Oleh: Syarifah
Abstract
A. Pendahuluan
Salah satu sarana informasi dan komunikasi yang berperan penting
dalam merekam dan mentransfer berbagai peristiwa dari waktu ke waktu
adalah bahasa. Bahasa merupakan suatu sistem unsur-unsur dan kaidah-kaidah
Bahasa Arab sebagaimana bahasa yang lain juga berfungsi sebagai alat
komunikasi, baik bahasa lisan maupun tulisan. Namun lebih jauh, bahasa
Arab juga merupakan bahasa persatuan agama, bahasa persatuan umat Islam,
yang mempersatukan jiwa mereka walaupun berbeda-beda kebangsaan, tanah
air, serta berlainan bahasa asli mereka. Karena itu di mana agama Islam
berkembang maka di situlah bahasa Arab berkembang pula.1 Sebagaimana
yang terjadi di Indonesia sebagai negara yang berpenduduk mayoritas Islam.
Jelaslah bahwa perkembangan bahasa Arab di Indonesia berjalan seiring
dengan perkembangan Islam itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan dua
landasan utama bagi umat Islam yaitu al-Qur'an dan al-Hadits diturunkan
dalam bahasa Arab. Sehingga umat Islam merasa perlu belajar bahasa Arab
sebagai sarana untuk memahami isi ajaran Islam dari sumber aslinya secara
lebih komprehensif dan mendalam.
Dalam tulisan ini penulis memfokuskan pada analisis materi ajar (buku
teks). Buku teks yang dianalisis adalah buku teks yang bersumber dari
3
Syamsuddin Asyrofi, dkk., Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: Pokja
Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2006), hlm. 18.
4
Umar Asasuddin Sokah, Problema Pengajaran Bahasa Arab & Inggris (Yogyakarta:
Nurcahaya, 1982), hlm. 33.
5
Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan Metodologis (Jakarta:
Bulan Bintang, 1974), hlm. 56.
6
Syamsuddin Asyrofi, dkk., Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, hlm. 21.
7
Arab Academy atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Akademi Arab merupakan
penyaji kursus bahasa Arab dan tes kemahiran online yang terkemuka di dunia. Diluncurkan pada
bulan September 2000. Ide pembuatan program ini dimulai pada tahun 1996 oleh Sanaa Ghanem,
seorang guru dan pemerhati bahasa Arab yang kemudian diujicobakan serta disempurnakan hingga
diluncurkan tahun 2000. Program ini dibuat dan dijalankan oleh para professional di bidang
pengajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing dan diperuntukkan terutama bagi peminat bahasa
Arab dari non Arab. Lebih lanjut lihat: www.arabacademy.com.
8 Buku Teks ini digunakan oleh Pusat Bahasa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai
bahan ajar setelah dilakukan beberapa improvisasi. Buku teks ini dianggap menarik karena
merupakan adopsi dari Arab Academy yang berbasis online. Sehingga mahasiswa bisa belajar
mandiri via internet tanpa didampingi pengajar.
9
Abdurrahman bin Ibrahim al-Fauzani, dkk., Durūs Ad-Daurah At-Tadrībiyyah li
Mua‘llimil Lugah Al-‘Arabiyyah li Ghairi An-Nātiqīna biha: Al-Jānib An-Nazari (Riyadl
Muassasah al-Waqf al-Islami, 1426 H), hal. 26. Lihat juga Sembodo Ari Widodo, "Model-model
Pembelajaran Bahasa Arab", Jurnal Pendidikan Bahasa Arab Al-‘Arabiyyah, Volume 2, Nomor 2,
Januari 2006, hal. 1.
10
Lebih jelas baca Depag RI, Kurikulum Madrasah Aliyah GBPP Metode Pengajaran
Bahasa Arab (Jakarta: Depag RI, 1994), hlm. 1. Lihat juga Umar Asasuddin Sokah, Problema
Pengajaran Bahasa Arab & Inggris (Yogyakarta: Nurcahaya, 1982), hlm. 33.
11
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab
(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1997), hlm. 189-190.
12
Lebih lanjut baca: Syamsuddin, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab Analisis
Textbook Bahasa Arab (Yogyakarta: Sumbangsih Offset, 1988), hlm. 4.
5. Materi atau bahan pelajaran harus sesuai dengan prosedur didaktik yang
diikuti.
6. Materi atau bahan pelajaran harus sesuai dengan pelajaran yang
tersedia.13
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, materi ajar
merupakan sarana yang sangat mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran.
