasil penelitian tanpa kelompok
maupun rehabilitatif yg didasarkan pd bukti2 ilmiah terkini kontrol atau kelompok kontol yg kurang, dgn
yg terpercaya dan dpt dipertanggungjawabkan. (Sackett et desain penelitian yg baik
al, 2002) • Level VI merup. EBM yg memiliki byk pertentangan
dikalangan medis, tetapi cenderung difavoritkan
Langkah langkah sbg EBM
a. Memformulasikan pertanyaan ttg masalah • Level VII pendapat atau opini Ahli
pengobatan yg dihadapi.
b. Menelusuri bukti2 terbaik yg tersedia u/ mengatasi Langkah2 Implementasi EBM
1. Menciptakan suatu pertanyaan klinis
masalah tsb
Ciptakan pertanyaan klinis yg mempresentasikan keadaan
c. Mengkaji bukti, validitas dan kessesuaian dgn pasien yg sesungguhnya. Pertanyaan tsb meliputi PICO
kondisi praktik (Patient, Intervention, Comparation, Outcome)
d. Menerapkan hasil kajian 1. Pencarian EMB
e. Menevaluasi penerapannya (kinerjanya) (Sackett Lakukan penelusuran sumber informasi berdasarkan
et al, 2000) pertanyaan klinis yg dibuat. Sumber informasi dpt diperoleh
melalui :
Ciri2 Publikasi Ilmiah yg Accountable a. Sumber informasi non-elektronik, spt
1. Menggambarkan struktur dr tujuan, metode, hasil literatur primer (printed journal),
dan signifikasinya sekunder (kumpulan abstrak) sekunder
2. Jernih, konsisten dan logis, diakhiri dgn hasil nstudi (text book) opini ahli.
yg rasional b. Sumber informasi elektronik, spt website, artikel
3. Cukup jelas bagi pembaca yg mengulang studi tsb ilmiah dan lain2
dan mengerti bagaimana hasilnya dibuat 3. Evaluasi hasil EBM
4. Narasi dan angka2nya menyatu secara logis, setrelah didapat EBM melalui penelusuran EBM,
meliputi 95% convidens interval dgn gambar dan maka prl dilakukan evaluasi thd hasil EBM yg diperluka.
tabel yg menyokong Diperlukan keahlian dlm critical appraisal evidence dgn
5. Meletakan hasil akhir sesuai konteks, ditunjang melihat validitas dan keterpakaiannya pd permasalahan yg
dgn review dan literatur, mendiskusikan kita temui. Krn tidak smua sumber informasi menunjukan
kelemahan dan kekurangan validitas yg baik serta nilai baik thd permasalahan yg kita
6. Menunjukan hasil kerja orang lain telah hadapi.
dipertimbangkan scr sistematis; mengutamakan 4 Implementasi EBM
hasil penelitian dr jurnal yg sudah direview oleh stelah didapat EBM yg telah dievaluasi, gabungkan
orang lain (Hamzah, 2008) keahlian klinik dgn hasil evidence u/ melakukan intervensi
klinik
Evidence Based Medicine didefinisikan sebagai suatu 5 Evaluasi Outcome Klinis
pendekatan pd praktek medis yg mernggunakan hasil lakukan monitoring thd intervensi klinik yg kita
penelitaian mengenai patient care dan bukti objektif lakukan. Jk hasilnya kurang baik maka lakukan nevaluasi
lainnya yg diperoleh sbg komponen dlm membuat baik thd EBM maupun thd problem medis yg ada.
keputusan klinis.
Evidence Based Medicine harus menjadi dasar
7 level Evidence Based Medicine (EBM) farmasi/apoteker dalam mengambil keputusan klinis, oleh
• Level I merup. hasil penelitian dgn metode karena itu pemahaman thd EBM mutlak diperlukan dlm
eksperimental, Randomiced Control Trial (RCT), praktek farmasi klinik
dgn sampel yg besar yg diperoleh dr gabungan
Bu Ani Anggriani M.Si., Apt (smt 5)
KEPATUHAN PASIEN
DEFINISI : Dalam konteks ini, kepatuhan dpt didefinisikan Efek Merugikan : survei onkologis, lbih dr 60%
sebagai tingkat ketepatan perilaku seorang individu dgn ktidakpatuhan yg diidentifikasi sbg suatu masalah.
nasihat medis atau kesehatan. Efek merugikan (yaitu, mual, muntah, dan rambut
rontok) yg disebabkan byk obat antineoplastik
Jenis ketidakpatuhan adalah cukup menyusahkan pd sejumlah pasien.
