PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG
Disamping itu didalam perkembangan ilmu kedokteran yang sangat dinamis sehingga
menuntut mahasiswa/i untuk terus belajar dan menggali ilmu tanpa mengenal waktu, hal itu
sangat diperlukan terhadap mahasiswa/i yang menjadi calon dokter masa depan di negara
Indonesia. Jadi dengan konsep keilmuan yang baik maka lahirlah seorang dokter yang
kompeten dan dipercaya oleh masyarakat, inilah yang merupakan salah satu latar belakang
kami dalam penyusunan makalah.
1
1. 2 TUJUAN PEMBAHASAN
Dalam penyusunan makalah ini tentunya memiliki tujuan yang diharapkan berguna
bagi para pembaca dan khususnya kepada penyusun sendiri. Dimana tujuannya dibagi
menjadi dua macam yang pertama secara umum makalah ini bertujuan menambah wawasan
mahasiswa/i Fakultas Kedokteran, dimana pemikiran ilmiah sangat dibutuhkan bagi seorang
dokter agar mampu menganalisis suatu masalah secara tepat dan cepat. Sedangkan secara
1. Mampu mengetahui dan memahami definisi Emerging dan Re- Emerging Disease.
2. Mampu mengetahui dan memahami jenis- jenis penyakit Emerging dan Re-
Emerging.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 SKENARIO
SKENARIO- 2
EMERGING DISEASE
Tim Universitas Negeri Manado (UNIMA) Choir akhirnya kembali ke Indonesia, setelah
seluruh anggota tim dinyatakan bebas dari penyebaran virus H1N1 atau flu dikenal dengan
flu babi, saat berlaga pada 2nd Asian Choir Games, Gyeongnam, Korea Selatan, 7-17 Juli
2009.
UNIMA Choir sendiri selama mengikuti lomba itu berada di INJE University Dormitory,
Gimhae. Tak hanya UNIMA, beberapa tim lainnya, seperti tim Elfa’s Music School,
2. 1. 1 KEYWORD
1. Emerging disease : dari kata ini tim penyusun akan membahas permasalahan
3
2. 2 LEARNING OBJECTIVE
A. Definisi
Meskipun kemajuan luar biasa dalam penelitian medis dan perawatan selama abad 20,
penyakit menular tetap menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia karena tiga alasan
: (1) munculnya penyakit infeksi baru (emerging disease); (2) munculnya kembali penyakit
Emerging disease termasuk wabah penyakit menular yang tidak diketahui sebelumnya
atau penyakit menular baru yang insidennya meningkat signifikan dalam dua dekade
terakhir.
Re-emerging disease atau yang biasa disebutresurging disease adalah wabah penyakit
menular yang muncul kembali setelah penurunan yang signifikan dalam insiden dimasa
lampau. Ada beberapa faktor yang menyebabkan dua permasalahan ini selalu muncul hampir
disetiap tahunnya,yaitu :
Evolusi dari microbial agent seperti variasi genetik, rekombinasi, mutasi dan adaptasi.
Perpindahan secara massal yang membawa serta wabah penyakit tertentu (travel
diseases).
4
Emerging viruses merupakan virus yang dalam prosesnya beradaptasi untuk
membentuk host baru dan ‘vice versa’. Contoh dari emerging virus adalah : Myxoma virus
(Rabbitpox), virus influenza dan virus corona. Dapat dikatakan emerging virus karena :
Evolusi Virus.
Mutasi
Rekombinasi
Seleksi
B. Etiologi
Sudah banyak microbial agent (virus, bakteri, jamur) yang telah terindikasi
menyebabkan wabah penyakit bagi manunsia dan juga memiliki karakteristik untuk
mengubah pola penyakit tersebut sehingga menyebabkan wabah penyakit yang baru. Seperti
yang dirilis dalam National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) yang
health surveillance) sangat penting dalam deteksi dini dan penatalaksaanemerging dan re-
masyarakat juga diperlukan dalam deteksi cepat terhadapat emerging dan re-emerging
disease.
