Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TAHUNAN

PROGRAM P2 DBD ( DEMAM BERDARAH DENGUE )


BLUD PUSKESMAS SIMPANG PERIUK TAHUN 2017

PELAKSANA PROGRAM
INTAN JULITA, AM.KEP
NIP. 19860713 200903 2 001

DINAS KESEHATAN LUBUKLINGGAU


PUSKESMAS SIMPANG PERIUK
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada ALLAH SWT.yang telah melimpahkan


Rahmat dan Karunia Nya kepada penyusun, sehinggga dengan limpahan Rahmat dan
Karunia Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan tahunan P2 DBD ini.
Sholawat dan salam penyusun mohonkan kepada ALLAH SWT, semoga tetap
di limpahkan kepada Nabi MUHAMMAD SAW, yang telah membawa umatnya dari
alam kebodohan sampai ke alam seba berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan Laporan Tahunan ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun senantiasa menerima dengan tangan
terbuka saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan pembuatan
Laporan Tahunan Ini.
Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam membuat Laporan Tahunan ini.Semoga amal soleh dan
kebaikannya dibalas oleh Allah SWT.

Lubuklinggau, Januari 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan ................................................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................ 3
1. Tujuan Umum .......................................................................... 3
2. Tujuan Khusus ......................................................................... 3
BAB II Gambaran Umum .......................................................................... 4
A. Gambaran Umum ............................................................................ 4
BAB III Hasil Kegiatan Program P2 DBD ................................................. 9
A. Pengertian DBD .............................................................................. 9
B. Upaya Kegiatan Program P2 DBD ................................................. 23
C. Grafik Pencapaian Program P2 DBD Tahun 2017 ....................... 24
BAB IV Rencana Kegiatan yang Akan Dilakasanakan .............................. 26

BAB V Penutup ......................................................................................... 27


