PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan proses belajar mengajar merupakan tujuan akhir dari
rangkaian proses pembelajaran yang dilakukan guru. Namun dalam
kenyataannya, masih banyak ditemui beberapa kelemahan proses sehingga
berakibat pada tidak berhasilnya proses pembelajaran tersebut. Pada
hakikatnya hasil belajar mengacu pada segala sesuatu yang menjadi milik
peserta didik akibat dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Oleh
karena itu setiap mata pelajaran/bidang studi menuntut hasil belajar yang
berbeda dari mata pelajaran/bidang studi yang lain.
Akan tetapi, keadaan yang sebenarnya keberhasilan mengajar sesuai
pesan ideal masih jauh dari harapan. Hal ini terjadi karena proses
pembelajaran merupakan rangkaian proses yang panjang dari rangkaian
sistem yang saling berpengaruh satu dengan yang lain. Faktor guru, peserta
didik, media, sarana kurikulum merupakan rangkaian sistem yang
berpengaruh langsung pada keberhasilan belajar.
Dalam laporan ini peneliti akan menggali permasalahan yang
menjadi penyebab rendahnya pemahaman peserta didik terhadap materi
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas V SD Negeri Kertasari II
Kecamatan Pangkalan. Berdasarkan data penilaian akhir Mata Pelajaran IPA,
diperoleh hasil sebagai berikut :
1
Tabel 1.1
Hasil Evaluasi Mata Pelajaran IPA
SDN Kertasari II Sebelum Perbaikan
No. Nilai Peserta Didik Frekuensi Prosentase
1. 45 - -
2. 50 8 20 %
3. 55 10 24 %
4. 60 12 29 %
5. 65 11 27 %
6. 70 - -
7. 75 - -
8. 80 - -
Jumlah 41 100 %
B. Rumusan Masalah
Dari data tabel di atas, apabila mengacu pada Kriteria Ketuntasan
Minimal Mata Pelajaran IPA kelas V SDN Kertasari II sebesar 66,00,
menunjukkan bahwa pencapaian penilaian pada Pokok Bahasan mengenal
organ pernafasan manusia rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya :
2
1. Guru tidak menggunakan alat peraga yang tepat.
2. Perhatian peserta didik tidak terfokus pada materi pelajaran.
3. Konsep tentang materi pelajaran tidak dipahami peserta didik.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka muncul masalah-
masalah yang harus dipecahkan. Dalam mata pelajaran IPA pokok
permasalahan bermuara pada penggunaan metode eksperimen dalam proses
pembelajaran, sehingga pertanyaan penelitian yang penulis ajukan yaitu
“Bagaimana cara meningkatkan pemahaman peserta didik dalam
pembelajaran struktur organ pernafasan manusia Kelas V melalui metode
eksperimen?”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka
penulis merumuskan tujuan laporan penelitian perbaikan pembelajaran
sebagai berikut :
1. Mengetahui sejauhmana penggunaan metode eksperimen dalam proses
pembelajaran mata pelajaran IPA pokok bahasan mengenal organ
pernafasan manusia di kelas V SD Negeri Kertasari II.
2. Mengetahui sejauhmana penerapan metode eksperimen pada proses
pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pokok Bahasan
mengenal organ pernafasan manusia di kelas V SD Negeri Kertasari II.
D. Manfaat Penelitian
Jika metode eksperimen dan metode demonstrasi dapat meningkatan
prestasi belajar peserta didik, maka manfaat penelitian perbaikan
pembelajaran dapat penulis uraikan sebagai berikut :
3
Bagi Guru
1. Mempermudah dalam penyampaian materi pelajaran karena
konsep tentang materi pelajaran akan terbina melalui alat peraga
langsung.
2. Mengurangi verbalisme guru.
3. Menghemat waktu pelaksanaan program pembelajaran
Bagi Peserta didik
1. Mengembangkan sifat kreatif peserta didik karena menimbulkan
gairah belajar, memungkinkan interaksi yang berlangsung antara
peserta didik dan lingkungannya, mungkin anak belajar sendiri
sesuai dengan kemampuannya.
2. Memberikan situasi yang wajar untuk belajar membangkitkan
minat perhatian, aktivitas, dan turut serta dalam berbagai kegiatan
di kelas.
3. Menolong peserta didik agar lebih mudah memahami pelajaran-
pelajarannya dengan jelas atau menguasai isi pelajaran dengan
baik.
Bagi Sekolah
1. Sebagai pedoman bagi sekolah untuk menentukan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
2. Bahan acuan untuk dasar pengelolaan lingkungan sekolah yang
berkaitan dengan fasilitas dan lingkungan belajar.
3. Melalui kegiatan Perbaikan Pembelajaran kualitas mata pelajaran
dapat terangkat yang berujung pada kualitas sekolah ke arah yaang
lebih baik.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
Berdasarkan pendapat para pakar pendidikan tersebut divatas, penulis
menyambut baik dengan adanya perbaikan dalam pembelajaran melalui PTK,
karena pada kenyataannya dalam setiap proses pembelajaran kita selalu
dihadapkan pada kegagalan hal yang dicapai oleh setiap peserta didik. Kita
tahu bahwa setiap peserta didik mempunyai karakter yang berbeda-beda
dalam menyimak materi, maka disinilah peran guru untuk harus tanggap
situasi dan perkembangan peserta didik.