5
C. Surveilance
peringatan dini (early warning system) untuk wabah penyakit menular dan
intrepretasi dari hasil data secara sistemik yang akan digunakan sebagai rencana
dalam rangka menurunkan angka morbiditas dan meningkatkan kualitas kesehatan(Center for
Contoh sistem surveillance ini seperti dalam kasus severe acute respiratory
syndrome (SARS), dimana salah satu aktivitas di bawah ini direkomendasikan untuk harus
dilaksanakan yaitu :
dengan gejala acute respiratory ilness ketika masuk dalam rumah sakit.
2. Surveillance terhadap kematian yang tidak dapat dijelaskan karena acute respiratory
3. Surveillance terhadap kematian yang tidak dapat dijelaskan karena acute respiratory
antrimicrobial dan obat lain yang biasa digunakan untuk menangani kasus acute
respiratory ilness.
Fungsi utama dari sistem surveillance ini adalah : (1)Menyediakan informasi seperti
pemantauan secara efektif terhadap distribusi dan angka prevalensi, deteksi kejadian luar
tindakan dan intervensi. Sehingga diharapkan munculnya kejadian luar biasa yang bersifat
6
endemik, epidemik dan pandemik dapat dihindari dan mengurangi dampak merugikan akibat
wabah penyakit tersebut. Tindak lanjut dari hasil surveillance ini adalah pembuatan
di bawah ini :
komunitas.
3. Mengurangi penyebaran wabah penyakit baik dalam lingkup individu, komunitas dan
internasional.
Tindak lanjut dari hasil surveillance ini adalah pembuatan perencanaan atau yang
komunitas.
3. Mengurangi penyebaran wabah penyakit baik dalam lingkup individu, komunitas dan
internasional.
7
D. Jenis- Jenis Penyakit
Virus RNA
Orthomyxoviridae. Asam nukleat virus ini beruntai tunggal, terdiri dari 8 segmen gen
yang mengkode sekitar 11 jenis protein. Virus influenza mempunyai selubung yang
terdiri dari kompleks protein dan karbohidrat. Viru ini mempunyai spikes (tonjolan) yang
digunakan untuk menempel pada reseptor yang spesifik pada sel-sel hospesnya pada saat
menginfeksi sel. Terdapat dua jenis spikes yaitu yang mengandung hemaglutinin dan
neuraminidase yang terletak di bagian luar virion. Virus influenza mempunyai 4 jenis
antigen yang terdiri dari protein nukleokapsid, hemaglutinin, neuraminidase, dan protein
matriks.
drift ataupun antigenic shift sehingga membentuk varian baru yang lebih
pathogen.
- Virus influenza B adalah jenis virus yang hanya menyerang manusia dan
8
- Virus influenza C bisa menyebabkan infeksi pada manusia dan binatang,dan
Penularan atau transmisi dari virus influenza secara umum dapat terjadi melalui
inhalasi, kontak langsung ataupun kontak tidak langsung. Kekhawatiran yang muncul
dikalangan ahli genetika antara virus influenza burung dengan virus influenza manusia
terjadi rekombinasi genetic, sehingga dapat menular antara manusia. Ada dua
kemungkinan yang dapat menghasilkan subtype baru dari H5N1 yang dapat menular
- Virus dapat menginfeksi manusia dan mengalami mutasi sehingga virus tersebut
dapat beradaptasi untuk mengenali linkage RNA pada manusia atau virus burung
- Jenis virus, baik avian ataupun vrus influenza tersebut dapat secara bersamaan
Patogenesis. Mutasi genetic virus Avian influenza sering kali terjadi sesuai dengan
kondisi dan lingkungan replikasinya. Mutasi gen ini tidak saja untuk mempertahankan
diri tetapi juga dapat meningkatkan sifat patogenisitasnya. Penelitian terhadap virus
H5N1 yang diisolasi dari pasien yang terinfeksi, menunjukan bahwa mutasi genetic pada
posisi 627 dari gen PB2 yang mengkod ekspresi polymerase basic protein telah
virulensi yang dapat meningkatkan aktivitas replikasi virus H5N1 dalam sel hospesnya.