Kegagalan menebus resep Pasien Asimtomatik (Tidak Ada Gejala) atau
Melalaikan dosis Gejala Sudah Reda : sulit meyakinkan seorang
pasien ttg nilai terapi obat, apabila pasien tidak
Kesalahan dosis
mengalami gejala sebelum memulai terapi. Sering
Kesalahan dalam waktu pemberian/konsumsi obat terjadi pada kasus hipertensi, tdk ada gejala
Penghentian obat sebelum waktunya sbelumnya bersamaan dgn kemungkinan tdk ada
a. Penghentian obat sebelum waktunya, pada munculnya gejala, jk terapi dihentikan, memberi
umunya terjadi dgn penggunaan antibiotik. kontribusi pd laju tinggi ketidakpatuhan pd pasien
Pasien hrs dibertahu pentingnya penggunaan ini.
antibiotik yg ditulis sampai habis selama Harga Obat Tinggi : walaupun ketidak patuhan
terapi. Bahkan walaupun gejala telah reda terjadi dgn penggunaan obat yg relatif tdk mahal,
segera setelah permulaan terapi dpt diantisipasi bhw pasien bahkan akan lbh
b. Masalah kepatuhan juga sering terjadi diantara enggan mematuhi instruksi penggunaan obt yg lbh
pasien lanjut usia, sebab banyak dari mereka mahal
memperoleh regimen terapi yang rumit. Pemberian Konsumsi Obat : walau seorang
c. Ketidakpatuhan ini juga terjadi pada pasien pasien scr penuh utk patuh pd instruksi, ia mungkin
pediatrik. Orang tua memberikan obat kurang kurang hati2 menerima kuantitas obt yg salah
dari dosis yg tertulis dan penghentian obat disebabkan pengukuran obt yg tdk benar atau
belum waktunya penggunaan alat ukur yg tdk tepat.
d. Faktor lain yg berkontribusi pd ketidakpatuhan Rasa Obat : masalah rasa obat-obatan a/ yg paling
mencakup pengetiketan yg tidak benar dan umum dihadapi dgn penggunaan cairan oral o/
penggunaan “sendok teh” yg mumpunyai anak2
berbagai volume berbeda • Interaksi Pasien dgn Profesional Kesehatan
a. Menunggu Dokter atau Apoteker
Akibat ketidakpatuhan b. Sikap dan Keterampilan Profesional Kesehatan
• Penggunaan obat yg kurang, sebenarnya c. Gagal Mengerti Pentingnya Terapi
mengakibatkan respon berlebihan terhadap zat lain d. Pengertian yg Buruk Pd Intruksi
yg diberikan bersamaan e. Pasien Takut Bertanya
• Ketidakpatuhan jg dapat berakibat dlm penggunaan f. Ketidakcukupan Waktu Konsultasi
suatu obt berlebih. Apabila dosis berlebih g. Ketersediaan Informasi Tercetak
digunakan atau obat diberikan lebih sering drpd yg
dimaksudkan, akan ada resiko reaksi merugikan yg Peningkatan kepatuhan
meningkat • Identifikasi Faktor Resiko
semua pasien hrs dianggap sbg seorang yg
Faktor ketidakpatuhan mungkin tidak patuh
• Penyakit • Pengembangan Rencana Pengobatan
Sifat kesakitan pasien dlm beberapa keadaan, dpt • Alat Bantu Kepatuhan
berkontribusi pd ketidakpatuhan. Pasien dgn 1. Pengetiketan/Pemberian Label
gangguan psikiatrik, kemampuan utk bekerjasama, 2. Kalender Pengobatan dan Kartu Pengingat Obat
dmikian jg sikap thd pengobatan mungkin dirusak • Pemantauan Terapi
o/ kesakitan, dan individu2 ini lbh mungkin tdk 1. Pemantauan Sendiri : pasien prlu diberitahu
patuh drpd pasien lain. Berbagai studi dr pasien pentingnya pemantauan sendiri regimen
dgn kondisi sperti sizoprenia tlh menunjukan suatu pengobatan dan dalam beberapa situasi, memantau
kejadian ketidakpatuhan yg tinggi. parameter respons. Dalam menggunakan kalender
• Regimen Terapi obat tetentu dan kartu pengingat obt yg diuraikan
Terapi Multi Obat : Makin byk jenis dan jmlh terdahulu, pasien mempertahankan perekaman
obat yg digunakan pasien, smakin tinggi resiko kelanjutan dr penggunaan obt yg ditulis
ketidakpatuhan 2. Pemantauan Apoteker : Peranan apoteker dlm
Frekuensi Pemberian : pemberian obt pd jangka meminalkan ketidakpatuhan tdk berakhir apabila
waktu yg sering, mebuat ketikpatuhan lebih resep telah didispensing.
