PENDAHULUAN
gemar membaca pada dasarnya bukanlah hal yang mudah dilakukan setiap orang
tua dan pendidik. Hal ini dapat saja terjadi karena faktor usia anak sekolah kelas 1
Akhirnya, orang tua hanya bisa menyerahkan semua ini kepada orang lain yang
tidak bisa membiarkan semua ini berlalu begitu saja ada hal-hal yang harus
dilakukan untuk merangsang kemampuan anak sejak dini. Untuk mencapai hal
Pada dasarnya tidak ada patokan kapan seorang anak dikatakan siap untuk
pendekatan kepada anak hal yang bersifat menyenangkan dan harus disadari
bahwa belajar membaca adalah suatu proses yang timbul karena dukungan
lingkungan.
1
Pendidik dituntut perannya untuk dapat menciptakan lingkungan yang
mendukung kesiapan anak. Hal yang tidak dapat terlepas dalam proses belajar
yang disampaikan dalam bentuk yang nyata. Juga terdapat unsur kesenangan dan
bermain sehingga pada akhirnya belajar membaca bukanlah hal yang menakutkan
buat mereka dan menyeramkan, tetapi merupakan hal yang menyenangkan bagi
siswa. Kondisi demikian berdampak pada hasil belajar siswa yang masih relatif
rendah, yaitu dibuktikan dengan nilai rata-rata pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia siswa kelas 1 SDN Dusunan Kecamatan Tinombo yaitu 61,34 nilai ini
belum mencapai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan 65.
masih sangat kurang. Hal ini disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar siswa
media ini dapat membuat siswa bergairah belajar, dapat menarik minat siswa , dan
membuat proses belajar mengajar jadi efektif dan efisien. Selain itu, dengan
2
pajangan media gambar siswa dapat melihat langsung apa yang mewakili kata
gambar?
diajarkan.
2. Bagi Guru: dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menerapkan
yang baik bagi sekolah sebagai bahan acuan untuk penelitian tingkat
lanjut.
4. Bagi Peneliti: untuk menambah pengetahuan peneliti terutama
3
BAB II
a. Hakikat Membaca
adalah informasi dari tes dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca
membaca yang sesuai dengan tes dan kontes dalam membaca. Strategi ini
bervariasi sesuai dengan jenis tes dan tujuan membaca. Ketiga, membaca
yang senang membaca suatu tes yang bermanfaat, akan menemui beberapa
tujuan yang ingin dicapainya, tes yang dibaca seseorang harus mudah
beberapa huruf dan kata. Juel dalam Sanjaya, (2007:17) mengartikan bahwa
membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam
kalimat dan struktur bacaan. Hasil akhir dari proses membaca adalah
(1988:33) mengartikan minat membaca anak adalah suatu perhatian yang kuat
4
dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca
manfaat membaca, frekuensi membaca dan jumlah buku bacaan yang pernah
tidak semata-mata terletak pada tes atau pembaca saja. Sebagai suatu proses
membaca terdiri atas dua bagian yaitu proses membaca dan produk membaca.
yakni pemahaman pembaca atas gagasan penulis yang tertuang dalam tulisan.
aspek yang terlibat dalam proses membaca secara harmonis sehingga terjadi
5
komunikasi antara penulis dan pembaca. Dengan demikian, pengertian
membaca juga dapat ditelusuri dari segi komunikasi antara penulis dengan
b. Minat Membaca
dan adanya rasa keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas membaca dan
merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau
kecil sebab minat membaca pada anak tidak akan terbentuk dengan sendirinya,
tetapi sangat dipengaruhi oleh stimulasi yang diperoleh dari lingkungan anak.