9
Infeksi viru H5N1 dimulai ketika virus memasuki sel hospes setelah terjadi penempelan
spikes virion dengan reseptor spesifik yang ada di permukaan sel hospesnya. Virion akan
menyusup ke sitoplasma sel dan akan mengintegrasikan materi genetiknya didalam inti
sel hospesnya, dan dengan menggunakan mesin genetic dari sel hospesnya, virus dapat
bereplikasi membentuk virion-virion baru, dan virion ini dapat menginfeksi kembali sel-
sel di sekitarnya. Dari beberapa hasil pemeriksaan terhadap specimen klinik yang
diambil dari penderita ternyata avian influenza H5N1 dapat bereplikasi di dalam sel
nasofaring dan didalam sel gastrointestinal. Virus H5N1 ini juga dapat ditemukan di
dalam darah, cairan cerebrospinal dan tinja pasien (WHO, 2005). Fase penempelan
(attachment) adalah fase yang paling menentukan apakah virus bisa masuk atau tidak
Gejala Klinik. Masa inkubasi virus H5N1 yaitu sekitar 2-4 hari setelah terinfeksi,
namun berdasarkan hasil laporan belakangan ini masa inkubasinya bsa mencapai antara
4-8 hari. Sebagian pasien memperlihatkan gejala awal berupa demam tinggi (>380 C)
dan gejala flu serta kelainan saluran nafas. Gejala lain yang dapat timbul adalah diare,
muntah, sakit perut, sakit pada dada, hipotensi, dan juga dapat terjadi perdarahan dari
hidung dan gusi. Gejala sesak nafas mulai muncul setelah 1minggu berikutnya. Gejala
klinik dapat memburuk dengan cepat yang biasanya ditandai denganpneumonia berat,
patchy infiltrate, interstisial infiltrate, dan kelainan segmental atau lobular. Gambaran
lain yang juga sering dijumpai berdasarkan hasil laboratorium adalah leucopenia,,
peningkatan kreatinin.
10
Diagnosis Laboratorium. Penderita yang terinfeksi H5N1 pada umumnya dilakukan
pemeriksaan specimen klinik berupa swab tenggorokan dan cairan nasal. Untuk uji
a. Mengisolasi virus.
diagnosis pasti, salah satu atau beberapa dari uji konfirmasi tersebut diatas harus
dinyatakan positif.
Terapi dan Manajemen. Terdapat 4 jenis obat antiviral untuk pengobatan ataupun
replikasi virus. Namun demikian obat ini sudah tidak mempan lagi untuk membunuh
virus H5N1 yang saat ini beredar luas. Kedua obat ini hanya efektif untuk influenza tipe
bahwa neuraminidase ini diperlukan oleh virus H5N1 untuk lepas dari sel hospes pada
fase budding sehingga membentuk virion yang infektif. Bila neuraminidase ini dihambat
oleh oseltamifir atau zanamivir, maka replikasi virus tersebut dapat dihentikan.
11
Zanamivir dan oseltamivir ini efektif untuk influenza tipe A dan B, dan kedua obat ini
- Disebabkan oleh satu dari beberapa virus swine influenza A : H1N1, H1N2,
H3N1, H3N2.
- Mortalitas rendah(1-4%).
