1. Lokasi Penelitian
a. Letak sekolah
95
96
sangat mendukung karena jalan semua beraspal, sudah tidak ada lagi
pedagang yang menjajakan daganganya di tepi jalan Tentu saja hal ini
Siswa SDN Belitung 1 dan para orang tua yang mengantar putranya
guru berada di dekat tangga naik menuju lantai 2,sehingga siswa yang
yang letaknya tepat di atas ruang kepala sekolah itu akan berdampak
tentang fisik sekolah, namun kami patut berbangga karena SDN Inti
ini terbukti dengan prestasi yang diraih siswa selama ini. Kami patut
berbangga hari karena pada tahun pelajaran 2016/ 2017 lulusan SDN
yang juga sering mendapatkan kejuaraan. Hal ini tentu saja harus
disekitarnya
A. Tujuan Pendidikan
zaman.
Indonesia.
lanjut.
A. VISI:
B. Misi
sekolah.
potensi dirinya.
warga
C. Tujuan :
kegiatan pembiasaan.
kecamatan .
media pembelajaran
tempat favoritnya
103
B. Karakteristik Responden
dan untuk yang terendah 50-58 yang berjumlah 50-58 (2,3%) . Umur
Depkes RI, (2009) yaitu : masa balita (0-5 tahun), masa kanak-kanak (5-11
tahun), masa remaja awal (11-16 tahun), masa remaja akhir (17-25 tahun),
masa dewasa awal (26-35 tahun), masa dewasa akhir (36-45 tahun), masa
lansia awal (46-65 tahun), masa lansia akhir (56-65 tahun), dan masa
(2014) Ayah merupakan salah satu figur yang berperan dalam keluarga.
Fungsi dan tugas ayah tentu tidak sama dengan Ibu. Ibu lebih berorientasi
berada dirumah sebagai wujud dari pengasuhan untuk menjaga dan merawat
diluar rumah mencari dan memenuhi nafkah lahir sebagai implementasi dari
dan pola hubungan antar anggota keluarga serta ada perhubungan dengan
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Mashudi (2012)
baik, sehingga fungsi dan peranannya dalam keluarga baik sebagai suami,
istri, ayah dan ibu dari anak-anaknya dapat tercapai dengan maksimal. Usia
orang tua (Ayah) yang masih masuk usia produktif karena kondisi fisik yang
masih prima yang dimana ayah masih mampu memberikan nafkah dan
105
Kewajiabn ini mutlak dipenuhi ayah karena ayah bekerja di luar rumah
mencari nafkah. peran ayah dalam keluarga terutama untuk anaknya dalam
memilih untuk gizi yang baik untuk anaknya berbeda dengan ibu (yang
tidak bekerja), yang punya lebih banyak waktu dirumah untuk anaknya,
Ibu (61%), dan yang terendah 50-58 (2,3).Semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja.
dibandingkan dengan orang yang lebih tua, orang yang masih muda
memiliki produkifitas yang lebih tinggi, karena kondisi fisik dan kesehatan
Setyaningsih (2014) mayoritas ibu berada pada rentang usia 33-41 tahun
106
atau fase dewasa awal. Pada fase ini, tanggung jawab dalam mengasuh anak
termasuk pola asuh dalam hal gizi merupakan tahapan kehidupan yang
Peneliti berpendapat bahwa usia ibu termasuk dalam usia rentang usia
33-41 tahun atau fase dewasa awal. Pada fase ini, tanggung jawab dalam
mengasuh anak termasuk pola asuh dalam hal gizi, dan seharusnya memiliki
tentang gizi harusnya baik dan juga pemahaman akan pentingnya kebutuhan
ibu ternyata berpengaruh terhadap status gizi anak berdasarkan berat badan
maupun tinggi badan Hal ini sejalan dengan teori Gerungan (2004) yang
untuk menerima arahan dalam pemenuhan gizi dan mereka sering tidak mau
tinggi dimana diharapkan bahwa orang tersebut akan semakin luas pula
mengenai status gizi pada anak untuk menghindari gizi buruk, gizi kurang,
tentang gizi yang baik, sebaliknya orang yang memiliki pendidikan yang
rendah belum tentu juga memiliki pengetahuan tentang gizi yang kurang,
pengetahuan tidak hanya didapat dari pendidikan tetapi bisa juga didapatkan
tentang gizi yang baik dan pemahaman akan pentingnya kebutuhan nutrisi
tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara
pengasuhan anak yang baik, asupan gizi yang sesuai, sehingga orang tua
ibu ternyata berpengaruh terhadap status gizi anak berdasarkan berat badan
maupun tinggi badan Hal ini sejalan dengan teori Gerungan (2004) dalam
jurnal Ratna Kusuma Astuti (2012) yang menyatakan bahwa semakin tinggi
pemenuhan gizi dan mereka sering tidak mau atau tidak meyakini
anak. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian Ariyana (2007) yang
perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan ibu yang
bahwa sebagian besar ibu memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dengan
status gizi anak tergolong baik/normal. Hal ini bisa disebabkan karena ibu
menentukan status gizi anak, pendidikan modal utama ibu dalam menunjang
anak. Pendidikan ibu yang akan membawa dampak yang baik, karena
pendidikan ibu yang lebih tinggi diharapkan dapat meningkatkan status gizi
dan menghindari gizi buruk, gizi kurang, overweigt ataupun obesitas, karena
dimiliki.