6
perlu menanamkan kesadaran akan pentingnya membaca dalam kehidupan
anak, setelah itu baru guru di sekolah, teman sebaya dan masyarakat.
adalah pada masa peka, yaitu sekitar usia 5 s/d 6 tahun. Kemudian minat
c. Tujuan Membaca
dimaksud di antaranya :
menikmati bacaan;
3. Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan;
4. Menggali simpanan pengetahuan atau skema siswa tentang suatu
topik;
5. Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa;
yaitu: (1) Menggunakan pernyataan yang jelas dan tepat tentang apa yang
harus diperhatikan atau dicari oleh siswa ketika membaca, dan (2)
7
Memberikan gambaran yang mudah ditangkap oleh siswa tentang apa yang
Jika tujuan membaca telah ditetapkan oleh guru, siswa akan berpikir
membaca yang ditujukan oleh guru akan menjadi model bagi siswa pada
setiap saat ia akan membaca, yaitu merumuskan tujuan lebih dulu, kemudian
topik bacaan yang telah dikenalnya, mereka akan dengan mudah dapat
memahami isi bacaan. Demikian juga, jika kosakata dan bentuk-bentuk tata
bahasa yang ada dalam suatu bacaan yang disajikan guru kepada mereka telah
dikenalnya, mereka akan dengan mudah dapat memahami isi bacaan itu. Ini
berarti, guru harus memperhatikan kedua faktor itu ketika menyusun alat
yang sudah diakarabi siswa harus merupakan pilihan pada prioritas pertama.
karena itu, alat ukur yang paling tepat digunakan berbentuk tes. Ada dua jenis
tes yang dapat digunakan untuk menguji kemampuan membaca siswa SD,
8
1. Tes Pemahaman Kalimat
rendah, tes seperti ini terasa cukup sukar karena kemampuan membaca mereka
masih terbatas. Oleh karena itu, dalam menyusun tes pemahaman kalimat,
guru harus memilih cara yang tepat agar tidak membuat siswa frustasi karena
tidak mampu mengerjakan tes. Ada dua cara yang dapat ditempuh guru dalam
penggunaan struktur, dan pemahaman isi wacana. Tes ini dapat diberikan di
kelas tinggi dan kelas rendah. dengan sendirinya, bahan dan tingkat
Tes pemahaman wacana terdiri atas tes pilihan ganda dan tes isian
rumpang.
pendeknya wacana yang dibaca. Wacana pendek berupa teks bacaan yang
9
terdiri atas 35-75 kata, sedangkan wacana panjang adalah teks bacaan yang
wacana pendek atau hanya satu wacana panjang, semuanya disertai dengan
beberapa pertanyaan.
d. Konsep Media
perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli
untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan
sebagainya. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari
perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli
10
lanjut bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/
jarang digunakan oleh guru pada saat proses belajar mengajar tersebut.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor pemahaman yang kurang, serta
kesulitan pemilihan media yang tepat terhadap materi sains biologi pada saat
pelajaran biologi. Contoh benda nyata adalah flora dan fauna yang dapat
e. Media Gambar
Media gambar adalah suatu alat peraga berupa media yang termasuk
media visual, yakni pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol
panjang dan lebar, media gambar dapat dirancang sendiri sesuai dengan materi
11
Penggunaan media gambar sangat diperlukan dalam upaya
lain. Media gambar berfungsi untuk menyalurkan pesan dan penerima sumber
memperjelas sajian ide, menghiasi fakta yang mungkin akan cepat terlupakan
12
dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Media gambar juga dapat
mengatasi batasan ruang dan waktu. Media gambar juga dapat mengatasi
juga dapat juga dapat digunakan tanpa memerlukan alat khusus. Selain itu,
media gambar atau foto juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu gambar
hanya menekan persepsi indra mata, gambar benda yang terlalu kompleks
kelompok besar. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar gambar itu
baik sebagai media pendidik, setidaknya gambar itu akan cocok dengan tujuan
hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
Setiap siklus terdiri atas empat tahap yang mengacu pada model Kemmis dan MC
2007:425).
