Anda di halaman 1dari 12

KARYA TULIS

KESERAKAHAN VOC DIBIDANG SOSIAL DAN BUDAYA

Kelompok 3 :
Anggota :
1. Fidya Nada Sasmita (05)
2. Hafizh Ilyasa (06)
3. Nur Izzati Pramesti R.C (21)
4. Riska Ayu Febrianti (26)
5. Tito Andreansyah (33)
XI-MIIA 4

SMA Negeri 1 Porong

Tahun Pelajaran 2014-2015

1
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya atas karunia-Nya kami tim penyusun Makalah Pendidikan tentang “Karya
Tulis Keserakahan VOC dibidang sosial dan budaya” yang dapat menambah
wawasan tentang ilmu pengetahuan .

Selanjutnya kami tim penyusun berharap semoga makalah ini dapat


memberi motivasi bagi pembaca serta dapat memberikan tambahan ilmu
pengetahuaan . Dan semoga karya tulis yang kami buat ini bermanfaat untuk
orang banyak .

Porong ,12 September 2104

Kelompok 3

2
Daftar isi
Halaman Sampul…………………………………………………………….1
Kata Pengantar………………………………………………………………2
Daftar Isi……………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………..5
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………5
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………..5
BAB IIISI DAN PEMBAHASAN
Keserakahan VOC Dibidang Sosial dan Budaya
1. Bidang Sosial………………………………………………………..6
2. Bidang Budaya………………………………………………………9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………….11
B. Saran………………………………………………………………...11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….11
LAMPIRAN…………………………………………………………………12

3
BAB I

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Perserikatan Perusahaan Hindia Timur atau Perusahaan Hindia Timur Belanda
atau VOC yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 adalah
perusahaan Belanda yang memiliki monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia.
Disebut Hindia Timur karena ada pula VOC yang merupakan perserikatan
dagang Hindia Barat. Perusahaan ini dianggap sebagai perusahaan pertama yang
mengeluarkan pembagian saham.
Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja, tetapi
badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-
fasilitas sendiri yang istimewa. Misalkan VOC boleh memiliki tentara dan boleh
bernegosiasi dengan negara-negara lain. Di Indonesia VOC memiliki sebutan
populer Kompeni atau Kumpeni. Istilah ini diambil dari kata compagnie dalam
nama lengkap perusahaan tersebut dalam bahasa Belanda. Tetapi rakyat Nusantara
lebih mengenal Kompeni adalah tentara Belanda karena penindasannya dan
pemerasan kepada rakyat Nusantara yang sama seperti tentara Belanda.
Datangnya orang Eropa melalui jalur laut diawali oleh Vasco da Gama, yang
pada tahun 1497-1498 berhasil berlayar dari Eropa ke India melalui Tanjung
Pengharapan (Cape of Good Hope) di ujung selatan Afrika, sehingga mereka tidak
perlu lagi bersaing dengan pedagang-pedagang Timur Tengah untuk memperoleh
akses ke Asia Timur, yang selama ini ditempuh melalui jalur darat yang sangat
berbahaya. Pada awalnya, tujuan utama bangsa-bangsa Eropa ke Asia Timur dan
Tenggara termasuk ke Nusantara adalah untuk perdagangan, demikian juga
dengan bangsa Belanda.
Selama abad ke 16 perdagangan rempah-rempah didominasi oleh Portugis
dengan menggunakan Lisabon sebagai pelabuhan utama. Sebelum revolusi di
negeri Belanda kota Antwerp memegang peranan penting sebagai distributor di
Eropa Utara, akan tetapi setelah tahun 1591 Portugis melakukan kerjasama
dengan firma-firma dari Jerman, Spanyol dan Italia menggunakan Hamburg
sebagai pelabuhan utama sebagai tempat untuk mendistribusikan barang-barang
dari Asia, memindah jalur perdagangan tidak melewati Belanda. Namun ternyata
perdagangan yang dilakukan Portugis tidak efisien dan tidak mampu menyuplai
permintaan yang terus meninggi, terutama lada. Suplai yang tidak lancar
menyebabkan harga lada meroket pada saat itu.
Pada 20 Maret 1602, para pedagang Belanda mendirikan Verenigde Oost-
Indische Compagnie - VOC (Perkumpulan Dagang India Timur). Di masa itu,
terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol

4
kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni
perdagangan di Asia Timur. Untuk menghadapai masalah ini, oleh Staaten
Generaal di Belanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus mereka
biayai sendiri. Selain itu, VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah
Belanda -yang waktu itu masih berbentuk Republik- untuk membuat perjanjian
kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara. Wewenang ini yang
mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak
seperti layaknya satu negara.
Perusahaan ini mendirikan markasnya di Batavia (sekarang Jakarta) di pulau
Jawa. Pos kolonial lainnya juga didirikan di tempat lainnya di Hindia Timur yang
kemudian menjadi Indonesia, seperti di kepulauan rempah-rempah (Maluku),
yang termasuk Kepulauan Banda di mana VOC manjalankan monopoli atas pala
dan fuli. Metode yang digunakan untuk mempertahankan monompoli termasuk
kekerasan terhadap populasi lokal, dan juga pemerasan dan pembunuhan
massal.Pos perdagangan yang lebih tentram di Deshima, pulau buatan di lepas
pantai Nagasaki, adalah tempat satu-satunya di mana orang Eropa dapat
berdagang dengan Jepang.
Tahun 1603 VOC memperoleh izin di Banten untuk mendirikan kantor
perwakilan, dan pada 1610 Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC
pertama (1610-1614), namun ia memilih Jayakarta sebagai basis administrasi
VOC. Sementara itu, Frederik de Houtman menjadi Gubernur VOC di Ambon
(1605 - 1611) dan setelah itu menjadi Gubernur untuk Maluku (1621 - 1623).

B. Rumusan Masalah
Apa saja keserakahan VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie) dalam
bidang sosial dan budaya ?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui keserakahan VOC dibidang sosial dan budaya, serta
dapat menambah wawasan bagi para pembaca agar dapat mengetahui
sengsaranya rakyat Indonesia saat itu.

D. Manfaat Penelitian
1. Agar mengetahui keserakahan VOC dibidang sosial dan budaya.
2. Menambah wawasan kita tentang sejarah Indonesia pada masa
penjajahan.

5
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

KESERAKAHAN VOC DI BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA

1. BIDANG SOSIAL
 Penggolongan Sosial
Penggolongan Sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat,
golongan secara horizontal atas dasar perbedaan ras, jenis kelamin, agama,
profesi, dsb. Pada masa colonial penggolongan masyarakat didasarkan
pada perbedaan ras.
 Golongan Eropa
Terdiri dari orang Belanda, Inggris, Amerika, Belgia, Swiss, dan
Perancis.Golongan Eropa merupakan golongan pendatang yang sangat
minoritas. Mereka memiliki kekuasaan yang besar di Indonesia. Status
sosial mereka lebih tinggi dibandingkan dengan golongan-golongan lain
yang ada. Mereka adalah para pemilik modal yang menanamkan
modalnya di perusahaan perkebunan Indonesia.Perkawinan antara
orang Eropa orang Indonesia disebut golongan Indo-Eropa.
 Golongan Asia dan Timar Asing
Terdiri dari bangsa Cina, India, dan Arab. Mereka memiliki
kedudukan sosial yang lebih tinggi dan istimewa daripada kaum
pribumi. Status ekonomi merekapun tinggi sehingga membuat
pemerintah Belanda memberikan banyak kemudahan bagi golongan
tersebut dalam sektor perdagangan. Sebagai pedagang, mereka
menguasai perdagangan eceran, tekstil, dan mesin elektronik.
Perkawinan antara kaum Timur Asing dengan orang Indonesia disebut
golongan Indo Timur Asing/ Peranakan.
 Golongan Pibumi
Golongan Pribumi merupakan kelompok mayoritas dan merupakan
pemilik negeri ini. Mereka merupakan penduduk asli Indonesia. Tetapi
merupakan orang yang tertindas dan terjajah. Kedudukannya adalah
yang paling rendah (lapisan terbawah) dan dibebankan banyak
kewajiban tetapi hanya kurang diperhatikan.

