Anda di halaman 1dari 3

BPJS Kesehatan News

B! News PESAN DIREKTUR UTAMA

News and Communication Navigator Semangat Pagi!


Salam Sejahtera Bagi Duta BPJS Kesehatan Seluruh Indonesia.

Dari Redaksi…. Di awal tahun 2015 ini, izinkan saya mengucapkan doa dan asa bagi kita semua.
Semoga di tahun ini mendatangkan lebih banyak berkah dan kesuksesan bagi kita.
Semangat Pagi!
Duta BPJS Kesehatan yang selalu saya banggakan,

Seperti yang kita ketahui bersama, tepat satu tahun yang lalu BPJS Kesehatan
Satu tahun sudah BPJS Kesehatan beroperasi sebagai penyelenggara jaminan memulai masa karyanya. Kerja keras dan kinerja yang unggul telah bersama kita
kesehatan untuk rakyat Indonesia. Tentunya dengan kendala yang tidak sedikit, lakukan. Namun demikian, hal tersebut tidak meredam gelombang tantangan di
tenaga dan pemikiran terbaik dalam melaksanakan tugas mulia sudah kita masa depan.
lakukan sebagai Duta BPJS Kesehatan. Peserta yang akan terus bertambah, Banyak hal yang harus tetap kita perkuat demi mencapai pelayanan prima bidang
menuju Cakupan Semesta 2019 harus menjadi pemacu kita semua untuk dapat jaminan kesehatan bagi Indonesia. Tentunya perjalanan menuju Cakupan Semesta 2019 ini tidaklah terlepas dari
bekerja dengan lebih optimal demi kepuasan peserta. kekurangan dan kendala pada tataran strategis maupun dalam teknis operasional. Penyesuaian dan perbaikan
sistem akan terus dilakukan untuk menjadikan BPJS Kesehatan sebagai badan penyelenggara jaminan
Di tahun ini, Komunikasi Internal diharapkan dapat lebih berkembang untuk
kesehatan yang handal, unggul, dan terpercaya. Jadikan seluruh pengalaman di tahun sebelumnya cerminan
kemajuan BPJS Kesehatan, salah satunya dengan BPJS Kesehatan News yang untuk kita semua agar dapat menjadi Public Services yang dipercaya oleh seluruh masyarakat Indonesia.
kami harapkan dapat menjadi media komunikasi internal yang bukan hanya
mengolah dan menyajikan berita, namun juga merupakan komunikator dalam Siap BERUBAH! adalah sifat yang harus dimiliki oleh Duta BPJS Kesehatan. Dalam buku berjudul Change!
manajemen informasi yang akan disampaikan kepada seluruh Duta BPJS Rhenald Kasali mengatakan bahwa “perubahan tidak akan mungkin dilakukan dengan hanya merubah sistem
Kesehatan. Kami mengawali News tahun ini, Edisi 1 Bulan Januari 2015 dengan tanpa memperhatikan kesiapan manusia-manusianya.” Untuk itu saya ingin Duta BPJS Kesehatan mulai saat ini
tanamkan dalam hati bahwa “berubah” adalah tuntutan bagi kita semua. Kita semua dipaksa berubah dan dituntut
tampilan baru, dikemas secara ringkas agar seluruh Duta BPJS Kesehatan ter-
untuk memahami seluruh sistem dan tatanan kerja BPJS Kesehatan agar dapat memberikan pelayanan prima
update pengetahuan informasinya. dalam menyelenggarakan jaminan kesehatan untuk peserta. Kebiasan lama yang kurang baik harus ditinggalkan
Akhir kata, semoga kita senantiasa diberikan segala kemudahan oleh Tuhan dan diubah sehingga kreativitas yang dimiliki oleh seluruh Duta BPJS Kesehatan dapat menghasilkan inovasi
Yang Maha Esa, agar dapat menjalankan tugas mulia sebagai Duta BPJS untuk kemajuan organisasi.
Kesehatan yang Siap BERUBAH! Untuk Indonesia yang lebih baik.
Seiring dengan sikap agresif dalam progres menjalani fungsi sebagai badan penyelenggara program JKN, BPJS
Kesehatan siap berubah menjadi lebih baik lagi di tahun ini. Sebagai turunan dari langkah pencapaian visi dan
misi BPJS Kesehatan, di tahun ini kita akan memfokuskan kinerja kita dalam 3 Fokus Kesuksesan Tahun 2015.
Warm Regards, Fokus kesuksesan yang pertama, adalah menyukseskan Program KIS, Kendali Mutu dan Kendali Biaya, serta
Peningkatan Kolektabilitas iuran dan Rekrutmen PPU. Untuk pencapaian 3 fokus tersebut, komunikasi internal
harus lebih ditingkatkan, terlebih agar informasi yang kami gaungkan dalam proses penyelenggaraan jaminan
B! Team kesehatan dapat disampaikan kembali dengan baik dan satu suara oleh seluruh Duta BPJS Kesehatan.