Keterangan
0 : Pratindakan
1 : 4 1
Rencana siklus
2 : Pelaksanaan siklus 1
7 a
3 : Observasi siklus 1
4 : Refleksi
2 siklus 1
5 : Rencana siklus 2 0
6 : Pelaksanaan siklus 2
7 : 8 Observasi siklus 2
8 : Refleksi siklus 2 1
b
a : Siklus 1
b 6 : Siklus 2
14
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Dusunan, yang menjadi obyek peneliti
adalah kelas 1 yang berjumlah 30 orang siswa yang terdiri atas 13 orang siswa
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus
membaca permulaan. Apa yang dilakukan pada siklus kedua sampai hasil yang
Siklus Pertama:
1. Perencanaan
a.
Membuat rencana pembelajaran (RP)
b.
Menyiapkan materi dan kegiatan belajar
c.
Membuat lembaran observasi
d.
Membuat alat evaluasi
2. Pelaksanaan
a. Melakukan proses belajar mengajar sesuai dengan perencanaan
b. Melakukan observasi
c. Melakukan evaluasi
3. Observasi
Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap siswa dan guru dalam belajar
mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Hal ini
15
langkah pembelajaran dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar
mengajar.
4. Refleksi
Siklus Kedua:
ingin dicapai seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Hasil
yang diperoleh dalam tahap ini dikumpulkan dan dianalisis. Hasil yang diperoleh
Jenis data dalam penelitian ini, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif merupakan jenis data yang diperoleh dari kemampuan guru
16
hasil evaluasi kemampuan siswa membaca permulaan yang dipaparkan dengan
menggunakan angka-angka.
Jumlah skor
Presentase nilai rata-rata (NR) = x 100
Skor maksimal
17
2. Ketuntasan belajar secara klasikal
Suatu kelas dikatakan tuntas secara klasikal, jika 85% atau lebih siswa
tuntas belajar.
Indikator keberhasilan penilaian ini adalah jika daya serap invidual siswa
minimal 65% dan ketuntasan klasikal rata-rata 85% (Depdikbud, 2001). Indikator
b. Pelaksanaan Tindakan
dua siklus dengan alokasi waktu 4x35 menit dalam satu kali pertemuan. Untuk
18
mengukur tingkat kemampuan siswa kelas 1 SDN Dusunan Kecamatan Tinombo,
Siklus Pertama:
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Observasi
Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap siswa dan guru dalam belajar
mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Hal ini
mengajar.
4. Refleksi
19
Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi kembali hasil tindakan yang telah
Siklus Kedua:
ingin dicapai seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Hasil
yang diperoleh dalam tahap ini dikumpulkan dan dianalisis. Hasil yang diperoleh
BAB IV
20
Data yang diambil sebagai hasil penelitian berupa:
adalah:
1. Kegiatan pembelajaran
pengetahuan siswa.
g. Memberi tugas kepada kepada siswa kelompok dengan petunjuk yang jelas.
2. Metode
21
a. Menggunakan metode yang bervariasi.
maksimal.
3. Materi pembelajaran
4. Teknik pembelajaran
miliki.
