Anda di halaman 1dari 29

PEMROGRAMAN BILANGAN BULAT

ALGORITMA TRANSPORTASI

Materi Diskusi Kuliah


Riset Operasi
Kamis Pukul14.20 WIB Ruang Kuliah 18
Sabtu Pukul11.30 WIB Ruang Kuliah 1

Oleh
Kelompok 7
1. Nahda Cindy Aprilia 120210101108
2. Anis Fitriatun Ni’mah 120210101111
3. Perdana Arief Sandy 120210101112
4. Loviga Deny Pratama 120210101116
5. Ahmad Faizul Karim 120210101117
6. Ryan Arief Firmansyah 120210101123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
Semester Ganjil 2014– 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul ‘Pemrograman Bilangan Bulat Algoritma Transportasi’
. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi
keguruan.Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki masih kurang. Oleh kerena itu kami berharap kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Jember, 11 Oktober 2014

Penyusun
1.1 PENGANTAR MATERI
Matematika merupakan bahasa. Hampir di setiap mata pelajaran
terdapat unsur matematika. Tidak terkecuali di bidang kelompok mata
pelajaran social. Kita telahmempelajari matematika sejak masih di taman
kanak-kanak. Ilmu matematika dasar seperti penjumlahan, pengurangan,
perkalian maupun pembagian yang kita dapatkan. Selain itu, aplikasi dari ilmu
dasar tersebut juga sudah kita terpakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama
dalam bidang ekonomi.
Ekonomi merupakan salah satu bagian dari matematika yang paling
banyak menerapkan matematika. Di dalam dunia bisnis, tidak hanya
pemahaman tentang ekonomi saja yang dibutuhkan. Akan tetapi kemahiran
dalam matematika juga dibutuhkan. Hal ini karena ekonomi setiap saat selalu
bergelut dengan matematika. Perhitungan utang piutang, strategi perusahaan
dalam produksi dan pemasaran juga membutuhkan matematika agar
perusahaan bisa menekan pengeluaran dan meningkatkan pendapatan.
Tujuan dari pembuatan makalah sebagai materi diskusi ini adalah untuk
menjelaskan tentang Pemrograman Bilangan Bulat yaitu Algoritma
Transportasi agar mahasiswa dapat mengetahui, memahami, dan terampil
membuat program dan memahaminya.

1.2 RUANG KONSEP


1. Bentuk Standar
Sebuah masalah transportasi melibatkan m sumber daya (sources),
dimana pada masing-masingnya tersedia ai (i  1,2,..., m) unit satuan
produk homogen, dan n tempat alamat (destinations), yang masing-
masing membutukan b j ( j  1,2,..., n) unit produk ini. Bilangan-bilangan

ai dan b j adalah bulat positif. Biaya c ij untuk mentransportasikan satu

unit produk dari sumber ke-i ke tujuan (tempat alamat) ke-j diketahui
untuk tiap-tiap i dan j. Di sini dianggap bahwa total penawaran, (supply)
dan permintaan sama yaitu :
m n

 ai   b j
i 1 j 1 (8.1)

Persamaan (8.1) dijamin terpenuhi dengan cara menciptakan

sebuah tempat alamat khayal dengan permintaan yang sama dengan

surplus jika permintaan total lebih kecil daripada total penawaran, atau

sebuah sumber khayal dengan penawaran yang sama dengan

kekurangannya jika total permintaan melampaui total penawaran (lihat

Soal 8.1).

Misalkan xij menyatakan jumlah unit (yang tidak diketahui)

yang akan dikirimkan dari sumber i ke tempat j. Maka model

matematik standar bagi persoalan ini adalah :


m n
z   cij xij
minimumkan : i 1 j 1

n
dengan kendala : x
j 1
ij  ai (i  1,..., m)
(8.2)
m

x
i 1
ij  b j ( j  1,..., n)

dansemua xijbulat dan tak negatif

2. Algoritma Transportasi
Aproksimasi pertama terhadap sistem (8.2)selalu bulat dan dengan
demikian selalu merupakan pemecahan optimal. Algoritma Transportasi
adalah metode simpleks yang dikhususkan terhadap format (bentuk) Tabel
8-1, dan melibatkan :
i. mencari suatu pemecahan awal yang layak;
ii. menguji apakah pemecahan ini optimal;
iii. memperbaiki pemecahannya jika ia tidak optimal; dan
iv. mengulangi kembali langkah-langkah 2 dan 3 hingga diperoleh
pemecahan yang optimal.
Tempat alamat
1 2 3 ... n Suplai ui
c11 c12 c13 c1n
1 ... a1 u1
x11 x12 x13 x1n
c21 c22 c23 c2n
2 ... a2 u2
x21 x22 x23 x2n
......... ......... ......... ......... ......... ......... ........ ...