6
 Stratifikasi Sosial / Pelapisan Sosial
Stratifikasi Sosial merupakan struktur sosial atau susunan masyarakat yang
dibedakan ke dalam lapisan-lapisan secara bertingkat. Sebelum pemerintahan
kolonial di Indonesia telah mengenal 4 lapisan masyarakat, yaitu:
1. Golongan Raja dan keluarganya
Golongan raja memiliki pengaruh yang sangat besar dalam masyarakat
pada suatu wilayah. Hal ini disebabkan karena kkedudukannya ssebagai penguasa
dalam suatu wilayah. Golongan ini sangat dihormati dan disegani oleh rakyatnya.
Raja memerintah secara turun-temurun.
2. Golongan Elite
Golongan elite merupakan sekelompok masyarakat yang mempunyai
kedudukan terkemuka di masyarakat maupun di lingkungan kerajaan. Terdiri dari
golongan bangsawan, tentara, kaum keagamaan, serta golongan pedagang.
Merreka memiliki kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya yang berbeda dengan
masyarakat non elite. Mereka hidup seperti keluarga kerajaan yang dilengkapi
dengan pegawai dan Hamba Sahaya.
3. Golongan Non Elite
Golongan non Elite merupakan gologan masyarakat kebanyakan dengan
jumlahnya paling besar. Mereka memiliki berbagai keahlian seperti dalam bidang
pertanian, pertukangan, pedagang kecil/kelontong sebagian besar mereka tinggal
di desa. Sedangkan masyarakat non elite yang tinggal di kota adalah para seniman.
4. Golongan Hamba Sahaya
Golongan Hamba Sahaya merupakan masyarakat lapisan paling bawah.
Mereka mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang paling berat. Mereka dapat
menjadi golongan Hamba Sahaya jika mereka tidak dapat membayar hutang,
tawanan perang, serta mereka yang diperoleh dengan membeli (Budak Belian).
Perlakuan terhadap mereka tergantung kepada orang yang menjadi majikannya
mereka dapat membebaskan diri jika majikannya memberikan kebebasan padanya.

Adapun Sistem Pelapisan Sosial masa Pemerintahan Kolonial sebagai


berikut:

1. Golongan Penjajah dan Terjajah


Golongan penjajah merupakan golongan bangsa asing yang menguasai
Indonesia dan memiliki peran yang penting dalam menentukan arah kekuasaan
dan jalannya pemerintahan. Mereka sekedar menjajah untuk mendapatkan
keuntungan dan menghalalkan segala cara.
Golongan terjajah merupakan golongan yang menjadi tempat penindasan dan
pemerasan yang dilakukan oleh penjajah. Mereka yang mengalami penderitaan
dan kesengsaraan akibat penindasan dan pemerasan selalu dialaminya.

7
2. Golongan Majikan dan Buruh
Golongan majikan terdiri dari para pengusaha swasta asing. Pemilik
perusahaan. Golongan buruh terdiri dari masyarakat yang bekerja pada
perusahaan-perusahaan. Dari perkebunan-perkebunan tersebut hanya kaum
pemilik modal yang memperoleh keuntungan sedangkan kaum buruh memperoleh
upah yang kecil.

 Mobilitas Sosial Penduduk


Mobilitas sosial merupakan gerakan masyarakat atau perpindahan
penduduk atau masyarakat dari satu daerah ke daerah lain. Mobilitas sosial yang
terbesar di Indonesia terjadi karena :
Ø Pada masa tanam paksa orang melakukan mobilitas sosial untuk
menghindari berbagai kewajiban yang harus mereka jalani seperti kewajiban
kerja paksa dan tanam paksa
Ø Pada masa tanam paksa mereka melakukan mobilitas penduduk juga untuk
menghindari diri dari bahaya kelaparan dan kekeringan yang melanda desa
mereka.
Ø Berkembangnya perkebunan-perkebunan besar di Indonesia menyebabkan
munculnya tuntutan akan pemenuhan tenaga kerja.
Ø Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja tersebut maka pemerintah
melakukan mobilitas sosial
Ø Para pekerja Indonesia dibayar dengan harga murah sehingga para
pengusaha perkebunan bersedia mengikat mereka dengan Koeli
Ordonatie (kuli kontrak) yang disertai denagn Poenale Sanctie(ancaman
hukuman bagi yang tidak mau bekerja dan meninggalkan perkebunan), ini
merupakan kebijakan dari pemerintah.
Ø Mobilitas sosial terjadi juga karena lahan-lahan pertanian di desa
digunakan untuk industri dan perkebunan besar
Ø Munculnya kota-kota baru yang mendukung berbagai aktivitas masyarakat
memungkinkan berbagai sarana prasarana ada di kota tersebut
Ø Banyaknya orang Indonesia yang mengenyam pendidikan pada akhirnya
memunculkan golongan cendekiawan yang bekerja pada kantor-kantor milik
pemerintah yang letaknya di kota

8
2. BIDANG BUDAYA
 Pengaruh Westernisasi
Westernisasi (Pembaratan) merupakan proses pemasukkan
pengaruh budaya Barat bagi rakyat.Masuknya pengaruh budaya Barat
tersebut tentu saja berbeda dengan nilai-nilai dari kebudayan asli bangsa
Indonesia. Westernisasi masuk melalui jalur pemerintahan dan pendidikan.
Pengaruh Westernisasi bagi bangsa Indonesia tampak pada:
 Penggunaan bahas Belanda dalam pergaulan sehari-hari di kalangan rakyat
Indonesia.
 Gaya berpakaian rakyat Indonesia meniru cara berpakaian model barat,
tampak dengan dikenalnya rok, jas, dasi, topi,dsb.
 Tata cara pergaulan dan lingkungan pergaulan yang meniru cara barat
dimana telah lebih terbuka dan bebas.
 Sistem jabatan dan kepangkatan, dimana orang Indonesia mulai
menduduki jabatan tertentu dan menyandang pangkat tertentu.
 Adanya Pendidikan model Eropa/Barat menjadi prioritas utama bagi
rakyat Indonesia yang ingin mengenyam pendidikan.
 Model bangunan dan arsitektur serta sarana penunjang kehidupan meniru
model Eropa sehingga lebih modern bahkan tata kotapun meniru model
barat.
 Perkembangan Pendidikan
Sebelum masuknya kolonialisme Barat di Indonesia :
 Sistem pendidikan masih bersifat tradisional yang hanya bisa dinikmati
oleh beberapa orang dan biasanya kangan elite tertentu dalam masyarakat.
 Pusat pendidikan terbatas di lingkungan keraton dan tempat-tempat
penyebaran agama , seperti pondok pesantren.
 Berkembangnya Politik Etis menyebabkan berdirinya sekolah-sekolah
untuk kaum pribumi. Tujuan didirikan sekolah-sekolah tersebut awalnya
untuk mendidik calon-calon birokrat pemerintah bangsa Indonesia.
Jenis-jenis sekolah yang didirikan:
 Sekolah Calon Birokrat bernama OSVIA (Opleidingschool Voor
Inlandische Ambtenaren) yang didirikan di Bandung, Magelang, dan
Probolinggo, untuk kalangan elite tertentu.
 Pada tahun 1848, dibuka sekolah secara massal disetiap kabupaten,
meskipun masih terbatas untuk kalangan tertentu, seperti:
 HIS (Hollandsch Inlandsche School)
 MULO (Meer Ultgebreid Lager Onderwijs)
 AMS (Algemeene Middelbare School)
 HBS (Hoogere Burgerschool)