5. Evaluasi
guru bidang studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, yaitu Ibu Jaslihah,
22
5 = sangat baik
4 = baik
3 = cukup
2 = kurang
1 = sangat kurang
Adapun hasil observasi dari kegiatan guru (peneliti) pada siklus pertama
dan kedua, dapat dilihat pada tabel 4.1.1 dan 4.1.3 di bawah ini:
Tabel 4.1.1
Siklus Kesatu
Uraian 1 2 3 4 5
1. Kegiatan membuka pelajaran
1.1 Terampil membuka √
pelajaran
1.2 Tujuan pelajaran yang √
akan dicapai jelas
1.3 Memanfaatkan berbagai √
tekhnik dan variasi
pertanyaan untuk
menggali pengetahuan
siswa
1.4 Berusaha menciptakan √
suasana yang
komunikatif dan
menyenangkan
1.5 Mengorganisasikan √
langkah-langkah kegiatan
dengan sistematis dan
mengarah pada
pencapaian tujuan
23
1.6 Memberikan bimbingan √
kepada siswa yang
mengalami kesulitan
1.7 Memberikan perhatian √
secara merata kepada
setiap siswa
1.8 Memberikan kesempatan √
kepada siswa untuk
mengemukakan
ide/gagasan
1.9 Terampil menutup √
pelajaran
2. Metode
2.1 Menggunakan metode √
yang bervariasi
2.2 Metode sesuai dengan √
materi
2.3 Metode yang digunakan √
memungkinkan
keterlibatan siswa
secara maksimal
2.4 Penggunaan media yang √
sesuai
3. Materi pembelajaran √
3.1 Sesuai tingkat √
kemampuan dan
kebutuhan siswa
3.2 Menarik minat siswa √
3.3 Memungkinkan siswa √
aktif/berpartisipasi di
dalam KBM
3.4 Memungkinkan siswa √
mempunyai peluang
yang seluas-luasnya
untuk mengembangkan
empat aspek
keterampilan bagi siswa
4. Teknik pembelajaran √
4.1 Menciptakan suasana √
24
yang kondusif untuk
belajar (menyenangkan)
4.2 Memudahkan siswa √
untuk mengingat kembali
pengetahuan yang
mereka miliki
4.3 Memberikan peluang √
siswa untuk
menunjukkan hasil kerja
mereka
5. Evaluasi
5.1Evaluasi dilakukan dalam √
bentuk penilaian proses
dan penilaian hasil
Jumlah - - 3 10 10
Pengamat
Jaslihah, S.Pd.
kelas 1 SDN Dusunan Kecamatan Tinombo. Hal ini dapat dikatakan dari
komponen yang diamati tak ada satupun yang dinilai sangat kurang.
Sedangkan yang bernilai cukup ada 3 aspek, bernilai baik ada 10 aspek, dan
bernilai sangat baik ada 10 aspek. Melihat komponen kemampuan guru dalam
Pada siklus kedua, setelah melihat hasil observasi pada siklus kesatu, guru
25
Adapun hasil observasi kegiatan tahap kedua terhadap guru (peneliti) dapat
Tabel 4.1.2
Hasil Observasi terhadap Guru pada Siklus Kedua
Uraian 1 2 3 4 5
1. Kegiatan membuka pelajaran
1.1 Terampil membuka √
pelajaran
1.2 Tujuan pelajaran yang √
akan dicapai jelas
1.3 Memanfaatkan berbagai √
tekhnik dan variasi
pertanyaan untuk
menggali pengetahuan
siswa
1.4 Berusaha menciptakan √
suasana yang
komunikatif dan
menyenangkan
1.5 Mengorganisasikan √
langkah-langkah kegiatan
dengan sistematis dan
mengarah pada
pencapaian tujuan
1.6 Memberikan bimbingan √
kepada siswa yang
mengalami kesulitan
1.7 Memberikan perhatian √
secara merata kepada
setiap siswa
1.8 Memberikan kesempatan √
kepada siswa untuk
mengemukakan
ide/gagasan
26
1.9 Terampil menutup √
pelajaran
2. Metode
2.1 Menggunakan metode √
yang bervariasi
2.2 Metode sesuai dengan √
materi
2.3 Metode yang digunakan √
memungkinkan
keterlibatan siswa
secara maksimal
2.4 Penggunaan media yang √
sesuai
3. Materi pembelajaran √
3.1 Sesuai tingkat √
kemampuan dan
kebutuhan siswa
3.2 Menarik minat siswa √
3.3 Memungkinkan siswa √
aktif/berpartisipasi di
dalam KBM
3.4 Memungkinkan siswa √
mempunyai peluang
yang seluas-luasnya
untuk mengembangkan
empat aspek
keterampilan bagi siswa
4. Teknik pembelajaran √
4.1 Menciptakan suasana √
yang kondusif untuk
belajar (menyenangkan)
4.2 Memudahkan siswa √
untuk mengingat kembali
pengetahuan yang
mereka miliki
4.3 Memberikan peluang √
siswa untuk
menunjukkan hasil kerja
mereka
27
5. Evaluasi
5.1Evaluasi dilakukan dalam √
bentuk penilaian proses
dan penilaian hasil
Jumlah - - - 2 21
Pengamat
Jaslihah, S.Pd.