A. Kesimpulan .................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................... 15

Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penting di dunia, terutama negara-negara tropis dan subtropis termasuk Indonesia.
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit menular yang mempengaruhi angka
kematian anak dan dewasa serta dapat menurunkan produktifitas tenaga kerja
(Harijanto,2000).
Daerah fokus demam berdarah semakin meluas baik di daerah perkotaan maupun
pedesaan (Dinas Kesehatan Jabar,2002). Sejak Januari sampai dengan 5 Maret tahun
2005 total kasus DBD di seluruh propinsi Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan
jumlah kematian sebanyak 389 orang (CFR=1,53%). Kasus tertinggi terdapat di propinsi
DKI Jakarta (11.534) sedangkan CFR tertinggi terdapat di propinsi NTT (3,96%)
(Kristina,2005).
Di Jawa Barat sendiri jumlah orang yang terinfeksi DBD sebanyak 18.771 orang,
sedikit berkurang bila dibandingkan dengan tahun 2004 dimana terdapat 19.012 orang
yang terserang penyakit DBD (Dinkes Jabar)
Penyakit demam berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti dan Aedes albopictus betina. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh
pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter
diatas permukaan laut (Isminah,2004)
Penyebaran penyakit demam berdarah di Indonesia masih cukup luas.Masih banyak
daerah di Indonesia yang merupakan daerah endemis Demam berdarah. Untuk itu
diperlukan pengetahuan masyarakat mengenai perkembangbiakan nyamuk Aedes
Aegypti dan Aedes albopictus serta cara mencegah nyamuk tersebut berkembang biak.
Pola siklus peningkatan penularan bersamaan dengan musim hujan .Interaksi antara
kebersihan lingkungan, pengetahuan masyarakat tentang demam berdarah dengue dan
turunnya hujan adalah determinan penting dari penularan, karena dinginnya suhu
mempengaruhi ketahanan hidup nyamuk dewasa. 2 Lebih jauh lagi, turunnya hujan dan
kebersihan lingkungan dapat mempengaruhi reproduksi nyamuk dan meningkatkan
kepadatan populasi nyamuk vektor (WHO,2002).
Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis.Data
dari seluruhdunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita
DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun
2009, WorldHealth Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara
dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia.Jumlah penderita dan luas daerah
penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan
kepadatan penduduk. Di Indonesia Demam Berdarah pertama kali ditemukan di kota
Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang
diantaranya meninggal dunia (Angka Kematian (AK) : 41,3 %). Dan sejak saat itu,
penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia.
Dari data survey kesehatan indonesia pada tahun 2016 jumlah kasus DBD di
Indonesia yaitu 201.885 dengan kasus meninggal 1.585 kasus. Angka ini termasuk
tinggi. Dinas Kesehatan sejauh ini telah membuatg program yang berhubungan
dengan kasus DBD agar dapat mengurangi angka kasus DBD di Indonesia.
Sedangkan di Sumatra Selatan jumlah kasus 3.851 dengan jumlah pasien yang
meninggal 25 orang.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus,
famili Flaviviridae.DBD ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes yang
terinfeksi virus Dengue. Virus Dengue penyebab Demam Dengue (DD), Demam
Berdarah Dengue (DBD) dan Dengue Shock Syndrome(DSS) termasuk dalam
kelompok B Arthropod Virus (Arbovirosis) yang sekarang dikenal sebagai
genus Flavivirus, famili Flaviviride, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: Den-1, Den-
2, Den-3, Den-4.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Terselenggaranya Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dengan baik untuk dapat
mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD melalui kerja sama lintas program dan
lintas sektoral sehingga dapat mencegah kematian dan menekan angka kesakitan
penyakit DBD.
2. Tujuan khusus
a) Untuk mengendalikan penyakit DBD di wilayah kerja Puskesmas Simpang
Periuk
b) Untuk membina peran serta masyarakat melalui penyuluhan sehingga dapat
melakukan pencegahan DBD.
c) Untuk melaksanakan penyelidikan epidemiologi jika ditemukan kasus DBD.
d) Untuk mengetahui permasalahan yang ada di BLUD Puskesmas Simpang
Periuk tahun 2017 untuk perbaikan di tahun berikutnya
e) Mengetahui sasaran desa yang sudah mencapai target
f) Mengetahui rencana kegiatan program DBD di UPTD Puskesmas Simpang
Periuk
g) Untuk melaksanakan pertanggung jawaban di bidang administrasi dalam bentuk
pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. SITUASI UMUM
1. Analisis Situasi Umum
Puskesmas Simpang Periuk merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Kota
Lubuklinggau yang terletak diwilayah Kecamatan Lubuklinggau Selatan II. Puskesmas
Simpang Periuk merupakan Puskesmas rawat inap, dengan Unit Gawat Darurat 24 Jam.
2. Analisis Situasi Wilayah Kerja
Wilayah kerja Puskesmas Muara Aman melingkupi daerah kota Kecamatan dan
daerahnya lembah berbukitan, iklim tropis dengan curah hujan cukup.
Adapun batas – batas wilayah kerja :
a. Sebelah Utara :Berbatas dengan wilayah kerja Puskesmas Petanang dan
Puskesmas Megang
b. Sebelah Selatan : Berbatas dengan wilayah kerja Puskesmas Sumber Waras dan
Puskesmas Citra medika
c. Sebelah Timur : Berbatas dengan wilayah kerja Puskesmas Muara Beliti (Kab
Musi Rawas)
d. Sebelah Barat : Berbatas dengan wilayah kerja Puskesmas Megang dan
Puskesmas Citra Medika
UPTD Puskesmas Simpang Periuk memiliki 9 wilayah kerja yang berada di Kecamatan
Lubukinggau Selatan II. Adapun 9 kelurahan yang termasuk wilayah kerja puskesmas
Simpang Periuk adalah :
a) Kelurahan Tanah Periuk
b) Kelurahan Simpang Periuk
c) Kelurahan Siring Agung
d) Kelurahan Eka Marga
e) Kelurahan Karang Ketuan
f) Kelurahan Marga Mulya
g) Kelurahan Marga Rahayu
h) Kelurahan Taba Pingin
i) Kelurahan Moneng Sepati
3. Analisis Kependudukan
Jumlah Penduduk wilayah kerja Puskesmas Simpang Periuk pada hasil pendataan
bulan Desember tahun 2016 adalah 31.069 jiwa, dengan rincian 15.705 laki – laki dan
15.364 Perempuan.