Sumber daya cm1 cm2 cm3 cmn


M ... am um
xm1 xm2 xm3 xmn
Permintaan b1 b2 b3 ... bn
vj v1 v2 v3 ... vn

Tabel 8-1

3. Pemecahan-Dasar Awal

A. Aturan Sudut Barat-Laut (North-west corner rule).

Langkah-langkah dari metode Vogel yaitu :

1. Alokasikan sel pertama pada contohnya sel x11 dalam Tabel 8-1

sebanyak mungkin unit tanpa melanggar kendala –kendalanya. Ini

akan lebih kecil daripada a1 dan b1.

2. Apabila jumlah permintaan lebih besar daripada jumlah

penawaran maka menambahkan variabel buatan.

3. Setelah itu, jika masih ada beberapa suplai(penawaran) yang

tersisa, maka kita lanjutkan dengan berpindah satu sel ke kanan,

atau jika tidak, kita berpindah satu sel ke bawah.

4. Pada tiap-tiap langkah, alokasikan sebanyak mungkin pada sel

(variabel) yang ditinjau tanpa melanggar kendalanya :

 Jumlah dari alokasi baris ke-i tidak boleh melebihi a1.


 Begitupula jumlah alokasi kolom ke-j tidak boleh melebihi bj.

 Tidak ada alokasi yang negatif.

 Alokasinya dapat saja bernilai nol.

B. Metode Vogel

Langkah-langkah dari metode Vogel yaitu :

1. Untuk tiap-tiap baris dan kolom yang memiliki beberapa suplai

atau permintaan yang tersisa, hitunglah selisihnya, yang

merupakan selisih tak-negatif antara kedua biaya pengiriman

terkecil cijyang berhubungan dengan variabel-variabel yang

belum ditetapkan nilainya dalam baris atau kolom tersebut.

2. Tinjau baris atau kolom yang selisihnya terbesar; jika ia ternyata

seri, pilihlah secara sebarang salah satunya.

3. Dalam baris atau kolom ini, lokasikan variabel (sel) yang tak-

ditetapkan nilainya yang memiliki ongkos pengiriman satuan

terkecil dan alokasikan padanya sebanyak mungkin unit tanpa

melanggari kendala-kendalanya.

4. Hitung kembali selisih-selisih yang baru ini dan ulangi kembali

prosedur di atas hingga semua permintaan terpenuhi.

5. Variabel-variabel yang nilainya ditetapkan melalui salah satu dari

prosedur-prosedur awal ini, menjadi variabel-variabel dasar

dalam pemecahan awal.

6. Sedangkan variabel-variabel yang tak-ditetapkan nilainya

merupakan variabel tak-dasar dan oleh karena itu nilainya nol.

7. Selanjutnya kita gunakan perjanjian kedua bahwa variabel-

variabel tak dasar tidak ditulis dalam Tabel 8-1 dengan pengertian
bahwa nilai dari variabel-variabel tak dasar ini nol dan

menuliskan alokasi-alokasi dari variabel dasar dengan huruf tebal.

Aturan sudut barat-laut adalah aturan yang paling sederhana

dari kedua aturan untuk diterapkan. Tetapi metode Vogel, yang

memperhitungkan biaya pengiriman unit, pemecahan awalnya selalu

mendekati pemecahan optimal.

4. Uji Optimalitas
Tetapkan salah satu (sembarang) dari uiatau vj dalam Tabel 8-1 harga
nol dan hitunglah uidan vjyang sisa sehingga untuk tiap-tiap variabel dasar
ui+vj = cij. Kemudian, untuk tiap-tiap variabel tak-dasar, hitunglah besaran
cij – ui – vj. Jika semua besaran yang terakhir ini tak-negatif, maka
pemecahan ini optimal; jika tidak, pemecahannya tidak optimal. Lihat soal
8.4 dan 8.8.

5. Memperbaiki Pemecahan
Definisi: sebuah lup(loop) aalah suatu barisan sel-sel dalam tabel 8-1
yang sedemikian rupa sehingga:
a. tiap-tiap pasangan sel yang berturutan terletak dalam baris
yang sama atau kolom yang sama;
b. tidak ada sel berturutan yang terletak dalam baris atau
kolom yang sama;
c. sel pertama dan yang terakhir dari barisan sel ini terletak
dalam baris atau kolom yang sama;
d. tidak ada sel yang muncul dari sekali dalam barisan sel ini.

Contoh 8.1 barisan – barisan {(1,2),(1,4),(2,4),(2,6),(4,6),(4,2)}dan


{(1,3),(1,6),(3,6),(3,1),(2,1),(2,2),(4,2),(4,4),(2,4),(2,3)} yang dituliskan
berturut-turut dalam Gambar 8-1 dan 8-2 adalah loop. Perhatikan bahwa
dalam rangkaian ini, sebuah baris atau kolom dari tabel dapat memiliki
lebih daripada dua buah sel (seperti baris kedua dari Gambar 8-2) tetapi
tidak ada lebih daripada dua buah sel berturutan.

