Anda di halaman 1dari 6

Dari zaman dahulu lazim terjadi transaksi atau pertukaran barang, jasa hingga

tenaga kerja yang tidak hanya sebatas sebuah kawasan, regional hingga antar negara.
Hingga era globalisasi inipun banyak entitas atau perusahaan yang bertransaksi
dengan sesama perusahaan lokal maupun perusahaan internasional atau perusahaan
yang berada diluar negeri. Baik itu dalam rangka transaksi seperti pembelian bahan
baku (import) hingga memberikan jasa atau penjualan barang (eksport), ataupun
karena membutuhkan tenaga ahli dari luar negeri hingga melakukan investasi di luar
negeri yang semua bisa saja menggunakan valuta asing atau mata uang asing dari
negara asal barang, jasa, tenaga kerja dan investasi tersebut. Selain itu entitas
mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing atau memiliki kegiatan usaha luar
negeri dan suatu entitas juga dapat menyajikan laporan keuangannya dalam mata uang
asing.
Dari ilustrasi sederhana ini dapat kita simpulkan bahwa sebuah entitas atau
perusahaan yang ingin terus mengembangkan usahanya tidak dapat hanya
mengandalkan kesempatan yang ada di negara namun juga harus mau ikut kedalam
pasar global yang banyak menawarkan kesempatan peluang yang lebih baik. Hal ini
sejalan dengan yang disampaikan oleh Heli Charisma Berlianta dalam Hasibuan,
David HM, beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan valuta asing antara lain:
a. Pergerakan nilai tukar valuta.
b. Bisnis yang semakin mengglobal.
c. Tujuan perusahaan untuk melakukan perdagangan valas.
d. Perkembangan telekomunikasi yang pesat.
e. Perkembangan perangkat komputer yang pesat.
f. Terbentuknya produk valas baru.
g. Keuntungan yang diperoleh.
Namun dibalik semua kesempatan yang ada tersebut juga mengandung
sejumlah konsekuensi yang disebabkan oleh adanya perbedaan antara nilai mata uang
antar negara yang nantinya bisa memberikan keuntungan atau bahkan kerugian pada
entitas atau perusahaan yang melakukan transaksi antar negara tersebut. Hal yang
menjadi masalah utama dalam transaksi antar negara atau transaksi yang
menggunakan uang asing adalah :
1. nilai tukar mana yang digunakan (mata uang atau kurs yang dipakai)
2. bagaimana melaporkan pengaruh dari perubahan nilai tukar dalam laporan
keuangan
Pada akuntansi, transaksi yang menggunakan mata uang asing sudah diatur dalam
Standar Akuntansi Keuangan pada Pernyataan SAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs
Valuta Asing.
A. Pengertian Transaksi Mata Uang Asing
Mata uang adalah suatu standar nilai, alat tukar, serta unit pengukuran. Diamana
suatu transaksi dikatakan dinilai dengan mata uang tertentu jika besarnya dinyatakan
dalam mata uang tersebut. Mata uang asing adalah mata uang atau devisa yang
dikeluarkan oleh negara lain yang dapat diterima di dalam negeri. Sedangkan mata
uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi suatu entitas beroperasi.
Suatau entitas mempertimbangkan hal berikut dalam menentukan mata uang
fungsionalnya :
1. Mata uang utama yang memengaruhi harga jual barang dan jasa
2. Mata uang utama yang memengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku, dan
biaya lainnya dalam penjualan barang dan jasa.
Selain itu juga entitas dapat melihat faktor-faktor berikut ini untuk memberikan bukti
mengenai mata uang fungsional :
1. Mata uang yang digunakan dalam menghasilkan aktivitas pendanaan (antara
lain penerbitan instrumen utang dan instrumen ekuitas)
2. Mata uang yang digunakan dalam menahan pendapatan dari aktivitas operasi
Apabila sebuah entitas memiliki kegiatan usaha luar negeri maka faktor-faktor berikut
ini harus dipertimbangkan dalam menentukan mata uang fungsionalnya, yaitu:
1. Apakah aktivitas kegiatan usaha luar negeri dilaksanakan sebagai
perpanjangan dari entitas pelapor, bukan dilaksanakan dengan otonomi yang
signifikan.
Contoh aktivitas kegiatan usaha luar negeri yang dilaksanakan sebagai
perpanjangan dari entitas pelapor adalah ketika kegiatan usaha luar negeri
hanya menjual barang yang diimpor dari entitas pelapor dan mengirimkan
hasilnya ke entitas pelapor.
Contoh aktivitas kegiatan usaha luar negeri yang dilaksanakan dengan
otonomi signifikan adalah ketika kegiatan usaha luar negeri
mengakumulasikan kas dan pos moneter lain, mengadakan pengeluaran,
menghasilkan pendapatan, dan mengatur pinjaman yang secara substansial
menggunakan mata uang lokal.
2. Apakah transaksi dengan entitas pelapor memiliki proporsi yang tinggi atau
rendah dari kegiatan usaha luar negeri.
3. Apakah arus kas dari kegiatan usaha luar negeri secara langsung
mempengaruhi arus kas entitas pelapor dan siap tersedia untuk dikirim ke
entitas pelapor.
4. Apakah arus kas dari aktivitas kegiatan usaha luar negeri cukup untuk
membayar kewajiban utang yang ada ataupun yang diperkirakan dapat terjadi
tanpa adanya dana yang tersedia oleh entitas pelapor.
Jika indikator tersebut bercampur dan mata uang fungsional tidak jelas, maka
manajemen menggunakan pertimbangan-pertimbangan diatas untuk menentukan mata
uang fungsional yang paling tepat menggambarkan pengaruh ekonomi dari transaksi,
kejadian, dan kondisi yang mendasari.
Transaksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang dapat
menimbulkan perubahan terhadap harta ataupun keuangan, baik bertambah ataupun
berkurang. Sehingga pengertian transaksi mata uang asing adalah transaksi dimana
nilai tukarnya dinyatakan dalam mata uang selain dari mata uang fungsional suatu
entitas.
Transaksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang dapat
menimbulkan perubahan terhadap harta ataupun keuangan, baik bertambah ataupun
berkurang. Mata uang adalah suatu standar nilai, alat tukar, serta unit pengukuran.
Diamana suatu transaksi dikatakan dinilai dengan mata uang tertentu jika besarnya
dinyatakan dalam mata uang tersebut. Sedangkan mata uang asing adalah mata uang
atau devisa yang dikeluarkan oleh negara lain yang dapat diterima di dalam negeri.
Sebelum mengetahui apa pengertian transaksi mata uang asing, dalam makalah ini
akan saya terangkan ada 2 mata uang dimana ada mata uang fungsional dan mata
uang asing.
Pembelian / Penjualan dalam mata uang asing harus dinyatakan dalam kurs yang
berlaku. Selisih kurs antara tgl pembelian dan tgl neraca dicatat sebagai Keuntungan/
kerugian selisih kurs. Berikut contoh pencatatan dan perhitungan did alam pembelian
dan penjualan dalam mata uang asing.