kedua di kelas 1 SDN Dusunan Kecamatan Tinombo. Hal ini dapat dikatakan
kurang, kurang dan cukup. Sementara yang bernilai baik sebanyak 2 dan
mengalami peningkatan. Oleh karena itu, observasi terhadap guru untuk siklus
observasi kegiatan siswa siklus kesatu, siswa diberikan tugas oleh guru
Pada siklus kesatu perhatian siswa masih kurang terhadap materi yang
disampaikan oleh guru. Banyak siswa yang kurang berpartisipasi dalam proses
28
belajar mengajar, sehingga proses belajar mengajar tidak berjalan sesuai yang
Pertanyaan yang muncul dari siswa hanya terdiri atas beberapa orang yang
Pada siklus kedua siswa juga dibagi diberikan tugas membaca permulaan
pembelajarannya adalah media gambar (Lampiran II), dan disiklus kedua ini
siswa dalam membaca permulaan pada siklus kesatu yang akan diuraikan
Tabel 4.1.3
Hasil Observasi Proses Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 SDN Dusunan
Kecamatan Tinombo melalui Media Gambar pada Siklus Satu
1 Dela P √ √ √ √ 4 Baik
2 Agung L √ √ √ √ 4 Baik
3 Moh. Rafli L √ √ √ √ 4 Baik
4 Pertiwi P √ √ √ - 3 Cukup
5 Ipan L √ √ - √ 3 Cukup
6 Refalina P √ √ - √ 3 Cukup
7 Tora L √ - √ √ 3 Cukup
Ferdiansyah
8 Yuni P - √ - √ 2 Kurang
9 Salwa P √ - √ - 2 Kurang
10 Ferdianto L √ - - √ 2 Kurang
29
11 Arul L √ - √ - 2 Kurang
12 Susan P √ - - - 1 Sangat
Kurang
13 Putri Ayu P - √ - - 1 Sangat
Kurang
14 Fandi L - - - √ 1 Sangat
Kurang
15 Farahmita P - - √ - 1 Sangat
Kurang
16 Rifal L - √ √ - 2 Kurang
17 Wikram L √ √ - - 2 Kurang
18 Zulfikri L - √ √ √ 3 Cukup
19 Syindi P √ √ √ - 3 Cukup
20 Raudha P √ √ - - 2 Kurang
Tuljannah
21 Fitriyani P √ - - √ 2 Kurang
22 Putri P - √ √ - 2 Kurang
23 Aliysa P √ √ √ √ 4 Baik
24 Nadia P - √ √ √ 3 Cukup
25 Swandi L √ √ - √ 3 Cukup
26 Moh. Nur L √ √ √ √ 4 Baik
27 Nur Afriani P - √ √ - 2 Kurang
28 Nawir L - √ √ √ 3 Cukup
29 Wazira P - √ - √ 2 Kurang
30 Siti P - √ - - 1 Sangat
Nurhaliza Kurang
bahwa dari 30 orang siswa yang mengikuti proses pembelajaran ada 14 orang
30
yang dikategorikan berhasil karena mendominasi beberapa aspek (minimal
memenuhi 4 aspek) penilaian yang telah ditentukan dengan kriteria 5 orang yang
mendapat nilai baik, dan 9 orang yang mendapat nilai cukup. Sedangkan, yang