Tinjaulah variabel tak-dasar yang berpedoman dengan harga paling negatif


dari besaran cij – ui – vj yang dihitung dalam uji optimalitas. Besaran tak-
dasar ini dijadikan variabel pemasukan (incoming variabel). Bentuklah
sebuah loop yang bentuknya eksklusif terdiri dari variabel (sel) pemasukan
ni dan variabel-variabel (sel-sel) dasar yang baru. Kemudian alokasikan
bagi sel pemasukan ini sebanyak mungkin unit sedemikian rupa sehingga
setelah dilakukan pnyesuaian yang sesuai pada sel-sel lain dalam
rangkaian ni, kendala-kendala suplai dan permintaan tidak dilanggar,
semua alokasi tak-negatif, dan salah satu dari variabel-variabel dasar yang
lama telah direduksi menjadi nol (yang dengan demikian tidak lagi
menjadi variabel dasar).

6. Turun-Derajat (Degeneracy)
Berdasarkan persyaratan (8.1), maka halnya terdapat n + m – 1
persamaan kendala dalam sistem (8.2) yang bebas. Maka, menurut soal-
soal 3.13 dan 3.14, sebuah pemecahan dasar yan layak yang tak
turunderajat (nondegenerate) akan dicirikan oleh harga-harga positif n +
m -1 buah variabel bebas. Jika proses memperbaiki pemecahan dasar yang
diperoleh menghasilkan dua atau lebih variabel yang direduksikan secara
serempak menjadi nol, maka hanya satu variabel sajayang diperkenankan
menjadi tak-dasar (meskipun yan diingini adalah variabel yang
berhubungan dengan biaya-biaya pengiriman unit yang tertinggi).
Variabel-variabel lainnya tetap merupakan variabel-variabel dasar, tetapi
dengan alokasi nol, yang dengan demikian membuat pemecahan dasar
yang baru turun-derajat (degenerate).
Aturan sudut barat-laut selalu menghasilkan suatu pemecahan dasar
(soal 8.2); tetapi dapat terjadi bahwa aturan ini gagal menghasilkan n + m
– 1 buah harga positif (soal 8.3), sehingga dengan demikian menghasilkan
sebuah pemecahan yang turun-derajat. Jika dipergunakan metode Vogal,
dan ternyata tidak menghasilkan jumlah nilai positif yang sama, maka
harus diperkenalkan beberapa variabel tambahan dengan alokasi nol
sebagaivariabel dasar (lihat soal 8.6). pemilihan ini sembarang dengan
catatan: variabel-variabel dasar tidak dapat membentuk loop dan biasanya
lebih cenderung diberikan pada variabel-variabel dngan biaya-biaya
pengiriman yang terendah.
Memperbaiki suatu pemecahan yang turun-derajat dapat
berkesudahan dengan penggantian suatu variabel dasar yang bernilai nol
dengan variabel dasar lain yang juga bernilai nol. (ini terjadi pada
perbaikan pertama dalam soal 8.4). meskipun kedua pemecahan yang
turun-derajat ini secara efektif adalah sama hanya penamaan variabel-
variabel dasar yang telah berubah, sedangkan nilainya tetap. Tetap iterasi
tambahan ini perlu agar algoritma transportasi dapat dilanjutkan.

1.3 CONTOH SOAL


1. Sebuah perusahan yang menggunakan mobil menghadapi suatu masalah
alokasi yang merupakan akibat dari perjanjian sewa-menyewa yang
memperkenankan mobil-mobilnya untuk tidak dikembalikan ke tempat
asal dimana mereka semula disewa. Pada saat ini, perusahaan ini hanya
memiliki dua lokasi (sumber) yang masing-masing menyimpan 15 dan 13
buah mobil, dan dua lokasi (tempat tujuan) yang masing-masingnya dapat
menampung 9, 6, 7 dan 9 buah mobil. Biaya transportasi unit (dalam
dolar) antara lokasi-lokasi ini adalah sebagai berikut.
Tujuan Tujuan Tujuan Tujuan
1 2 3 4
Sumber 1 45 17 21 30
Sumber 2 14 18 19 31

