Anda di halaman 1dari 3

Made Dwi Mahendra

1570121047

TINGKAT DEPRESI PENDERITA LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK


(LES) DI YAYASAN HITA KARANA DENPASAR BALI

Lupus adalah penyakit inflamasi kronis sistemik yang disebabkan oleh system
kekebalan tubuh yang keliru sehingga mulai menyerang jaringan dan organ tubuh
sendiri. Inflamasi akibat lupus dapat menyerang berbagai bagian tubuh, misalnya
kulit, sendi, sel darah, paru-paru, jantung. (infoDATIN, 2017)

Di Indonesia angka penderita Lupus terus meningkat, berdasarkan data


Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) online, pada tahun 2016 terdapat 858 rumah
sakit yang melaporkan data. Jumlah ini meningkat dari dua tahun sebelumnya yang
pada tahun 2014 terdapat 543, dan tahun 2015 terdapat 621 data yang dilaporkan.
Bedasarkan rumah sakit yang melaporkan datanya tahun 2016, terdapat 2.166
pasien rawat inap terdiagnosis penyakit lupus, dengan 550 pasien meninggal.
(infoDATIN, 2017) Di Indonesia jumlah penderita lupus yang tercatat sebagai
anggota YLI (Yayasan Lupus Indonesia) sekitar >10.000 orang (Yayasan Lupus
Indonesia, 2011). Prevalensi penyakit iflamsi sistemik berdasar diagnosis naskes
di Indonesia adalah 11,9%. Prevalensi tertinggi di Bali 19,3%, Aceh 18,3%, jawa
barat 17,5% dan Papua 15,4% (Riskesdas, 2013).

Banyak penderita Lupus yang hanya merasakan gejala ringan untuk waktu
yang lama atau bahkan tidak sama sekali sebelum tiba-tiba mengalami serangan
yang parah. Gejala – gejala ringan Lupus, terutama rasa nyeri dan Lelah
berkepanjangan, dapat menghambat rutinitas. Karena itu para penderita lupus bisa
merasa tertekan, depresi, dan cemas meski mengalami gejala ringan.

Depresi merupakan komplikasi psikopatologis dari berbagai macam


penyakit kronis termasuk lupus eritematosus sistemik. Depresi yang terjadi
merupakan manifestasi dari kelainan neuropsikiatrik yang sering terjadi pada pasien
LES disamping gangguan lain seperti stroke, kecemasan, dan disfungsi kognitif.
Selain itu, pengobatan yang dijalani oleh penderita LES akan menimbulkan
berbagai efek samping yang akan memperburuk kualitas hidup pasien dan
mencetuskan simptom depresi.

Dengan adanya permasalahan gejala yang berkepanjangan dan dapat


menganggu rutinitas dan menyebabkan pederita lupus merasa depresi. Hal ini yang
membuat peneliti tertarik untuk mengetahui tingkat depresi pada Penderita Lupus
Eritematosus Sistemik di Yayasan Hita Karana Denpasar Bali.

Pertanyaan Penelitian

Berapa tingkat depresi penderita Lupus Eritematosus Sistemik (LES) di Yayasan


Hita Karana Denpasar Bali?

Tujuan yang Ingin Dicapai

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat depresi


penderita Lupus Eritematosus Sistemik (LES) di Yayasan Hita Karana Denpasar
Bali.

Subjek Penelitian

- Populasi target
Populasi dalam penelitian ini adalah penderita Lupus Eritematosus Sistemik
(LES)
- Populasi terjangkau
Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah penderita Lupus Eritematosus
Sistemik (LES) di Yayasan Hita Karana Denpasar Bali
- Sampel
Sampel dalam penelitian penderita Lupus Eritematosus Sistemik (LES)
yang bersedia mengikuti penelitian pada Yayasan Hita Karana Denpasar
Bali
Pengumpulan Data

Data dan informasi pada penelitian ini didapatkan secara langsung dari responden
melalui kuisioner. Instrument yang digunakan berdasarkan Beck’s Depression
Inventory

Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross
sectional. Dalam penelitian ini hanya menggunakan satu variabel yaitu tingkat
depresi pada penderita Lupus Eritematosus Sistemik (LES).

Anda mungkin juga menyukai