NO NAMA WILAYAH LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH


1. Taba Pingin 1810 1888 3698
2. Moneng Sepati 763 762 1525
3. Marga Mulya 2203 2141 4344
4. Marga Rahayu 2685 2375 5060
5. Tanah Periuk 2394 2264 4658
6. Simpang Periuk 1788 1825 3613
7. Siring Agung 1689 1695 3384
8. Eka Marga 1390 1387 2777
9. Karang Ketuan 983 1027 2010
Jumlah 15705 15364 31069

4. Analisis Sosial Ekonomi


Sosial ekonomi diwilayah kerja Pukesmas Simpang Periuk dapat dilihat dari tingkat
pendidikan yang ada, dan mata pencarian penduduk sehari – hari beraneka ragam,
mulai dari Pegawai Negeri Sipil, ABRI, Swasta, Wirausaha, Pedagang, Pensiunan,
Polri, serta Petani. Namun disini tidak dapat dijabarkan data secara akurat dikarnakan
pada umumnya penduduk berpindah – pindah.
BAB III
HASIL KEGIATAN PROGRAM P2 DBD

A. Pengertian DBD
Penyakit DBD adalah penyakit menular yang sering menimbulkan wabah dan
menyebabkan kematian pada banyak orang penyakit ini di sebabkan oleh virus dengue
dan di tularkan oleh nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini tersebar luas di rumah-rumah,
sekolah dan tempat-tempat umum lainnya seperti tempat ibadah, restoran, kantor, balai
desa dan lain-lain sehingga setiap keluarga dan masyarakat mengandung risiko untuk
ketularan penyakit DBD. Obat untuk penyakit DBD belum ada, dan vaksin untuk
pencegahannya juga belum ada, sehingga satu-satunya cara untuk memberantas
penyakit ini adalah dengan memberantas nyamuk aedes aegypti. (Depkes RI,
1996)Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan dapat juga ditularkan
oleh Aedes albopictus, yang ditandai dengan : Demam tinggi mendadak, tanpa sebab
yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, manifestasi perdarahan,
termasuk uji Tourniquet positif, trombositopeni (jumlah trombosit ≤
100.000/µl), hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit ≥ 20%), disertai dengan atau
tanpa perbesaran hati. (Depkes RI, 2005).
Graham ialah sarjana pertama yang pada tahun 1903 dapat membuktikan secara
positif peran nyamuk aedes aegypti dalam transmisi dengue di Indonesia.Vektor DBD
telah di selidiki, dan aedes aegypti di daerah perkotaan di perkirakan sebagai vektor
penting. Survey jentik yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit
Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Ditjen PPM dan PLP) di 27 propinsi
dalam kurun waktu lima tahun (1992-1996) memperlihatkan rata-rata indeks premi
20%, suatu angka yang di anggap 5% lebih tinggi terhadap ambang risiko transmisi
demam dengue.(Sumarmo, 2002)
Menurut John Gordhon timbulnya suatu penyakit dipengaruhi oleh
ketidakseimbangan antara tiga komponen (segitiga epidemiologi), yaitu :
1. Agent, penyebab/bibit penyakit yang terdiri dari biotis: rotozoa, metazoa, bakteri,
Virus dan jamur, dan abiotis: nutrient agent, chemical agent, physical agent,
mechanical agent, psychis agent, phsyologis agent serta genetic agent.
2. Host (penjamu), hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada manusia:
umur, jenis kelamin, ras, hubungan keluarga, bentuk anatomis tubuh, status
kesehatan, termasuk status gizi, keadaan imunitas dan respon imunitas, kebiasaan
hidup dan kehidupan sosial, pekerjaan dan lain-lain.
3. Environment (lingkungan), Lingkungan biologis (fauna dan flora di sekitar manusia)
yaitu mikroorganisme penyebab penyakit, reservoir penyakit infeksi (binatang
tumbuhan), vektor pembawa penyakit, tumbuhan dan binatang sebagai sumber
bahan makanan, obat dan lainnya. Lingkungan fisik yaitu udara, keadaan tanah,
geografi, air, zat kimia, polusi. Lingkungan social yaitu sistem ekonomi yang
berlaku, bentuk organisasi masyarakat, system pelayanan kesehatan setempat,
keadaan kepadatan penduduk dan kepadatan rumah, kebiasaan hidup masyarakat,
dan lainnya. (Umar, 2011).
4. Virus dengue di tularkan dari satu orang ke orang lain oleh nyamuk aedes aegypti
dari subgenus stegomyia aedes aegypti merupakan vector endemic yang paling
penting, aedes aegypti mempunyai wilayah penyebarannya sendiri. (WHO 2005)
D. Tanda dan Gejala Penyakit
1. Demam
Penyakit ini di dahului demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung 2-
7 hari.Panas dapat turun pada hari ke tiga yang kemudian naik lagi, dan pada hari ke
enam atau ke tujuh panas mendadak turun.
2. Tanda-tanda pendarahan
Pendarahan ini terjadi disemua organ.Bentuk pendarahan dapat hanya berupa uju
trombosit positif atau dalam bentuk satu atau lebih manifestasi pendarahan.
3. Pembesaran Hati
Sifat pembesaran hati
a. Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit
b. Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit
c. Nyeri tekan sering ditemukan tanpa disertai ikterus.
d. Renjatan
Tanda-tanda renjatan
a) Kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangna dan
kaki
b) Penderita menjadi gelisa
c) Sianosis disekitar mulut
d) Nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba
e) Tekanan nadi menurun, sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang.
4. Trombositopeni
a. Jumlah trombosit ≤100.000/µl biasanya ditemukan diantara hari ke 3-7 sakit.
b. pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti bahwa jumlah trombosit
dalam batas normal atau menurun.
c. pemeriksaan dilakukan pada saat pasien diduga menderita DBD, bila normal
maka diulang tiap hari sampai suhu turun.

Diagnosa penyakit DBD dapat dilihat berdasarkan kriteria diagnose klinis dan
laboratoris. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD yang dapat dilihat dari penderita
kasus DBD dengan diagnosa klinis dan laboratoris :

1. Diagnosa Klinis
a. Demam tinggi mendadak 2 sampai 7 hari (38 – 40 º C).
b. Manifestasi perdarahan dengan bentuk: uji Tourniquet positif, Petekie (bintik
merah pada kulit), Purpura (pendarahan kecil di dalam kulit), Ekimosis,
Perdarahan konjungtiva (pendarahan pada mata), Epistaksis (pendarahan hidung),
Perdarahan gusi, Hematemesis (muntah darah), Melena (BAB darah) dan
Hematuri (adanya darah dalam urin).
c. Perdarahan pada hidung dan gusi.
d. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat
pecahnya pembuluh darah.
e. Pembesaran hati (hepatomegali).
f. Renjatan (syok), tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan
sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
g. Gejala klinik lainnya yang sering menyertai yaitu anoreksia (hilangnya selera
makan), lemah, mual, muntah, sakit perut, diare dan sakit kepala.
2. Diagnosa Laboratoris
a. Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 ditemukan penurunan trombosit
hingga 100.000 /mmHg
b. Hemokonsentrasi, meningkatnya hematrokit sebanyak 20% atau lebih(Depkes
RI, 2005).
E. Pencegahan dan Pemberantasan DBD
1. Pencegahan DBD
Cara pencegahan demam berdarah dengue (DBD) menurut Depkes RI 1996:
a. Untuk mencegah DBD, nyamuk penularannya (aedes aegypti) harus di
berantas sebab vaksin untuk mencegahnya belum ada.
b. Cara tepat untuk memberantas nyamuk aedes aegypti adalah memberantas
jentik-jentiknya di tempat berkembang biaknya. Cara ini di kenal dengan
pemberantasan sarang nyamuk DBD (PSN-DBD)
c. Oleh karena tempat-tempat berkembang biaknya terdapat di rumah-rumah
dan tempat-tempat umum maka setiap keluarga harus melaksanakan PSN-
DBD secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali.

Untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD) setiap keluarga di


anjurkan untuk melaksanakan PSN-DBD di rumah-rumah dan halaman masing-
masing denagn melibatkan ayah, ibu, anka-anak dan penghuni.

a. Menguras bak mandi sekurang-kurangnya 1 minggu sekali.


b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
c. Mengganti air vas bunga/tanaman air seminggu sekali.
d. Mengganti air tempat minum burung.
e. Menimbun barang-barang bekas yang dapat menampung air.
f. Menaburkan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air yang sulit di
kuras atau di daerah yang air bersih sulit di dapat sehingga perlu penampungan
air hujan.
g. Memelihara ikan di tempat-tempat penampungan air. (Depkes RI, 1996).

F. Upaya Kegiatan Program DBD


Upaya kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam Program DBD diantaranya :
1. Penyuluhan DBD
2. Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN )
3. Penyelidikan Epidemologi ( PE )
4. Kunjungan rumah pasien DBD
5. Pelacakan kasus DBD
Untuk hasil kegiatan dari penyuluhan DBD, Pemberantasan Sarang Nyamuk,
Penyelidikan Efidemoligi, kunjungan rumah pasien DBD dan pelacakan kasus DBD
dapat diihat pada lampiran- lampiran.

G. Analisa pencapain program DBD tahun 2017

DISTRIBUSI PENDERITA DBD MENURUT WILAYAH


PUSKESMAS SIMPANG PERIUK TAHUN 2017
4.5
4
3.5 4
3
2.5 3
2
1.5 2
1
0.5 0 0 0 0 0 0
0

Grafik 3.1
Penderita DBD menurut wilayah kerja puskesmas simpang periuk

Dari grafik 3.1 diatas dapat dinyatakan bahwa penderita terbanyak adalah kelurahan
Eka Marga dengan jumlah pasien 4 orang. Sedangkan di kelurahan Marga Mulya
terdapat 3 orang, dan di Simpang Periuk dengan jumlah 2 orang.

Jumlah pasien yang terkena DBD di wilayah kerja puskesmas simpang periuk adalah
9 orang. Dari keseluruhan pasien yang terkena DBD setelah di rawat inap di rumah sakit
dapat dinyatakan sembuh. Dan setiap wilayah yang terkena DBD telah dilakukan fogging
oleh Dinas Kesehatan Lubuklinggau.
H. Penemuan penderita DBD menurut jenis kelamin tahun 2017
Grafik 3.2
Penderita DBD menurut Jenis Kelamin

DISTRIBUSI PENDERITA DBD MENURUT JENIS KELAMIN DI


WILAYAH PUSKESMAS SIMPANG PERIUK TAHUN 2017
3 3
3
2.5
2
JUMLAH

1.5
1 1 1
1
L
0.5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 P
0

kelurahan

Dari grafik 3.2 diatas dapat dinyatakan bahwa penderita DBD dengan jenis kelamin laki-
laki terbanyak adalah Kelurahan Marga Mulya sedangkan untuk pasien DBD jenis
kelamin Perempuan terbanyak adalah Kelurahan Eka marga.

I. Penemuan penderita DBD menurut umur tahun 2017


Grafik 3.3
Penemuan penderita DBD menurut Umur
DISTRIBUSI PENDERITA DBD MENURUT UMUR DI
PUSKESMAS SIMPANG PERIUK TAHUN 2017
4.5
4
3.5 4
0-1 TAHUN
3
3 1-10 TAHUN
2.5
2 11-25 TAHUN
1.5 26-45 TAHUN
1 46-60 TAHUN
0.5 1 1
0 0 > 60 TAHUN
0
0-1 1-10 11-25 26-45 46-60 > 60
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
Dari grafik 3.3 diatas dapat dinyatakan bahwa penderita DBD menurut umur yang
terbanyak adalah rentan usia 11- 25 Tahun dengan jumlah 4 orang di tahun 2017 ini.
KEGIATAN PROGRAM DBD TAHUN 2017

Biaya
No Kegiatan Tujuan Pelaksana Lokasi Sasaran Target Logistik
(Rp)

Untuk meningkatkan
1 Penyuluhan DBD P2 DBD 9 kelurahan Masyarakat 100% (BOK) Transport
pengetahuan masyarakat

Rumah
Kunjungan Rumah Untuk memantau
2  P2 DBD 9 kelurahan penderita 100 % (BOK) Transport
Penderita DBD perkembngan penderita
DBD

Masyarakat
Untuk mencari penderita 7
3 Pelacakan kasus DBD  P2 DBD 9 kelurahan kecamatan (BOK) Transport
DBD kl/tahun
Purabaya
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pembuatan Laporan Tahunan Program DBD sangat diperlukan baik oleh Puskesmas
maupun bagi pihak yang terkait lainnya, karena dari Laporan Tahunan ini terangkum
semua hasil kegiatan program DBD sehingga memudahkan dalam mencari data
secara lengkap.
2. Sistim Informasi dan Manejemen Kesehatan (SIMKES) Khususnya dalam kegiatan
pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh petugas masih sangat lemah, dimana
pencatatan yang dibuat masih kurang akurat,tepat dan cepat. Diperlukan peningkatan
sumber daya manusia agar pelaksanaan SIMKES lebih maksimal.
3. Kemampuan puskesmas untuk melakukan advokasi terhadap sektor lainnya yang
ada di tingkat kecamatan masih kurang optimal, sehingga peran serta masyarakat
didalam konsep pembangunan berwawasan kesehatan masih disikapi secara pasif
oleh masyarakat dan kelembagaan yang ada diluar kesehatan dan masih ada
anggapan bahwa pembangunan kesehatan masih merupakan tanggungjawab petugas
kesehatan/sektor kesehatan/Puskesmas.
4. Sarana dan prasarana,tenaga serta dana yang masih belum memadai untuk
mengembangkan seluruh upaya pelayanan kesehatan, baik upaya pelayanan
kesehatan wajib maupun pengembangan terutama sarana dan prasarana gedung,
kendaraan operasional roda dua, sehingga pelayanan di Puskesmas belum optimal.
B. Saran
Kami menyadari bahwa Laporan Tahunan ini masih memerlukan penyempurnaan,
dengan demikian kami sangat terbuka untuk menerima masukan, petunjuk dan
bimbingan dari semua pihak demi perbaikan di masa yang akan datang.
Demikian Laporan Tahunan Program DBD Tahun 2017 ini dibuat,dengan harapan
menjadi sumber data bagi seluruh pihak yang berkepentingan, sebagai pedoman dalam
melakukan upaya peningkatan kinerja pelayanan serta sebagai dasar dalam menyusun
rencana kegiatan yang akan datang.
Mengetahui, Lubuklinggau, Januari 2018
Pimpinan BLUD Puskesmas Simpang Periuk Pelaksana Kegiatan
Kec. Lubuklinggau Selatan II

dr. Willy Prima Lukita Intan Julita, Am.Kep


NIP. 19800209 200604 2 006 NIP. 19860713 200903 2 001

Anda mungkin juga menyukai