Anda di halaman 1dari 22

ALAT PENGANGKAT

TOWER CRANE

DISUSUN OLEH :

PRADANA ADI LAKSANA 15110032

TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
SURABAYA
2018
Daftar IsI

Daftar Isi ..............................................................................................................................1

Kata Pengantar .....................................................................................................................2

BAB I (Pendahuluan) ...........................................................................................................3


1.1. Latar Belakang .............................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................4
1.3. Tujuan dan Manfaat......................................................................................................4

BAB II (Tinjauan Pustaka) ..................................................................................................5


2.1. Pengertian Crane ..........................................................................................................5
2.2. Jenis-jenis Utama Crane ...............................................................................................5
2.3.Cara Kerja Rubber Tyred Gantry Crane ........................................................................7
2.4.Bagian – bagian Rubber Tyred Gantry (RTG) Crane ....................................................8
2.5.Perhitungan Gaya dan Tegangan pada Rangka ......................................................................... 9
2.6.Transmisi................................................................................................................................. 11

BAB III (Prinsip Kerja Tower Crane) ...............................................................................16


3.1. Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane di Gedung Bertingkat ...16
3.2. Tipe - Tipe Tower Crane ............................................................................................17
3.3. Bagian – Bagian Tower Crane ...................................................................................17
3.4. Cara Pemasangan Tower Crane .................................................................................19

BAB IV (Penutup) .............................................................................................................21


4.1. Kesimpulan .................................................................................................................21
4.2. Saran ...........................................................................................................................21

1
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang tower crane.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan
didukung dengan bantuan tenaga orang-orang atau hewan, seperti keledai. Crane
ini digunakan untuk pembangunan gedung-gedung tinggi. Crane yang lebih besar
kemudian berkembang, pada abad pertengahan crane diperkenalkan untuk
bongkar muat kapal dan untuk membantu konstruksi seperti membangun menara
batu dan lainnya. Crane yang pertama dibangun dari kayu, tapi kemudian
berkembang dan di buat dari besi dan baja pada masa revolusi industri.

Selama berabad-abad pergerakan crane dengan bantuan kekuatan manusia dan


hewan, seperti keledai digunakan untuk mengangkat beban dan memindahkan
beban. Kekuatan mesin pertama kali dikenalkan pada abad 18 atau 19 dengan
daya yang disediakan mesin uap. Untuk crane modern menggunakan daya listrik
dan sistem hidrolik untuk memberikan kemampuan mengangkat jauh lebih besar
dari sebelumnya.

Tower crane digunakan untuk mengangkat muatan secara vertikal,


menahannya apabila diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain yang
ditentukan dengan mekanisme pendongkrak (luffing), pemutar (slewing), dan
pejalan (travelling). Dalam pelaksanaan proyek konstruksi bangunan bertingkat,
tower crane sering digunakan sebagai alat bantu untuk pemindahan material
secara vertikal dan horisontal. Untuk efisiensi biaya proyek, perkiraan jadwal dan
waktu penggunaan tower crane perlu dilakukan sebelum pelaksanaan konstruksi.

Pada proyek bangunan bertingkat tower crane pada umumnya digunakan


untuk pekerjaan pengangkatan tulangan, pekerjaan pengecoran, pengangkatan
bekisting, pengangkatan dinding precast, pasir, batu bata, atap rangka baja, unit-
unit elektrikal dan mekanikal. Dalam penggunaan tower crane untuk banyaknya
pekerjaan yang dapat dilakukan tower crane maka dibutuhkan tinjauan ke
lapangan untuk menghitung efektivitas dan produktivitas penggunaan tower crane

Pada suatu pekerjaan proyek konstruksi gedung bertingkat (high rise building)
penggunaaan tower crane sangatlah membantu dalam penyelesaiaan pekerjaan
Tower crane juga memegang peranan penting soal kecepatan dan percepatan
pekerjaan. Berdasarkan pertimbangan penggunaan tower crane sebagaimana
disebutkan maka pada skripsi ini penulis mencoba menjelaskan bagaimana cara
3
pemilihan dan penentuan tower crane yang tepat untuk tingkat produktivitas suatu
daerah konstruksi dan jumlah tower crane yang mungkin digunakan agar proyek
dapat berjalan sesuai dengan time schedule pada konstruksi gedung bertingkat
(high risebuilding).

Dengan mempelajari karakteristik dan spesifikasi tower crane beserta


observasi lapangan akan ditinjau optimasi jumlah yang dapat membantu
kontraktor untuk menghitung efektivitas dan produktivitas penggunaan tower
crane pada proyek bangunan bertingkat. Perkiraan waktu penggunaan tower crane
mencakup waktu untuk gerakan vertikal (hoist), berputar (swing) dan horisontal
(trolley) dapat dihitung secara matematis untuk setiap jenis pekerjaan tower crane,
dengan memperhitungkan faktor kondisi pekerjaan dan kondisi manajemen. Dari
penjelasan diatas penulis menjadi tertarik kepada pembahasan mengenai
TINJAUAN JUMLAH TOWER CRANE YANG DIGUNAKAN PADA
GEDUNG BERTINGKAT.

1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana cara mengitung gaya dan tegangan?

 Bagaimana cara mendisain awal pemasanagan tower crane?

1.3 Tujuan dan Manfaat

 Membantu siswa lebih kreatif

 Membantu mahasiswa lebih luas waswasanya dalam mengetahui macam –


macam crane

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Crane

Crane adalah suatu alat pengangkat dan pemindah material yang bekerja
dengan perinsip kerja tali, crane digunakan untuk angkat muatan secara vertikal
dan gerak kearah horizontal bergerak secara bersama dan menurunkan muatan ke
tempat yang telah ditentukan dengan mekanisme pergerakan crane secara dua
derajat kebebasan.

2.2 Jenis-jenis Utama Crane

2.2.1 Crane stasioner yang dapatdiputar

Crane stasioner yang dapat diputar atau crane putar yang diam ditempat
umumnya merupakan crane yang tetap dengan tiang miring yang dapat
berputar pada sumbu vertikal.
Crane jenis ini yang sekarang sangat populer adalah tower crane. Di
dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower crane sangat cocok
dipakai untuk pelayanan bangunan bertingkat (high rise building) untuk
melayani daerah konstruksi sesuai luas lahan. Tower crane menjadi sentral
atau alat yang paling utama karena dalam proyek gedung bertingkat, tower
crane digunakan untuk mengangkat muatan secara horisontal maupun
vertikal, menahannya apabila diperlukan, dan menurunkan muatan ke
tempat lain yang ditentukan dengan mekanisme pendongkrak (luffing),
pemutar (slewing), dan pejalan (travelling).

2.2.2 Crane yang bergerak padarel

Crane yang bergerak pada rel umumnya terdiri dari crane kantilever dan
monorel (baik yang berupa dapat diputar maupun tidak) yang bergerak lurus
pada suatu jalurkhusus.

2.2.3 Crane TanpaLintasan

Crane tanpa lintasan terdiri dari atas crane tiang yang dipasang diatas
truk, mobil atau traktor agar dapat bergerak pada jalan berkapur, berbatu,
dan beraspal.
5
2.2.4 Crane yang dipasang pada traktor rantai ataulokomotif

Crane yang dipasang pada lokomotif atau traktor atau kendaraan beroda
belakang, termasuk pula crane tiang yang lebih kuat yang bergerak pada
jalur rel, jalan tanah dan didalam daerah gudang.

2.2.5 CraneJembatan

Crane jembatan terdiri dari crane yang berjalan pada jembatan rangka
dan yang bergerak pada jalur rel yang dibentang pada permukaan tanah.
Untuk rel yang dibentang di permukaan tanah, jembatannya dilengkapi
dengan kaki pendukung yang tinggi, yang dipasang pada kedua sisi
jembatan (gantri dan jembatan pemindah muatan) atau hanya pada satu sisi
jembatan (semigantri).
Crane tipe jembatan dkelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Craneberpalang

b. Crane berpalang tunggal untuk gerakanoverhead.

c. Crane berpalang ganda untuk gerakanoverhead.

d. Gantry crane dan semigantry

6
2.3 Cara Kerja Rubber Tyred Gantry Crane

Dalam hal ini gantry crane mempunyai cara kerja sebagai berikut:

1) Gerakan Hoist

Gerakan hoist ini adalah gerakan naik dan turun untuk mengangkat dan
menurunkan muatan yang telah dijepit oleh spreader yang diikat melalui
tali baja (wire rope) yang digulung oleh drum, dimana drum ini digerakkan
oleh elektromotor. Apabila posisi pengangkatannya telah disesuaikan
seperti yang telah dikehendaki maka gerakan drum ini dapat dihentikan oleh
rem (brake) yang dilakukan pada handle dan terdapat pada kabin operator.

2) Gerakan Transversal

Gerakan transversal ini adalah gerakan yang dilakukan oleh trolley saat
membawa muatan dengan arah dan pergerakanya sejajar dengan boom dan
girder, melalui tali baja yang terlilit pada drum dengan penggerak mula
ialah elektromotor, sehingga trolley akan bergerak pada rel yang terletak
diatas boom dan girder. Gerakan ini akan berhenti jika arus listrik pada
elektromotor diputuskan dan sekaligus rem akan berkerja.

3) Gerakan Longitudinal

Gerakan longitudinal ini disebut juga gerakan yang dilakukan oleh


gantry yaitu gerakan memanjang pada rel besi yang terletak pada
permukaan tanah yang dilakukan melalui roda gigi transmisi. Dalam hal ini
elektromotor akan memutar roda gantry dan gantry akan bergerak secara
maju mundur ke arah yang diinginkan, dan setelah jarak yang dicapai telah
pada tempatnya maka arus listrik akan terputus dan rem sekaligus akan
berkerja.

7
2.4 Bagian – bagian Rubber Tyred Gantry (RTG) Crane

Gambar 2.1 Bagian-bagian rubber tyred gantry

Bagian-bagian utama dari rubber tyred gantry (RTG) crane

1. Ganset (engine)

2. Groundbeam

3. Supportingleg

4. Electricroom

5. Roda(tyre)

6. Cranemotor

7. Mainbeem

8. Trolley

9. Hook

10. Talibaja

11. Cranecabin

8
2.5 Perhitungan Gaya dan Tegangan pada Rangka

2.5.1 Hukum Kesetimbangan

Kesetimbangan adalah sebuah kondisi dimana resultan semua gaya yang


bekerja pada sebuah benda adalah nol. Dengan kata lain, semua benda
berada dalam kesetimbangan jika semua gaya dan momen yang dikenakan
padanya setimbang. Pernyataan ini dicantumkan dalam persamaan
kesetimbangan, yaitu:
Σ =0, Σ =0, ΣM =0...................................................(1, lit.2,2015)

dengan Σ = Jumlah gaya pada x (N)

Σ = Jumlah gaya pada y (N)

ΣM = Jumlah momen yang berkerja (Nm)

2.5.2 Tegangan Bending

- Tegangan bending:

= ............................................................................(2, lit.2,2015)

Dimana:

σb = Teganganbending (N/mm2)

mb = Momen bending (N.mm)

wb= Momen tahanan bending (mm3)

2.5.3 Tegangan Tarik

- Tegangan tarik:

= …………………………………......................(3, lit.2,2015)

σt = Tegangan Tarik

(N/mm2) F = Gaya yang


bekerja (N) A = Luas

penampang (mm2)

9
2.5.4 Tegangan Geser

= . . …………………………………......(5, lit.4,2015)

Sehingga

P = Daya (W)

n = Putaran (rpm)

D = Diameter drum (m)

2.5.5 Teori Euler

Teori Euler hanya berlaku untuk pembebanan pada daerah proporsional,


yaitu kontruksi pembebanan penumpuan ujung buckling:
F = . …………………………………....................(6, lit.5,2015)

= )

= )

= )

= )

10
2.6 Transmisi

2.6.1 Roda Gigi

Secara umum fungsi roda gigi yaitu untuk meneruskan putaran dari poros
penggerak ke poros yang digerakkan, dan juga dapat memindahkan cairan
dari suatu tempat ketempat yang lain, seperti yang digunakan pada pompa
roda gigi. Roda gigi dikelompokkan menjadi tiga kelompok, sesuai dengan
kedudukan yang diambil oleh poros yang dipergunakan dalam industri.
Putaran yang berubah - ubah juga dapat diperoleh dengan menggunakan
roda gigi. Salah satu maksud tersebut ialah dipergunakan pada perkakas
pemindah kecepatan. Roda gigi dipergunakan pada kendaraan atau mesin
yang memiliki gerakan putar, adapun sistem transmisi pada perencanaan ini
terlihat seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.2 Sistem transmisi

Roda gigi dapat digolongkan sesuai kedudukan yang diambil oleh poros
yang satu terhadap poros yang lain. Penggunaan roda gigi ada tiga golongan
yaitu:
a) Poros sejajar satu sama lain.

Roda gigi yang dipergunakan bentuk dasarnya adalah dua buah


silinder yang saling bersinggungan menurut sebuah garis lukis. Roda gigi
yang dipergunakan dapat sejajar dengan garis lukis silinder, atau
membuat sudut dengan garis lukis.

b) Poros saling memotong.

Roda gigi yang dipergunakan adalah roda gigi krucut dengan puncak
gabungan yang saling menyinggung menurut sebuah garis lukis dan garis
lukis gigi saling berpotongan di puncak krucut.
11
c) Poros saling menyilang,

Roda gigi yang dapat dipergunakan berbentuk roda ulir.

Adapun standar gear box yang dipakai :

Gambar 2.3 Spesifikasi gear box

2.6.2 Motor

Motor listrik berfungsi sebagai tenaga penggerak yang digunakan untuk


menggerakkan gear box. Penggunaan dari motor listrik ini disesuaikan
dengan kebutuhan daya dari mesin tersebut, yaitu daya yang diperlukan
dalam proses gerakan pada hoist, trolley, danhook.

Jika (rpm) adalah putaran dari motor listrik dan T (Nm) adalah torsi
pada motor listrik, maka besarnya daya P (watt) yang diperlukan untuk
menggerakkan system yaitu:
×
= × ……………….....................……........(7, lit.6,2015)

Dengan

P = Daya Motor Listrik (Watt)

T = Torsi motor listrik (Nm)

n = Putaran motor listrik (rpm)

12
2.6.3 Sabuk

Sabuk adalah elemen transmisi daya yang fleksibel yang dipasang secara
ketat pada puli atau cakra. Jika dasar digunakan untuk penurunan kecepatan,
puli kecil dipasang pada poros yang berkecepatan tinggi, semisal poros
motor listrik. Puli besar dipasang pada mesin yang digerakkan. Sabuk ini
dirancang untuk mengitari dua puli tanpa selip. Sabuk dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu:
a. Sabukrata

Sabuk ini dipasang pada puli silinder dan meneruskan momen antara dua
poros yang jaraknya dapat mencapai 1000 mm dengan perbandingan
putaran 1:1 sampai 6:1.

b. Sabuk dengan penampang trapesium

Sabuk ini dipasang pada puli silinder dan meneruskan momen antara dua
poros yang jaraknya dapat mencapai 500 mm dengan perbandingan
putaran 1:1 sampai 6:1.

c. Sabuk dengan gigi yang digerakan dengan sprocket

Sabuk ini digerakan sprocket pada jarak pusat sampai mencapai 200 mm
dan meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan 1:1 sampai
6:1

Adapun keistimewaan sabuk-V:

1. Tidak ada sambungan dan permukaan geser lebih luas sehingga daya
motor yang dipindahkan relatif besar dengan tegangan yang relative
rendah.
2. Pemeliharaan lebih murah.

3. Tidak menimbulkan suara yang bising.

13
Gambar 2.4 Bagian sabuk-V

Keterangan:

1) Terpal

2) Bagian penarik

3) Karet pembungkus

4) Bantal karet

Rasio kecepatan antara puli penggerak dan yang digerakan berbanding


terbalik dengan rasio diameter jarak bagi puli. Jadi kecepatan linier garis
jarak bagi dari kedua puli adalah sama dan sama dengan kecepatan sabuk
vb. Dengan demikian
Kecepatan linear sabuk-V(m/s) adalah

= …………………………………………..........(8, lit.1,2013)

Gambar 2.5 Bagian sabuk-V

Perbandingan reduksi > :

= = …………………………………......................(9, lit.1,2013)

Perhitungan panjang sabuk dan jarak sumbu poros

L= 2 + + + + …………….......................(10, lit.1,2013)
√ ( )
C= ……………............................................(11, lit.1,2013)

Dimana = − ( + ) …………...……….................(12, lit.1,2013)

14
Gambar 2.6 Bagian sabuk-V

2.6.4 Rantai

Rantai adalah elemen transmisi daya yang tersusun sebagai sebuah


deretan penghubung dengan sambungan pin. Rancangan ini menyediakan
fleksibilitas disamping juga memungkinan rantai mentransmisikan gaya
tarik yang besar.

Panjang rantai harus merupakan kelipatan untuk jarak bagi dan


dianjurkan menggunakan jumlah jarak bagi yang genap. Jarak sumbu poros
harus dapat disetel untuk menyesuaikan panjang rantai dan memberikan
ruang untuk toleransi dan keausan.

2.6.5 Katrol (pulley)

Katrol merupakan kepingan bundar yang terbuat dari logam atau pun
non logam. Pinggiran kepingan diberi alur yang berfungsi sebagai laluan
tali untuk memindahkan gaya dan gerak. Katrol terdiri dari dua jenis yaitu:
a) KatrolTetap

Katrol tetap terdiri dari sebuah kepingan dan sebuah tali yang
dilingkarkan pada alur dibagian atasnya dan pada salah satu ujungnya
digantungi beban, sedangkan ujung lainnya ditarik kebawah sehingga
beban terangkat keatas.
b) Katrol Bebas
Katrol bergerak terdiri dari kepingan dan poros yang bebas. Tali dilingkarkan
dalam alur di bagian bawah. Salah satu ujung tali diikatkan tetap dan di ujung
lainnya ditahan atau ditarik pada waktu pengangkatan, beban digantungkan pada
kait yang tergantung pada poros.

15
BAB III
PRINSIP KERJA TOWER CRANE

3.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada Gedung
Bertingkat.

Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower crane sangat cocok


dipakai untuk pelayanan bangunan bertingkat (high rise building) untuk melayani
daerah konstruksi sesuai luas lahan. Tower crane menjadi sentral atau alat yang
paling utama karena dalam proyek gedung bertingkat tower crane digunakan
untuk mengangkat muatan secara horisontal maupun vertikal, menahannya apabila
diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain yang ditentukan dengan
mekanisme pendongkrak (luffing), pemutar (slewing), dan pejalan (travelling).

Tower crane yang memegang peranan penting soal kecepatan dan percepatan
pekerjaan. Seluruh operasional proyek sangat dipengaruhi oleh berfungsinya tower
crane, disebabkan peranannya yang dominan untuk kelancaran jalannya
pembangunan proyek. Untuk efisiensi biaya proyek, perkiraan jadwal dan waktu
penggunaan tower crane perlu dilakukan sebelum pelaksanaan konstruksi. Pada
proyek bangunan bertingkat tower crane pada umumnya digunakan untuk
pekerjaan pengangkatan tulangan, pekerjaan pengecoran, pengangkatan bekisting,
pengangkatan dinding precast, pasir, batu bata, atap rangka baja, unit-unit
elektrikal dan mekanikal. Banyaknya pekerjaan yang dapat dilakukan tower crane
maka dibutuhkan perhitungan yang dapat menghitung efektivitas penggunaan
tower crane. Dengan mempelajari karakteristik dan spesifikasi tower crane beserta
observasi lapangan. Untuk keperluan operasional, ketinggian tower crane minimal
harus lebih tinggi 4-6 meter dari ketinggian maksimum pekerjaan yang dilayani.