Dengan meningkatkan komunikasi internal, saya berharap kita dapat satukan langkah, samakan suara, fokuskan
B! Team tujuan, demi mencapai kegemilangan penyelenggaraan jaminan sosial bidang kesehatan bagi seluruh masyara-
Pengarah: Fachmi Idris kat Indonesia. Bersama-sama marilah kita mengembangkan diri menjadi lebih baik, mengemban tugas penuh
Penanggung Jawab: Taufik Hidayat dengan tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang telah kita fokuskan tahun ini.
Pimpinan Umum: Sri Ponco Handayani
When you change your behavior, you change your performance!
Pimpinan Redaksi: Elshe Theresia
Editorial & Creative Designer:
Athika Dwi Widyanti
Engga Rendragraha Faridestra Salam Sinergi, Spirit Perubahan!

Share Your Ideas With Us!


Phone : 082126006999 (Athika)
082217428883 (Engga)
Email :
sekban@bpjs-kesehatan.go.id
Cc dwi.athika@bpjs-kesehatan.go.id

Edisi 1| Januari 2015 02 | Januari 2015


B! FOCUS

3 Fokus Utama
Tahun 2015!
Upaya untuk tetap menjaga kendali mutu dan kendali biaya dalam program JKN merupakan hal penting
yang menjadi tanggung jawab BPJS Kesehatan. Beberapa tim yang aktif dalam upaya kendali mutu kendali
biaya pada pelaksanaan JKN diantaranya:
1. Health Technology Assesment yang dibentuk oleh Menteri Kesehatan ditingkat pusat dengan aktivitas
Pada Kegiatan Penandatanganan Komitmen Kode Etik dan Arahan Awal Tahun BPJS Kesehatan tang- memberikan penilaian teknologi kesehatan;
gal 2 Januari 2015, dalam pidato Direktur Utama BPJS Kesehatan Bapak Fachmi Idris menggaungkan 3 2. Clinical Advisory Board yang dibentuk oleh Menteri Kesehatan ditingkat pusat dengan aktivitas
memberikan rekomendasi permasalahan teknis medis pelayanan kesehatan;
fokus kesuksesan di tahun 2015. Tiga fokus tersebut adalah Sukses Program KIS, Sukses Kendali Mutu dan
3. Tim kendali Mutu dan Kendali Biaya dengan pembiayaan dari BPJS Kesehatan dengan aktivitas
Kendali Biaya, serta Sukses Peningkatan Kolektabilitas Iuran dan Rekrutmen Pegawai Penerima Upah meliputi evaluasi mutu pelayanan kesehatan, audit medis, sosialisasi dan pembinaan etika disiplin
(PPU). profesi;
1. Sukses Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) 4. Dewan Pertimbangan medik yang dibentuk oleh BPJS
Fokus pertama di tahun 2015 ini adalah Sukses Program Kartu Indonesia Sehat (KIS). Program yang di- Kesehatan dengan aktivitas memberikan masukan bagi BPJS
Kesehatan meliputi Second Opinion, medical Judgement, Claim
luncurkan oleh Presiden Republik Indonesia pada 3 November 2014 merupakan salah satu program
Investigation, dan Utilization Review.
unggulan Pemerintah Negara Republik Indonesia dalam memenuhi kebutuhan dasar pemeliharaan Dalam hal ini BPJS menginisiasi terbentuknya Tim Kendali Mutu
kesehatan masyarakat Indonesia. Dalam pelaksanaanya, semua pelayanan akan dikoordinasikan dan Kendali Biaya (TKMKB) disetiap wilayah. Tim TKMKB telah
dengan BPJS Kesehatan yang ditunjuk Pemerintah untuk menyelenggarakan program KIS. diinisiasi melalui MOU yang ditandatangani antara PT Askes
KIS berfungsi sebagai kartu jaminan kesehatan, yang dapat digunakan untuk mendapatkan layanan (Persero), Konsil Kedokteran Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia,
dan Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia pada tahun 2013.
kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan, sesuai dengan indikasi medis. KIS
Berkaitan dengan hal ini, BPJS Kesehatan mengupayakan
merupakan perluasan dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diluncurkan sebelumnya pemenuhan standar mutu, pemenuhan standar profesi, dan juga
dan dikelola oleh BPJS Kesehatan pada 1 Januari 2014. KIS diperuntukan bagi penduduk Indonesia, khu- pemantauan iuran kesehatan peserta. Melalui Permenkes Nomor
susnya fakir miskin dan tidak mampu serta iurannya dibayarkan oleh pemerintah. Penerima 71 Tahun 2013 dan Peraturan BPJS Kesehatan No. 1 Tahun 2014,
KIS diprioritaskan untuk masyarakat pra-sejahtera yang belum terkaver dalam Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan diberikan kewenangan untuk menginisiasi terbentuknya TKMKB serta memfasilitasi seluruh
kegiatan TKMKB di seluruh wilayah Indonesia.