- Virus menyebar diantara babi dengan cara aerosols, Kontak langsung dan
Genus dari virus ini adalah influenza virus type A, dimana virus influenza tipe A ini
mampu menjangkiti manusia, babi, musang, dan unggas. Penamaan virus influenza
ini, telah ditemukan 16 subtype H dan 9 subtype N. kombinasi antara keduanya akan
menghasilkan 144 jenis subtype virus influenza, seperti H1N1, H1N2, H1N3,…sampai
dengan H16N9. Menurut hasil penelitian para ahli, virus yang paling berbahaya adalah
H1N1, H2N3, H5N1, dan H7N1. Berdasarkan WHO update (30 April 2009), sebenarnya
pandemi ini sudah pernah terjadi pada saat perang dunia I. Dimana pada saat itu para
tentara Spanyol yang menjajah Mexico adalah pembawa virus ini pertama kali. Pada saat
12
itu wabah tersebut dinamakan Spanish Influenza, kejadian-kejadian serupa juga terjadi di
influenza lebih sering disebabkan oleh hewan, baik hewan ternak (babi dan unggas)
ataupun hewan liar (musang dan unggas liar). Kejadian yang sekarang ini disebabkan
oleh babi, pada babi virus ini akan bermutasi dan menata diri yang kemudian dapat
menjangkiti manusia. Jumlah kasus yang terjadi di Indonesia menurut data terakhir
mencapai 420 kasus. Untuk kasus yang terjadi di Indonesia memang tidak terbukti
bahwa babi sebagai penyebab utama. Diduga penularan melalui antar manusia, walaupun
hal ini kerap dibantah oleh Dinas Kesehatan. Pembawa virus ini juga diduga berasal dari
mobilitas orang-orang yang masuk ke Indonesia dari Negara yang terkena wabah seperti
Mexico. Masa inkubasi virus ini adalah sekitar 1-7 hari, masa penularan satu hari
Cara penularan. Adalah dengan cara kontak langsung dengan penderita karena
berbicara ataupun percikan batuk atu bersin, dan atau kontak dengan benda yang
terkontaminasi dengan virus H1N1. Secara operasional Definisi kasus ‘swine influenza’
1. Suspek
Seseorang dengan gejala infeksi pernapasan akut (demam ≥ 38oC) mulai dari
yang ringan (Influenza like Illnes) sampai dengan Pneumonia, ditambah salah
13
o Dalam 7 hari sebelum sakit pernah berkunjung ke area yang terdapat satu
2. Probabel
penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang tidak diketahui penyebabnya dan
3. Konfirmasi
(H1N1)/ Flu Meksiko dengan pemeriksaan satu atau lebih test di bawah ini :
- Kultur virus
- Sampai saat ini antivirus yang masih sensitif adalah Oseltamivir dan
14
Penderita yang terjangkit virus flu babi mempunya ciri-ciri (WHO) :
- Nyeri di persendian
Pencegahan.
- Hindari babi yang sedang sakit dan orang yang sedang menderita demam
15
Diagnosis (Pada anak dan dewasa). Diagnosis influenza A baru H1N1 ditegakkan
berdasarkan kriteria klinis berupa gejala Influenza Like Ilness (ILI) yaitu demam
dengan suhu > 380C, batuk, pilek, nyeri otot dan nyeri tenggorok. Gejala lain yang
mungkin menyertai adalah sakit kepala, sesak napas, nyeri sendi, mual, muntah dan
diare. Pada anak gejala klinis dapat terjadi fatique. Diagnosis influenza A baru H1N1
dengan RT-PCR dilakukan hanya untuk pasien yang dirawat, kluster dan kasus-kasus
influenza yang tidak lazim (unusual). Pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada
- Laboratorium : darah perifer lengkap, tes fungsi hati, tes fungsi ginjal, gula
darah sewaktu.