Susunlah tabel transportasi awal (tabel 8-1) bagi skedul biaya


minimumnya dan carilah pemecahan optimalnya dengan menggunakan
Aturan barat-laut!
Jawab
Tabel transportasi awal
Jumlah permintaan  9+6+7+9=31
Jumlah persediaan  15 + 13 = 28
Karena jumlah permintaan lebih dari jumlah persediaan maka kita
ciptakan sebuah sumber buatan (dummy) yang suplainya sama dengan
kekurangan 3 unit di atas. Karena pada kenyataanya, pengiriman dari
sumber buatan (khayal) ini tidak pernah terjadi, maka biaya pengirimannya
kita samakan dengan nol. Alokasi positif dari sumber ini ke suatu tempat
tujuan menyatakan mobil-mobil yang tidak dapat dikirimkan yang
disebabkan karena kurannya suplai. Alokasi positif ini adalah kekurangan
yang akan dialami suatu tempat tujuan menurut skedul pengiriman
optimal. Sehingga tabel transportasi awalnya adalah sebagai berikut :
Pertama kita menentukan elemen x1 dengan menetapkan harga
minimum terlebih dahulu yaitu a1 = 15 dan b1 = 9. Jadi x11 = 9. Dengan
demikian masih tersisa enam buah mobil surplus pada sumber pertama.
Selanjutnya kita pndah satu sel kekanan dan menetapkan x 12 = 6. Karena
kedua alokasi ini menghabiskan suplai mobil disumber pertama, maka kita
pindah satu sel ke bawah dan meninjau x22. Tetapi perhatikan bahwa
permintaan di tempat tujuan ke dua telah dipenuhi oleh alokasi x12. Karena
kita tidak dapat mengirimkan tambahan mobil kepadanya tanpa melebihi
permintaannya, maka kita harus menentapkan x22 = 0 dan kemudian
berpindah satu sel ke kanan. Dengan melanjutkan cara-cara ini, maka kita
peroleh pemecahan turun derajad (yang lebih kurang dari pada 4+3-1=6
buah elemen positif) yang ditunjukkan seperti pada tabel berikut:
Tabel 1 B
Untuk menentukan apakah alokasi awal pada tabel diatas adalah
optimal, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung
suku-suku ui dan vj terhadap sel-sel variabel dasar dari tabel. Dengan
memilih secara sembarang u2= 0 (karena beris ke dua mengandung lebih
banya variabel dari pada baris atau kolom yang lainnya, maka pemilihan
ini akan menyederhanakan pemecahannya), maka didapatkan:
Sel (2,2) : u2 + v2 = c22, 0 +v2 = 18, atau v2= 18
Sel (2,3) : u2 + v3 = c23, 0 +v3 = 19, atau v3 = 19
Sel (2,4) : u2 + v4 = c24, 0 +v4 = 31, atau v4 = 31
Sel (1,2) : u1 + v2 = c12, u1 +18 = 17, atau u1 = -1
Sel (1,1) : u1 + v1 = c11, -1 +v1 = 45, atau v1 = 46
Sel (3,4) : u3 + v4 = c34, u3 +31 = 0, atau u3 = -31
Selanjutnya menghitung besaran-besaran cij – ui – vj untuk tiap-tiap sel
variabel tak dasar. Yaitu:
Sel (1,3) : c13 – u1 – v3 = 21 – (-1) – 19 = 3
Sel (1,4) : c14 – u1 – v4 = 30 – (-1) – 31 = 0
Sel (2,1) : c21 – u2 – v1 = 14 – 0 – 46 = 32
Sel (3,1) : c31 – u3 – v1 = 0 – (-31) – 46 = -15
Sel (3,2) : c32 – u3 – v2 = 0 – (-31) – 18 = 13
Sel (3,3) : c33 – u3 – v3 = 0 – (-31) – 19 = 12
Hasil-hasil ini di catat dalam tabel baru sebagai berikut:
Karena sekurang-kurangnya satu dari nilai-nilai (cij – ui – vj) ini negatif,
maka pemecahan tidak optimal dan pemecahan yang lebih baik dapat
diperoleh dengan memperbanyak alokasi pada variabel (sel) yang memiliki
elemen negatif terbesar.

Tabel 1 C

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa sel (2,1) memiliki elemen
negatif terbesar, jadi pada sel tersebut kita letakkan sebuah tanda plus tebal
(yang menandakan satu kenaikan) dan membuat sebuah rangkaian tertutup
bergaris tebal yang berisi sel (2,1) dan sel-sel variabel dasar lainnya seperti
yang ditunjukkan pada tabel di atas. Kemudian naikkan alokasi pada sel
(2,1) sebanyak mungkin, dan pada saat yang sama menyesuaikan alokasi-
alokasi dari sel lain dari rangkaian tertutup ini agar tidak melanggar
kendala-kendala suplai, permintaan atau tak negatif. Alokasi positif yang
sembarang pada sel (2,1) akan memaksa x22 menjadi negatif. Untuk
mencegahnya, dengan tetap mempertahankan x21 sebagai variabel dasar,
maka kita tetapkan x21 = 0 dan menyingkirkan x22 dari himpunan variabel-
variabel dasar dalam rangkaian tertutup. Pemecahan dasar yang baru ini,
yang juga turun derajat diberikan dalam tabel berikut:

Tabel 1 D
Selanjutnya periksa lagi apakah pemecahan ini optimal dengan cara
yang sama seperti pada langkah sebelumnya yaitu dengan menghitung u i
dan vj yang baru terhadap variabel-variabel dasar baru, dan kemudian cij –
ui – vjbagi tiap-tiap sel variabel tak dasar. Sehingga didapatkan hasil
seperti yang tercantum pada tabel berikut.
1 2 3 4 Suplai ui
45 17 21 30
1 15 0
(29) 6 3 6
14 18 19 31
2 13 -20
9 (3) 4 (3)
0 0 0 0
(Buatan ) 3 3 -30
(14) (3) (9) 3
Permintaan 9 6 7 9
vj 16 17 21 30