(PBI) dalam program JKN. Diperkirakan ada 4,5 juta penduduk pra-sejahtera RI, yang merupakan
kepala dan anggota keluarga dari 1 juta keluarga kurang mampu yang akan mendapat Diharapkan dengan mengetahui sinergi kendali mutu kendali biaya dapat berpengaruh terhadap
KIS. Adapun pemegang kartu JKN-BPJS Kesehatan yang lama tidak perlu khawatir karena kartu terse- pentingnya berbagai pihak untuk berperan aktif dan berkomitmen menyukseskan program JKN, tenaga
but masih berlaku. kerja dan faskes untuk menjalankan tugas dan fungsinya agar pelayanan program JKN berjalan dengan
efektif, efisien dan juga berkualitas.
Dalam KIS ini ada dua pendekatan, yaitu kuantitas dan kualitas. Dari segi kuantitas, ada tambahan
peserta PBI yang saat ini tercatat dalam program JKN yang jumlahnya sekitar 86,4 juta. Jika sebelumnya 3. Sukses Peningkatan Kolektabilitas Iuran dan Rekrutmen Pegawai Penerima
penyandang masalah kesejahteraan keluarga (PMKS) belum terdaftar dalam peserta PBI, dengan KIS ini Upah (PPU)
akan di cover. Sementara dari segi kualitas, KIS mengintegrasikan layanan preventif, promotif, diagnosis Peningkatan Kolektabilitas Iuran
dini di dalam skim yang ada di Kementerian Kesehatan, sama hal nya dengan program promotif dan Ada enam penyebab rendahnya kolektabilitas iuran sehingga meningkatnya tunggakan iuran yakni : Ad-
preventif yang telah berjalan di BPJS Kesehatan. Program Pemerintah ini diharapkan dapat berjalan verse Selection , Awareness to Pay, Keakuratan data peserta dan data iuran, Channel Pembayaran, Penagi-
dengan baik, seraya dengan pencapaian BPJS Kesehatan dalam Cakupan Semesta 2019. han, dan Sanksi Kepatuhan. Target kolektibilitas iuran di tahun 2015 adalah 95,1 %. Kolektibilitas optimal
2. Sukses Kendali Mutu dan Kendali Biaya telah tercapai berdasarkan iuran yang terserap dari sektor pemerintan pusat, TNI dan Polri yang sudah men-
Banyak hal yang menjadi tugas kita bersama untuk dapat mengoptimalisasikan program Jaminan capai 100%. Peningkatan kolektabilitas dapat dilakukan pada iuran yang berasal dari iuran Pemda, iuran
Jamkesda, iuran PPU, serta iuran PBPU. Untuk meningkatkan kolektabilitas iuran tentunya harus diterap-
Kesehatan Nasional (JKN) yang telah terselenggara oleh BPJS Kesehatan selama satu tahun terakhir ini.
kan strategi yang tepat. Stategi peningkatan kolektabilitas ialah sebagai berikut:
JKN itu sendiri merupakan suatu bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional yang diselenggarakan
dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib, yang bertujuan untuk 1. Iuran Pemda
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat dengan layak. Begitu banyak tantangan dalam Untuk peningkatan kolektabilitas pada iuran Pemerintahan Daerah, yang harus sangat diperhatikan dan
dilakukan dengan baik yakni meliputi ketepatan penagihan, kemitraan kepada Pemda, serta evaluasi
pelaksanaannya, salah satunya dalam pemberian jaminan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
pembayaran.
merata bagi peserta seluruh Indonesia. Hal ini tentunya telah diupayakan dan merupakan komitmen
2. Iuran Jamkesda
bagi kita untuk dapat memberikan kepuasan pelayanan kesehatan bagi peserta JKN. Untuk peningkatan kolektabilitas pada iuran Jamkesda, harus dilakukan penagihan sesuai dengan ke-
Seiring dengan pertambahan jumlah peserta, maka BPJS Kesehatan akan mengupayakan perluasan tentuan serta dilakukan kegiatan kemitraan untuk pendekatan sehingga koordinasi mengenai Jamkesda
kerjasama faskes diseluruh wilayah Indonesia, serta melakukan advokasi untuk penyediaan faskes pada dapat terjalin dengan baik.
wilayah-wilayah tertentu yang terbatas ketersediaan faskesnya dimana Pemerintah Daerah juga ikut 3. Iuran Pekerja Penerima Upah (PPU)
berperan. Terbukti faskes yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dari awal operasional hingga saat Akurasi data, ketepatan penagihan serta penegakkan kepatuhan adalah cara untuk meningkatkan
ini meningkat menjadi lebih dari 1.621 RS (dari yang sebelumnya sejumlah 512 RS). kolektabilitas pada iuran PPU. Dalam hal akurasi data, tentunya diperlukan rekonsiliasi serta kepatuhan
entry data hasil rekonsiliasi tersebut.

03 | Januari 2015 04 | Januari 2015


B! FOCUS
….Peningkatan Kolektabilitas Iuran
4. Iuran Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)
Poin pertama adalah APINDO berkomitmen untuk mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk
Strategi peningkatan akuntabilitas PBPU dilakukan dengan cara reminder penagihan yang dilakukan mendaftarkan Pekerja dan Keluarganya sebagai peserta BPJS Kesehatan tanggal 1 Januari 2015 sesuai
setiap bulannya, serta kemudahan channel pembayaran agar PBPU dapat dengan mudah membayar
peraturan perundang-undangan. Pendaftaran yang dilakukan BU akan diverifikasi oleh BPJS Kesehatan
iurannya.
terlebih dahulu, sehingga BU belum terdaftar aktif dan belum berkewajiban membayar iuran. Peraturan ini
dikecualikan bagi BU yang tidak menggunakan asuransi swasta atau klinik sendiri (swakelola), sehingga BU
Peningkatan kolektabilitas mengacu pada Surat Edaran Direksi Nomor 139 Tahun 2014 Tentang Prosedur tersebut langsung aktif dan wajib membayar iuran pada tanggal 1 Januari 2014.
Monitoring dan Optimalisasi Penerimaan Iuran Peserta, namun sayangnya belum dijalankan dengan
baik karena laporan evaluasi dari Regional belum dilakukan secara rutin. Dalam Collecting Premi mulai Poin kedua adalah proses aktivasi kepesertaan diselesaikan paling lambat 30 Juni 2014. Aktivasi adalah
dari Kantor Pusat, Kantor Regional, Kantor Cabang, serta Kantor Layanan Operasional memiliki peranan verifikasi atas pendaftaran, dan akan dinyatakan selesai jika perusahaan telah memenuhi kelengkapan
penting untuk meningkatkan kolektabilitas iuran. Setiap bulannya, sesuai dengan tanggal yang telah administratif serta BPJS Kesehatan bersama dengan APINDO tuntas berkoordinasi mengenai kesiapan FKTP
ditetapkan, terdapat kegiatan yang wajib dilakukan oleh masing-masing unit kerja dalam rangka opti- dan mekanisme COB.
malisasi iuran mulai dari monitoring penerimaan iuran, hingga evaluasi laporan upaya penagihan.
Poin ketiga adalah koordinasi tersebut dilakukan pada 1 Januari 2015 hingga 30 Juni 2015. Untuk
Rekrutmen Pekerja Penerima Upah (PPU) meningkatkan pelayanan kesehatan, klinik perusahaan yang telah memiliki Ijin Operasional atau dokter
perusahaan yang memiliki ijin praktek Surat Tanda registrasi (STR) dapat bekerja sama dengan BPJS
Mekanisme Baru Pendaftaran Badan Usaha Kesehatan sebagai FKTP melalui proses kredensialing.

Poin keempat, sanksi yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tidak berlaku bagi
Setelah menjalani rangkaian pertemuan sejak bulan Juli 2014, pada tanggal 22 Desember 2014 BPJS
perusahaan yang sudah mendaftarkan Pekerja dan Keluarganya. Sanksi akan diberlakukan bagi
Kesehatan dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) mencapai kesepakatan untuk melakukan
perubahan terkait pendaftaran, iuran, fasilitas kesehatan, dan koordinasi manfaat Badan Usaha (BU). perusahaan telah diaktivasi namun tidak memenuhi kewajibannya. Poin yang terakhir adalah ketentuan
Seluruh upaya ini dilakukan guna meningkatkan kerjasama dan kinerja kedua lembaga dalam rangka lebih lanjut mengenai pendaftaran, FKTP, COB, dan hal-hal lain yang diperlukan akan dikoordinasikan
penyediaan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi peserta JKN. oleh Tim Gabungan yang dibentuk oleh BPJS Kesehatan bersama dengan APINDO dibawah supervisi DJSN.
Melalui koordinasi dan kerjasama antara BPJS Kesehatan dan APINDO, diharapkan proses pendaftaran
Pendaftaran seluruh BU besar, sedang dan kecil untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan mulanya
dan aktivasi peserta PPU dari BU akan semakin giat, sehingga seluruh BU dapat menjadi peserta BPJS
dicanangkan selesai pada tahun 2014. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013,
Kesehatan selambat-lambatnya pada 30 Juni 2015. Hal ini akan mendukung pencapaian target
Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara yang pada 1 Januari 2015 Badan Usahanya belum menjadi
peserta BPJS akan dikenai sanksi tidak mendapat pelayanan publik tertentu, misalnya izin mengikuti kepesertaan BPJS Kesehatan sejumlah 170 juta jiwa. Peningkatan jumlah faskes dan persebarannya yang
tender, izin mempekerjakan tenaga kerja asing, izin perusahaan penyedia jasa pekerja/ buruh atau Izin menjadi upaya kita untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada peserta BPJS
Mendirikan Bangunan (IMB). Kesehatan diakomodasi pula melalui adanya kesepakatan ini.

Berbagai persiapan telah dilakukan untuk mendukung target kepesertaan BU, diantaranya Oleh karena itu, dengan semangat menyongsong Tahun 2015, diharapkan Duta BPJS Kesehatan memiliki
pengembangan aplikasi Electronic Data Badan Usaha (e-DABU) untuk pendaftaran peserta BU, Aplikasi energi yang lebih besar lagi dalam mengupayakan peningkatan cakupan kepesertaan dan menyediakan
Manajemen Collecting Iuran (AMCI) untuk kemudahan akses data transaksi pembayaran iuran BU, jaminan kesehatan dengan pelayanan yang bermutu untuk peserta. Semangat Bersinergi untuk Cakupan
penambahan fasilitas kesehatan serta mekanisme Coordination of Benefit (COB). Sementara itu, APINDO Semesta 2019.
sendiri telah melakukan kajian untuk mengevaluasi penyelenggaraan JKN dan peraturan terkait BPJS
Kesehatan. Dari hasil kajian tersebut, APINDO berpendapat bahwa masih ada perbaikan yang harus (erf/adw)
dilakukan dalam penyelenggaraan JKN, khususnya terkait Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
dan COB. Oleh karena itu, APINDO mengajukan permintaan agar batas waktu pendaftaran BU
menjadi peserta BPJS Kesehatan pada Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 untuk dimundurkan
hingga perbaikan-perbaikan dalam penyelenggaraan JKN dapat diselesaikan terlebih dahulu.
Melalui komunikasi yang intensif antara BPJS Kesehatan, DJSN dan APINDO, tercapai kesepakatan
tentang kepesertaan BPJS Kesehatan oleh BU. Terdapat 4 poin yang disepakati dalam MOU tersebut
yakni Pendaftaran dan Aktivasi Peserta, Koordinasi FTKP, Aktivaasi Kepesertaan, dan Sanksi.
Must click!
START THE APPLICATION NOW:
arsip.bpjs-kesehatan.go.id/arsip
BPJS Kesehatan Kantor Pusat
JL Letjen Suprapto Cempaka Putih
PO BOX 1391JKT 10510
021-4212938 (Hunting)

05 | Januari 2015 06 | Januari 2015

Anda mungkin juga menyukai