9
 Pada tahun 1851 dibuka sekolah guru Kweekschool dan Hogere
Kweekschool.
 Dibuka sekolah dokter STOVIA.
 Akhir tahun 19 dibuka sekolah untuk kaum pribumi disebut Sekolah
Angka 1 dan Sekolah Angka 2 bersifat umum dan memberikan pelajaran
dasar seperti membaca, menulis, berhitung, ilmu bumi, sejarah, dan ilmu
alam.

Dalam pendidikan Eropa diajarkan dengan menggunakan metode pendidikan


Barat, diperkenalkan pula nilai-nilai seperti disiplin, taat pada aturan serta tata
cara Barat yang sebelumnya tidak dikenal dalam sistem pendidikan pribumi.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bidang Sosial
a) Penggolongan Sosial merupakan pembedaan anggota masyarakat,
golongan secara horizontal atas dasar perbedaan ras, jenis kelamin, agama,
profesi, dsb.
b) Stratifikasi Sosial merupakan struktur sosial atau susunan masyarakat
yang dibedakan ke dalam lapisan-lapisan secara bertingkat.
c) Mobilitas sosial merupakan gerakan masyarakat atau perpindahan
penduduk atau masyarakat dari satu daerah ke daerah lain.
2. Bidang Budaya
a) Pengaruh Westernisasi bagi bangsa Indonesia yaitu Penggunaan bahas
Belanda dalam pergaulan sehari-hari di kalangan rakyat Indonesia. Dan
gaya berpakaian rakyat Indonesia meniru cara berpakaian model barat,
tampak dengan dikenalnya rok, jas, dasi, topi,dsb.
b) Sistem pendidikan masih bersifat tradisional yang hanya bisa dinikmati
oleh beberapa orang dan biasanya kalangan elite tertentu dalam
masyarakat. Dan berkembangnya politik etis menyebabkan berdirinya
sekolah-sekolah untuk kaum pribumi. Tujuan didirikan sekolah-sekolah
tersebut awalnya untuk mendidik calon-calon birokrat pemerintah bangsa
Indonesia.
c) Pendidikan yang diperoleh masyarakat Indonesia mampu menyadarkan
mereka mengenai kondisi bangsa Indonesia akibat penjajahan dan apa
yang seharusnya dilakukan oleh rakyat. Dan Masyarakat Indonesia
mayoritas memeluk agama Islam, kegiatan keagamaan dikontrol dan
dibatasi oleh pemerintah kolonial.
B. Saran
Kita sebagai generasi muda penerus bangsa seharusnya menghargai
perjuangan rakyat Indonesia di masa penjajahan dan selalu belajar serta
berusaha untuk meraih cita-cita agar berguna bagi bangsa dan Negara.
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/06/pemanasan-global-global-warming.html
http://mustaqimzone.wordpress.com/2010/02/07/perubahan-ekonomi-sosial-dan-budaya-masyarakat-
indonesia-sebagai-dampak-kekuasaan-bangsa-bangsa-eropa-di-indonesia/
http://rinahistory.blog.friendster.com/2009/03/perubahan-ekonomi-sosial-dan-budaya-masyarakat-
indonesia-sebagai-dampak-kekuasaan-bangsa-bangsa-eropa-di-indonesia/
http://rinamenoreh.blogspot.com/2010/02/runtuhnya-voc-penjajahan-pemerintah.html
http://www.indonesiaindonesia.com/f/2380-indonesia-era-voc/

11
LAMPIRAN

12

Anda mungkin juga menyukai