Oleh sebab itu dalam pemilihan bahasa ajar harus mempertimbangkan
kemampuan awal calon pembelajar. Karena jika tidak tepat maka akan
menyulitkan pengajar dalam memfasilitasi pembelajaran dan terlebih bagi
pembelajar menjadi sulit untuk mengerti.
1. Seleksi
Tujuan suatu program bahasa tentu akan mempengaruhi seleksi
materi yang akan diberikan dan diajarkan. Seleksi tersebut bisa dilakukan
terhadap materi yang akan diajarkan, baik seleksi terhadap unsur tata-
bunyi, kosakata, tata-makna atau semantika maupun gramatika.15
13
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta: Gramedia, 1991), hlm. 194-195.
14
Nurhadi, Tata Bahasa Pendidikan (Landasan Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa)
(Semarang: IKIP Semarang Press, 1995), hlm. 402.
15
Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing, hlm. 42-43.
Range: adalah luas daerah pemakaian suatu kata. Suatu kata yang
terdapat di mana-mana lebih penting daripada suatu kata yang terdapat
dalam situasi tertentu saja, meskipun frekwensinya tinggi. Dengan
demikian, semakin luas daerah pemakaian suatu kata, maka makin penting
pulalah frekwensinya. Frekwensi pemakaian suatu kata yang digunakan
dalam situasi dan konteks yang banyak tentu saja lebih penting daripada
kata yang digunakan dalam satu situasi atau konteks saja. Kata-kata yang
memiliki daerah pemakaian yang luas inilah yang selanjutnya dipilih.
Adapun kata-kata yang memiliki range yang luas ini di antaranya adalah
structure words, yaitu kata-kata yang tidak memiliki arti leksikal tetapi
mempunyai fungsi yang penting dalam struktur kalimat dan memberi arti
tertentu secara gramatikal. Di samping structure words, juga termasuk kata
16
Ibid., hlm. 43.
17
Nurhadi, Tata Bahasa Pendidikan, hlm. 402.
keadaan (keterangan), kata sifat, kata kerja, serta kata benda abstrak
tertentu.18
2. Gradasi
Setelah proses penyeleksian materi selesai dilakukan, maka
langkah selanjutnya adalah menyusun materi yang sudah diseleksi tersebut
tahap demi tahap, karena materi yang telah diseleksi tersebut tidak
mungkin bisa diajarkan sekaligus, dengan kata lain penyajian materi
tersebut haruslah berangsur-angsur. Prinsip utama gradasi adalah bahwa
setiap pengetahuan datang bertahap dan kemahiran dapat dicapai hanya
secara berangsur-angsur.22
18
Lebih jelas baca Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing, hlm. 45.
19
Ibid.
20
Ibid., hlm. 45.
21
Ibid., hlm. 46.
22
Ibid., hlm. 48.
yang berurutan tahap demi tahap. Salah satu tujuan dari gradasi yang baik
adalah untuk menghindari kekacauan.23
23
Ibid.
24
Nurhadi, Tata Bahasa Pendidikan, hlm. 402.
25
Ibid., hlm. 377-380.
Frequency
Seleksi atas dasar frekwensi diperoleh dengan mengambil contoh
materi yang kemungkinan akan dicoba atau didengar pembelajar, kata-
kata yang sering digunakan dihitung dan kemudian disusun berdasarkan
frekwensi penggunaannya. Kata-kata yang sering muncul tersebutlah
yang akan dipilih. Sejauh pengetahuan penulis, belum terdapat buku yang
secara khusus memuat frequency counts kosakata bahasa Arab, berbeda
dengan bahasa Inggris yang sudah ada beberapa para ahli27 yang
menyusun frequency counts, sehingga para pengajar bahasa Inggris tidak
perlu bersusah payah menentukan kata-kata mana yang sering dipakai
dan sebaliknya. Walaupun demikian, sejauh pengamatan penulis terhadap
ketiga jilid buku teks al-Jāmi‘ah li Ta‘līm al-Lugah al-‘Arabiyyah,
26
Ibid., hlm. 44.
27
Di antaranya adalah Michael West, Thorndike, dan Charles C. Fries, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Muljanto Sumardi dalam Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing, hlm.
44.
Range
Menurut penelusuran penulis, kosakata yang memiliki range yang
luas yang terdapat dalam ketiga buku teks tersebut, antara lain adalah:
kata sifat,39 kata kerja,40 Huruf Jar (salah satu dari structure word dalam
bahasa Arab),41 Zharaf Makān (keterangan tempat),42 Zharaf Zamān
28
Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid I, (Yogyakarta: Pusat Bahasa UIN
Sunan Kalijaga, t.t), hlm. 3.
29
Ibid., hlm. 11.
30
Ibid., hlm. 13.
31
Ibid., hlm. 23.
32
Ibid., hlm. 24.
33
Ibid.
34
Ibid., hlm. 62.
35
Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid I, hlm. 13-62 dan Al-Jāmi‘ah Li
Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid II, hlm. 6-36.
36
Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid I, hlm. 17-65 dan Al-Jāmi‘ah Li
Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid II, hlm. 7-43, serta Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-
‘Arabiyyah, Jilid III, hlm. 3-62.
37
Ibid., hlm. 64. Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid I, hlm. 25, 44 dan
64.
38
Ibid., hlm. 20-68, dan Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid II, hlm. 9-
58, serta Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid III, hlm. 8-67.
39
Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid I, hlm. 13-62, dan Al-Jāmi‘ah Li
Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid II, hlm. 6-58, serta Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-
‘Arabiyyah, Jilid III, hlm. 3-36.
40
Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid I, hlm. 17-65, dan Al-Jāmi‘ah Li
Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid II, hlm. 7-43, serta Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-
‘Arabiyyah, Jilid III, hlm. 3-62.
41
Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid I, hlm. 25-68, dan Al-Jāmi‘ah Li
Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid II, hlm. 9-58, serta Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-
‘Arabiyyah, Jilid III, hlm. 8-67.
Availability
Selain itu masih banyak lagi kata yang sifatnya kontekstual dan
situasional dalam ketiga buku teks tersebut sehingga dianggap perlu dan
tidak bisa dipisahkan walaupun memiliki frekwensi dan range yang
rendah. Selain yang tersebut di atas, kosakata yang masuk kategori
penting dan perlu yang bersifat kontekstual dan situasional misalnya:
kosakata yang terkait dengan pakaian dan bermacam-macam accessories,
tentunya dibutuhkan jika berbicara di toko pakaian, kosakata yang terkait
dengan buah-buahan, makanan, minuman, tentu akan dibutuhkan jika
konteks pembicaraan di sebuah restoran, kosakata yang terkait dengan
transportasi dan informasi tempat wisata, tentu sangat dibutuhkan jika
konteks pembicaraan adalah mengenai perjalanan ke tempat wisata,
kosakata yang terkait dengan perhiasan dan berbagai macam barang
42
Ibid., hlm. 44
43
Ibid., hlm. 64.
44
Ibid., hlm. 20.
45
Ibid., hlm. 3-51.
46
Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid I, hlm. 3-43.
Coverage
47
Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid I, hlm. 3-65.
48
Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid II, hlm. 7-54.
Learnability
49
Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid III, hlm. 18-72.
50
Lebih jelas baca Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing, hlm. 46.
51
cognate dalam konteks bahasa adalah kesamaan yang muncul karena asalnya sama.
dalam bahasa Indonesia yang artinya tikar (karpet) shalat; ( كزس ّسkursī),
artinya kursi. Kata tersebut memiliki kesamaan dengan kata „kursi‟
dalam bahasa Indonesia yang artinya tempat duduk; ( األولal-awwal),
artinya pertama. Kata tersebut memiliki kesamaan dengan kata „awal‟
dalam bahasa Indonesia yang artinya pertama atau permulaan; جهثاب
(jilbāb), artinya jilbab, pakaian panjang/longgar (penutup aurat
perempuan). Kata tersebut memiliki kesamaan dengan kata „jilbab‟
dalam bahasa Indonesia yang artinya kerudung (penutup kepala), yaitu
penutup aurat perempuan dalam pengertian yang lebih sempit; Nama-
nama bulan masehi memiliki kesamaan dengan nama bulan dalam bahasa
Indonesia, yaitu: Januari, Pebruari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus,
September, Oktober, Nopember dan Desember; Nama-nama hari dalam
bahasa Arab memiliki kesamaan dengan nama-nama hari dalam bahasa
Indonesia, yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum‟at dan Sabtu.52
( طًاطىtomātim), artinya tomat. Kata tersebut memiliki kemiripan dengan
kata „tomat‟ dalam bahasa Indonesia, yaitu sejenis sayuran yang
berbentuk buah yang biasa dibuat lalapan dan terkadang juga dibuat jus;
( يُجحmanjah), artinya mangga. Kata tersebut memiliki kemiripan dengan
kata „mangga‟ dalam bahasa Indonesia, yaitu salah satu dari jenis buah-
buahan; ( نيًىَحlaimūnah) yang bentuk jamaknya adalah laimūn, artinya
lemon. Kata tersebut memiliki kesamaan dengan kata „lemon‟ dalam
bahasa Indonesia yaitu salah satu jenis buah jeruk yang biasa dibuat
minuman; ( أَاَاسحanānāsah) yang bentuk jamaknya adalah أَاَاص
(anānās), artinya nanas. Kata tersebut memiliki kesamaan dengan kata
„nanas‟ dalam bahasa Indonesia, yaitu salah satu jenis buah-buahan yang
memiliki sisik; ( نذيذlazīz), artinya enak (lezat). Kata tersebut memiliki
kemiripan dengan kata „lezat‟ dalam bahasa Indonesia yang artinya enak
(berhubungan dengan makanan); ٍ( قطqutn), artinya kapas (katun). Kata
tersebut memiliki kesamaan dengan kata „katun‟ dalam bahasa Indonesia,
yaitu kain (bahan) yang terbuat dari kapas; ( اندتهىياسسad-dublūmāsi),
52
Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid I, hlm. 2-63.
huruf Arab dan huruf Latin). Akan tetapi kesamaan itu akan tampak jelas
jika ditinjau dari aspek fonetis. Titik kesamaan terlihat jika semua kata
tersebut dilafalkan dan diperdengarkan dengan seksama. Kenyataan yang
demikian tentunya sangat memudahkan para pembelajar menguasai
bahasa sasaran karena adanya kesamaan bunyi antar bahasa tersebut
walaupun kesamaan itu tidak total 100%.
2. Gradasi Materi
Setelah proses penyeleksian materi selesai dilakukan, maka
langkah selanjutnya adalah menyusun materi yang sudah diseleksi
tersebut tahap demi tahap, karena materi yang telah diseleksi tersebut
tidak mungkin bisa diajarkan sekaligus, dengan kata lain penyajian
materi tersebut haruslah berangsur-angsur. Gradasi materi secara umum
sebagaimana yang diungkapkan Breal yang dikutip Muljanto Sumardi, 55
adalah hendaknya diawali dengan mengajarkan struktur kalimat terlebih
dulu, baru dilanjutkan dengan daftar kosakata dan kaidah-kaidah
gramatika. Secara garis besar urutan penyajian materi ajar dalam buku
teks Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah I, II, III sudah sesuai
dengan prinsip di atas.
55
Lihat Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan Metodologis
(Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hlm. 48.
56
Lihat Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid II, hlm. 28-29.
57
Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid I, hlm. 6 dan 49.
58
Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid I, hlm. 6-30.
59
Lihat Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid I, hlm. 31.
60
Lihat Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid I, hlm. 31 dan 67.
61
Lihat Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid I, hlm. 33.
62
Ibid., hlm. 53.
63
Ibid., hlm. 69.
64
Lihat Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid II, hlm. 10.
65
Ibid., hlm. 27.
66
Lihat Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid I, hlm. 49.
67
Lihat Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid II, hlm. 49.
68
Ibid., hlm. 49.
69
Lihat Al-Jāmi‘ah Li Ta‘līm Al-Lugah Al-‘Arabiyyah, Jilid II, hlm. 29.
E. Kesimpulan
Berdasarkan prinsip-prinsip seleksi, dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar kosakata yang digunakan adalah termasuk kategori kosakata
yang sering digunakan sehari-hari sehingga memenuhi kategori frekuensi.
Kosakata tersebut juga memiliki range yang luas. Selain itu jika ditinjau dari
prinsip availability, sebagian besar kata memenuhi prinsip ini, karena kata
yang disajikan dalam ketiga buku teks tersebut selalu disesuaikan dengan
konteks percakapan maupun cerita yang terdapat dalam buku teks. Masih
banyak lagi kata yang sifatnya kontekstual dan situasional dalam ketiga buku
teks tersebut sehingga dianggap perlu dan tidak bisa dipisahkan walaupun
memiliki frekwensi dan range yang rendah. Kosakata-kosakata tersebut juga
memiliki banyak arti sehingga memenuhi prinsip coverage. Salah satu prinsip
yang tidak kalah pentingnya adalah learnability, yaitu memiliki kesamaan
70
Abdul Mun`im, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Jakarta:
Pustaka al-Husna Baru, 2004), hal. 168.
DAFTAR PUSTAKA
Depag RI, Kurikulum Madrasah Aliyah GBPP Metode Pengajaran Bahasa Arab,
Jakarta: Depag RI, 1994.
Mun`im, Abdul, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, Jakarta:
Pustaka al-Husna Baru, 2004.
Yusuf, Tayar dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa
Arab, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1997.