mungkin krn jadwal rutin normal atau jdwal kerja 3. Komunikasi Apoteker dengan Pasien
pasien akan terganggu utk pengambilan satu dosis keputusan hrs dibuat ttg informasi apa akan
obat dan dalam banyak kasus pasien akan lupa, diberikan kpd pasien, berhubungan dgn status penyakit dan
tidak mau susah atau malu berbuat demikian. terapi obat mereka pentingnya mengadakan peryimbangan
Durasi dari Terapi : berbagai studi menunjukan yg teliti dlm membuat keputusan itu perlu diketahui. Hal ini
bahwa tingkat ketidakpatuhan menjadi lbih besar, tlh menjadi pertentangan besar, berkaitan dgn
apabila periode pengobatan lama. perkembangan sisipan informasi dlm kemasan obat pasien.
Krn sebagian org merasa bahwa pemberian informasi yg
Bu Ani Anggriani M.Si., Apt (smt 5)
sangat luas dan sangat spesifik berkenaan dgn efek mengingat mengenai rincian yg berkaitan dgn penggunaan
merugikan dan lain2. sebenarnya dpt mengecilkan hati obat. No/ krn itu rincian ditulis pd etiket wadah obat resep.
(menakutkan) pasien menggunakan obatnya. Namun hrs • Bahan Audioisual
diketahui bahwa informasi tertulis dan luas, merupakan penggunaan audiovisual mgkin penting dlm situasi
suatu suplemen dan itu tidak menggantikan konsultasi tertentu krn pasien mungkin lbh baik kemampuannya, utk
dokter serta apoteker dgn pasien. menvisualisasikan sifat kesakitannya atau cara obatnya
• Komunikasi Verbal/Konseling bekerja atau cara menggunakannya (misalnya, pemberian
komunikasi antara apoteker dan pasien ttg insulin)
penggunaan obat, dpt dilakukan baik verbal atau tertulis. • Terapi Terkendali
Walaupun itu dpt ditambah dan diperkuat dgn intruksi Disarankan agar pasien rawat tinggal (PRT) diberi
tertulis, komunikasi verbal adalah aspek paling penting dari tanggung jawab melakukan pengobatan sendiri sebelum
edukasi pasien. dibebaskan
• Komunikasi Tertulis • Motivasi Pasien
penekanan pd komunikasi verbal, hendaknya tdk diharapkan o/ byk orang bhw pasien yg
diinterpretasikan bhw komunikasi tertulis tdk pnting. berpengetahuan ttg kesakitan dan regimen terapinya lebih
Walaupun wktu kunjungan dokter atau apoteker, pasien dpt mungkin patuh.
