Vitamin
Vitamin E adalah istilah umum bagi delapan macam substansi alami yang
bersifat lemak, yaitu: 4 tocopherol dan 4 tocotrienol. Diantara delapan macam
substansi tersebut substansi α-tocopherol adalah jenis yang mempunyai aktivitas
biologi yang tertinggi dan terdapat dalam jumlah besar dalam jaringan tubuh.
Vitamin E merupakan istilah yang menunjukan kelompok senyawa trienol dimana
kelompok senyawa yang paling aktif ini adalah α-tocopherol (GOODMAN’S &
GILLMAN’S, 1991).
Validasi Metode
Spesifisitas (Specificity)
Spesifisitas adalah kemampuan untuk menilai dengan jelas analit diantara
adanya komponen lain didalam suatu sampel. Komponen ini biasanya merupakan
impuritas, hasil urai atau matriks sampel, dan lain-lain (SIMEX, 2015).
Menurut RIYANTO (2014) bahwa selektivitas metode ditentukan dengan
membandingkan hasil analisis sampel yang mengandung cemaran, hasil urai,
senyawa sejenis, senyawa asing lainnya atau pembawa plasebo dengan hasil
analisis sampel tanpa penambahan bahan-bahan tadi.
Linearitas (Linearity)
Linieritas adalah kemampuan dari suatu metode untuk memberikan hasil
uji yang proporsional terhadap kepekatan analit dalam jangkauan kepekatan yang
ada. Linieritas merupakan korelasi antara dua variabel (konsentrasi dan
absorbansi) biasanya dinyatakan dalam koefisien korelasi yang dapat dihitung
secara statistika. Linieritas yang baik ditunjukkan dengan koefisien korelasi yang
mendekati satu. Dalam suatu penetapan, koefisien korelasi sebaiknya >0,995
(MILLER & MILLER, 1991).
Uji linieritas ini dilakukan dengan suatu seri larutan baku yang terdiri atas
minimal empat konsentrasi yang berbeda dengan rentang 50-150% dari kadar
analit sampel. Parameter hubungan kelinieran yang digunakan yaitu koefisien
korelasi (r) dan koefisien determinasi (R) pada regresi linier y = a + bx.
Hubungan linier yang ideal dicapai jika nilai a = 0 dan r = +1 atau -1 merupakan
hubungan yang sempurna (RIYANTO, 2014).
Akurasi (Accuracy)
Akurasi didefinisikan sebagai kedekatan antara hasil pengujian terhadap
nilai yang sebenarnya. Suatu hasil yang akurat adalah hasil yang mendekati nilai
sejati dari suatu besaran terukur (DAY & UNDERWOOD, 2002).
Uji akurasi untuk validasi selalu menggunakan Reference Material.
Reference Material (RM) adalah material yang cukup homogen dan stabil
sehubungan dengan satu atau lebih sifat tertentu, yang telah dibuat dengan fresh
untuk digunakan dalam proses pengukuran. Accuracy dinyatakan sebagai persen
perolehan kembali (recovery) analit yang ditambahkan (RIYANTO, 2014).
Presisi (Precision)
1. Keterulangan (Repeatability)
Keterulangan adalah ketelitian yang diperoleh dari hasil pengulangan
dengan menggunakan metode, operator, peralatan, laboratorium, dan
dalam interval pemeriksaan waktu yang singkat. Pemeriksaan
keterulangan bertujuan untuk mengetahui konsistensi analit, tingkat
kesulitan metode dan kesesuaian metode.
2. Presisi Antara (Intermediate Precision)
Presisi antara merupakan bagian dari presisi yang dilakukan dengan cara
mengulang pemeriksaan terhadap contoh uji dengan alat, waktu, analis
yang berbeda, namun dalam laboratorium yang sama.
3. Ketertiruan(Reproducibility)
Ketertiruan yaitu ketelitian yang dihitung dari hasil penetapan ulangan
dengan menggunakan metode yang sama, namun dilakukan oleh analis,
peralatan, laboratorium dan waktu yang berbeda.
Robustness
Ketangguhan metode adalah derajat ketertiruan hasil uji yang diperoleh
dari analisis sampel yang sama dalam berbagai kondisi uji normal, seperti
laboratorium, analisis, instrumen, bahan pereaksi, suhu, hari yang berbeda, dll.
Ketangguhan biasanya dinyatakan sebagai tidak adanya pengaruh perbedaan
operasi atau lingkungan kerja pada hasil uji.
Ketahanan suatu metode analisis adalah ukuran dari kemampuannya untuk
tetap tidak terpengaruh oleh variasi kecil, tetapi disengaja dalam parameter
metode, dan memberikan indikasi kehandalan selama penggunaan normal.
Ketangguhan metode kromatografi, misalnya, dapat dievaluasi oleh variasi dalam
parameter seperti komposisi fase gerak, pH dan kekuatan ion, suhu dan banyak
yang berbeda atau pemasok kolom (RIYANTO, 2014).
5. Detektor
Menurut ROHMAN (2007), detektor diperlukan untuk mengindera
adanya komponen cuplikan di dalam efluen kolom dan mengukur jumlahnya.
Detektor yang baik sangat peka, tidak banyak berderau, rentang tanggapan
liniernya lebar, dan menanggapi semua jenis senyawa. Kita menginginkan pula
detektor yang kurang peka terhadap perubahan aliran dan suhu, tetapi hal itu
selalu tidak terpenuhi. Detektor pada KCKT dikelompokkan menjadi dua
golongan yaitu:
- Detektor universal yaitu detektor yang mampu mendeteksi zat secara
umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif seperti
detektor indeks bias dan spektrofotometri massa.
- Detektor yang spesifik yang hanya akan mendeteksi analit secara
spesifik dan selektif, seperti detektor UV-Vis, detektor fluoresensi, dan
elektrokimia
6. Komputer
Alat pengumpul data seperti komputer dihubungkan dengan detektor. Alat
ini akan mengukur sinyal elektronik yang dihasilkan oleh detektor lalu
memplotkannya sebagai suatu kromatogram yang selanjutnya dapat dievaluasi
oleh seorang analis (GANDJAR & ROHMAN, 2007).