- Diagnosis influenza A baru H1N1 secara klinis dibagi atas kriteria ringan,
- Kriteria ringan yaitu gejala ILI, tanpa sesak napas, tidak disertai pneumonia dan
16
- Kriteria sedang gejala ILI dengan salah satu dari kriteria: faktor risiko,
penumonia ringan (bila terdapat fasilitas foto rontgen toraks) atau disertai
- Kriteria berat bila dijumpai kriteria yaitu pneumonia luas (bilateral, multilobar),
gagal napas, sepsis, syok, kesadaran menurun, sindrom sesak napas akut
- Kelompok risiko tinggi pada dewasa adalah faktor yang dapat memperberat
keadaan yaitu penyakit paru kronik (asma, penyakit paru obstruksi kronis
- Anak atau remaja (usia 6 bulan – 18 tahun) yang mendapat terapi aspirin jangka
panjang dan berisiko mengalami sindrom Reye setelah mendapat infeksi virus
influenza.
17
- Anak dengan penyakit paru kronik (asma, bronkiektasis, dysplasia
- Kriteria pneumonia berat pada dewasa yaitu bila dijumpai salah satu atau lebih
- Kriteria minor yaitu Frekuensi napas > 30 /menit, foto toraks paru menunjukkan
kelainan bilateral atau melibatkan 2 lobus, tekanan sistolik < 90 mmHg, tekanan
diastolik 4 jam (septik syok), kreatinin serum >2 mg/dl atau peningkatan >2
mg/dl, pada penderita penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan
mmHg.
- Kriteria pneumonia pada anak yaitu gejala ILI dan frekuensi napas yang cepat
sangat akut adalah penyakit infeksi pada jaringan paru manusia yang sampai saat ini
18
belum diketahui pasti penyebabnya. Penyakit ini dicurigai pertaman kali timbul di
menyebar ke anggota keluarga dan pasien – pasien Rumah Sakit. Angka kematian
diantara penderita (CFR) diketahui sekitar 4%. Dan hingga saat ini SARS dilaporkan
dicurigai SARS. Dengan kenyataan diatas maka pada tanggal 15 Maret 2003, WHO
menetapkan SARS merupakan ancaman kesehatan global (Global Threat) yang harus
kepulauan dengan wilayah yang luas dan berbatasan dengan negara – negara
terjangkit dan negara tempat ditemukannya penderita SARS. Keadaan ini menjadi
ancaman terhadap masuknya penyakit ini ke wilayah Indonesia dan didukung oleh
Agar ancaman masuknya penyakit SARS dapat dicegah dan atau diminimalisir serta
penyebaran lebih lanjut di masyarakat tidak terjadi bila masuk ke Indonesia maka
penyakit yang baru, dimana belum ada pedoman penanggulangannya maka dipandang
perlu segera dibuat pedoman penanggulangan yang dapat digunakan sebagai acuan
SARS telah menyerang lebih dari 450 orang di 3 benua dan menyebabkan pnemonia
berat pada sebagian besar pengidap. Data terakhir yang dikumpulkan oleh WHO
19
Etiologi. Etiologi SARS saat ini masih menjadi bahan penelitian para ahli. Penelitian
saat ini mengarah kepada Coronavirus, walaupun tipe lain yaitu Paramyxovirus juga
dipikirkan menjadi penyebab SARS. Para ahli juga memikirkan kemungkinan SARS
disebabkan oleh infeksi ganda oleh 2 virus baru yang bekerja secara simbiosis sehingga
RNA rantai tunggal. Dua bentuk tipe coronavirus manusia yang telah diidentifikasi adalah
strain 229E yang telah diisolasi dari kultur sel seperti fibroals sel paru-paru embrional, dan
strain OC43 yang diisolasi dari kultur organ. Studi pada pasien dewasa, coronavirus dijumpai
pada 4 – 15 % penyakit respirasi akut dengan puncak hingga 35%. Pada anak-anak dijumpai
pada 8 % dengan puncak hingga 20%. Masa inkubasi berkisar 2 – 4 hari, lebih lama daripada
rhinovirus. Untuk diagnosis serologis dengan spesimen serum, tes fiksasi komplemen dan
ELISA dapat mendeteksi baik strain 229E maupun OC43. Pemeriksaan hemagglutination-
inhibition dapat juga digunakan untuk diagnosis serologis untuk grup OC43.
saluran nafas bawah pada anak, yang merupakan penyebab utama croup
bawah akut pada bayi-bayi yang dirawat setelah RSV. Parainfluenza virus merupakan
genom RNA rantai tunggal. Pada manusia virus ini diidentifikasi menjadi 4 tipe.