tidak berhasil sebanyak 16 orang dengan kategori kurang 11 orang dan kurang
media gambar dikategorikan tidak berhasil karena kategori tidak berhasil pada
siklus kesatu lebih banyak dibandingkan yang berhasil. Dengan demikian, tetap
media gambar dikatakan tidak berhasil. Tentu saja, data hasil penelitian proses ini
memperoleh data yang lebih konkrit, upaya selanjutnya adalah evaluasi penilaian
hasil secara individu. Pada penilaian hasil ini, siswa ditugaskan untuk melakukan
31
2. Lafal 3
3. Kelancaran 2
4. Keberanian 3
Jumlah 10
X
DSI = x 100
Y
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya
Tabel 4.1.4
Hasil Penilaian Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 SDN Dusunan
Kecamatan Tinombo melalui Media Gambar pada Siklus Kesatu
32
Ferdiansyah
8. Yuni 1 2 1 1 5 50
9. Salwa 2 2 2 3 9 90
10. Ferdianto 2 3 2 3 10 100
11. Arul 2 2 2 2 8 80
12. Susan 1 2 1 2 6 60
13. Putri Ayu 1 1 1 2 5 50
14. Fandi 1 1 2 2 6 60
15. Farahmita 2 1 1 2 6 60
16. Rifal 1 1 1 3 6 60
17. Wikram 2 3 1 2 8 80
18. Zulfikri 2 2 1 1 6 60
19. Syindi 1 2 2 2 7 70
20. Raudha 2 2 1 1 6 60
Tuljannah
21 Fitriani 2 2 1 1 6 60
22 Putri 1 2 2 2 7 70
23 Aliysa 2 3 2 3 10 100
24 Nadia 1 1 1 3 6 60
25 Swandi 2 2 2 1 7 70
26 Moh. Nur 1 1 1 2 5 50
27 Nur Afriani 1 2 1 1 5 50
28 Nawir 2 3 2 3 10 100
29 Wazira 1 3 2 2 8 80
30 Siti Nurhaliza 1 1 2 2 6 60
Jumlah
Penulis
Kalsum
media gambar masih rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai akhir yang
dicapai oleh siswa yakni dari 30 orang siswa yang membaca permulaan
33
berdasarkan media gambar (lampiran I) hanya 16 orang yang memiliki daya
serap individu (DSI) sesuai dengan hasil yang diharapkan atau dalam kategori
tuntas yaitu 4 orang yang mendapat nilai 10, 5 orang yang mendapat nilai 9, 4
orang yang mendapat nilai 8, dan 3 orang yang mendapat nilai 7 sedangkan
sisanya adalah termasuk dalam kategori tidak berhasil atau tidak tuntas yaitu
10 orang yang mendapat nilai 6, dan 4 orang yang mendapat nilai 5. Oleh
karena itu, tindakan selanjutnya pada siklus kedua tetap dilanjutkan karena
NR = = x 100 % = 7,26 %
218
∑ Ss x 100 30
∑S
Keterangan:
NR = Nilai rata-rata
34
PTK = = x 100 % = 53,3 %
∑ T x 100 16
30
∑S
Keterangan:
mencapai 80%.
kriteria penilaian yang telah ditetapkan. Apabila nilai rata-rata yang diperoleh
gambar dikatakan berhasil, dan apabila nilai rata-rata yang diperoleh siswa di
bawah 80%, maka kegiatan tersebut dinyatakan belum berhasil karena hal ini
permulaan melalui media gambar pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Oleh
35
perolehan nilai belajar klasikal siswa 53,3%. Oleh karena itu, perlu
ditingkatkan lagi agar pencapaian nilai siswa lebih baik dari siklus kesatu,
media gambar seperti yang dilakukan pada siklus kesatu. Setelah dilakukan
tindakan pada siklus kesatu dan telah diketahui hasilnya yang masih
Siklus kedua ini, peneliti juga melakukan penilaian proses dan penilaian hasil
mengetahui hasil penilaian proses dapat dilihat dalam tabel 4.1.5 sebagai
berikut:
Tabel 4.1.5
Hasil Observasi Proses Membaca Permulaan Siswa Kelas 1 SDN Dusunan
melalui Media Gambar pada Siklus Dua
1 Dela P √ √ √ √ 4 Baik
2 Agung L √ √ √ √ 4 Baik
3 Moh. Rafli L √ √ √ √ 4 Baik
4 Pertiwi P √ √ √ √ 4 Baik
5 Ipan L √ √ √ √ 4 Baik
6 Refalina P √ √ √ √ 4 Baik
7 Tora L √ √ √ √ 4 Baik
Ferdiansyah
8 Yuni P √ √ √ √ 4 Baik
9 Salwa P √ √ √ √ 4 Baik
10 Ferdianto L √ √ √ √ 4 Baik
11 Arul L √ √ √ √ 4 Baik
12 Susan P √ √ √ √ 4 Baik
13 Putri Ayu P √ √ √ √ 4 Baik
14 Fandi L √ √ √ √ 4 Baik
36
15 Farahmita P √ √ √ √ 4 Baik
16 Rifal L √ √ √ √ 4 Baik
17 Wikram L √ √ √ √ 4 Baik
18 Zulfikri L √ √ √ √ 4 Baik
19 Syindi P √ √ √ √ 4 Baik
20 Raudha P √ √ √ √ 4 Baik
Tuljannah
21 Fitriyani P √ √ √ √ 4 Baik
22 Putri P √ √ √ √ 4 Baik
23 Aliysa P √ √ √ √ 4 Baik
24 Nadia P √ √ √ √ 4 Baik
25 Swandi L √ √ √ √ 4 Baik
26 Moh. Nur L √ √ √ √ 4 Baik
27 Nur Afriani P √ √ √ √ 4 Baik
28 Nawir L √ √ √ √ 4 Baik
29 Wazira P √ √ √ √ 4 Baik
30 Siti P √ √ √ √ 4 Baik
Nurhaliza
Berhasil : 30 Orang
Kalsum
bahwa melalui melalui media gambar dapat membuat siswa lebih antusias
37
merupakan hasil akhir dari kemampuan membaca permulaan siswa, karena
yang lebih penting adalah penilaian hasil yang dilakukan oleh guru terhadap
Kecamatan Tinombo siklus kedua dapat dilihat dalam tabel 4.1.6 berikut:
Tabel 4.1.6
38
15. Farahmita 2 3 2 3 10 100
16. Rifal 2 2 2 3 9 90
17. Wikram 1 3 2 2 8 80
18. Zulfikri 2 3 2 2 9 90
19. Syindi 1 2 2 2 7 70
20. Raudha 2 2 2 1 7 60
Tuljannah
21 Fitriani 2 3 2 2 9 90
22 Putri 2 2 2 3 9 90
23 Aliysa 2 3 2 3 10 100
24 Nadia 1 1 2 3 7 70
25 Swandi 2 3 2 3 10 100
26 Moh. Nur 2 3 2 3 10 100
27 Nur Afriani 1 3 2 3 9 90
28 Nawir 2 3 2 3 10 100
29 Wazira 1 3 2 2 8 80
30 Siti 2 3 2 3 10 100
Nurhaliza
Jumlah
Penulis
Kalsum
media gambar sudah mencapai kategori maksimal. Hal ini dapat dibuktikan
dengan nilai akhir yang dicapai oleh siswa yakni dari 30 orang siswa yang
mendapat nilai sesuai dengan yang diharapkan yakni 3 orang yang mendapat
nilai akhir 7, 3 orang yang mendapat nilai akhir 8, 10 orang yang mendapat
39
nilai akhir 9, dan 14 orang yang mendapat nilai akhir 10. Oleh karena itu,
tindakan selanjutnya pada siklus ketiga tidak dilanjutkan lagi karena hasil
NR = = x 100 % = 9,16 %
275
∑ Ss x 100 30
∑S
Keterangan:
NR = Nilai rata-rata
40
Seluruh kelas dikatakan tuntas belajar jika persentase klasikal sudah
mencapai 80%.