dengan jumlah 22 orang (52,3%), dan yang terendah Tani 1 orang (2,3%)
pribadi.
dilihat dari pekerjaan dan ditunjang dengan jumlah anggota keluarga yang
akan tercapai sehingga status gizi anak juga tidak akan baik.
yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang gizi yang
tinggi pendapatan suatu keluarga maka akan semakin tinggi pula status gizi
anak.
luas serta dari pendidikan yang layak sesuai profesinya. Penelitian ini
didukung pula oleh teori Adriani dan Wiradmadji (2014) bahwa jenis
yang bergizi dan peralatan kesehatan serta keperluan rumah tangga lainnya.
perhatian dan kasih sayang yang akan diperoleh anak. Pendapatan keluarga
pengetahuan dan harga makanan yang tergantung pada dasar dan variasi
sejumlah upah yang diterima oleh anggota keluarga yang digunakan untuk
pengetahuan atau informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih baik.
(Buruh, karyawan, Ibu rumah tangga) dengan jumlah 32 orang (76,1%), dan
jenjang Sekolah Menengah Atas, sehingga membuat para ibu bisa dalam
mendapatkan pekerjaan.
Teori Putri & Kusbaryanto (2012) Saat ini banyak ibu yang memilih
(2009) yang menyatakan bahwa peran ibu adalah sebagai pengasuh dan
seorang IRT.
rumah tangga dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Oleh karena itu
jurnal Ratna Kusuma Astuti (2011) dilihat dari hasil sebuah pekerjaan,
Peneliti berpendapat bahwa ibu rumah tangga (IRT) memiliki tugas dan
dan lainsebagainya. Sama halnya dengan tugas dan peranan IRT dalam
mengawasi status gizi anaknya dan memberikan makanan bergizi yang baik
untuk pertumbuhan anaknya. Orang tua (Ibu) yang tidak bekerja memiliki
waktu yang banyak untuk mengasuh anaknya dibandingkan orang tua (Ibu)
yang bekerja. Pengetahuan Ibu yang tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga)
tentang makanan dan minuman yang baik untuk gizi anak bisa di dapat
116
kesehatan, dll). Ibu yang tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga) akan memiliki
yang tinggi diharapkan orang tua (Ayah) dapat memenuhi sandang dan
tubuhnya.
117
Sejalan dengan teori Padmiari dan Hadi (2009) Orang tua yang
tinggi pula, sehingga memberikan peluang yang lebih besar untuk memilih
enak. Kebanyakan makanan yang menjadi pilihan anak dan orang tua
ikuti dengan tingginya Jumlah dan jenis pangan yang dikomsumsi. Makin
tinggi pendapatan akan semakin tinggi daya beli keluarga terhadap pangan.
pilihan anak dan orang tua tersebut mengandung kalori dan lemak yang
makan, terutama makanan yang mahal dan enak, seperti berbagai jenis fast
food.
mengubah gaya hidup dan pola makan dari pola makan tradisional ke pola
makan praktis dan siap saji yang dapat menyebabkan gizi tidak seimbang.
melainkan dari aspek selera makan. Hal ini membuat sebagian besar orang
membeli makanan siap saji saja sehingga status gizi anak tidak diperhatikan.
Sejalan dengan teori Padmiari dan Hadi (2009) Orang tua yang
tinggi pula, sehingga memberikan peluang yang lebih besar untuk memilih
enak. Kebanyakan makanan yang menjadi pilihan anak dan orang tua
dari kerja atau usaha yang telah dilakukan. Pendapatan akan mempengaruhi
gaya hidup seseorang. Orang atau keluarga yang mempunyai status ekonomi
makanan yang menjadi pilihan anak dan orang tua tersebut mengandung
Rumah)
Kayu dengan jumlah 22 orang (52,3%), dan yang terendah adalah permanen
dengan jumlah 8 Orang (19,0%). Rata-rata untuk tipe rumah yang di miliki
orang tua (Ayah/Ibu) adalah kayu, karena rumah kayu itu adalah ciri khas
Banjarmasin.