Setiap proses pembelajaran harus dilakukan pembaharuan (inovasi)
kearah yang lebih baik. Kegiatan belajar mengajar idealnya tidak strategis
tetapi dinamis karena ilmu pengetahuan sekarang ini berkembang begitu
cepat, perkembangan teknologi pun terus mengalami perubahan, sejalan
dengan itu perbaikan pembelajaran melalui PTK adalah suatu upaya
meningkatkan kualitas proses pembelajaran akan berdampak positif dirasakan
oleh guru maupun oleh peserta didik untuk menuju ketuntasan belajar.
B. Hakikat Pembelajaran
Menurut Laurens Seba (1999: 54), beberapa aspek yang yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran yang harus dikuasai oleh seorang
guru terdiri dari lima aspek, yaitu :
1. Perumusan tujuan
2. Pemilihan materi
3. Penentuan metode/pendekatan
4. Penentuan alokasi waktu
5. Pelaksanaan evaluasi
Kelima aspek tersebut tersebut di atas harus dilakukan oleh guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas.
Selain itu, kelima aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
terpisahkan satu dengan yang lain. Sebagai suatu sistem terpadu, aspek-aspek
tersebut merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh guru dalam
6
mempersiapkan sebuah proses belajar mengajar. Dalam literatur lain, kelima
aspek tersebut disebut dapat diidentifikasi sebagai strategi pemelajaran.
Strategi pembelajaran merupakan tindakan nyata guru dalam
melaksanakan pembelajaran melalui cara-cara tertentu agar tujuan dapat
tercapai dengan efisien. Selain itu, strategi pembelajaran erat hubungannya
dengan pendekatan selama proses belajar mengajar yang berpengaruh
langsung pada aktivitas peserta didik swlama proses belajar mengajar.
Apabila dikaji lebih dalam, penyebab lemahnya prestasi tersebut amat
beragam. Beberapa penyebab yang dapat dijadikan jawaban menurut Dinn
Wahyudin (2007) di antaranya: kemampuan guru, kemampuan peserta didik,
sarana dan prasarana. Adapun penjelasan dari keterangan tersebut dapat
penulis jabarkan sebagai berikut :
1. Kemampuan Guru
Profesionalitas seorang guru dalam pelaksanaan pembelajaran sangat
menentukan keberhasilan belajar, karena guru merupakan tokoh sentral
yang mengatur jalannya proses pembelajaran secara umum. Guru
profesional yaitu guru yang mampu meletakkan posisi tanggung jawabnya
terhadap kemajuan pendidikan. Tugas pokok selama proses pembelajaran
terpenuhi dengan baik, selain itu guru harus tepat dalam merumuskan
tujuan pembelajaran, variatif dalam memilih metode pembelajaran, dan
komunikatif dalam menyampaikan pelajaran.
2. Kemampuan Peserta didik
Peserta didik merupakan subyek dalam proses belajar mengajar, oleh
karena itu keberadaan peserta didik menjadi sangat penting karena tidak
mengkin melaksanakan proses pembelajaran tanpa keberadaan peserta
didik.
Namun demikian, prestasi peserta didik dalam belajar tidak semata-
mata ditentukan oleh guru, akan tetapi terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi, di antaranya; minat peserta didik. Minat peserta didik erat
7
hubungannya dengan motivasi peserta didik untuk belajar, semakin besar
motivasi peserta didik terhadap materi pelajaran maka semakin tinggi pula
prestasi yang akan dicapai.
Lebih lanjut, motivasi dapat dibedakan menjadi golongan menurut
asalnya, yaitu: Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang berasal dari dalam
diri peserta didik itu sendiri, sedangkan motivasi intrinsik yaitu motivasi
yang berasal dari luar diri peserta didik itu.
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana dalam konteks ini menyangkut segala
perlengkapan atau fasilitas yang terlibat dalam proses belajar mengajar.
Misalnya, kurikulum, buku-buku sumber belajar, dan alat bantu belajar.
Semakin baik sarana dan prasarana, maka semakin baik pula proses
belajar berlangsung.
C. Pembelajaran IPA SD
Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar adalah program untuk
menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan nilai
ilmiah pada peserta didik serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan IPA secara umum membantu agar peserta
didik memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan
sehari-hari. Memiliki keterampilan untuk mengembangkan pengetahuan
tentang alam sekitar maupun menerapkan berbagai konsep IPA untuk
menjelaskan gejala-gejala alam yang harus dibuktikan kebenarannya di
laboratorium, dengan demikian IPA tidak saja sebagai produk tetapi juga
sebagai proses.
Mengajarkan IPA sesungguhnya tidaklah sekedar bahwa guru
menyiapkan dan menyampaikan aturan-aturan dan definisi-definisi, serta
prosedur bagi para peserta didik untuk mereka hafalkan , akan tetapi termasuk
8
dalam mengajarkan IPA adalah bagaimana guru melibatkan peserta didik
sebagai peserta-peserta yang aktif dalam proses belajar sebagai upaya untuk
mendorong mereka membangun atau mengkonstruksi pengetahuan mereka.
Dalam proses belajar tersebut, hendaknya diingat bahwa diakhir dari
suatu rangkaian kegiatan belajar dan mengajar, kompetensi-kompetensi
penalaran, koneksi, komunikasi, representasi harus sudah nampak sebagai
hasil belajar peserta didik. Karena itu dalam proses pembelajaran hendaknya
kegiatan belajar diarahkan untuk munculnya kompetensi-kompetensi tersebut
yang dianjurkan agar kegiatan tersebut dapat terjadi pada setiap jenjang
pendidikan (NCTM, 2000). Representasi IPA yang merupakan salah satu
kompetensi adalah suatu aspek yang selalu hadir dalam pembelajaran IPA.