mengerti cara menggunakan obat, kmudian ia tdk dpt
KONSELING
DEFINI Konseling merup. proses interaktif antara apoteker • Memaksimalkan efek terapi
dgn pasien/kluarga utk meningkatkan pengetahuan, • Memaksimalkan resiko ROM
pemahaman, kesadaran dan kepatuhan sehingga terjadi • Meningkatkan cost effectiveness
perubahan prilaku dlm penggunaan obat dan • Menghormati pilihan pasien dlm menjalankan
menyelesaikan masalah yg dihadapi pasien terapi
2. Merubah obat tidak aktif (prodrug) menjadi Faktor-faktor yang berpengaruh pada ikatan protein obat
bentuk aktifnya 1. Sifat fisikokimia obat
2. Konsentrasi obat dalam tubuh
3. Tidak merubah sifat obat (aktif tetap aktif) 3. Protein
4. Jumlah protein yang tersedia untuk ikatan obat
4. Merubah senyawa menjadi lebih polar. Supaya protein
5. Kualitas atau sifat fisikokimia protein yang
mudah larut dalam urin untuk dikeluarkan
disintesa
6. Afinitas antara obat dan protein meliputi besarnya
tetapan asosiasi
7. Interaksi obat
8. Kompetisi obat dengan zat lain pada tempat ikatan
protein
9. Perubahan protein oleh substansi yang
memodifikasi afinitas obat terhadap protein,
sebagai contoh aspirin mengasetilasi residu lisin
dari albumin
10. Kondisi patofisiologik dari pasien, Sebagai contoh:
Beberapa parameter yang harus kita perhatikan ikatan obat protein dapat menurun pada penderita
uremia dan penderita penyakit hepatik
1. MEC atau Minimum Effect Concentration
merupakan kadar minimal yang harus dicapai obat Indikasi : dari suatu khasiat a/ penggunaan dari
agar berefek. Jika konsentrasi obat masih dibawa suatu obat
MEC maka obat belum berefek Kontraindikasi : tidak diberikan pada keadaan
2. MTC atau Minimum Toxic Concentration tertentu/penggunaan obat yang tidak
merupakan kadar dimana obat mulai bersifat diperbolehkan
toksis bagi tubuh. c/ paracetamol diindikasikan sebagai analgetik dan
3. Therapeutic Range merupakan konsentrasi dimana antipiretik, dikontraindikasikan gangguan fungsi
obat berefek dalam batas yang aman dan tidak hati
toksik. beberapa obat seperti digoksin memiliki Perhatian/peringatan : Daftar W waarschuwing
therapeutic range yang sempit sehingga dalam (peringatan)
pengobatan harus berhati-hati karena jika
berlebihan dapat menyebabkan toksisitas
4. Onset merupakan waktu dimana obat mulai
berefek atau memasuki MEC
5. t max merupakan waktu dimana kadar obat dalam
plasma sampai pada puncaknya
6. Cmax merupakan kadar maksimum yang dapat
dicapai obat pada plasma
7. AUC atau Area Under Curve menunjukkan jumlah
obat di dalam plasma
8. Duration of Action menunjukkan rentang waktu
dimana obat berefek (memasuki MEC) sampai
tidak berefek (turun dari MEC)
• JUMLAH JENIS OBAT DAN SEDIAAN BERTAMBAH Dokter penulis resep, apoteker,perawat,dan pasien
BANYAK memerlukan informasi yg objektif.
