Anda di halaman 1dari 2

Alumni S1 Kependidikan UNIMED Tidak

Lagi Mendapatkan Akta IV


07/12/2015

Universitas Negeri Medan sejak oktober 2015 pada acara Wisuda Sarjana S1 resmi tidak lagi
memberikan Akta 4 kepada lulusan S1 Kependidikan. Hal tersebut mengacu kepada
peraturan pemeritah yang menerapkan undang-undang no. 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen dan Permendikbud nomor 87 tahun 2013 mengenai pendidikan profesi guru (PPG).
Sejatinya pemerintah berkeinginan akta IV itu sudah tidak berlaku sejak 2005 lalu, akan
tetapi dengan berbagai pertimbangan pemerintah baru menerapkannya di tahun 2015.
Kebijakan pemerintah bahwa Sarjana S1 Kependidikan tidak mendapatkan lagi Akta 4 sudah
diberlakukan disemua LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) Negeri dan
Swasta di seluruh Indonesia.

Pemerintah sendiri telah merancang beberapa program untuk mempersiapkan kegiatan


akademik pengganti Akta 4 tersebut, diantaranya yaitu ; Pertama program PPG (pendidika
profesi guru) dalam jabatan PLPG (pendidikan dan latihan profesi guru) program ini
ditujukan bagi para guru yang sudah PNS atau no-PNS. Guru-guru tersebut memperoleh
pelatihan selama kurang lebih dua minggu (14 hari) dari LPTK yang telah ditunjuk oleh
pemeritah. Program tersebut berakhir pada tahun 2015. Setelah guru dinyatakan lulus dalam
PLPG maka mereka memperoleh sertifikat pendidik sebagai pengganti akta IV.

Jalur yang Kedua yaitu jalur PPG (pendidikan profesi guru) prajabatan. Dalam jalur ini
terbagi menjadi tiga jalur yaitu PPG reguler, PPG-T, dan PPG-SM-3T. PPG reguler ini
dibuka untuk umum baik untuk sarjana pendidikan atau sarjana non-pedidikan bisa megikuti
PPG reguler. Untuk sementara ini PPG reguler belum berjalan. PPG-T yaitu pendidikan
profesi guru terintegrasi. PPG-T ini berbeasiswa penuh selama setahun dan berasrama dari
pemerintah. Yang terakhir yaitu PPG-SM-3T yaitu pendidikan profesi guru sarjana mendidik
didaerah terdepan, terluar, dan tertinggal. Sistemnya yaitu sarjana pendidikan melakukan
pengabdian selama setahun didaerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Setelah selesai
barulah medapatkan beasiswa PPG secara penuh selama setahun dan berasrama dari
pemerintah. Program ini sudah berjalan mulai tahun 2011 (angkatan 1) sampai sekarang
tahun 2014 (angkatan 4) yang sedang melaksanakan tugas pengabdian ditempat tugas.
Bahkan pemerintah membuka kuota yang lebih banyak untuk angkatan ke-5 PPG-SM-3T
tahun 2015 yaitu dibutuhkan sekitar lima belas ribu sarjana pendidikan. Baik PPG reguler,
PPG-T, dan PPG-SM-3T dilaksanakan selama satu tahun setelah selesai melaksanakan
program tersebut maka seorang sarjana pendidikan berhak menerima sertifikat profesi atau
sertifikat pendidik sebagai pengganti akta IV. Dengan tambahan gelar dibelakang menjadi
S.Pd.Gr. Jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa program pendidikan profesi guru untuk
memperoleh sertifikat pendidik sudah di sosialisasikan sejak tahun 2005 dan pemerintahpun
sudah melaksanakan beberapa program untuk menunjang keputusan mengganti akta IV
dengan sertifikat pendidik.

Pemerintah saat ini sedang menyusun kebijakan sejumlah skema untuk menerbitkan sertifikat
profesi guru secara reguler. Diantaranya adalah dengan tambahan masa studi setelah kuliah di
LPTK. Saat ini kuliah di LPTK standarnya berjalan selama empat tahun atau delapan
semester. Untuk bisa mendapatkan sertifikat profesi guru, mereka wajib kuliah lagi selama
satu tahun. Sistem ini persis seperti yang dilakukan untuk menjadi dokter profesional.
Mahasiswa lulusan fakultas kedokteran (FK) belum boleh berpraktek kedokteran karena baru
bergelar sarjana kedokteran (S.Ked) dan belum memperoleh sertifikat profesi. Untuk
mendapatkan sertifikat profesi itu, dilakukan studi lanjut atau koas selama satu tahun atau dua
semester. Jadi untuk kedepannya, sarjana S1 kependidikan untuk menjadi guru harus
mengikuti program PPG reguler untuk mendapatkan sertifikat profesi guru sebagai pengganti
Akta 4.

Mengenai perekrutan calon guru CPNS di tahun 2016, Kepala Sub Direktorat Program dan
Evaluasi Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud
Agus Susilo menuturkan pada 2015 yang lalu, pihaknya sudah menyebar surat edaran untuk
seluruh badan kepegawaian pusat dan daerah di seluruh Indonesia. Isinya adalah,
menegaskan kembali bahwa keberadaan akta IV sudah tidak berlaku lagi. Menurut Agus
Kemendikbud sudah tidak lagi menggunakan skema akta IV untuk merekrut calon guru. “Jadi
sekarang untuk melamar menjadi CPNS guru seharusnya cukup ijazah saja,”. (Humas
Unimed).

Anda mungkin juga menyukai