Tabel 1H
Setelah dilakukan satu uji optimalis ( negatif) lagi dan sebagai akibat
pengubahan basisnya, kita peroleh table 1h, yang mana juga
memperlihatkan hasil-hasil dari uji optimalis dari pemecahan dasar yang
baru. Terlihat bahwa setiap cij - ui -vj tak negative, karena itu, pemecahan
yang baru ini optimal. Yaitu, x12* = 6, x13 *=3, x14* = 6, x21* = 9, x23* = 4,

x34* = 3, dengan variable-variabel lainnya bukan merupakan variable-


variabel dasar dan oleh karena itu harganya nol. Selanjutnya.
z* = 6(17) + 3(21) + 6(30) + 914) + 4(19) +3(0) = $547
Kenyataan bahwa ada beberapa alokasi positif yang berasal dari
sumber buatan menunjukkan bahwa tidak semua permintaan dapat
dipenuhi dibawah skedul optimal ini. Secara terinci, tempat tujuan 4 akan
menerima tiga buah mobil lebih kurang dari pada yang dibutuhkannya.

2. Gunakan metode Vogel untuk menentukan suatu pemecahan dasar awal


bagi persoalan transportasi dalam Contoh Soal 1.
Jawab
Kedua nilai terkecil dalam baris 1a adalah 17 dan 21, dimana selisih
antar keduanya adalah 4. Kedua nilai terkecil dalam baris 2 adalah 4 dan
18; selisihnya juga 4. Kedua nilai terkecil dalam baris ketiga adalah 0
kedua-duanya.; jadi selisihnya 0. Ulangi analisis ini pada kolom-kolom,
kita hasilkan selisih yang diperlihatkan disamping table 5a. karena selisih
terbesar, yang ditandai dengan tanda +, terjadi dalam kolom 4, maka
variable (sel) dalam kolom ini kita lokasikan sebagai biaya pengiriman
unit yang terkecil dan mengalokasikan sebanyak mugkin unit padanya.
Jadi x34 = 3, menghabiskan suplai dari sumber3 dan mengeliminasi baris 3
dari tinjauan selanjutnya.
Sekarang kit hitung lagi selisih- selisih bagi tiap-tiap baris dan kolom
denga tidak mengacu pada elemen-elemen dalam baris 3. Hasi
perhitungannya diperlihatkan disamping table 5b, diman elemen x bagi
selisih kedua dalam baris berarti bahwa baris ini telah dieleminasikan.
Selisih terbesar terdapat dalam kolom 1, dan variable yang memiliki harga
terndah dalam kolom ini adalah x21 ( karena baris 3 tidak lagi ditinjau ).
Kita tetapkan x21 = 9, sehingga memenuhi permintaan tempat tujuan 1.
Karena itu, kolom 1 tidak akan termasuk dalam perhitungan-perhitungan
berikutnya.
Selisih-selisih baru, dengan baris 3 dan kolom 1 dieleminasikan,
diperlihatkan disamping table 5c, dimana ada x lagi lagi yang
menunjukkan bahwa disini tidak perlu dilakukan suatu perhitungan.
Selisih terbesarnya dalam baris 1 dan variable yang memiliki harga uni
terendah dalam baris ini adalah x12. Perhatikan bahwa meskipun jika c11
lebih keci dari 17, kita tidak akan memilih x11 karena ia terdapat dalam
kolom yang dieleminasikan. Kita mengambil x12 = 6, sehingga dengan
demikian memenuhi permintaan tempat tujuan 2 dan mengeyampingkan
kolom 2 dari perhitungan selanjutnya.
Selisih-selisih yang baru dengan baris 3 dan kolom 1 & 2 tidak lagi
ditinjau diperlihatkan di samping tabel 5d. Selisih terbesar disini terdapat
dalam baris 2, dan harga terkecil dalam baris itu dan kolom yang masih
ditinjau adalah 19. Dengan demikian, kita tetapkan x23 = 4, yang mana
dengan penetapan sebelumnya x21= 9 menghabiskan suplai dari sumber 2
dan mengenyampingkan baris 2 dari tinjauan selanjutnya.
Dengan didominasikan baris 2 dan 3, maka kita tidak dapat lagi
menghitung selisih-selisih dari kolom-kolom yang sisa.ini menandakan
bahwa alokasi-alokasi yang sisa sudah tertentu. Disini kita harus memilih
x13=3 dan x14=6 jika kita hendak memenuhi semua permintaan tanpa
melampaui persediaan-persediaannya. Hasilnya adalah alokasi yang
diperlihatkan dalam Tabel 1H adalah optimal.
Jadi, pemecahan yang baru ini optimal yaitu, x12* = 6, x13 *=3, x14* =