Pembelian dalam mata uang asing

Pada 10 Desember 2006, PT Abdi Nusantara membeli 200 unit barang dagangan
@ $ 100. pada saat pembelian kurs tukar adalah Rp 10.000 per $1, sedangkan kurs
pada saat tutup buku Rp 11.000, per $1, dan kurs pelunasan pada 20 Januari tahun
berikutnya Rp 12.000 per $1 maka jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:

10 Desember 2006 - Jurnal pada saat pembelian (transaksi)


Persediaan……………Rp 200.000.000
Hutang………………….Rp 200.000.000
(200 x $ 100 x Rp 10.000)

31 Desember 2006 - .Jurnal penyesuaian untuk mengakui kerugian selisih kurs:


Rugi Selisih kurs……….Rp 20.000.000
Hutang…………………….Rp 20.000.000
(200 x $ 100 x (Rp 11.000 – Rp 10.000)

20 Januari 2007 - Jurnal pembayaran :


Rugi selisih kurrs………..Rp 20.000.000
Hutang…………………..Rp 220.000.000
Kas………………………….Rp 240.000.000
(200 x $100 x Rp 12.000 – Rp 11.000=Rp 20.000.000)
(200 x $100 x Rp 12.000=Rp 240.000.000)

Penjualan dalam mata uang asing

Pada 10 Desember 2006, PT Abdi Nusantara menjual 200 unit barang dagangan @
$ 100. pada saat pembelian kurs tukar adalah Rp 10.000 per $1, sedangkan kurs pada
saat tutup buku Rp 11.000, per $1, dan kurs pelunasan pada 20 Januari tahun
berikutnya Rp 12.000 per $1 maka jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:

10 Desember 2006 - Jurnal pada saat pepejualan (transaksi)


Piutang……………Rp 200.000.000
Penjualan………………….Rp 200.000.000
(200 x $ 100 x Rp 10.000)

31 Desember 2006 - Jurnal penyesuaian untuk mengakui keuntungan selisih kurs:


Piutang………………………..….Rp 20.000.000
Keuntungan selisih kurs…………………….Rp 20.000.000
(200 x $ 100 x (Rp 11.000 – Rp 10.000)

20 Januari 2007 - Jurnal pembayaran :

Kas…………………..Rp 240.000.000
Rugi selisih kurrs……………….Rp 20.000.000
Piutang………………………….Rp 220.000.000

(200 x $100 x Rp 12.000 – Rp 11.000=Rp 20.000.000)


(200 x $100 x Rp 12.000=Rp 240.000.000)
B.

Anda mungkin juga menyukai