Parainfluenza virus tersebar di seluruh dunia dan hampir semua orang dewasa pernah
terkena selama masa anak-anak. Virus ini menyebar dari orang ke orang melalui
20
Diagnosis serologis dapat dilakukan dengan cara tes fiksasi komplemen,
beberapa mengatakan sampai 10 hari. Terdapat 2 definisi kasus klinis SARS menurut
WHO yaitu :
1. Suspected case :
Bepergian dalam 10 hari saat onset gejala ke daerah yang tercatat atau
suspect case.
2. Probable case :
21
Suspect case yang meninggal dengan penyebab penyakit respiratorik
Gejala tambahan. Selain demam dan gejala respiratorik, SARS dapat disertai
dengan gejala lain seperti kaku otot, nafsu makan menurun, lesu, bingung
(confusion), ruam kulit dan diare. Banyak kasus pada awalnya mengeluh nyeri
kepala hebat, dizzines, dan demam tinggi selama perjalanan penyakit. Pada kasus
tertentu terjadi perubahan keadaan umum memburuk secara cepat sejalan dengan
Pemeriksaan Penunjang. (1) Foto rontgen dada. Terdapat gambaran foto yang
patchy pada goto toraks tidak tidak tampak. Pada akhir perjalanan penyakit
Laboratorium : pada awalnya gambaran darah tepi normal, tetapi pada hari ke 3-4
hati meningkat, dan nilai PT dan PTT abnormal; Peningkatan kadar kreatinin
Terapi. Regimen terapi meliputi beberapa antibiotik untuk mengobati bakteri yang
telah diketahui pada pnemonia atipik. Di beberapa lokasi, terapi juga meliputi
22
antivirus seperti oseltamivir atau ribavirin. Steroid diketahui juga diberikan secara
oral atau intravena pada pasien bersama dengan ribavirin dan antimikroba lainnya.
E. Epidemiologi
virus :
Virus Ebola : Wabah pertama terjadi pada tahun 1976 dan penemuan virus itu dilaporkan
pada tahun 1977 . Kasus adat telah dikonfirmasi di empat negara di Afrika ( Côte d' Ivoire,
Republik Demokratik Kongo , Gabon dan Sudan ) . Melalui Juni 1997, 1 054 kasus telah
dilaporkan ke WHO , 754 di antaranya terbukti fatal. Kera yang terinfeksi dengan strain Asia
Ebola yang diimpor dari Filipina ke Amerika Serikat pada tahun 1989 dan 1990 , dan ke
Italia pada tahun 1992 . Regangan Asia ini , Ebola Reston - , tampaknya tidak menyebabkan
Human immunodeficiency virus ( HIV ) : Virus yang menyebabkan AIDS pertama kali
diisolasi pada tahun 1983 . Pada awal Juni 1998 , jumlah kasus AIDS yang dilaporkan ke
WHO oleh otoritas nasional sejak awal epidemi ini dekat dengan 1,9 juta . Namun,
diperkirakan bahwa , sejak awal epidemi , 30.600.000 orang di seluruh dunia telah terinfeksi
HIV dan hampir 12 juta telah meninggal karena AIDS atau penyakit terkait AIDS .
Hepatitis C : Diidentifikasi pada tahun 1989 , virus ini sekarang dikenal sebagai penyebab
paling umum pasca transfusi hepatitis di seluruh dunia , dengan sekitar 90 % dari kasus di
Jepang , Amerika Serikat dan Eropa Barat . Sampai dengan 3 % dari populasi dunia
diperkirakan terinfeksi , di antaranya 170 juta adalah pembawa kronis berisiko terkena sirosis
23
Virus Influenza A ( H5N1 ) : virus influenza ini adalah patogen terkenal di burung tapi
diisolasi dari kasus manusia untuk pertama kalinya pada tahun 1997 . Munculnya influenza
berikutnya diharapkan tapi , dalam acara tersebut , virus ditularkan buruk dan penyebaran
bakteri :
Legionella pneumophilia : Deteksi bakteri pada tahun 1977 menjelaskan wabah pneumonia
berat di pusat konvensi di Amerika Serikat pada tahun 1976 dan sejak saat itu telah dikaitkan
Escherichia coli O157 : H7 : Terdeteksi pada tahun 1982 , bakteri ini biasanya ditularkan
melalui makanan yang terkontaminasi dan menyebabkan wabah sindrom uremik hemolitik di
Amerika Utara , Eropa dan Jepang . Sebuah wabah meluas di Jepang pada tahun 1996
menyebabkan lebih dari 6 000 kasus di antara anak-anak sekolah , di antaranya dua
meninggal . Selama wabah tunggal di Skotlandia pada tahun 1996 , 496 orang jatuh sakit , di
antaranya 16 meninggal .
Burgdorferi Borrelia : Terdeteksi di Amerika Serikat pada tahun 1982 dan diidentifikasi
sebagai penyebab penyakit Lyme , bakteri ini sekarang dikenal menjadi endemik di Amerika
Vibrio cholerae O139 : Pertama terdeteksi pada tahun 1992 di India , bakteri ini telah
organisme untuk terus menyebar dan menyebabkan penyakit bahkan pada populasi dilindungi
oleh antibodi yang dihasilkan sebagai respon terhadap paparan sebelumnya untuk serotipe
24
Resistensi antimikroba : Masalah kesehatan masyarakat lain yang muncul adalah jumlah
banyak daerah , biaya rendah , antibiotik pilihan pertama telah kehilangan kekuasaan mereka
yang umum termasuk penyakit diare epidemi , gonore , pneumonia dan otitis . Masalah lebih
lanjut berasal dari penggunaan bahan antimikroba dalam produksi makanan hewan .
re - emerging
jumlah infeksi dari penyakit yang dikenal , tapi yang sebelumnya menyebabkan begitu
beberapa infeksi yang itu tidak lagi dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat .
sebelumnya menghilang , dan di mana ia dapat menyebar karena sistem air dan sanitasi telah
memburuk dan langkah-langkah keamanan pangan yang tidak memadai. Pada tahun 1991 ,
pandemi kolera 7th mencapai Amerika di mana kolera belum terdaftar selama satu abad .
Pada tahun itu , lebih dari 390 000 kasus telah diberitahu di lebih dari 10 negara Amerika
Selatan , yang secara keseluruhan menyumbang 2/3 dari jumlah kasus diberitahukan di dunia.
Pada tahun 1997 , wabah kolera terutama dipengaruhi Afrika Timur dan , sementara jumlah
keseluruhan telah menurun sejak tahun 1991 , masih ada lebih dari 147 000 kasus yang
dilaporkan secara global pada tahun 1997 . Pada tahun 1998 , penyebaran epidemi di Afrika
25
Demam dengue : Demam berdarah telah menyebar di banyak bagian Asia Tenggara sejak
tahun 1950 dan kembali muncul di Amerika pada 1990-an menyusul penurunan pengendalian
nyamuk aktif dan penyebaran vektor ke daerah perkotaan . Infeksi virus dengue sering
mengakibatkan berdarah demam berdarah ( DBD ) di Asia , tetapi jarang di Amerika sampai
wabah parah di Kuba pada tahun 1981 . Demam berdarah dengue telah menyebar dan selama
epidemi di Amerika Tengah dan Selatan pada tahun 1995-1997 , DBD dilaporkan di 24
negara .
Difteri : Difteri kembali muncul di Federasi Rusia dan beberapa negara republik bekas Uni
Soviet pada tahun 1994 dan mencapai puncaknya pada tahun 1995 dengan lebih dari 50.000
kasus yang dilaporkan . Munculnya kembali dikaitkan dengan penurunan dramatis dalam
program imunisasi menyusul terganggunya pelayanan kesehatan selama masa gelisah segera
setelah break- up dari Uni Soviet . Sejak itu layanan imunisasi telah didirikan kembali ,
membalikkan tren : pada tahun 1996 , 13 687 kasus dilaporkan di Federasi Rusia .
menghancurkan , epidemi berskala besar terutama telah di daerah Sub - Sahara kering Afrika
, ditunjuk " African meningitis belt " . Sejak pertengahan 1990-an , epidemi di daerah ini
telah pada skala belum pernah terjadi sebelumnya dan epidemi meningitis juga telah muncul
di negara-negara selatan " meningitis belt " . Strain baru Neisseria meningitidis ( serogrup A
III.1 clone ) , yang pertama kali terlihat pada tahun 1980 di Nepal dan Cina , telah menyebar
ke barat dan sekarang telah didiagnosis pada wabah meningitis utama di Afrika .
Demam Rift Valley ( RVF ) : RVF adalah penyakit zoonosis biasanya mempengaruhi
domba dan sapi di Afrika . Nyamuk adalah sarana utama dimana virus RVF ditularkan antara
hewan dan manusia . Orang kontak dengan hewan yang sakit kadang-kadang menjadi
terinfeksi . Penyakit pada manusia ditandai dengan demam dan myalgia tetapi , dalam
26
beberapa kasus , berkembang menjadi retinitis , ensefalitis atau perdarahan . Setelah hujan
normal berat di Kenya dan Somalia pada akhir 1997 dan awal 1998 , RVF terjadi di wilayah
yang luas , menghasilkan penyakit pada ternak dan menyebabkan demam berdarah dan
kematian di antara populasi manusia . Luasnya wabah dan tingkat keparahan penyakit itu
mungkin karena banyak faktor , termasuk kondisi iklim , kekurangan gizi , dan , mungkin ,
rute infeksi .
Demam kuning ( YF ) : YF adalah contoh dari penyakit yang vaksin yang efektif ada tetapi ,
karena tidak banyak digunakan di berbagai daerah beresiko , wabah terus terjadi . Ancaman
YF hadir di 33 negara di Afrika dan delapan di Amerika Selatan . Sejak pertengahan 1980-an
telah terjadi peningkatan yang stabil dalam jumlah kasus atau negara melaporkan kasus (
hingga 5 300 per tahun di seluruh dunia ) , namun jumlah sebenarnya dari kasus yang terjadi
bisa banyak kali lebih tinggi , sebagai wabah pada umumnya terjadi di daerah terpencil
daerah dan kehilangan perhatian pelayanan kesehatan . YF biasanya penyakit dari daerah
hutan tropis di mana virus bertahan pada monyet . Manusia membawanya kembali ke desa
mereka dan jika vektor nyamuk cocok hadir , penyakit ini akan menyebar dengan cepat dan
27
BAB III
PENUTUP
3. 1 KESIMPULAN
Virus Ebola
HIV
Hepatitis C
H5N1
H1N1
Vibrio Cholerae
Dsb
Difteri
Demam Dengue
Meningitis menokokkus
Demam Kuning
Dsb
28
3. 2 SARAN
Dalam penyelesaian makalah ini kami juga memberikan saran bagi para pembaca dan
Beberapa poin di atas merupakan saran dari tim yang dapat diberikan, apabila ada
yang ingin melanjutkan penelitian terhadap makalah ini, dan demikian makalah ini
disusun serta besar harapan nantinya makalah ini dapat berguna bagi para pembaca
29
DAFTAR PUSTAKA
http://www.who.int/inf-fs/en/fact097.html
30