6, x21* = 9, x23* = 4, x34* = 3, dengan variable-variabel lainnya bukan


merupakan variable-variabel dasar dan oleh karena itu harganya nol.
Sehingga,
z* = 6(17) + 3(21) + 6(30) + 914) + 4(19) +3(0) = $547
1.4 LATIHAN SOAL
1. Perusahan roti yang terdiri dari Pabrik A dan Pabrik B dapat memproduksi
suatu roti istimewa dari kedua pabriknya dengan kapasitas produksi
jumlah roti masing-masing pabrik adalah 2500 dan 2100. Empat restoran
ingin membeli roti ini dengan permintaan yang mereka inginkan yaitu
1800,2300, 550, 1750. Biaya transportasi unit (dalam sen) antara lokasi-
lokasi ini adalah sebagai berikut.
Restoran Restoran Restoran Restoran
1 2 3 4
Pabrik A 6 8 11 9
Pabrik B 12 6 8 5

Tentukan suatu skedul penyerahan bagi perusahaan roti ini yang akan
memaksimumkan keuntungan totalnya dari roti istimewa ini dan carilah
pemecahan optimalnya dengan menggunakan :
a. Aturan barat-laut
b. Metode Vorgel

Penyelesaian
a. Aturan barat-laut
Tabel transportasi awal
Jumlah permintaan  1800 + 2300 + 550 + 1750=6400
Jumlah persediaan  2500 + 2100 = 4600
Karena jumlah permintaan lebih dari jumlah persediaan maka kita
ciptakan sebuah sumber buatan (dummy) yang suplainya sama dengan
kekurangan 1800 buah di atas. Sehingga tabel transportasi awal sebagai
berikut:
1 2 3 4 Suplai ui
6 8 11 9
1 2500

12 6 8 5
2 2100

0 0 0 0
(Buatan ) 3 1800

Permintaan 1800 2300 550 1750


vj
Tabel 1 A

Pertama kita menentukan elemen x1 dengan menetapkan harga minimum


terlebih dahulu yaitu a1 = 2500 dan b1 = 1800. Jadi x11 = 1800. Dengan
demikian masih tersisa 700 buah kue surplus pada sumber pertama.
Selanjutnya kita pindah satu sel kekanan dan menetapkan x 12 = 700.
Karena kedua alokasi ini menghabiskan suplai kue disumber pertama,
maka kita pindah satu sel ke bawah dan meninjau x22. Tetapi perhatikan
bahwa permintaan di tempat tujuan ke dua adalahsebesar 2300 kue
sedangkan sudah dipenuhi oleh alokasi x12sebesar 700 kue. Sehingga pada
sel x22 harus memenuhi permintaan yaitu sebesar 1600. Karena kedua
alokasi ini sudah memenuhi permintaan kedua, maka kita pindah satu sel
ke kanan dan meninjau x23. Tetapi sebelumnya kita perhatikan sumber
surplus pada sumber kedua yitu sebesar 2100 kue, sedangkan sudah di
penuhi pada alokasi x22 sebesar 1600. Sehingga pada sel x23 harus
menghabiskan suplai disumber kedua yaitu sebesar 500. Karena kedua
alokasi ini menghabiskan suplai kue disumber kedua, maka kita pindah
satu sel ke bawah dan meninjau x33. Tetapi perhatikan bahwa permintaan
di tempat tujuan ke tiga adalahsebesar 550 kue sedangkan sudah dipenuhi
oleh alokasi x23sebesar 500 kue. Sehingga pada sel x33 harus memenuhi
permintaan yaitu sebesar 50. Karena kedua alokasi ini sudah memenuhi
permintaan ketiga, maka kita pindah satu sel ke kanan dan meninjau x 34.
Tetapi sebelumnya kita perhatikan sumber surplus pada sumber ketiga
yaitu sebesar 1800 kue, dan jumlah permintaannya sebesar 1750
sedangkan sudah di penuhi pada alokasi x33 sebesar 50. Sehingga pada sel
x34 harus menghabiskan suplai disumber ketiga yaitu sebesar 1750.
Sehingga sesuai dengan permintaan ke empat. Dengan melanjutkan cara-
cara ini, maka kita peroleh pemecahan turun derajad (yang lebih kurang
dari pada 4+3-1=6 buah elemen positif) yang ditunjukkan seperti pada
tabel berikut:
1 2 3 4 Suplai ui
6 8 11 9
1 2500
1800 700
12 6 8 5
2 2100
1600 500
0 0 0 0
(Buatan ) 3 1800
50 1750
Permintaan 1800 2300 550 1750
vj
Tabel 1 B

