Anda di halaman 1dari 2

Pengguna narkoba dan obat-obatan terlarang sudah meneyentuh angka 26.

367 orang atau 1,5 persen


dari jumlah penduduk di Sulawesi Tenggara (Sultra) sebanyak kurang lebih 2,3 juta jiwa.Kepala Badan
Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sultra Kombes Pol Fauzan Djamal di Kendari, Selasa mengatakan
sebagian besar dari pengguna narkoba tersebut berstatus pelajar atau mahasiswa.

"Jumlah pelajar atau mahasiswa yang mengonsumsi narkoba mencapai 65 persen dari total pengguna
narkoba yang ada di daerah ini," katanya.

Badan Narkotika Nasional Provinsi Sultra mengumumkan data penyalahgunaan narkotika sepanjang
tahun 2016, di Kantor BNNP Sultra. BNNP bersama tiga BNN kabupaten/kota (Kendari, Kolaka, Muna)
telah melaksanakan 122 kegiatan test urine yang diikuti oleh 5.447 orang. Hasilnya, sebanyak 181 orang
positif penyalahgunaan narkotika dan obat-obat terlarang. Data kegiatan BNNP Sultra, Bidang
Rehabilitasi telah melakukan rehab terhadap 424 orang pecandu narkotika dengan rincian 181 pasien
BNNP Sultra, 147 pasien BNN Kota Kendari, 56 orang dari BNN Kabupaten Kolaka serta 37 orang pasien
dari BNN Kabupaten Muna. Berdasarkan golongan umur pasien, penyalahgunaan narkotika terbanyak
diusia 20-44 tahun dengan jumlah 245 orang. Berdasarkan pendidikan, tamatan Sekolah Menengah Atas
(SMA) mendominasi dengan jumlah 260 orang. Berdasarkan pekerjaan, kalangan pelajar yang
menyalahgunaan narkotika mencapai 114 orang, anggota TNI/Polri yang menyalahgunakan narkotika
sebanyak 30 orang, sedangkan PNS 27 orang. Berdasarkan jenis narkotika yang digunakan, pengguna
sabu sebanyak 284 orang, ganja 20 orang, benzo 101 orang serta pemakai lem fox sebanyak 19
orang. Sedangkan laporan kasus Narkotika di tahun 2016 yang ditangani BNNP Sultra sebanyak 15
laporan, dimana terjadi peningkatan dari tahun 2015 yang hanya 7 kasus. Jumlah tersangka 19 orang, 17
laki-laki dan 2 lainnya perempuan. Latar belakang para tersangka dari berbagai tingkat kalangan mulai
dari mahasiswa, wiraswasta, pegawai honorer pemda, dan ibu rumah tangga. Beberapa tersangka ada
yang berperan sebagai bandar, pemakai, pengedar, kurir, kurir sekaligus pemakai, dan bandar sekaligus
pemakai dengan jumlah total barang bukti narkotika jenis sabu sebanyak 59,97 gram. Selama 2016 juga,
Bidang pencegahan dan pemberdayaan masyarakat telah melakukan advokasi dan diseminasi informasi
sebanyak 287 kegiatan yang melibatkan 22.032 orang. Kegiatan penyuluhan kepada masyarakat telah
dilakukan sebanyak 91 kegiatan dengan melibatkan 6.629 orang dengan tujuan untuk meningkatkan
potensi diri sehingga lebih produktif dan diharapkan mampu mengubah daerah rawan narkoba menjadi
lebih kondusif. (p2/c/hen)

Penyalahgunaan narkoba saat ini sangat memprihatinkan karena telah menimpa generasi muda mulai
dari anak SD sampai perguran tinggi. Mereka yang menyalahgunakan narkoba akan mengalami
kerusakan fisik dan ketidakseimbangan emosi akibat fungsi syaraf dan otak terganggu. Untuk itu perlu
adanya usaha pencegahan sedini mungkin, salah satunya dengan melaksanakan penyuluhan bahaya
narkoba di lingkungan perguruan tinggi Universitas Haluoleo Kendari.
Mengawali program kerja tahun 2016 BNN Kota Kendari menggelar penyuluhan bahaya
penyalahgunaan narkoba pada tingkat sekolah menengah atas dengan sasaran SMA Negeri 1
Kendari yang berlangsung pada Senin (25/01) bertempat di Ruang Rapat SMA Negeri 1 Kendari.

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kendari , Drs. H. Muhammad Ali, M.Si dalam sambutannya
menyatakan sangat berterima kasih akan kedatangan tim penyuluh BNN Kota Kendari
“Penyalahgunaan narkoba merupakan perbuatan yang melanggar hukum berdasarkan Undang-
Undang No. 35 Tahun 2009 tentang narkotika, sehingga kami berharap setelah para siswa
memperoleh materi bahaya narkoba mereka dapat menyampaikan kembali kepada rekan-
rekannya, sehingga tidak terjerumus dalam tindakan penyalahgunaan narkoba” ungkap Muh. Ali.

Anda mungkin juga menyukai