121
Rumah)
Rumah Sendiri dengan jumlah 20 orang (47,6%), dan yang terendah adalah
dimiliki orang tua (Ayah/Ibu) adalah rumah sendiri, karena sesuai dengan
<200m dengan jumlah 21 orang (50%), dan yang terendah adalah >1.000m
dengan jumlah 2 Orang (4,7%). Luas tanah untuk orang tua (Ayah/Ibu)
Elektronik)
dan yang terendah adalah Jawaban Lain dengan jumlah 4 Orang (9,5%).
dan radio, karena dilihat dari rata-rata pekerjaan dan penghasilan orang tua,
temtu barang elektronik seperti kulkas, televisi dan radio tentu bisa dimiliki.
Pribadi)
Sepeda motor dan sepeda dengan jumlah 31 orang (73,8%), dan yang
karena dilihat dari rata-rata pekerjaan dan penghasilan orang tua yang
memadai, tentu alat transportasi seperti sepeda motor dan sepeda dapat
dimiliki.
Kepemilikan suatu barang oleh orang tidak terlepas dari apa yang
disebut hak milik. Menurut Kartasaputra (1982: 19) yang dikutip oleh Dwi
Hak milik adalah hak untuk menikmati kegunaan atau suatu kebendaan
dengan leluasa, untuk berbuat bebas dengan kebendaan itu asal tidak
yang paling sempurna atas suatu kebendaan karena pemilik dapat menjual,
disini bukanlah merupakan hak milik mutlak, karena hak milik di Negara
1. Analisa Univariat
a. Status Ekonomi
masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu seperti
tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun skunder
(Soetjiningsih, 2004).
Tabel 4.14 Distribusi frekuensi Status Ekonomi Orang Tua Dengan Status
Gizi Pada Anak Usia Sekolah (8-12 Tahun) di SDN Inti Belitung Selatan
Banjarmasin.
yang paling sedikit yaitu status ekonomi tinggi sebanyak 2 (4,7%) orang.
anak usia sekolah di SDN Inti Belitung Selatan Banjarmasin banyak yang
status ekonominya sedang. Status ekonomi orang Tua Di SDN Inti Belitung
kebanyakkan orang tua mengatakan bahwa jarang mengawasi anak nya saat
disekolah atau diluar sekolah, karena sibuk dengan pekerjaan, dan hanya
memberikan uang saku untuk membeli makanan atau minuman yang ada
berdampak langsung pada status gizi anak. Diduga anak yang status gizinya
buruk lebih banyak berasal dari keluarga miskin dan orang tua yang
kurang.
makan dan gaya hidup. Penghasilan yang cukup ketika diimbangi dengan
barang yang dapat meningktakan status sosial. Banyak terdapat anak dengan
status gizi kurang pada ayah dan ibu yang secara ekonomi seharusnya dapat
status gizi anak usia. Berdasarkan hasil temuan tersebut dapat disimpulkan
bahwa status gizi anak usia dini dipengaruhui secara langsung positif oleh
peningkatan status gizi anak usia dini. Hasil penelitian ini senada dengan
kaitannya dengan pemenuhan gizi dari seorang anak, dimana dapat dilihat
sosial ekonomi yang kurang. Sangat diharapkan kondisi sosial ekonomi wali
murid yang lebih dari cukup dapat memenuhi kebutuhan gizi anak-anaknya.
