Anda di halaman 1dari 7

PRE TESR IPD

1. Jelaskan Kriteria DM tipe 2 dan tatalaksananya!


a. Kriteria:
1) Dipengaruhi genetic dan faktor lingkungan
2) Gejala diabetes:
- Mudah lelah
- Inkontinensia urine
- Penurunan BB
- Luka yg sulit sembuh
- Selalu lapar
- Masalah seksual
- Pengelihatan kabur
- Infeksi pada vagina
- Nyeri pada kaki/tangan
- Selalu merasa haus
3) Kriteria diagnosis:
- Gejala klasik DM + GDS > 200 mg/dl
- Gejala klasik DM + GDP > 126 mg/dl
- Kadar glukosa darah 2 jam TTGO > 200 mg/dl
b. Tx:
1) Edukasi
2) Terapi gizi medis
3) Latihan jasmani
4) Intervensi farmakologi:
- Obat glikemik oral
- Insulin
- kombinasi
5) Kendalikan: kolesterol, TD, asam urat
2. Jelaskan kriteria diagnosis ketoasidosis yang merupakan komplikasi DM dan tatalaksananya!
a. Kriteria diagnosis:
1) Adanya: polidipsi, poliuri, mual-muntah, dehidrasi-syok, nafas kusmaul
2) Hiperglikemia > 300 mg/dl
3) Kenonuria
4) Asidosis metabolic PH< 7 gr/dl dan HCO3 < 12
b. Tatalaksana:
1) Fase 1
- Rehidrasi: NaCL atau RL
- Insulin : IDRIV 4 unit/jam IV
- Infus K+ per 24 jam
- Infus BIK
- antibiotika
2) Fase 2
- Rumatan:NaCL atau RL
- Kalium
- Insulin: IR : 3 x 8-12 U sc
- Makanan lunak, karbohidrat kompleks peroral
3. Jelaskan kriteria diagnosis koma HONK yang merupakan komplikasi DM!
a. Kriteria Diagnosis: diagnosis ditegakkan apabila terdapat diagnosis klnis dan osmolaritas darah >
325-350 mOSM
- Tetralogi HONK (1 yes, 3 no) : hiperglikemi, asidosis, ketosis
- Hiperglikemi (>600-800 mg/dl)
- Tidak ada DM
- Tidak ada nafas kusmaul
- Tidak ada ketonemia
b. Tx: hampir sama dengan KAD tetapi infus bikarbonat tidak diberikan
- NaCL 0,45%
- RI
- Antibiotika menurut indikasi
- Bila Na<150 mEq/l diberi normal saline namun bila Na>150 mEq/l diberi hypotonic saline
4. Bagaimana kriteria diagnosis PGK sebutkan pula macam-macam stadiumnya!
a. Kriteria diagnosis:
1) Kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan berupa kelaianan structural atau fungsinal dengan atau
tanpa penurunan LFG, dengan manifestasi:
- Kelainan patologis
- Terdapat tanda kelainan ginjal
2) LFG < 60 ml/menit/1,73 m2 selama 3 bulan
b. Stadium:
stadium penjelasan LFG
1 kerusakan minimal dengan LFG normal atau >90
meningkat
2 kerusakan ginjal dengan penurunan LFG yang 60-89
ringan
3 kerusakan ginjal dengan penurunan LFG yang 30-59
sedang
4 kerusakan ginjal dengan penurunan LFG yang 15-29
berat
5 gagal ginjal <15 atau dialisi

5. Jelaskan definisi demam, penyebab, dan tatalaksananya!


a. Def: demam terjadi karena pelepasan pyrogen endogen dari dalam leukosit yang sebelumnya
terangsang oleh pyrogen eksogen yang berasal dari mikroorganisme atau berasal dari reaksi
imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi
b. Penyebab:
- Infeksi virus, bakteri, jamur
- Toksemia: keganasan atau pemakaian obat
- Gangguan pada pusat temperature: heat stroke, perdarahan di otak
c. Tx: antipiretik
- NSAID: COX 3: paracetamol
- Steroid
6. Bagaimana penatalaksanaan nyeri dada atau angina pectoris?
a. Tak stabil
1) Bed rest
2) Oksigen
3) Medikamentosa:
- Obat anti iskemia: nitrat, penyekat beta, antagonis kalsium
- Obat anti agregasi trombosit: aspirin. Tiklopidin, klopidogrel,inhibitor glikoprotein
- Anti thrombin: heparin, LMWH,
4) Revaskuler pembuluh koroner
b. Stabil:
1) Bed rest
2) Oksigen
3) Medikamentosa:
- Aspirin
- Penyekat beta
- Penurun LDL
- Nitrogliserin
- Klopidogrel
4) Pola hidup: diet, penurunan BB, olahraga teratur
7. Jelaskan bagaimana tatalaksana hematemesis dan/melena dan berikan contoh penyakitnya!
a. Gastritis erosifa
1) Nonmedikamentosa
- Diet: makan teratur, hindari makanan yang memperberat
- Hindari alcohol stop merokok
- Hindari pemakaian ASA/NSAID/steroid
- Istirahat, hindari stress
2) Medikamentosa
- Antacida 3x1 tab
- Agonis H2 reseptor: 2x400 mg
- Sukralfat 4x1 gr sebelum makan
- Prostaglandin 4x200 mg
- PPI: omeprazole 2x20 mg
8. Jelaskan tatalaksana hematoschezia dan berikan contohnya!
1) Identifikasi dan antisipasi terhadap adanya gangguan hemodinamik harus dilaksanakan
secara prima di lini terdepan karena keberhasilannya akan mempengaruhi prognosis.
2) Pada tahap ad.1, prinsip dasar tata laksana gawat darurat harus diikuti secara baik
3) Identifikasi lesi sumber perdarahan banyak tergantung pada modalitas penunjang
diagnostik yang tersedia atau memberlakukan sistem rujukan secara baik.
4) Keterbatasan modalitas diagnostik akan berdampak pada pilihan jenis terapi yang akan
diambil. Terapi yang dilakukan setelah teridentifikasinya sumber dan lokasi perdarahan,
tentunya akan berbeda dengan tindakan terapi yang diambil tanpa persiapan tersebut.
Dalam keadaan ini tampaknya pihak disiplin ilmu bedah harus menempatkan diri pada
posisi pengidentifikasi sumber perdarahan dan sekaligus tindakan terapeutik yang akan
diambil.
5) Bila sarana diagnostik penunjang memadai, maka pilihan modalitas diagnostik
didasarkan pada sensitivitas keberhasilannya serta dapat tidaknya sekaligus sebagai
modalitas terapeutik. Pada umumnya pilihan modalitas antara endoskopi dan radiologi
intervensional. Berbeda dengan algoritme tata laksana perdarahan SCBA, pada
perdarahan SCBB (terutama perdarahan dari usus kecil) peran radiologi diagnostik dan
terapeutik lebih dominan.
Contoh:
a. Hemoroid
- Sklerosing/ligasi
b. Angioma
- embolisasi
c. Diverticulosis kolon:
d. Diverticulum Meckel
e. Tumor kolon
6) Jelaskan perbedaan sesak akibat penyakit jantung, penyakit paru, dan penyakit ginjal secara
sistematis!

jantung paru ginjal


- Bengkak pada tungkai - Bunyi suara: wheezing - Asidosis
- Bunyi nafas khas - TD normal - Pernafasan kusmaul
- TD meningkat - Nadi lebih cepat -
- Denyut jantung tidak
teratur

7) Jelaskan perbedaan syok anafilaktik dan syok septik!


a. Syok septik
1. ABC
2. Oksigenasi
3. Terapi cairan: kristaloid (NaCl/RL) atau koliod k/p
4. Transfusi PRC bila perdarahan aktif / HB < 8 gr/dl
5. Vasopressor: setelah hipovolemi teratasi namun px masih hipotensi  sampai MAP 60
mmHg/systole 90 mmHg
- Dopamine > 8 mikrogram/kg/menit
- Norepinephrine 0,03-1,5 mcg/kg/menit
- Keniferine 0,5-8 mcg/kg/menit
- Epinephrine 0,1-0,5 mcg/kg/menit
6. Inotropic:
- Dobutamine 2-28 mcg/kg/menit
- Dopamine 3 mcg/kg/menit
- Epinephrine 0,1-0,5 mcg/kg/menit
7. Eliminasi pathogen penyebab infeksi  drainase bedah terapi antimikroba
b. Syok anafilaktik
1) ABC: 02 4-6 LPM + stop penyebab
2) Epinephrine 1: 1000  0,01 ml/kgBB max 0,3 ml SC setiap 15-30 menit
3) Aminofilin + kortikosteroid IV
- Aminofilin 5-6 mg/kgbb diencerkan dalam NaCl 0,9% selama 15 menit pelan
- Dexamerhasone IV 2-6 mg/KgBB
4) Antihistamin
- Ranitidine 500 mg diencerkan dengan 30 Ml NaCl 0,9% diberikan dalam waktu 5 menit

8) Jelaskan cara pemeriksaan hepatitis B!


- HBS Ag (+): mengidap hepatitis B
- Anti HBS (+): tanda-tanda sembuh dan memiliki kekebalan hepatitis B
- HBeAg dan DNA HBV (+): replikasi virs Hepatitis B aktif dan titer tinggi
- Serokonversi HBeAg: anti HBeAg  tanda remisi : replikasi virus tidak atif
- IgG anti HBC (+): sedang/pernah terinfeksi
- IgM anti HBC (+): infeksi aktif
9) Beda PPOK dan ASMA!
PPOK ASMA
- Usia dewasa muda - Usia dini
- Lama merokok - Alergi
- Sesak saat aktivitas - Sesak bervariasi
- Progresivitas lambat - Progresif saat malam/pagi hari
- Hipersonor - Sonor
- Barrel chest - Wheezing
- FT: hiperinflasi, hiperlusen, diafragma datar - FT: normal
- Tx: - Tx:
1. Edukasi 1. Edukasi
2. Medikamentosa: 2. Hindari pencetus
a. Bronkodilator: antikolinergik, B2 3. Medikamentosa
agonis a. Controller: KS, metilsantin, agonis
b. Antiinflamasi B2,
c. Antibiotic b. Reliver: aminofilin, antikolinergik,
d. Antioskidan agonis B2
10) Jelaskan patofisiologi, diagnosis, dan komplikasi dari typoid!
a. Patofisiologi:
Kuman S.typi tertelan  masuk kedalam lambung  bertahan oleh asam lambung  masuk
kedalam usus (ileum terminal)  melekat pada mikrovili barrier usus  masuk kedalam sistem
limfoid mesenterica  masuk pada sistem limfatik  (+) bacteremia primer  masa inkubasi
selama 7-14 hari  menyebar ke seluruh tubuh dan berkolonisasi ke sistem retikuloendotelial
b. Diagnosis:
- Riwayat daerah edemik typoid
- Keluhan: lemah progresif, sakit kepala, mual, obstipasi/diare, perut kembung
- Suhu badan terus meningkat (stepleader)
- PF: bradikardi relative, splenomegaly, distensi abdomen, rasa tidak nyaman
- Lab: leukopeni, biakan (+) s. typi, titer widal (+)
c. Komplikasi:
- Usus: perdarahan (hematosezia); perforasi  akut abdomen, peritonitis
- Neuropsikiatri: toksik; penurunan kesadaran; paraplegi spastik
- Kardiovasculer: miokarditis toksik
- Hepatobilier: hepatitis, kolongotis, kolesistitis,
- Genitourinary: sindroma nefritis
- Hematologi: koagulasi intravascular; sindroma hemolitik uremik; hemolysis
- Pernafasan: batuk. Ulserasi faring posterior
- Muskoloskeletal: polimiositis
11) Jelaskan tanda dan gejala AKI!
a. Definisi: salah satu dari:
- Peningkatan kreatinin serum > 0,3 mg/dl dalam 24 jam
- Peningkatan Kreatinin serum >1,5 x dari baseline diperkirakan timbul 7 hari sebelum
- Urine <0,5 mg.kgbb/jam selama 6 jam
b. Stadium:
stadium Kreatinin serum urine output
1 1,5-1,9 x baseline / > 0,3 mg/dl <0,5 ml/kgBB/jam selama 6-12 jam
2 2-2,9 x baseline/ <0,5 ml/kgBB/jam selama>12 jam
3 3xbaseline / ks> 4 atau GFR<35 <0,3 ml/kgbb/jam selama > 24 jam atau
anuria >24 jam

12) Jelaskan komplikasi DM:


a. Akut:
1) Hiperglikemia
Etiologi:
- Insulin >>
- Sensitivitas insulin >>
- Asupan karbo berkurang
Keluhan:
- Otonomik: berkeringat, berdebar, tremor, lapar
- Neuroglikopenik: bingung, mengantuk, inkoordinasi, perilaku berbeda, malaise
Terapi:
- Glukosa oral 1-20 gr dalam larutan
- Glucagon 1 mg im/ 75-100 ml glukosa IV 20%
2) Ketoasidosis diabetic
Diagnosis:
- Tias: hiperglikemi, asidosis, ketosis  dehidrasi berat  syok
- Pencetus: infeksi, IMA, steroid, hentikan/mengurangi dosis insulin
3) Koma hyperosmolar hiperglikemik non ketotik
- Gejala klinis: dehidrasi berat; hiperglikemi perat, gangguan neurologis
- Faktor pencetus: infeksi, pengobaatan,dm tak terdiagnosis, penyalahgunaan obat
4) Koma HONK
- Tetralogy HONK
- Hiperglikemi > 1000 mg/dl
- No DM
- No kumsmaul
- No ketonemia
13) Indikasi HD
- LFG <5 ml.menit
- Dianggap perlu bila:
a. Ku buruk dan gejala klinis nyata
b. Kreatinin serum > 6 mg/dl
c. Ureum darah> 200 mg/dl
d. PH darah < 7,1
e. Anuria berkepanjangan > 5hr
f. Fluid overload
- Kontraindikasi HD:
a. Hb < 7
b. Hipotensi atau tidak respon terhadap vasopressor
c. Sindrom otak organic
d. Tidak Didapatkan akses vaskuler

Anda mungkin juga menyukai