Untuk menentukan apakah alokasi awal pada tabel diatas adalah optimal,
maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung suku-
suku ui dan vj terhadap sel-sel variabel dasar dari tabel. Dengan memilih
secara sembarang u= 0, misal kita pilih u1 = 0, maka didapatkan:
Sel (1,1) : u1 + v1 = c11, 0 +v1 = 6, atau v1= 6
Sel (1,2) : u1 + v2 = c12, 0 +v2 = 8, atau v2 = 8
Sel (2,2) : u2 + v2 = c22, u2+8 = 6, atau u2 = -2
Sel (2,3) : u2 + v3 = c23, -2+v3 = 8, atau v3= 10
Sel (3,3) : u3 + v3 = c33, u3+10 =0, atau u=3-10
Sel (3,4) : u3 + v4 = c34, -10+v4 = 0, atau v4 = 10
Selanjutnya menghitung besaran-besaran cij – ui – vj untuk tiap-tiap sel
variabel tak dasar. Yaitu:
Sel (1,3) : c13 – u1 – v3 = 11 – 0 – 10 = 1
Sel (1,4) : c14 – u1 – v4 = 9 – 0 – 10 = -1
Sel (2,1) : c21 – u2 – v1 = 12 – (-2) – 6 = 8
Sel (2,4) : c24 – u2 – v4 = 5 – (-2) – 10 = -3
Sel (3,1) : c31 – u3 – v1 = 0 – (-10) – 6 = 4
Sel (3,2) : c32 – u3 – v2 = 0 – (-10) – 8 = 2
Hasil-hasil ini di catat dalam tabel baru sebagai berikut:
Karena sekurang-kurangnya satu dari nilai-nilai (cij – ui – vj) ini negatif,
maka pemecahan tidak optimal dan pemecahan yang lebih baik dapat
diperoleh dengan memperbanyak alokasi pada variabel (sel) yang
memiliki elemen negatif terbesar.

1 2 3 4 Suplai ui
6 8 11 9
1 2500 0
1800 700 (1) (-1)
12 6 8 5
2 2100 -2
(8) 1600 500 (-3)
0 0 0 0
(Buatan ) 3 1800 -10
(4) (2) 50 1750
Permintaan 1800 2300 550 1750
vj 6 8 10 10
Tabel 1 C
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa sel (2,4) memiliki elemen negatif
terbesar, jadi pada sel tersebut kita letakkan sebuah tanda plus tebal (yang
menandakan satu kenaikan) dan membuat sebuah rangkaian tertutup
bergaris tebal yang berisi sel (2,4) dan sel-sel variabel dasar lainnya seperti
yang ditunjukkan pada tabel di atas. Kemudian naikkan alokasi pada sel
(2,4) sebanyak mungkin, dan pada saat yang sama menyesuaikan alokasi-
alokasi dari sel lain dari rangkaian tertutup ini agar tidak melanggar
kendala-kendala suplai, permintaan atau tak negatif. Alokasi positif yang
sembarang pada sel (2,4) akan memaksa x23 menjadi negatif. Untuk
mencegahnya, dengan tetap mempertahankan x24 sebagai variabel dasar,
maka kita tetapkan x24 = 500 dan menyingkirkan x23 dari himpunan
variabel-variabel dasar dalam rangkaian tertutup. Pemecahan dasar yang
baru ini, yang juga turun derajat diberikan dalam tabel berikut:
1 2 3 4 Suplai ui
6 8 11 9
1 2500
1800 700
12 6 8 5
2 2100
1600 500
0 0 0 0
(Buatan ) 3 1800
550 1250
Permintaan 1800 2300 550 1750
vj
Tabel 1 D