127
Apabila seorang anak memiliki status gizi yang baik diharapkan anak
tersebut bisa memiliki tinggi badan maupun berat badan yang ideal dan
Meskipun demikian dalam hal ini status gizi anak yang baik tidak
sepenuhnya dipengaruhi oleh status sosial ekonomi orang tua. Status gizi
lebih banyak ditentukan oleh perilaku hidup sehat, makanan yang bergizi
dan kecukupan energi anak setiap hari, akan tetapi orang tua yang
mempunyai status sosial ekonomi lebih baik tentu dapat dengan mudah
antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan
2009). Status gizi dapat pula diartikan sebagai gambaran kondisi fisik
seseorang sebagai refleksi dari keseimbangan energy yang masuk dan yang
Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Status Gizi Anak Sekolah Usia 8-12 Tahun
Tabel diatas menunjukkan bahwa Status Gizi yang paling tinggi adalah
adalah Kurang Gizi sebanyak 4 anak (9,5%), dan untuk kategori Gizi Buruk
tidak ada. Hasil yang didapat peneliti di SDN INTI Belitung Selatan 1
Banjarmasin masih banyak anak yang status gizinya dengan Overweight dan
bahwa sanak yang memiliki status gizi (Obesitas) sebanyak 7 anak (16,7%),
anak yang memiliki status gizi (Overweight) sebanyak 19 anak (45,2 %),
anak yang memiliki status gizi (Normal) sebanyak 12 anak (28,6%), anak
yang memiliki status gizi (Kurang) sebanyak 4 anak (9,5%) dan tidak ada
siswa yang memiliki status gizi pada kategori buruk, dengan menggunakan
asupan gizi dan penyakit infeksi, kedua, penyebab tidak langsung yaitu
keterdediaan pangan tingkat rumah tangga, perilaku / asuhan ibu dan anak,
mempengaruhi status gizi ditinjau dari sosial budaya dan ekonomi adalah
penanaman, pola penguasaan lahan, mutu luas lahan, cara pertanian, cara
oleh proses memasak, distribusi makanan dalam keluarga, besar keluarga, dan
dipengaruhi oleh faktor external dan faktor internal. Faktor external antara
faktor internal yang mempengaruhi status gizi antara lain: usia dan kondisi
fisik. Faktor external yang mempengaruhi status gizi tersebut erat kaitannya
keluarga baik maka pemenuhan nutrisi anak akan terpenuhi sedangkan jika
terpenuhi dengan baik. Orang tua yang ekonominya baik akan mempunyai
daya beli, sehingga memberikan peluang yang lebih besar untuk memilih
makanan yang enak. Kebanyakan makanan yang menjadi pilihan anak dan
orang tua tersebut mengandung kalori dan lemak yang tinggi, dan
sebaliknya untuk orang tua yang ekonominya tidak baik, akan sulit untuk
mendukung.
Meskipun demikian dalam hal ini status gizi anak yang baik tidak
sepenuhnya dipengaruhi oleh status sosial ekonomi orang tua. Status gizi
lebih banyak ditentukan oleh perilaku hidup sehat, makanan yang bergizi
dan kecukupan energi anak setiap hari, akan tetapi orang tua yang
mempunyai status sosial ekonomi lebih baik tentu dapat dengan mudah
2. Analisa Bivariat
a. Hubungan Status Ekonomi Dengan Status Gizi Anak Sekolah Usia 8-12
Tahun.
Tabel 4.16 Tabulasi silang status ekonomi dengan status gizi anak sekolah
status gizi anak sekolah usia 8-12 tahun di SDN Inti Belitung Selatan 1
antara status ekonomi orang tua dengan status gizi anak usia sekolah 8-12
2000. Didapatkan nilai p = 0,000 dengan nilai korelasi spearman rank 0,518.
Berdasarkan interpretasi diatas, maka antara status ekonomi orang tua dengan
132
status gizi anak sekolah usia 8-12 tahun berdasarkan indeks berat badan
terdapat hubungan yang cukup tinggi. pedoman kisaran angka korelasi yang
antara 0,000-O,199 yang maknanya sangat rendah (tidak ada korelasi), 0,200-
tinggi.
Status gizi anak secara tidak langsung berkaitan dengan faktor sosial
ekonomi orang tua. Status gizi dipengaruhi oleh faktor external dan faktor
gizi antara lain: usia dan kondisi fisik. Faktor external yang mempengaruhi
status gizi tersebut erat kaitannya dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat.
orang tua, dimana tingkat pendidikan orang tua (Ayah) tertinggi SMA dengan
(4,7%). (Ibu) tertinggi adalah SMA dengan jumlah 22 orang (53,2%), dan
orang tua terhadap status gizi pada murid Sekolah Dasar di SDN Belitung
mengenai gizi
ibu ternyata berpengaruh terhadap status gizi anak berdasarkan berat badan
pengaruh terhadap status gizi anak baik berdasarkan berat badan maupun
tinggi badan.
Hal ini sejalan dengan teori Gerungan (2004) yang menyatakan bahwa
arahan dalam pemenuhan gizi dan mereka sering tidak mau atau tidak
terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan ibu
menyerap informasi dan menerapkan dalam perilaku dan gaya hidup sehari-
bahwa sebagian besar ibu memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dengan
status gizi anak tergolong baik/normal. Hal ini bisa disebabkan karena ibu