PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Anatomi
1. Jaringan trabekular (trabekulum) merupakan struktur seperti
pembungkus pada sudut ruang anterior, dimana 90% aqueous humor
keluar dari mata. Adapun meliputi 3 komponen:
a. Jaringan uveal adalah bagian paling dalam, meliputi helaian yang
dilapisi oleh sel endotel seperti tali, yang berasal dari iris dan
stroma badan siliar. Ruangan intertrabekular relatif besar dan
menimbulkan resistensi kecil untuk aliran aqueous.
b. Jaringan korneaskleral berada di luar dari jaringan uveal
membentuk bagian paling tebal dari trabekulum. Tersusun dari
lapisan jaringan pengikat dilapisi sel yang mirip endotel. Ruangan
intertrabekular lebih kecil dibandingkan dengan jaringan uveal,
menyebabkan resistensi besar untuk aliran.
c. Jaringan juxtakanalikular (cribriform) adalah bagian terluar dari
trabekulum, dan menghubungkan jaringan korneoskleral dengan
endotel dari dinding bagian dalam kanalis Schlemm. Tersusun dari
2.1.2 Fisiologi
Aliran aqueous dari ruang posterior melewati pupil menuju ke
ruangan anterior, keluar dari mata lewat 3 jalur:
1. Aliran trabekular (90%): aliran aqueous melewati trabekulum ke
kanalis schlemm dan masuk ke vena episkleral. Bagian ini merupakan
area yang sensitif dengan tekanan sehingga jika terjadi peningkatan TIO
akan meningkatkan aliran juga.
2.3 Epidemiologi
Di seluruh dunia, glaukoma dianggap sebagai penyebab kebutaan
yang tinggi. Sekitar 2% dari penduduk berusia lebih dari 40 tahun menderita
glaukoma. Pria lebih banyak diserang daripada wanita. Menurut data World
Health Organization (WHO) tahun 2004, glaukoma adalah penyebab
2.5 Fisiopatologi
2.6 Diagnosis
2.6.1 Tahap Prerubeosis
Pada tahap ini, pemeriksaan segmen anterior dengan TIO normal
tidak dapat dinilai. Penemuan klinis dihubungkan dengan awal terjadinya
kelainan iskemik retina seperti PDR atau CRVO. Mengidentifikasi pasien
dengan resiko NVG pada tahap ini penting, karena dapat dilakukan
intervensi untuk mencegah NVG.5
Gambar 2.10 Pemeriksaan gonioskopi pada pasien dengan tahap sudut tertutup
pada NVG menunjukkan neovaskularisasi yang besar pada iris dan sinekia sudut
ruang anterior dan tidak terlihat struktur sudut.
2.7 Penatalaksanaan
2.8 Kesimpulan
Glaukoma neovaskular merupakan glaukoma sekunder yang
diasosiasikan dengan prognosis penglihatan buruk, akibat adanya kerusakan
saraf optik oleh TIO tinggi dan juga komplikasi dari penyakit retinal. Salah
satu terapi yang baik untuk NVG adalah dengan mengobati kondisi yang
mendasari terjadinya NVG. Diabetes yang tidak terkontrol, hipertensi
sistemik, penyakit vaskular sehingga mengurangi insiden terjadinya NVG.
Meskpiun opsi terapi seperti fotokoagulasi dan anti-VEGF dapat membantu
mengontrol proses neovaskularisasi, tetapi pada beberapa kasus, intervensi
bedah perlu dilakukan untuk mencapai nilai TIO normal dan menghindari
cedera saraf lebih lanjut. Penanganan yang benar dan diagnosa awal pada
kondisi ini adlah penting, untuk mencegah terjadi gangguan
penglihatan.1,3,4,6