gambar dikatakan berhasil, dan apabila nilai rata-rata yang diperoleh siswa di
bawah 80%, maka kegiatan tersebut dinyatakan belum berhasil karena hal ini
bahwa siswa kelas 1 SDN Dusunan dalam membaca permulaan melalui media
atau sesuai dengan target yang diharapkan. Oleh karena itu, siklus selanjutnya
tidak dilaksanakan.
gambaran bahwa pada siklus kesatu kemampuan guru dalam melakukan kegiatan
pembelajaran di kelas dinyatakan belum berhasil karena dari beberapa aspek yang
dinilai diperoleh nilai cukup 3, nilai baik 10 dan sangat baik 10. Melihat masih
ada komponen penilaian yang perlu diperbaiki, maka siklus kedua dilanjutkan dan
41
pembelajaran mengalami peningkatan yakni dari komponen penilaian diperoleh 2
nilai baik dan 21 nilai sangat baik. Selanjutnya, pada penilaian siswa diperoleh
nilai akhir dan total nilai rata-rata hasil evaluasi pembelajaran membaca
permulaan pada siklus kesatu diperoleh gambaran bahwa siswa kelas 1 SDN
klasikal siswa 53,3%. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan karena hasil
diinginkan belum tercapai. Pada siklus kedua diperoleh total nilai ketuntasan
belajar klasikal siswa yakni 100 % atau masuk kategori tinggi yang sesuai dengan
42
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
siswa pada siklus kesatu diperoleh nilai daya serap individu siswa (DSI) yakni
dari 30 orang siswa 4 orang yang mendapat nilai akhir 100, 5 orang yang
mendapat nilai akhir 90, 4 orang yang mendapat nilai akhir 80, 3 orang yang
mendapat nilai akhir 70, 10 orang yang mendapat nilai 60, dan 4 orang yang
mendapat nilai daya serap individu 50 dengan total nilai ketuntasan belajar
klasikal sebesar 53,3 %. Kemudian, pada siklus kedua kemampuan siswa dalam
membaca permulaan melalui media gambar meningkat. Hal ini dapat dilihat dari
perolehan nilai daya serap individu siswa (DSI) yakni dari 30 orang siswa 3 orang
yang mendapat nilai 70, 3 orang yang mendapat nilai 80, 10 orang yang mendapat
nilai 90, dan 14 orang yang mendapat nilai 100 dengan total nilai ketuntasan
belajar klasikal sebesar 100%. Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa pada siklus
kedua yang telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan yaitu nilai ketuntasan
43
belajara klasikal mencapai 80 % maka siklus ketiga tidak dilanjutkan lagi. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa melalui media gambar kemampuan siswa
ditingkatkan.
5.2 Saran-saran
berikut:
menarik minat siswa untuk belajar, sehingga siswa lebih kreatif dalam proses
belajar mengajar.
44
DAFTAR PUSTAKA
Budiasih dan Zuchdi. 1997. Konsep Pembelajaran Teoritis dan Praktis. Bandung :
Remaja Karya.
H.B., Usman, dkk. 2005. Pedoman Penyusunan dan Penelitan Karya Ilmiah. Palu :
Universitas Tadulako Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Mukiyat dan Sucahyono. 2004. Sumber dan Media Pendidikan. Malang : PPPG IPS dan
PMP.
Mulyati yeti, dkk. 2007. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
45
Salma. 2004. Manfaat Media Pembelajaran Siswa dalam Belajar. Bandung : Angkasa.
Sudjana, N. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Umar, Salha. 2007. Perkembangan Kemampuan Bahasa Anak TK. Gorontalo: Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo.
Usman, Moh. Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Zainuri dan Endang Rohayati, 1997. Sumber dan Media Pembelajaran IPS. Malang :
PPPG IPS dan PMP.
Wardani, I.G.A.K. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
46