IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Umur : 48 tahun
Pekerjaan : Guru
Agama : Islam
Suku : Makassar
Nama dan alamat keluarga terdekat : Nn. M, jl. Pramuka, Limbung, Gowa.
1
LAPORAN PSIKIATRIK
1. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama:
Sakit kepala, dan mulut terasa berbusa-busa.
2
dengan menceritakan mengenai keponakannya yang sudah diamputasi, dan
sebagainya.
2. Hendaya Disfungsi:
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya waktu senggang (+)
3. Faktor Stressor Psikososial:
a) Suami pasien meninggal 3 tahun yang lalu.
3
b) Pasien sudah menjalani operasi pengangkatan rahim.
4. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit sebelumnya.
Terdapat riwayat episode depresi sebelumnya yang berhubungan
gangguan pasien pada saat ini.
1. Tidak ada riwayat kejang , tidak ada infeksi berat ,dan trauma.
2. Tidak ada riwayat penggunaan NAPZA, konsumsi obat-obatan atau alkohol.
3. Terdapat riwayat episode depresi sebelumnya.
4
E. Riwayat Kehidupan Keluarga:
Pasien anak pertama dari dua bersaudara (P,L). Hubungan dengan orang
tua, Almarhum suami, anak-anak, dan keluarganya baik. Tidak ada riwayat menderita penyakit
yang sama dalam keluarga .
F. Situasi Sekarang:
Pasien tinggal bersama 3 orang anaknya. Pasien memiliki 3 orang anak
(P,L,P). Anak pertama bekerja sebagai bidan, anak kedua dan terakhir masih
bersekolah.
2. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan:
Tampak seorang perempuan memakai baju terusan motif
batik, berselimutkan sarung warna hijau sedang berbaring
di tempat tidur ruang perawatan kenari . Postur tinggi badan
pasien sekitar 130 cm, tampakan wajah pasien sesuai dengan umurnya.
Perawakan gemuk. Perawatan diri baik.
2. Kesadaran: Baik
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Hiperaktivitas.
4. Pembicaraan : Volume suara cukup tinggi, bicara cepat, dan banyak
bercerita.
5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif.
B. Keadaan afektif
1. Mood : Mania
2. Afek : Mania
5
2. Daya konsentrasi : Kurang
3. Orientasi
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
4. Daya ingat
Jangka Pendek : Baik
Jangka Sedang : Baik
Jangka Panjang : Baik
5. Bakat kreatif : Tidak ada
6. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
D. Gangguan persepsi
1. Halusinasi : Halusinasi auditorik (+), mendengar suara-
suara bisikan yang mengejek pasien dan mengatakan bahwa ia gila.
Serta halusinasi visual (+), pasien sering melihat wujud dari
penjaganya.
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses berpikir
1. Arus pikiran
A. Produktivitas : Pikiran yang cepat.
B. Irrelevan : Tidak ada, dimana ucapan berhubungan
dengan pertanyaan.
C. Asosiasi longgar : Tidak ada.
D. Flight of ideas : Ada, dimana terdapat ide yang meloncat-
loncat, seperti, pasien mengatakan bahwa
ada suatu hari dia datang ke sekolahnya
untuk mengajar kemudian ia bersembunyi di
6
bawah kolong meja untuk mencari AC
karena ia merasa kepanasan, lalu ia
melanjutkan bahwa ia keluarga dari
Gubernur, dsb.
C. Hendaya berbahasa : Ada, dimana pasien kadang kesulitan
untuk mengutarakan apa yang ingin
diutarakannya.
2. Isi Pikiran
A. Preokupasi : Ada, dimana pasien selalu
mengatakan bahwa ia akan didatangi
oleh pasukan polisi yang akan
mengebomnya.
B. Gangguan isi pikiran : Ada, dimana terdapat waham
kebesaran yang ditunjukkan pasien
dengan mengatakan bahwa ia
keluarga dari Gubernur, Bupati,
Rektor UNISMUH, dan banyak
keluarganya yang menjabat di RS
Bhayangkara, dan berprofesi sebagai
dokter. Dan ada waham kejar
dimana pasien selalu mengatakan
bahwa ia akan didatangi oleh pasukan
polisi yang akan mengebom dirinya.
G. Daya nilai:
1. Daya nilai sosial : Tidak baik, karena pada saat ini dengan
episode mania yang dialaminya sekarang pasien kadang memarahi
orang-orang yang mengatakan bahwa dirinya gila.
7
2. Uji daya nilai : Baik
H. Tilikan (insight):
Insight derajat I: Pasien sama sekali tidak merasa bahwa dirinya
mengalami gangguan jiwa dan tidak memerlukan bantuan psikiater.
TD: 170/100mmHg
8
dengan menceritakan mengenai keponakannya yang sudah diamputasi, dan
sebagainya.
7. Terdapat halusinasi auditorik, dimana pasien sering mendengar suara-
suara bisikan yang mengejek pasien dan mengatakan bahwa ia gila.
8. Terdapat halusinasi visual, dimana pasien mengatakan bahwa ia memiliki
penjaga yang bersifat gaib sejak ia masih kecil yang diturunkan dari nenek
moyang pasien, dan ia sering melihat wujud dari penjaganya tersebut.
9. Suami pasien meninggal 3 tahun yang lalu.
10. Anak pasien mengatakan bahwa keadaan ibunya ini sudah dialami sejak 1
minggu yang lalu, dan kambuh setiap tahun, dimulai dari bulan puasa
sampai kira-kira bulan September. Namun apabila penyakitnya sembuh,
pasien hanya tinggal dirumah mengurung diri sendiri di dalam kamar, tidak
ada keinginan untuk keluar rumah ataupun bergaul ke tetangga, bahkan
pasien sampai tidak mau makan.
11. Pasien memiliki riwayat operasi kista ovarium (pengangkatan rahim) 1
tahun yang lalu dan sudah dinyatakan sembuh.
12. Pemeriksaan tekanan darah didapatkan hasil 170/100 mmHg.
5. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I :
9
diturunkan dari nenek moyang pasien, dan ia sering melihat wujud dari
penjaganya tersebut sehingga pasien didiagnosa sebagai Gangguan
Jiwa dengan Gejala Psikotik.
c) Pada hasil pemeriksaan status interna tidak ditemukan adanya kelainan
yang mengindikasi gangguan medis umum yang menimbulkan
gangguan fungsi otak serta dapat mengakibatkan gangguan jiwa yang
diderita pasien ini. Terdapat keluhan sakit kepala yang masih
dikeluhkan pasien sampai saat ini, namun dari hasil pemeriksaan
menunjukkan hasil yang normal. Terdapat riwayat operasi kista
ovarium 1 tahun yang lalu. Dan sekarang pasien mengalami hipertensi
yang akan ditangani lebih lanjut. Sehingga berdasarkan keterangan-
keterangan tersebut disimpulkan bahwa pasien didiagnosa Gangguan
Jiwa dengan Gejala Psikotik Non Organik.
d) Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan adanya
gejala mania, berupa afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam
jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental. Gejala-gejala ini
ditunjukkan pasien dengan afek mania yang jelas, hiperaktivitas, serta
volume suara yang cukup tinggi, bicara cepat, dan banyak bercerita.
Gejala ini dialami sejak 1 minggu yang lalu, sehingga mengacaukan
pekerjaan dan aktivitas sosial pasien. Kuantitas tidur pasien pun
dirasakan berkurang, dan terdapat waham kebesaran disertai waham
kejar. Juga terdapat halusinasi auditorik dan halusinasi visual yang
sesuai dengan afek dan gejala-gejala yang dialami oleh pasien. Maka
berdasarkan PPDGJ III, pasien dapat digolongkan dalam Gangguan
Mania dengan Gejala Psikotik (F30.2)
e) Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan status mental telah didapatkan
bahwa saat ini pasien mengalami Gangguan Mania dengan Gejala
Psikotik, dan ditemukan adanya episode depresif yang pernah terjadi
sebelumnya selama sekitar 7 bulan lamanya. Dimana setiap tahun,
selama 3 tahun lamanya, kedua episode mania dan depresif ini
berulang. Maka berdasarkan PPDGJ III, pasien dapat digolongkan
10
dalam Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan
Gejala Psikotik (F31.2).
Aksis II :
Belum cukup data yang dikumpulkan untuk mengarahkan pasien ke dalam
salah satu ciri kepribadian yang khas.
Aksis III :
Tidak ditemukan diagnosis karena tidak ada ditemukan gangguan organik.
Aksis IV :
Stressor psikososial yaitu suami pasien meninggal dunia 3 tahun yang lalu.
Aksis V :
GAF scale 50 (gejala berat (serious), disabilitas berat.
6. DAFTAR MASALAH
1. Organobiologik
Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna.
2. Psikologik
Ditemukan adanya masalah/ stressor psikososial sehingga pasien
memerlukan psikoterapi.
7. PROGNOSIS
Ad bonam
11
8. RENCANA TERAPI
A. Farmakoterapi :
1. Anti mania akut: Natrium divalproex 250 mg, dosis anjuran 3x250
mg/hari.
2. Obat anti psikosis tipikal: Haloperidol 0,5-1,5 mg, dosis anjuran 5-20
mg/hari.
3. Anti muskarinik: Trihexyphenidyl 2 mg, dosis anjuran 6-10 mg/hari.
B. Psikoterapi suportif
Ventilasi: memberikan kesempatan kepada pasien untuk
mengungkapkan perasaan dan keluhannya sehingga pasien merasa
lega.
Konseling: memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien
agar memahami penyakitnya, bagaimana cara menghadapinya, dan
menganjurkan untuk berobat teratur.
C. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga terutama anak-anak
pasien tentang kondisi pasien sehingga tercipta dukungan sosial dengan
lingkungan yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan pasien,
serta diimbangi dengan melakukan kunjungan berkala.
9. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta
menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya
efek samping obat yang diberikan.
12