Representasi atau model dari suatu situasi atau konsep IPA jika
disajikan dalam bentuk yang sudah jadi sesungguhnya dapat dipandang telah
mengurangkan atau meniadakan kesempatan bagi peserta didik untuk berpikir
kreatif dan menemukan sejak awal konsep IPA yang terkandung dalam suatu
situasi masalah. Representasi IPA terhadap suatu situasi atau suatu konsep
dapat muncul dalam berbagai cara, konkrit (benda nyata), semi konkrit, benda
tiruan atau gambar, semi abstrak (sketsa, atau lambang yang peserta didik buat
sendiri) serta abstrak yang berbentuk simbol-simbol resmi dan rumus. Dengan
demikian representasi atau model IPA juga dapat dipandang bertransisi dan
merupakan jembatan yang menghubungkan bagian konkrit dan abstrak dalam
pembelajaran IPA. (Gravemeijer, 1994). Kehadiran representasi dalam
pembelajaran IPA akan memicu juga timbulnya kemampuan untuk
mengaitkan ide-ide IPA dalam berbagai topik ataupun dengan situasi
keseharian, ataupun memunculkan kemampuan peserta didik untuk bernalar
serta berkomunikasi. Artinya dengan beragam representasi yang peserta didik
munculkan mereka diharapkan dapat mengkomunikasikan gagasan atau
strategi mereka kepada temannya saat mereka berinteraksi di kelas.
Sesungguhnya kompetensi-kompetensi ini jika secara sengaja diberikan
9
peluang untuk muncul dan disiasati secara baik, maka akan merupakan modal
dasar untuk menunjang kemampuan pemecahan masalah IPA.
Konsep-konsep IPA berawal dari aktifitas manusia yang selanjutnya
disadari dan dikembangkan menjadi suatu pengetahuan yang selanjutnya
digunakan untuk membantu manusia menyelesaikan masalah. Karena iu
belajar IPA hendaknya dipandang sebagai aktivitas manusia (human activity)
(Freudenthal, 1973).
10
benda-benda konkrit, benda tiruan, atau suatu proses dari melakukan
sesuatu. Sehingga metode eksperimen dapat diartikan sebagai suatu proses
cara mengajar dengan menggunakan alat peraga, sehingga metode
eksperimen tidak terlepas dari alat peraga atau media pembelajaran.
Kelebihan Metode Eksperimen
Kelebihan metode Eksperimen menurut Winarno Surakhmad
(1998) mempunyai beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut :
- Peserta didik akan memperoleh pengalaman-pengalaman
praktis untuk mengembangkan kecakapannya dan memperoleh
pengalaman dan penghargaan dari teman dan guru.
- Perhatian peserta didik dapat dipusatkan pada hal-hal yang
dianggap penting oleh guru.
- Beberapa pertanyaan yang muncul dapat langsung terjawab
melalui kegiatan eksperimen.
Kelemahan Metode Eksperimen
Semua metode pembelajaran tentu mempunyai beberapa
kelemahan, demikian juga metode eksperimen. Adapun kelemahan
metode eksperimen menurut Surahmad (1998) adalah sebagai berikut :
- Membutuhkan waktu yang relatif lama dalam pelaksanaannya.
- Metode eksperimen tidak efektif apabila tidak tersedia
peralatan yang mendukung untuk melakukan eksperimen.
- Tidak semua materi dapat di eksperimenkan dalam kelas.
Berdasarkan uraian di atas, guru harus kreatif memilih pendekatan
pembelajaran, karena metode eksperimen dalam aplikasinya harus
menggunakan alat peraga, baik alat peraga nyata atau alat peraga tiruan.
Metode eksperimen menuntut penguasaan kelas yang baik, karena metode
ini pasti menarik sehingga kecenderungan suasana kelas tidak
terkontrol/gaduh. Oleh karena itu guru harus mempersiapkan segala
11
sesuatu dengan baik untuk mengaplikasikan metode ini dalam
pembelajaran.
2. Metode Demonstrasi
Metode-metode dalam mengajar dalam perkembangannya sangat
beragam dan berkembang seiring dengan kemajuan jaman, namun pada
prinsipnya penggunaan metode merupakan upaya yang dilakukan guru
agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
Salah satu metode yang sering digunakan yaitu metode demonstrasi
yaitu guru memainkan peranan penting karena kejelasan materi tergantung
dari bagaimana guru dalam memperagakannya. Yusuf Jadjadisastra (1998)
menjelaskan bahwa, “Metode demonstrasi adalah suatu cara menyajikan
bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung obyek atau
cara sesuatu, cara melakukan sesuatu dengan mempertunjukkan
prosesnya”.
Kelebihan Metode Demonstrasi
Kelebihan metode demonstrasi menurut Winarno Surakhmad
(1998) mempunyai beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut :
- Perhatian peserta didik dapat dipusatkan pada materi pelajaran.
- Peserta didik akan memperoleh pengalaman-pengalaman
praktis untuk mengembangkan kecakapannya dan memperoleh
pengalaman dan penghargaan dari teman dan guru.
- Beberapa pertanyaan yang muncul dapat langsung terjawab
melalui kegiatan demonstrasi.
Kelemahan Metode Demonstrasi
Semua metode pembelajaran tentu mempunyai beberapa
kelemahan, demikian juga metode demonstrasi. Adapun kelemahan
metode demonstrasi adalah sebagai berikut :
12
- Dibutuhkan alat peraga yang banyak dalam melakukan
demnstrasi.
- Hanya cocok untuk materi yang bersifat pemahaman.
- Tidak semua materi dapat didemonstrasikan dalam kelas.
13
1. Sesuai dengan tujuan belajar peserta didik, tidak semua alat
peraga pelajaran bisa dikatakan sebagai alat peraga belajar,
karena yang dimaksud alat peraga belajar jika digunakan untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan belajarnya.
2. Sesuai dengan materi yang diajarkan, jika materi yang diajarkan
kognitif maka alat peraga belajar yang digunakan harus benar-
benar membawa pesan yang bersifat kognitif. Tetapi jika materi
itu bersifat penguasaan suatu keterampilan gerak, maka alat
peraga yang digunakan benar-benar membawa misi mengubah
perilaku psikomotor individu.
3. Alat peraga tersebut bisa membantu peserta didik belajar. Alat
peraga tersebut harus benar-benar bisa membantu mengubah
perilaku individu sesuai dengan perubahan perilaku yang
diharapkan.
Adapun fungsi media pengajaran (Alat peraga) seperti yang
diungkapkan Sadiman (1986: 17) sebagai berikut :
“Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai
berikut :
1. Memperjelas penyajian pesan agar guru tidak bersifat verbalitas.
2. Mengembangkan sifat kratif anak karena menimbulkan gairah belajar,
memungkinkan interaksi yang berlangsung antara peserta didik dan
lingkungannya, mungkin anak belajar sendiri sesuai dengan kemampuannya.
Salah satu fungsi alat peraga di atas adalah memperjelas penyajian
materi pelajaran agar tidak bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata atau lisan),
untuk itu peranan alat peraga dalam belajar adalah penting, apabila guru tersebut
tidak bisa menyampaikan pesan tersebut melalui media verbal.
Untuk membantu menghilangkan kebiasaan-kebiasaan yang salah,
maka diperlukan alat-alat peraga belajar yang baik dan benar, yaitu yang dapat
mempercepat pencapaian tujuan belajar peserta didik. Banyak alat peraga yang
14
bisa digunakan dalam proses belajar mengajar olahraga, tetapi alat yang
dibutuhkan adalah alat peraga yang sesuai dengan tujuan belajar peserta didik
yang diharapkan. Dalam hal ini maka guru harus memahami, memiliki dan
menetapkan alat-Alat peraga yang cocok untuk digunakan.
Selain itu pentingnya alat-alat peraga belajar seperti yang diungkapkan
oleh Ali Pandie (1984: 193) adalah sebagai berikut :
1. Menambah kegiatan belajar peserta didik.
2. Menghemat waktu belajar.
3. Membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pelajarannya.
4. Memberikan situasi yang wajar untuk belajar membangkitkan minat
perhatian, aktivitas, dan turut serta dalam berbagai kegiatan di kelas.
Dari kutipan di atas nampak bahwa penggunaan alat peraga yang tepat
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan meningkatkan efisiensi
proses belajar mengajar.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
C. Prosedur Penelitian
Perencanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, perencanaan yang penulis
susun yaitu mempersiapkam instrumen pelaksanaan pembelajaran, lembar
obervasi tiap-tiap siklus dan rencana perbaikan pembelajaran sebagai
pedoman pelaksanaan. Selain itu konsultasi dengan kepala sekolah untuk
menentukan teman sejawat.
16
Pelaksanaan
Rencana Perbaikan Pembelajaran IPA direncanakan Perbaikan
Pembelajaran menggunakan 3 siklus perbaikan pembelajaran. Adapun
uraiannya sebagai berikut :
Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Materi Pokok :
Struktur Organ Pernafasan Manusia
Masalah yang teridentifikasi :
1. Peserta didik sulit memahami materi pembelajaran yang
disampaikan.
2. Kurangnya alat peraga dalam pembelajaran.
3. Peserta didik kurang mendapat motivasi dalam pembelajaran
Fokus Perbaikan :
1. Mempesiapkan alat evaluasi dan obeservasi.
2. Mempersiapkan Lembar Kerja Peserta didik.
3. Skenario Pembelajaran sebagai berikut :
- Guru mengkondisikan peserta didik untuk mengikuti pelajaran
dengan menempelkan gambar organ pernafasan manusia.
- Guru membagikan Lembar kerja, dan membahas lembar kerja
bersama peserta didik.
4. Langkah-langkah Perbaikan Pembelajaran :
- Mempersiapkan siklus perbaikan dengan diskusi dan menerima
masukan dari teman sejawat, dewan guru, dan kepala sekolah.
- Menentukan waktu tindakan.
- Mempersiapkan alat peraga yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
- Menyiapkan lembar kerja peserta didik, lembar pengamatan teman
sejawat.
17
Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II
Materi Pokok :
Alat-alat pernafasan pada manusia
Masalah yang teridentifikasi :
1. Alat peraga yang digunakan masih kurang.
2. Peserta didik kurang mendapat motivasi selama pembelajaran.
3. Guru tidak melakukan variasi mengajar.
Fokus Perbaikan :
Materi pembelajaran tidak sepenuhnya dapat dikuasai oleh peserta didik
Langkah-langkah perbaikan pembelajaran :
1. Guru mengadakan diskusi dengan teman sejawat langkah apa yang akan
dilaksanakan dalam perbaikan pembelajaran siklus II.
2. Guru mempersiapkan alat peraga untuk mendukung proses belajar
mengajar dan sumber pembelajaran yang relevan.
3. Mempersiapkan alat observasi.
4. Mempersiapkan Lembar Kerja Peserta didik.
5. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP peneliti sajikan
dalam lampiran laporan penelitian ini)
Berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat, proses Perbaikan
Pembelajaran belum menunjukkan hasil yang memuaskan, sehingga terjadi
peningkatan jika dibandingkan pertemuan sebelum perbaikan.
18
2. Variasi penggunaan metode pembelajaran harus dikembangkan agar
peserta didik termotivasi dalam belajar.
Fokus Perbaikan :
Memaksimalkan proses pembelajaran, baik dari segi peserta didik atau guru.
Langkah-langkah Perbaikan Pembelajaran :
1. Guru berdiskusi dengan teman sejawat untuk menentukan langkah
perbaikan.
2. Guru mempersiapkan strategi pembelajaran yang tepat.
3. Mempersiapkan alat peraga dan Lembar Kerja Peserta didik.
4. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran dengan sistematis.
Tabel 3.1
Hasil Pengamatan Keaktifan Selama Proses
Belajar Mengajar Mata Pelajaran IPA
Jumlah Peserta Didik Peserta Didik Prosentasi Prosentasi
Kriteria Peserta Aktif Tidak Aktif Aktif Tidak Aktif
Didik I II III I II III I II III I II III
Diskusi 1 10
41 3 41 38 24 0 7 41 93 41 0
Kelompok 7 0
Mengajukan 2
41 5 40 36 21 1 12 49 98 88 51 1
Pertanyaan 0
Menjawab 2 10
41 6 41 35 18 0 15 56 85 44 0
Pertanyaan 3 0
19
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1
Nilai Evaluasi Pelaksanaan dan Perbaikan Pembelajaran
Mata Pelajaran IPA SDN Kertasari II
20
Siklus
No. Nama Peserta Didik
I II III
1. Abdul Hakim 60 62 78
2. Adam 50 60 76
3. Adi Sutardi 65 70 86
4. Aditia Sunarya 62 68 78
5. Aman 65 74 80
6. Andas Suherman 63 68 77
7. Anjung Maya Putri 60 62 78
8. Arum Komalasari 60 70 82
9. Asep Suryana 50 60 85
10. Astry Wulansari 71 82 90
11. Cucu Ariadini 50 60 76
12. Cucu Saniah 55 70 78
13. Dewi Patimah 64 72 90
14. Dewi Sapitri 60 70 90
15. Dian Permana 54 70 75
16. Eni Kartika 54 60 82
17. Fery Dwi Ramdani 60 60 78
18. Fitri Nurlaelasari 62 76 90
19. Heriyanto 55 60 74
20. Ikam 55 64 80
21. Imas Karmila 70 60 82
22. Indra Permana 60 70 84
23. Jamaludin 62 70 85
24. Lastri Yulianti 56 65 76
25. Mahpudin 64 67 78
26. Melasari 50 65 80
27. Muhamada Yusup 50 60 75
28. Nadiatul Hasanah 62 70 78
29. Novitasari 60 70 80
30. Oleh 67 70 92
31. Omih 60 71 80
21
32. Rika Wahyuni 58 68 87
33. Riki Baehaki 60 72 82
34. Salim 64 76 90
35. Siti Rodiah 70 78 84
36. Sri Lestariningsih 60 70 82
37. Susi Sulistiawati 65 70 82
38. Suwandi Rifaldi 50 67 81
39. Tedi Erlangga 62 65 78
40. Tedi Kurniawan 60 70 85
41. Wina 50 63 80
Jumlah 2453 2775 3344
Dari daftar nilai evaluasi perolehan hasil belajar peserta didik dari
perbaikan siklus I, siklus II dan III terlihat peningkatan pemahaman tersebut
dapat dilihat dalam grafik berikut ini :
22
Grafik 4.1
Prosentase Nilai Evaluasi Pelaksanaan dan Perbaikan Pembelajaran
Mata Pelajaran IPA SDN Kertasari II
100
80
60
Siklus III
40
Siklus II
20 Siklus I
Siklus I
0 Siklus II
Siklus Siklus Siklus III
I Siklus
II III
Keterangan :
Dilihat dari grafik di atas diperoleh kesimpulan bahwa penguasaan
peserta didik terhadap pelajaran IPA menunjukkan peningkatan, seperti
terlihat pada grafik di atas, pada siklus I penguasaan peserta didik mencapai
59,83%, pada siklus II mengalami peningkatan menjadi sebesar 67,68%. Pada
tahap selanjutnya yakni siklus III peningkatan pemahaman peserta didik pun
terjadi menjadi 81,56% . Hal ini menunjukkan peningkatan yang cukup baik.
Berdasarkan hasil temuan refleksi dan diskusi dengan teman sejawat
beserta supervisor, pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukkan
kemajuan. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya penguasaan dan
pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran. Hasil dari perbaikan mata
pelajaran IPA dibuktikan dengan peningkatan hasil nilai evaluasi peserta
didik. Dari 41 peserta didik pada siklus I hanya 3 peserta didik yang
mendapatkan nilai di atas 70. Pada siklus II perbaikan pembelajaran terdapat
23
21 peserta didik yang mendapat nilai di atas 70 dan pada siklus III peserta
didik yang mendapat nilai di atas 70 sebanyak 41 peserta didik.
Hasil perbaikan yang terjadi pada pembelajaran IPA adalah guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendemonstrasikan alat
peraga di depan kelas. Tidak kalah pentingnya guru memberikan motivasi
kepada peserta didik dan juga memberikan balikan (feedback) terhadap
pekerjaan peserta didik.
24
sehingga hasil pembelajaran IPA mulai meningkat. Dengan bantuan
alat peraga, bisa lebih memudahkan peserta didik dalam memahami
materi yang disampaikan. Hal ini terlihat dengan meningkatnya
penguasaan peserta didik terhadap materi menjadi 59,83%. Namun,
pmbelajaran masih kurang maksimal karena interaksi antara peserta
didik dengan guru belum terjalin dengan baik.
2. Pembahasan Siklus II
Pada siklus II, tindakan dimunculkan dengan memberikan
penjelasan materi pelajaran disertai dengan pemberian contoh
menggunakan alat peraga dan pemberian motivasi pada peserta
didik,sehingga hasil pembelajaran IPA mulai meningkat. Dengan
bantuan alat peraga, bisa lebih memudahkan peserta didik dalam
memahami materi yang disampaikan. Hal ini terlihat dengan
meningkatnya penguasaan peserta didik terhadap materi menjadi
67,68%. Namun, pembelajaran masih kurang maksimal karena
interaksi antara peserta didik dengan guru belum terjalin dengan baik.
3. Pembahasan Siklus III
Sejalan dengan teori belajar Gestalt yang menyatakan bahwa
pembelajaran lebih banyak menekankan belajar kepada belajar melalui
pengamatan. Oleh karena itu, pada perbaikan siklus III pengajaran
lebih diarahkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk melakukan sesuatu, misalnya melakukan latihan dan
demonstrasi guna meningkatkan motivasi , interaksi dan pemahaman
peserta didik. Untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik
dalam pemberian contoh-contoh disajikan sesederhana mungkin
supaya mudah dipahami peserta didik. Dengan dipahaminya materi
oleh peserta didik akan menimbulkan dorongan bagi peserta didik
untuk menjawab pertanyaan sekaligus mendemonstrasikan (motivasi
intrinsik) dan hasil kerja peserta didik selalu diberi nilai atau balikan
25
agar peserta didik tetap semangat dalam mengerjakan tugas-tugas
(motivasi ekstrinsik). Setelah upaya itu diterapkan terlihat pemahaman
terhadap materi rangka manusia meningkat sampai 81,56%.
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan program perbaikan yang penulis lakukan
melalui siklus-siklus yang telah diuraikan, maka perbaikan pembelajaran
mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar Negeri Kertasari II, maka peneliti dapat
menarik kesimpulan yaitu :
1. Dengan melaksanakan perencanaan pembelajaran secara sistematis
akan berakibat langsung pada keberhasilan peserta didik.
2. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan
efektivitas pembelajaran.
3. Metode Eksperimen dan metode demonstrasi merupakan pendekatan
pembelajaran yang melibatkan seluruh peserta didik lebih aktif dalam
belajar, selain itu dapat mengurangi verbalistik dari guru.
4. Sikap dan penampilan selama mengajar sangat besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan pembelajaran.
B. Saran
Bagi Guru
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru hendaknya
menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan materi dan
karakteristik anak. Hal yang dapat dilakukan adalah :
1. Guru harus dapat mengubah proses belajar mengajar yang variatif agar
pelajaran tidak monoton.
2. Untuk meningkatkan kualits guru hendaknya tidak pernah berhenti
untuk belajar terus menerus sehingga dapat meningkatkan kemampuan
dan keterampilan dalam meningkatkan proses pembelajaran.
27
Bagi Sekolah
1. Program perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dalam siklus
dapat dijadikan pedoman dalam menentukan KKM.
2. Program perbaikan pembelajarn termasuk PTK (Penelitian Tindakan
Kelas) yang harus dilakukan oleh setiap guru untuk meningkatkan
prestasi sekolah.
3. Hasil perbaikan pembelajaran dapat dijadikan rujukan guru lain untuk
melakukan penenlitian tentang kemajuan belajar peserta didik.
Bagi Orang Tua
1. Hendaknya selalu mengawasi kegiatan belajar anak, kondisikan situasi
belajar yang kondusif agar prestasi dapat tercapai.
2. Tingkatkan kerjasama dengan sekolah demi kemajuan prestasi anak.
3. Bimbinglah putra-putri dalam belajar sesuai dengan tingkat usia dan
perkembangan dengan menggunakan teknik bimbingan yang tepat.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN-LAMPIRAN
30
FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT
DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS
DI KELAS V SD NEGERI KERTASARI II
UPTD KECAMATAN PANGKALAN
DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN KARAWANG
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :
Nama : ........................
NIP : ........................
Tempat mengajar : ........................
..........................
H. Asep Suprayogi, S.Pd.
NIP. 19601125 198410 1 002 NIP. .........................
31
SURAT PERNYATAAN
Menyatakan bahwa
Nama : ........................
Tempat mengajar : ........................
Jabatan : ........................
..........................
Keneng Badri, S.Pd.
NIP. .........................
NIP. 19600808 198109 1 001
32
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/semester : V (lima) / I (satu)
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
I. STANDAR KOMPETENSI
Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan.
III. INDIKATOR
Mengidentifikasi alat pernafasan pada manusia
Membuat model alat pernafasan manusia dan mendemonstrasikan cara
kerjanya.
Menjelaskan penyebab terjadinya gangguan pada alat pernafasan manusia.
Membiasakan diri memelihara kesehatan alat pernafasan.
V. MATERI POKOK
Alat-alat pernafasan pada manusia.
33
SALURAN PERNAFASAN MANUSIA
RONGGAHIDUNG
FARING
L A R IN G
TRAKHEA
PARU-PARUKANAN
PARU-PARU KIRI
BRONKLUS
JANTUNG
VI. METODE
Ceramah
Demonstrasi
Tanya Jawab
Pemberian tugas
34
1. Peserta didik bersama-sama dengan menyimpulkan materi pelajaran
yang telah disampaikan.
2. Guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan
peserta didik terhadap materi pelajaran
IX. EVALUASI
A. Prosedur Evaluasi
1. Pre-test : Pre-tes dilakukan guru pada awal pelajaran untuk mengetahui
kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran
2. Pos -Test : dilakukan setelah ahir pelajaran untuk mengetahui tingkat
penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran
B. Jenis Tes : Tertulis
C. Bentuk Tes : Isian
D. Alat tes :
Lengkapilah pernyataan sesuai dengan nama dan fungsinya!
35
E. Kriteria Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian Skor Perolehan
Maksimal
Ketepatan menunjukkan bagian
1. 3
pernafasan
2. Ketepatan menyebutkan fungsiunya 2
3. Keterampilan mengidentifikasi 2
4. Kemampuan mempresentasikan 3
Jumlah 10
36
LEMBAR OBSERVASI
SIKLUS I
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/semester : V (lima) / I (satu)
Waktu : 1 x 35 menit
Kemunculan
No. Aspek Yang Diobservasi Refleksi
Ada Tidak
Menggunakan bahan pembelajaran Alat bantu
1. yang sesuai dengan kurikulum dan √ pelajaran
merumuskan tujuan belum
Mengembangkan dan digunakan
mengorganisasikan materi, dengan
2. √
media(alat bantu pembelajaran) dan optimal, proses
sumber belajar belajar
Menentukan jenis kegiatan, mengajar
menyusun langkah-langkah, kurang
3. menentukan alokasi waktu, cara-cara √ kondusif.
memotivasi peserta didik dan
menyiapkan pertanyaan. Proses belajar
Menentukan penataan ruang dan mengajar
fasilitas belajar, serta menentukan belum
4. √
pengoragnisasian peserta didik agar terprogram
berpartisipasi dalam pembelajaran. secara rinci,
Merencanakan prosedur, jenis dan sehingga
5. √
menyiapkan alat penilaian. peserta didik
Tampilan dokumen rencana sulit
6. √
pembelajaran memahami
7. Mengelola ruang dan fasillitas √ konsep materi
37
pembelajaran pelajaran.
8. Melaksanakan kegiatan pembelajaran √
9. Mengelola interaksi kelas √ Alat peraga
Bersikap terbuka dan luwes serta belum
10. membantu mengembangkan sikap √ digunakan
positif siwa terhadap belajar. sehingga
Mendemonstrasikan kemampuan pelajaran
11. √
khusus dalam mata pelajaran bersifat
Melaksanakan penilaian proses dan verbalisme.
12. √
hasil belajar.
Guru kurang
dalam
memberikan
motivasi.
..........................
NIP. .........................
38
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/semester : V (lima) / I (satu)
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
I. STANDAR KOMPETENSI
Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan.
III. INDIKATOR
Mengidentifikasi alat pernafasan pada manusia
Membuat model alat pernafasan manusia dan mendemonstrasikan cara
kerjanya.
V. MATERI POKOK
Alat-alat pernafasan pada manusia.
39
Hidung berfungsi tempat jalannya udara dari luar
Saluran tenggorokan
VI. METODE
Ceramah
Demonstrasi
Tanya Jawab
Pemberian tugas
40
2. Peserta didik mengamati gambar dan mengerjakan lembart kerja. (10
menit)
3. Guru dan peserta didik membahas Lembar Kerja Siswa. ( 5 menit )
C. Kegiatan Akhir (± 10 menit)
1. Peserta didik bersama-sama dengan menyimpulkan materi pelajaran
yang telah disampaikan.
2. Guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan
peserta didik terhadap materi pelajaran.
IX. EVALUASI
A. Prosedur Evaluasi
1. Pre-tes : Pre-tes dilakukan guru pada awal pelajaran untuk mengetahui
kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran
2. Pos -Tes : dilakukan setelah ahir pelajaran untuk mengetahui tingkat
penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran
B. Jenis Tes : Tertulis
C. Bentuk Tes : Isian
D. Alat tes :
Lengkapilah pernyataan sesuai dengan nama dan fungsinya!
41
1
E. Kriteria Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian Skor Perolehan
Maksimal
Ketepatan menunjukkan bagian
1. 3
pernafasan
2. Ketepatan menyebutkan fungsiunya 2
3. Keterampilan mengidentifikasi 2
4. Kemampuan mempresentasikan 3
Jumlah 10
42
LEMBAR KERJA SISWA
NAMA :
No. :
Nama Organ
No Fungsi
Pernafasan
1. Hidung Merupakan percabangan dari hidung
Menghirup udara dan terjadi pertukaran
2. Tenggorokan dengan oksigen dan diedarkan ke seluruh
tubuh melalui darah
3. Mulut Berfungsi tempat jalannya udara dari luar
4. Paru-paru Jalan lewatnya udara ke rongga paru-paru
43
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS III
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan alam
Kelas/semester : V (lima) / I (satu)
Alokasi Waktu : 1 x 35 menit
I. STANDAR KOMPETENSI
Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan.
II. KOMPETENSI DASAR
Mengidentifikasi fungsi organ pernafasan manusia.
III. INDIKATOR
Mengidentifikasi alat pernafasan pada manusia
Membuat model alat pernafasan manusia dan mendemonstrasikan cara
kerjanya.
Menjelaskan penyebab terjadinya gangguan pada alat pernafasan manusia.
Membiasakan diri memlihara kesehatan alat pernafasan.
V. MATERI POKOK
Alat-alat pernafasan pada manusia.
44
Hidung berfungsi tempat jalannya udara dari luar
Saluran tenggorokan
VI. METODE
Ceramah
Demonstrasi
Tanya Jawab
Pemberian tugas
45
2. Peserta didik mengamati gambar dan mengerjakan lembar kerja. (10
menit)
3. Guru dan peserta didik membahas Lembar Kerja Siswa. ( 5 menit )
C. Kegiatan Akhir (± 10 menit)
1. Peserta didik bersama-sama dengan menyimpulkan materi pelajaran
yang telah disampaikan.
2. Guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan
peserta didik terhadap materi pelajaran
IX. EVALUASI
A. Prosedur Evaluasi
1. Pre-tes : Pre-tes dilakukan guru pada awal pelajaran untuk mengetahui
kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran
2. Pos -Tes : dilakukan setelah ahir pelajaran untuk mengetahui tingkat
penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran
B. Jenis Tes : Tertulis
C. Bentuk Tes : Isian
D. Alat tes :
Lengkapilah pernyataan sesuai dengan nama dan fungsinya!
46
1
E. Kriteria Penilaian
Skor
No. Aspek Penilaian Skor Perolehan
Maksimal
Ketepatan menunjukkan bagian
1. 3
pernafasan
2. Ketepatan menyebutkan fungsiunya 2
3. Keterampilan mengidentifikasi 2
4. Kemampuan mempresentasikan 3
Jumlah 10
47
LEMBAR KERJA SISWA
NAMA :
No. ABSEN :
48
LEMBAR OBSERVASI
Kelas/semester : V (lima) / I (satu)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan alam
Waktu : 1 x 35 menit
Kemunculan
No. Aspek Yang Diobservasi Refleksi
Ada Tidak
Menggunakan bahan pembelajaran Alat peraga
1. yang sesuai dengan kurikulum dan √ telah
merumuskan tujuan digunakan dan
Mengembangkan dan dioptimalkan
mengorganisasikan materi, dengan baik.
2. √
media(alat bantu pembelajaran) dan
sumber belajar Langkah-
Menentukan jenis kegiatan, langkah
menyusun langkah-langkah, pembelajaran
3. menentukan alokasi waktu, cara-cara √ agar diperbaiki
memotivasi peserta didik dan secara
menyiapkan pertanyaan. sistematis dan
Menentukan penataan ruang dan dilaksanakan
fasilitas belajar, serta menentukan dengan baik.
4. √
pengoragnisasian peserta didik agar
berpartisipasi dalam pembelajaran. Ruang kelas
Merencanakan prosedur, jenis dan telah ditata
5. √
menyiapkan alat penilaian. dengan baik
Tampilan dokumen rencana sehingga
6. √
pembelajaran situasi belajar
7. Mengelola ruang dan fasillitas √ menarik.
49
pembelajaran
Melaksanakan kegiatan IInteraksi,
8. √
pembelajaran penggunaan
9. Mengelola interaksi kelas √ bahasa dengan
Bersikap terbuka dan luwes serta baik serta
10. membantu mengembangkan sikap √ pelaksanaan
positif siwa terhadap belajar. evaluasi yang
Mendemonstrasikan kemampuan tepat menjamin
11. √
khusus dalam mata pelajaran tercapainya
Melaksanakan penilaian proses dan tujuan
12. √
hasil belajar. pembelajaran .
Agar lebih
ditingkatkan
kemampuan
13. Kefektifan proses, penggunaan √ mengajar
bahasa Indonesia lisan, peka dalam mata
terhadap kesalahan berbahasa pelajaran yang
peserta didik dan penampilan guru lain.
dalam pembelajaran.
..........................
NIP. .........................
50
Tabel Nilai Evaluasi Pelaksanaan dan Perbaikan Pembelajaran
Mata Pelajaran IPA SDN Kertasari II
51
Siklus
No. Nama Peserta Didik
I II III
1. Abdul Hakim 60 62 78
2. Adam 50 60 76
3. Adi Sutardi 65 70 86
4. Aditia Sunarya 62 68 78
5. Aman 65 74 80
6. Andas Suherman 63 68 77
7. Anjung Maya Putri 60 62 78
8. Arum Komalasari 60 70 82
9. Asep Suryana 50 60 85
10. Astry Wulansari 71 82 90
11. Cucu Ariadini 50 60 76
12. Cucu Saniah 55 70 78
13. Dewi Patimah 64 72 90
14. Dewi Sapitri 60 70 90
15. Dian Permana 54 70 75
16. Eni Kartika 54 60 82
17. Fery Dwi Ramdani 60 60 78
18. Fitri Nurlaelasari 62 76 90
19. Heriyanto 55 60 74
20. Ikam 55 64 80
21. Imas Karmila 70 60 82
22. Indra Permana 60 70 84
23. Jamaludin 62 70 85
24. Lastri Yulianti 56 65 76
25. Mahpudin 64 67 78
26. Melasari 50 65 80
27. Muhamada Yusup 50 60 75
28. Nadiatul Hasanah 62 70 78
29. Novitasari 60 70 80
30. Oleh 67 70 92
31. Omih 60 71 80
52
32. Rika Wahyuni 58 68 87
33. Riki Baehaki 60 72 82
34. Salim 64 76 90
35. Siti Rodiah 70 78 84
36. Sri Lestariningsih 60 70 82
37. Susi Sulistiawati 65 70 82
38. Suwandi Rifaldi 50 67 81
39. Tedi Erlangga 62 65 78
40. Tedi Kurniawan 60 70 85
41. Wina 50 63 80
Jumlah 2453 2775 3344
53