Prinsip kerja tower crane berdasarkan kekuatan mesin (genset), keseimbangan


beban, momen dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya dapat berputar 360 derajat.
Pada prinsipnya, tower crane merupakan pesawat pengangkat dan pengangkut
yang memiliki mekanisme gerakan yang cukup lengkap yakni: kemampuan
mengangkat muatan (lifting) menggeser (trolleying), menahannya tetap di atas bila
diperlukan dan membawa muatan ke tempat yang ditentukan (slewing dan
travelling). Operasi kerja yang identik dan muatan yang seragam yang
diangkutnya, memungkinkan fasilitas transport dilakukan secara otomatis. Bukan
hanya untuk memindahkan, melainkan juga untuk proses bongkar muatan. Tower
crane mampu menjangkau tempat yang jauh, mempunyai kapasitas angkut yang
besar, dan dapat diatur mengikuti ketinggian bangunan.

16
Pemilihan dan penempatan tower crane harus sebaik mungkin agar dapat
mengangkut material secara maksimal dan menjangkau seluruh wilayah proyek
dengan menggunakan panjang lengan (jib length). Semakin jauh radius jib, maka
kemampuan angkat menurun. Pada Tower Crane terdapat dua buah limit switch:
 Switch beban maksimum untuk memonitor pada kabel danmemastikan tidak
terjadinyaoverload.
 Switch momen beban untuk memastikan operator tidak melebihi rating ton-
meter bagi crane, ketika beban bergerak pada jib. Sebuah alat yang
dinamakan “cat head assembly” pada slewing unit, dapat mendeteksi secara
dini bila terjadi kondisioverload.

3.2 Tipe - Tipe Tower Crane


Tipe crane dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri yaitu:
1. Crane yang dapat berdiri bebas (free standingcrane).
2. Crane di atas rel (rial mountedcrane).
3. Crane yang ditambatkan pada bangunan (tied-in towercrane).

Dari berbagai tipe ini prinsip kerjanya hampir sama, mengangkat pada gerakan
horisontal, berputar, bergerak secara radial dan sebagainya. Hampir semua
fasilitas transport memindahkan muatan dengan berbagai sudut atau secara
vertikal dapat dilakukan.

3.3 Bagian - Bagian Tower Crane

Tower crane terbagi atas beberapa bagian, berikut adalah penjelasan mengenai
bagian - bagian tower crane dan kegunaannya:

1. Jib atauBoom

Merupakan bagian dari tower crane yang panjang dan bisa berputar secara
horisontal sebesar 360 ° atau sering disebut lengan tower crane yang berfungsi
untuk mengangkat material atau alat bantu pada proyek dengan bantuan kabel
baja (sling). Jib, merupakan lengan tower crane yang terdiri dari elemen-
elemen besi yang tersusun menjadi satu bagian rangka batang. Pemasangan jib
harus sesuai dengan keperluan dan persyaratannya, baik dengan panjang yang
standard maupun yang mencapai maksimum. Pemasangan jib ini, selanjutnya
mempengaruhi terhadap beban yang diangkat. Untuk tiap panjang jib tertentu,
ada batasan beban maksimum.

17
2. Counter Jib Dan CouterWeight
Selain jib, juga terdapat counter jib yang berfungsi sebagai jib penyeimbang
terhadap jib yang terpasang. Caunter weight berupa beton pemberat yang
terdapat pada bagian belakang tower crane yang berfungsi untuk memberikan
keseimbangan pada tower crane.

3. Hoist, Trolley Dan Sling


Hoist adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat angkut arah
vertikal. Sedangkan trolley adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai
alat angkut tower crane arah horisontal. Lalu sling merupakan bagian tower
crane yang berupa kabel baja dan menjadi bagian hoist. Pemakaian sling bisa
berubah – ubah diameternya atau dapat di tambahkan (double – sling),
tergantung pada kebutuhan di lapangan.

4. Cabin (jointpin)
Cabin (joint pin) adalah bagian tower crane yang merupakan tempat
operator mengoperasikan tower crane.

5. Mast section
Mast section adalah bagian dari tower crane yang menentukan tinggi dari
tower crane, dimana pemasangan tiap – tiap mast section dibantu dengan
alat hidrolik untuk menyusun mast section tersebut kearah vertikal.

6. Base section dan FineAngel


Base section dan fine angel merupakan bagian yang ditanam pada
pondasi, yang berfungsi untuk memperkokoh pondasi.

7. SlewingMechanism
Slewing mechanism adalah bagian yang bertugas untuk memutar tower
crane.

8. TowerTop
Tower top adalah bagian puncak dari tower crane.

18
3.4 Cara Pemasangan Tower Crane
Cara pemasangan tower crane dapat dilakukan dengan metode kerja sebagai
berikut:
1. Pemasangan fine angle dan basesection

Cara pemasangan Tower Crane yang pertama kali dilakukan adalah


penanaman fine angle dan base section kedalam lubang pondasi. Yaitu
sebelum dilakukan pemasangan tower crane, harus disiapkan pondasi dari
semen yang dicor, untuk ukuran dan kedalaman tergantung dari tower crane
yang akan digunakan. Pada bagian dasar pondasi ditanamkan Fine Angle dari
besi cor berkualitas tinggi, yang berfungsi untuk memperkokoh pondasi.
Kemudian dilakukan pengecoran beton terhadap pondasi tersebut.

Setelah fondasi selesai dibuat, perlu waktu 1 minggu untuk menunggunya


menjadi keras dan kering, sebelum diinstal keseluruhan rangkaian alat tersebut.
Dan Tower crane akan berdiri dan di ‘baut’ dengan pondasi untuk menjaga
stabilitasnya, kemudian dihubungkan dengan bagian menara (tower) penopang
tower crane tersebut.

2. Pemasangan mastsection

Pemasangan mast section menggunakan bantuan mobile crane untuk


membantu melakukan pemasangan awal mast section dengan cara mengangkat
dan menempatkan mast section pada base section tower crane. untuk
penambahan mast section Apabila sesuai spesifikasi free standing crane, maka
langsung dapat dirakit bagian per-bagian menggunakan pertolongan sebuah
mobile-crane. Jika crane yang dirakit lebih tinggi atau terjadi penambahan
maka crane menggunakan proses ”self assembly“. Biasanya di gunakan pada
pemasangan Crane yang di tambatkan pada bangunan (tied-in tower crane).

3. Pemasangan climbing framecrane

Pemasangan climbing frame crane menggunakan mobile crane. Mobile


crane melakukan pemasangan climbing frame crane yang digunakan untuk self
assembly. Dimana climbing frame crane akan mengangkat slewing unit ke atas
sehingga terdapat ruang kosong di antara slewing unit dan mast section
kemudian jib akan mengangkat sebuah mast section untuk kemudian diletakan
pada ruang kosong diantara slewing unit dan mast section. Kedua proses
tersebut akan terus berlanjut hingga mendapat ketinggian yang diinginkan.

19
4. Pemasangan joint pin

Setelah pemasangan climbing frame crane. Kemudian mobile crane


melakukan pemasangan joint pin diatas climbing crane.

5. Pemasangan jib dan counter jib

Setelah pemasangan joint pin. Kemudian mobile crane melakukan


pemasangan jib dan counter jib.

6. Pemasangan counterweight

Setelah pemasangan jib dan counter jib Kemudian mobile crane melakukan
Pemasangan counter weight.

Kebanyakan tower crane dirakit untuk mencapai ketinggian yang


diinginkan, sejak pertama alat tersebut dirakit dan digunakan. Kemudian, alat
tersebut akan tumbuh semakin tinggi bersamaan dengan tumbuhnya bangunan
yang sedang dibangun. Dan jika struktur yang dibangun sangat tinggi, maka
tower crane dapat juga dihubungkan pada bangunan, untuk mendapatkan
tambahan kestabilan.

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan:

Ada beberapa hal yang dapat kami sampaikan dari kesimpulan makalah tower
crane yaitu
 Prhitungan gaya dan tegangan pada rangka
 Disain awal perakitan tower crane
 Setudi kasus kapasitas momen tower crane

B. Saran:

Saran kami pada mahasiswa selanjutnya yang mengambil mata kuliah ini
yaitu hendaknya dalam perancangan tower crane ini data yang didapatkan lebih
akurat sehingga tidak terdapat kesalahan tahapan pembuatan makalah

21

Anda mungkin juga menyukai