• PUSTAKA BERKAITAN DENGAN OBAT BANYAK • Informasi obat
Semua informasi hrs dievaluasi Setiap data atau pengetahuan objektif, diuraikan
• UNIT baru secara ilmiah dan terdokumentasikan mencakup
SIO farmakologi ,toksikologi,dan farmakoterapi obat
Staf apoteker spesialis IO • Informasi obat mencakup
Komputer Nama kimia, struktur dan
peralatan=c/ e-book sifat2,identifikasi,indikasi,mekanisme kerja,waktu
Pustaka mutakhir pemberian,dosis,ADME,efek samping,reaksi
merugikan,kontraindikasi,interaksi,
• Dasar penggunaan obat yang tepat harga,keuntungan,toksisitas, data klini, data
Akses kepada informasi yg relevan secara klinik, penggunaan obat, pengobatan pasien
mutakhir,khas pd
pengguna,independen,objektif,unbiased
Bu Ani Anggriani M.Si., Apt (smt 5)
• perlengkapan
DEFINISI PIO
1. Pengumpulan, Sasaran informasi obat
pengkajian,pengevaluasian,pengindeksan,pengorg 1. DOKTER :
anisasian,penyimpanan, Menetapkan sasaran terapi dan titik akhir dari
terapi obat
peringkasan,pendistribusian,penyebaran serta
Pemilihan ZA terapi yg paling tepat u/terapi
penyampiaan informasi ttg obat dalam berbagai
obat yg bergantung pd variabel penderita dan
btrk dan berbagai metode kpd pengguna nyata
ZA
dan yg mungkin (charles)
Penulisan regimen obat yg palin tepat
2. Kegiatan yg dilakukan o/apoteker untuk
Pemantauan efek dari terapi obat didasarkan
memberikan informasi secara akurat,jelas,dan
pd indeks dari efek
terkini kpd dokter , apoteker,profesi,ke lainnya
Pemilihan metode u/pemberian obat
dan pasien (permenkes no 30 thn 2014)
2. PERAWAT
3. Kegiatan pelayanan yg dilakukan oleh apoteker Informasi yg dibutuhkan perawat pd umumnya hrs
untuk memberi informasi secara akurat,tidak bias segera dan ringkas adalah yg plg penting
dan terkini kepada c/ bahan pengencer suatu rekonstitusi sediaan
dokter,apoteker,perawat,profesi kesehatan obat,kedalaman injeksi yg diberikan,gejala efek
lainnya dan pasien (Menkes 1197,2004) samping,masalah ikompatibilitas,penaganan gejala
efek samping
Permenkes no 30 thn 2014
1. TUJUAN 3. Penderita
a. Dalam tahap pengambilan sejarah
Menyediakan informasi mengenai obat kpd tenaga oba&tahap pemantauan efek obat serta
kes lai di ligkugan puskesmas,pasien dan tahap edukasi dan konseling dlm
masyarakat rangkaian proses pengguaan obat data yg
Menyediakan informasi u/membuat kebijakan yg
kurang ilmiah, kebutuhannya mendesak
berhubungan dgn obat
Menunjang penggunaan obat yg rasional b. c/penggunaan obat bebas, obar resep
2. KEGIATAN
Memberikan dan menyebarkan informasi kpd 4. APOTEKER
konsumen secara pro aktif dan pasif Apoteker mampu menjawab prtanyaan sendiri dan
Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga bertindak sbg sumber utama dr informasi obat
kes mll telepon,surat atau tatap muka bagi prof lain,dan
Membuat buletin,leaflet,label obat,poster,majalah mempunyai pustaka acuan yg memadai dan
dinding,dll pengetahuan ttg sumber alternatif dr IO
3. LANJUTAN KEGIATAN 5. SEKELOMPOK ORANG / TIM
Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat c/ klpmk peneliti klinik,tim investigasi
jalan ,rawat inap serta masyarakat obat,PFT,panitia EPO,memerlukan pelayanan
Melakukan pendidikan/atau pelatihan bagi tenaga informasi data paling mutakhir
kefarmasian dan tenaga kesehatan lainya terkait
RUANG LINGKUP PIO
dengan obat dan bahan medis habis pakai
• PIO UNTUK MENJAWAB PERTANYAAN
Mengkoordinasikan penelitian terkait obat dan • PIO UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN PFT (Panitia
kegiatan pelayanan kefarmasian Farmasi Terapi)
• PIO DALAM BENTUK PUBLIKASI
Faktor2 yg diperhatikan : • PIO UNTUK EDUKASI
• PIO UNTUK EPO
• Sumber informasi obat • PIO DALAM STUDI OBAT INVESTIGASI
• Tempat
• Tenaga
Bu Ani Anggriani M.Si., Apt (smt 5)
• PUSTAKA TERSIER
Memuat informasi yg diambil dari pustaka primer
Pustaka acuan yg sering digunakan,mudah,dapt memenuhi permntaan informasi
c/- buku teks
- artikel kaji ulang
- kompendia
- pedoman
• SUMBER LAIN
C/ komunikasi dengan tenaga ahli
- brosur peneliti