Selanjutnya periksa lagi apakah pemecahan ini optimal dengan cara yang
sama seperti pada langkah sebelumnya yaitu dengan menghitung ui dan vj
yang baru terhadap variabel-variabel dasar baru, dan kemudian cij – ui –
vjbagi tiap-tiap sel variabel tak dasar. Sehingga didapatkan hasil seperti
berikut.
Dengan memilih secara sembarang u= 0, misal kita pilih u1 = 0, maka
didapatkan:
Sel (1,1) : u1 + v1 = c11, 0 +v1 = 6, atau v1= 6
Sel (1,2) : u1 + v2 = c12, 0 +v2 = 8, atau v2 = 8
Sel (2,2) : u2 + v2 = c22, u2+8 = 6, atau u2 = -2
Sel (2,4) : u2 + v4 = c24, -2+v4 = 5, atau v4= 7
Sel (3,3) : u3 + v3 = c33, -7+v3=0, atau v3 = 7
Sel (3,4) : u3 + v4 = c34, u3+7= 0, atau u3 = -7
Selanjutnya menghitung besaran-besaran cij – ui – vj untuk tiap-tiap sel
variabel tak dasar. Yaitu:
Sel (1,3) : c13 – u1 – v3 = 11 – 0 – 7 = 4
Sel (1,4) : c14 – u1 – v4 = 9 – 0 – 7 = 2
Sel (2,1) : c21 – u2 – v1 = 12 – (-2) – 6 = 8
Sel (2,3) : c23 – u2 – v3 = 8 – (-2) – 7 = 3
Sel (3,1) : c31 – u3 – v1 = 0 – (-7) – 6 = 1
Sel (3,2) : c32 – u3 – v2 = 0 – (-7) – 8 = -1
Hasil-hasil ini di catat dalam tabel baru sebagai berikut:
1 2 3 4 Suplai ui
6 8 11 9
1 2500 0
1800 700 (4) (2)
12 6 8 5
2 2100 -2
(8) 1600 (3) 500
0 0 0 0
(Buatan ) 3 1800 -7
(1) (-1) 550 1250
Permintaan 1800 2300 550 1750
vj 6 8 7 7
Tabel 1 E
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa sel (3,2) memiliki elemen negatif
terbesar, jadi pada sel tersebut kita letakkan sebuah tanda plus tebal (yang
menandakan satu kenaikan) dan membuat sebuah rangkaian tertutup
bergaris tebal yang berisi sel (3,2) dan sel-sel variabel dasar lainnya seperti
yang ditunjukkan pada tabel di atas. Kemudian naikkan alokasi pada sel
(3,2) sebanyak mungkin, dan pada saat yang sama menyesuaikan alokasi-
alokasi dari sel lain dari rangkaian tertutup ini agar tidak melanggar
kendala-kendala suplai, permintaan atau tak negatif. Alokasi positif yang
sembarang pada sel (3,2) akan memaksa x34 menjadi negatif. Untuk
mencegahnya, dengan tetap mempertahankan x32 sebagai variabel dasar,
maka kita tetapkan x32 = 1250 dan menyingkirkan x34 dari himpunan
variabel-variabel dasar dalam rangkaian tertutup. Pemecahan dasar yang
baru ini, yang juga turun derajat diberikan dalam tabel berikut:
1 2 3 4 Suplai ui
6 8 11 9
1 2500
1800 700
12 6 8 5
2 2100
350 1750
0 0 0 0
(Buatan ) 3 1800
1250 550
Permintaan 1800 2300 550 1750
vj
Tabel 1 F
Selanjutnya periksa lagi apakah pemecahan ini optimal dengan cara yang
sama seperti pada langkah sebelumnya yaitu dengan menghitung ui dan vj
yang baru terhadap variabel-variabel dasar baru, dan kemudian cij – ui –
vjbagi tiap-tiap sel variabel tak dasar. Sehingga didapatkan hasil seperti
berikut.
Dengan memilih secara sembarang u= 0, misal kita pilih u1 = 0, maka
didapatkan:
Sel (1,1) : u1 + v1 = c11, 0 +v1 = 6, atau v1= 6
Sel (1,2) : u1 + v2 = c12, 0 +v2 = 8, atau v2 = 8
Sel (2,2) : u2 + v2 = c22, u2+8 = 6, atau u2 = -2
Sel (2,4) : u2 + v4 = c24, -2+v4 = 5, atau v4= 7
Sel (3,2) : u3 + v2 = c32, u3+8= 0, atau u3 = -8
Sel (3,3) : u3 + v3 = c33, -8+v3=0, atau v3 = 8
Selanjutnya menghitung besaran-besaran cij – ui – vj untuk tiap-tiap sel
variabel tak dasar. Yaitu:
Sel (1,3) : c13 – u1 – v3 = 11 – 0 – 8 = 3
Sel (1,4) : c14 – u1 – v4 = 9 – 0 – 7 = 2
Sel (2,1) : c21 – u2 – v1 = 12 – (-2) – 6 = 8
Sel (2,3) : c23 – u2 – v3 = 8 – (-2) – 8 = 2
Sel (3,1) : c31 – u3 – v1 = 0 – (-8) – 6 = 1
Sel (3,4) : c34 – u3 – v4= 0 – (-8) – 7 = 1
Hasil-hasil ini di catat dalam tabel baru sebagai berikut:
1 2 3 4 Suplai ui
6 8 11 9
1 2500 0
1800 700 (3) (2)
12 6 8 5
2 2100 -2
(8) 350 (2) 1750
0 0 0 0
(Buatan ) 3 1800 -8
(2) 1250 550 (1)
Permintaan 1800 2300 550 1750
vj 6 8 8 7
Tabel 1 G

Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak terdapat elemen


∗ ∗ ∗
negatif. Maka pemecahan ini optimal. Yaitu 𝑥11 = 1800, 𝑥12 = 700, 𝑥22 =
∗ ∗ ∗
350, 𝑥24 = 1750, 𝑥32 = 1250, 𝑥33 = 550, dengan variabel-variabel
lainnya bukan merupakan variabel-variabel dasar dan oleh karena itu
harganya nol. Sehingga z* = 1800 (6) + 700 (8) + 350 (6) + 1750 (5) +
1250 (0) + 550 (0) =27250

b. Metode Vogel
Cara awal yaitu menghitung selisih jumlah permintaan dan jumlah
penawaran yaitu selisihnya 1800. Setelah itu pada masing-masing baris
dan kolom dihitung dua bilangan terkecil dan memberi tanda ϯ pada selisih
terbesar. Dengan memperhatikan kolom tanda ϯ kita memilih cij terkecil
untuk menghitungnya terhadap permintaan dan penawaran setelah itu
mengeliminasi kolomnya. Hasil yang tampak terlihat seperti pada tabel
dibawah ini :
Jadi,
𝑥11 ∗ = 1800, 𝑥12 ∗ = 700, 𝑥22 ∗ = 350, 𝑥24 ∗ = 1750, 𝑥32 ∗ = 1250, 𝑥33 ∗ =
550
𝑧 ∗ = 6(1800) + 8(700) + 6(350) + 5(1750) + 0(1250) + 0(550)
= 27.250 𝑠𝑒𝑛
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai