LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya
karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein.
(Askandar, 2000).
jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis
Anatomi
cm, lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata-rata 60-
dalam tubuh baik hewan maupun manusia. Bagian depan ( kepala ) kelenjar
pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus
dari lambung. Bagian badan yang merupakan bagian utama dari organ ini
1
merentang ke arah limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak pada
alat ini. Dari segi perkembangan embriologis, kelenjar pankreas terbentuk dari
epitel yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus (Tambayong, 2001).
Fungsi eksorin yaitu membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan
elektrolit.
like activity “.
Fisiologi
2
Kadar glukosa dalam darah sangat dipengaruhi fungi hepar, pankreas,
adenohipofisis dan adrenal. Glukosa yang berasal dari absorpsi makanan diintestin
dialirkan ke hepar melalui vena porta, sebagian glukosa akan disimpan sebagai
glikogen. Pada saat ini kadar glukosa di vena porta lebih tinggi daripada vena
hepatica, setelah absorsi selesai gliogen hepar dipecah lagi menjadi glukosa,
sehingga kadar glukosa di vena hepatica lebih tinggi dari vena porta. Jadi hepar
kadar glukosa dalam beberapa hari, tetapi bila fungsi hepar terganggu akan mudah
cadangan glikogen hepar menurun maka glukoneogenesis akan lebih aktif. Jumlah
glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hati dan yang dipergunakan oleh
lain :
Kerja insulin yaitu merupakan hormon yang menurunkan glukosa darah dengan
3
Growth hormone yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.
pengaruh insulin.
4
C. ETIOLOGI
Diabetes Melitus
peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap sebagai
Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan
Faktor-faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen
b. Angiopati diabetik
5
c. Neuropati diabetic
b. Infeksi
c. Obat
1. Diabetes Tipe I
hiperglikemia berpuasa
2. Diabetes Tipe II
penglihatan kabur
perifer)
3. Ulkus Diabetikum
walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh
6
peradangan dan biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal . Proses
Pain (nyeri)
Paleness (kepucatan)
Paresthesia (kesemutan)
Paralysis (lumpuh).
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola
dari fontaine:
E. KLASIFIKASI
DM Tipe I (IDDM)
diturunkan (inherited).
7
DM Tipe II (NIDDM)
Seseorang mempunyai risiko yang besar untuk menderita NIDDM jika orang
DM Gestasional
DM jenis ini cenderung terjadi pada wanita hamil dan dalam keluarganya
terdapat anggota yang juga menderita DM. Faktor risikonya adalah kegemukan
atau obesitas.
DM Sekunder
yaitu :
5. Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau
tanpa selulitis.
8
Sedangkan Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki menjadi
dua golongan :
di daerah betis.
Terjadi kerusakan syaraf somatik dan otonomik, tidak ada gangguan dari
sirkulasi. Klinis di jumpai kaki yang kering, hangat, kesemutan, mati rasa, oedem
F. PATOFISIOLOGIS
mg/dl.
9
Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang
mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah
makan. Pada hiperglikemia yng parah yang melebihi ambang ginjal normal
(konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180 mg/100 ml), akan timbul glikosuria
glukosa yang keluar bersama urine maka pasien akan mengalami keseimbangan
protein negatif dan berat badan menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat
yang lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat
lelah dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein
membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan
terjadinya gangren.
10
1. Teori Sorbitol
dan jaringan tertentu dan dapat mentransport glukosa tanpa insulin. Glukosa yang
berlebihan ini tidak akan termetabolisasi habis secara normal melalui glikolisis,
tetapi sebagian dengan perantaraan enzim aldose reduktase akan diubah menjadi
sorbitol. Sorbitol akan tertumpuk dalam sel / jaringan tersebut dan menyebabkan
2. Teori Glikosilasi
pada protein membran basal dapat menjelaskan semua komplikasi baik makro
menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa
terasa yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga
akan mengakibatkan terjadinya atrofi otot kaki, sehingga merubah titik tumpu
sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita
11
akan merasa sakit tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu. Manifestasi
gangguan pembuluh darah yang lain dapat berupa : ujung kaki terasa dingin, nyeri
kaki di malam hari, denyut arteri hilang, kaki menjadi pucat bila dinaikkan.
asupan nutrisi, oksigen ( zat asam ) serta antibiotika sehingga menyebabkan luka
12
13
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Diagnostik
Ureum/kreatinin meningkat/normal
Ktiteria Pengendalian DM
14
I. TINDAKAN UMUM YANG DILAKUKAN
1. Diet
tujuan berikut :
Penghitungan
BMI = BB (kg)/(TB (m))2
BMI normal wanita = 18,5 – 22,9 kg/m2
BMI normal pria = 20 – 24,9 kg/m2
2. Olahraga
5 – 10’ pemanasan
15 – 20’ pendinginan
15
Namun sebaiknya dalam berolahraga juga memperhatikan hal-hal sebagai
berikut
camilan dahulu
kondisinya
Pada klien dengan gangrene kaki diabetic, tidak dianjurkan untuk melakukan
Kering
Basah
16
Kontrol gula darah dengan diet, insulin atau obat antidiabetik
Debridement
Kompres dengan air hangat, jangan dengan air panas atau dingin
Beri antibiotic yang sesuai kultur atau dengan antibiotic spectrum luas
Pembedahan
Amputasi segera
Debridement dan drainase, setelah tenang maka tindakan yang dapat diambil
J. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Aktifitas/Istirahat
17
Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan.
Disorentasi, koma.
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
4. Eliminasi
Poliuria, nokturia
5. Makanan/cairan
BB menurun, haus.
18
Kulit kering/bersisik, turgor jelek.
Distensi abdomen.
6. Neurosensori
Gangguan penglihatan.
7. Nyeri/kenyamanan
Abdomen tegang/nyeri
8. Pernapasan
9. Keamanan
Demam, diaphoresis
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
19
2. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik
Melitus)
20
berhubungan dengan faktor keperawatan selama 1 x 6 jam makan :
21
orang terdekat
klien dengan
tepat
6. Kolaborasi
dengan tim
kesehatan lain
untuk
mengembangkan
rencana
keperawatan
dengan
melibatkan klien
dengan orang-
orang terdekat
dengan tepat
02 Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan Perlindungan Infeksi :
22
permukaan kulit tehnik balutan
steril luka
Faktor yang berhubungan :
melakukan
Gangguan sensasi
perawatan luka
(diabetes melitus)
dengan tepat
5. Ganti balutan
sesuai dengan
eksudat
6. Periksa luka
setiap kali
perubahan balutan
7. Anjurkan pasien
dan keluarga
untuk mengenal
infeksi
03 Insomnia berhubungan Setelah dilakukan asuhan Manajemen
pasien dan
Gangguan pada kuantitas Tidur dari awal sampai
keluarga dalam
dan kualitas tidur yang habis dimalam hari
mengelola
menghambat fungsi. secara konsisten
lingkungan dan
Batasan karakteristik : Kelesuan tidak ada
kenyamanan yang
Gangguan pola tidur Sakit kepala tidak ada
optimal
Gangguan status
23
kesehatan 2. Sediakan kamar
terpisah jika
Faktor yang berhubungan :
terdapat preferensi
Perubahan hormonal
dan kebutuhan
Ketidaknyamanan fisik
pasien dan
keluarga untuk
mendapatkan
ketenangan dan
istirahat jika
memungkinkan
3. Hindari gangguan
istirahat
4. Ciptakan
lingkungan yang
tenang dan
mendukung
5. Sediakan
lingkungan yang
6. Pertimbangkan
sumber-sumber
ketidaknyamanan
seperti balutan
yang lembab,
balutan yang
24
tertekan, sprei
lingkungan yang
mengganggu
7. Sesuaikan suhu
ruangan yang
paling
menyamankan
individu bila
memungkinkan
8. Sesuaikan
pencahayaan untuk
memenuhi
kebutuhan kegiatan
individu
Posisikan pasien
untuk
memfasilitasi
kenyamanan
misalnya gunakan
prinsip-prinsip
keselarasan tubuh
04 Ansietas berhubungan setelah dilakukan asuhan Pengurangan
25
Perasaan tidak nyaman atau Distress (skala 5) dirasakan yang
perawatan dan
Perubahan besar (status
prognosis
kesehatan
3. Identifikasi pada
Faktor yang berhubungan :
saat terjadi
Perubahan besar (status
perubahan tingkat
kesehatan)
kecemasan
verbal kecemasan.
BAB II
PENGKAJIAN KASUS
26
DATA KLIEN
A. DATA UMUM
2. Umur : 54 tahun
4. Agama : Islam
Makan tidak teratur dan tidak mentaati diet yang di anjurkan oleh petugas
kesehatan, nasi , sayur dan lauk pauk. Minum kopi, olah raga jarang dilakukan.
1. HEALTH PROMOTION
a. Kesehatan Umum:
Karena adanya luka gangren selama kurang lebih 6 minggu yang lalu.
- Nadi : 84x/menit
27
- Suhu : 36,2oC
- Respirasi : 20x/menit
tidak ada.
kesehatannya tergambar dari pasien yang tidak mematuhi diet dan keluarga
mengatakan bahwa pasien tidak mematuhi diet yang dianjurkan oleh petugas
kesehatan.
f. Pengobatan sekarang :
28
(oral) merangsang
produksi insulin
04 Anbacim 2x1 Cefuroxime
Obat hormonal
(Injeksi) acetyl
2. NUTRITION
2) Lingkar perut : 94 cm
29
3) Lingkar kepala : 54 cm
4) Lingkar dada : 88 cm
BSS : 292 (gula darah sewaktu) dan gula darah normal : 70-105.
BSN : 201 (gula darah puasa)
BSPP : 287 (gula darah setelah makan)
conjungtiva anemis/tidak:
Rambut : bersih
rumah sakit:
Diet : klien menghabiskan ¾ porsi diet yang disajikan oleh rumah sakit
bisa diet dan klien mengatakan tidak makan obat secara teratur
Frekuensi : 3 x sehari
30
sakit:
mengunyah,dll)
Mengunyah : Baik
i. Cairan masuk
Minuman : ± 1500 cc
j. Cairan keluar
Urine : ± 2.300 cc
l. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Simetris
Auskultasi : 10 x/ menit
Perkusi : Timpani
3. ELIMINATION
31
a. Sistem Urinary
Frekuensi : 11 x/ 24 jam
Jumlah : 2.300 cc
Jumlah : 2.300 cc
Warna : Kuning
Bau : Khas
b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi
Tidak ada
c. Sistem Integument
ada bula, granulasinya buruk (Pedis dextra). Terdapat jaringan nekrotis digiti
1 sinistra, Luka berbau busuk, Keadaan luka basah, Jaringan kulit rusak
ditandai dengan : nekrotik, granulasi jaringan tidak tumbuh dan ada pus.
Hidrasi : Tidak ada
32
Turgor : Elastis
Warna : Kehitam-hitaman
Suhu : 36,60C
Bau : luka gangren
4. ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
2) Insomnia :
Perubahan mood
b. Aktivitas
3) ADL
a) Makan : Dibantu
b) Toileting : Dibantu
c) Kebersihan : Cukup
d) Berpakaian : Ya
33
4) Bantuan ADL : Dibantu Keluarga
6) ROM : Pasif
c. Cardio respons
daerah luka)
5) Pemeriksaan jantung
c) Perkusi : normal
d. Pulmonary respon
2) Penggunaan O2 : Tidak
34
Tidak ada gangguan pernafasan
5) Pemeriksaan paru-paru
5. PERCEPTION/COGNITION
a. Orientasi/kognisi
kesehatn.
Baik
b. Sensasi/persepi
4) Penginderaan : Baik
5) persepsi : klien salah persepsi tentang diet atau tidak mentaati aturan diet
35
c. Communication
6. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
4) Adanya luka/cacat : Ada di ekstremitas bawah (Kaki sebelah kiri dan kanan)
7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
8. SEXUALITY
a. Identitas seksual
36
4) Pemeriksaan SADARI : tidak pernah
9. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
yang buruk (bila klien diajak komunikasi klien hanya menunduk) dan wajah
a. Nilai kepercayaan
11. SAFETY/PROTECTION
37
e. Gangguan/resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsi
12. COMFORT
Pengkajian Tanggal
a. Kenyamanan/Nyeri
bawah pada bagian kaki karena ada luka gangrene dan pus. Dan yang mengurangi
3) Regio (dimana letaknya) : luka gangrene pada ekstremitas bawah sinistra dan
dekstra
13. GROWTH/DEVELOPMENT
B. DATA LABORATORIUM
38
N AN
22 November HB 9,6 12,00- g/dl
indirek
Trigliserida 162 150 Mg/dl Tidak Normal
SGOT 44 40 u/l Tidak Normal
SGPT 67 41 U/l Tidak Normal
Kalium 4,88 3,50-5,10 Mmol/l Normal
Kalsium 8,6 8,60-10,30 Mmol/l Normal
Indirek Normal
145,0
39
Kekuruhan Keruh
PH 6,0 4,8-7,8
1,030
Mikroskopis
Epithel 2-4
Bakteri Negatif
Kristal Negatif
Lain-lain Negatif
40
Hasil USG Abdomen tanggal 23 November 2017
41
ANALISA DATA
nutrisi
Klien mengatakan merasa lapar Produksi insulin
terus berkurang
menembus membran
Klien mengatakan tidak makan
sel
obat secara teratur
Ketidakseimbangan
DATA OBYEKTIF :
nutrisi
BB biasanya : 82 kg dan BB
sekarang : 66 kg
2017
dietnya
dietnya
42
Klien mengatakan luka dikakinya Luka gangren kulit
tidak sembuh-sembuh
Jaringan nekrotik
DATA OBYEKTIF :
pus/ nanah
03 DATA SUBYEKTIF : Ada luka gangrene Insomnia
43
karena kurang tidur Menekan saraf pusat
2 jam
Sulit tidur
hitam
Perubahan mood
Klien insomnia
hanya menunduk)
MASALAH KEPERAWATAN
44
1. Ketidakseimbangan nutrisi
3. Insomnia
4. Ansietas
DIAGNOSA KEPERAWATAN
mellitus)
45
Nama : Ny “R” Ruangan : Muzdalifah
46
diperbolehkan dalam diet 5. Ajarkan dan
nutrisis yang
baik dengan
terdekat klien
dengan tepat
6. Kolaborasi
dengan tim
kesehatan lain
untuk
mengembangkan
rencana
keperawatan
dengan
melibatkan klien
dengan orang-
orang terdekat
dengan tepat
02 Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan Manajemen
mellitus)
Integritas kulit dengan Perlindungan Infeksi :
dan bau
Batasan karakteristik : Perfusi jaringan dengan
47
Kerusakan integritas skala 5 (tidak terganggu) 2. Bersihkan
yang sesuai
Faktor yang berhubungan :
dengan kulit/lesi
Gangguan sensasi (diabetes
4. Pertahankan
melitus)
tehnik balutan
steril luka
melakukan
perawatan luka
dengan tepat
5. Ganti balutan
sesuai dengan
eksudat
6. Periksa luka
setiap kali
perubahan
balutan
7. Anjurkan pasien
dan keluarga
untuk mengenal
infeksi
03 Insomnia berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Tentukan tujuan
48
fisik didapatkan kriteria hasil : keluarga dalam
mengelola
Definisi : Jam tidur tidak terganggu
lingkungan dan
Gangguan pada kuantitas Tidur dari awal sampai
kenyamanan
dan kualitas tidur yang habis dimalam hari
yang optimal
menghambat fungsi. secara konsisten
2. Sediakan kamar
Batasan karakteristik : Kelesuan tidak ada
terpisah jika
Gangguan pola tidur Sakit kepala tidak ada terdapat
dan keluarga
Faktor yang berhubungan :
untuk
Perubahan hormonal
mendapatkan
istirahat jika
memungkinkan
3. Hindari
gangguan yang
waktu untuk
istirahat
4. Ciptakan
lingkungan yang
tenang dan
mendukung
5. Sediakan
lingkungan yang
49
aman dan bersih
6. Pertimbangkan
sumber-sumber
ketidaknyamanan
seperti balutan
yang lembab,
balutan yang
tertekan, sprei
yang kusut
maupun
lingkungan yang
mengganggu
7. Sesuaikan suhu
ruangan yang
paling
menyamankan
individu bila
memungkinkan
8. Sesuaikan
pencahayaan
untuk memenuhi
kebutuhan
kegiatan individu
9. Posisikan pasien
untuk
memfasilitasi
kenyamanan
50
mislanya
gunakan prinsip-
prinsip
keselarasan
tubuh
04 Ansietas berhubungan setelah dilakukan asuhan Pengurangan
perubahan
tingkat
kecemasan
51
verbal
kecemasan.
2017
52
08.00 1. Memonitor berat badan BB klien : 66 kg
urine : 2.300 cc
09.05
3. Memonitor perilaku klien Pasien tidak mentaati diet
09.15
5. Mengajarkan dan dukung
Pasien dan keluarga
konsep nutrisi yang baik
mengerti dengan apa yang
dengan klien dan orang
didiskusikan
terdekat klien dengan tepat
09.35
dengan orang-orang
53
2017 1. Memonitor karakteristik Luka gangrene pada
gangrene.
2. Membersihkan dengan
10.20 Pasien mau dibersihkan
Nacl 0,9 %
dengan Nacl 0,9%
dengan tepat
54
10.50 keluarga untuk mengenal mendengarkan apa yang
2017 kenyamanan :
12.00
2. Menyediakan kamar
Pasien berada dikamar
terpisah jika terdapat
terpisah dengan pasien yg lain
preferensi dan kebutuhan
mendapatkan ketenangan
memungkinkan
mendukung
55
5. Menyediakan lingkungan dengan lingkungannya
ketidaknyamanan seperti
lingkungan yang
mengganggu
14.10
Pasien nyaman dengan suhu
ruangannya
7. Menyesuaikan suhu
menyamankan individu
bila memungkinkan
memenuhi kebutuhan
kegiatan individu
kenyamanan mislanya
56
gunakan prinsip-prinsip
keselarasan
29 NOV Pengurangan Kecemasan :
2017
1. Menjelaskan semua Pasien mengerti dengan apa
57
berkomunikasi klien hanya
KEPERAWATAN F
28 NOV Ketidakseimbangan S:
nutrisi berhubungan
2017 Klien mengatakan merasa lapar terus
dengan faktor
10.00 Klien mengatakan tidak bisa diet
biologis
58
secara teratur
O:
66 kg
Diet dihabiskan
BSS : 280
dianjurkan dokter.
rutin
secara tepat
badan
59
5. Ajarkan dan dukung konsep nutrisi
dengan tepat
rutin 1 x sehari
60
mengembangkan rencana
dengan tepat
S:
secara teratur
O:
66 kg
Diet dihabiskan
BSS : 280
dianjurkan dokter
29 NOV Kerusakan integritas S:
kulit berhubungan
2017 Klien mengatakan luka dikakinya tidak
dengan gangguan
sembuh-sembuh
10.00
sensasi (diabetes
Klien mengatakan nyeri pada luka
Melitus)
dikakinya
O:
61
Terdapat abses dikaki kanan dan kiri
P : Perlindungan Infeksi :
kulit/lesi
dengan tepat
balutan
62
mengenal tanda dan gejala infeksi
I : Perlindungan Infeksi :
dengan kulit/lesi
eksudat
perubahan balutan
infeksi
S:
tidak sembuh-sembuh
dikakinya
O:
63
Terdapat abses dikaki kanan dan kiri
28 NOV Insomnia S:
berhubungan dengan
2017 Klien mengatakan tidak bisa tidur
ketidaknyamanan
14.30 Karena nyeri didaerah ekstremitas bawah
fisik
dekstra dan sisnistra
karena nyeri
kurang tidur
O:
64
Perubahan mood
P:
memungkinkan
mendukung
bersih
6. Pertimbangkan sumber-sumber
mengganggu
65
menyamankan individu bila
memungkinkan
individu
I:
memungkinkan
dan mendukung
dan bersih
6. Mempertimbangkan sumber-sumber
66
ketidaknyamanan seperti balutan yang
mengganggu
memungkinkan
tubuh
S:
karena nyeri
kurang tidur
O:
67
Klien tampak kurang bergairah
Perubahan mood
dengan perubahan
2017 Klien mengatakan cemas
besar (status
12.00 O:
kesehatan)
Klien insomnia
menunduk)
P : Pengurangan Kecemasan :
prosedur
68
4. Kaji untuk tanda verbal dan non
verbal kecemasan.
I : Pengurangan Kecemasan :
prognosis
S:
O:
Klien insomnia
menunduk)
69
EVALUASI KEPERAWATAN (SOAP)
KEPERAWATAN
29 NOV Ketidakseimbangan S:
nutrisi berhubungan
2017 Klien mengatakan merasa lapar terus
dengan faktor
12.00 Klien mengatakan tidak bisa diet
biologis
secara teratur
O:
BB biasanya : 82 kg dan BB
sekarang : 66 kg
Diet dihabiskan
70
BSS : 280
dianjurkan dokter.
dietnya
dan 6.
29 NOV Kerusakan integritas S:
kulit berhubungan
2017 Klien mengatakan luka dikakinya
dengan gangguan
tidak sembuh-sembuh
14.20
sensasi (diabetes
Klien mengatakan nyeri pada luka
mellitus)
dikakinya
O:
71
tumbuh dan ada pus/ nanah
1,2,3,4,5,6 dan 7.
29 NOV Insomnia S:
berhubungan dengan
2017 Klien mengatakan tidak bisa tidur
ketidaknyamanan
Karena nyeri didaerah ekstremitas
14.00
fisik
bawah dekstra dan sisnistra
karena nyeri
kurang tidur
O:
jam
hitam
Perubahan mood
1,2,3,4,5,6,7,8 dan 9.
72
29 NOV Ansietas S:
berhubungan dengan
2017 Klien mengatakan cemas
perubahan besar
15.30 O:
(status kesehatan)
Klien insomnia
menunduk)
73
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: EGC
74