Oleh:
Dokter Internsip
Pendamping:
Tanggal (kasus) :
Nama : M. A
DEFINISI
TB paru adalah infeksi kronik pada paru yang disebabkan oleh basil
Mycobacterium tuberculosis (MTB), ditandai dengan pembentukan granuloma
dan adanya reaksi hipersensitifitas tipe lambat. Sumber penularan umumnya
adalah penderita Tb yang dahaknya mengandung Basil Tahan Asam (BTA).
ETIOLOGI
Mycobacterium tuberculosis adalah suatu jenis kuman yang berbentuk
batang dengan ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-0,6/um, mempunyai sifat
khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Mycobacterium tuberculosis
(MTB) memiliki dinding yang sebagian besar terdiri atas lipid, kemudian
peptidoglikan dan arabinomannan. Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan
asam dan ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman dapat
hidup dalam udara kering maupun dalam keadaan dingin ( dapat tahan bertahun -
tahun dalam lemari es ) dimana kuman dalam keadaan dormant. Dari sifat ini
kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan penyakit tuberkulosis menjadi aktif
lagi.
DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN
Gambar Alur Diagnosis dan Tindak Lanjut TB Paru pada Pasien Dewasa
Catatan: Semua pasien yang memenuhi definisi tersebut diatas harus dicatat
tanpa
memandang apakah pengobatan TB sudah dimulai ataukah belum.
Catatan:
• Untuk perempuan hamil lihat pengobatan TB pada keadaan khusus.
• Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan
aquabidest sebanyak 3,7ml sehingga menjadi 4ml. (1ml = 250mg).
• Berat badan pasien ditimbang setiap bulan dan dosis pengobatan harus
disesuaikan apabila terjadi perubahan berat badan.
• Penggunaan OAT lini kedua misalnya golongan aminoglikosida (misalnya
kanamisin) dan golongan kuinolon tidak dianjurkan diberikan kepada pasien
baru tanpa indikasi yang jelas karena potensi obat tersebut jauh lebih rendah
daripada OAT lini pertama. Disamping itu dapat juga meningkatkan risiko
terjadinya resistensi pada OAT lini kedua.
• OAT lini kedua disediakan di Fasyankes yang telah ditunjuk guna memberikan
pelayanan pengobatan bagi pasien TB yang resistan obat.
b. Pemeriksaan sistemik
Kulit : Teraba hangat, tidak pucat, tidak ikterik, tidak sianosis.
Kepala : bentuk normal, rambut hitam, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
pupil isokor, refleks cahaya +/+ normal, mata tidak cekung.
Telinga : tidak ditemukan kelainan
Hidung : nafas cuping hidung tidak ada
Mulut : mukosa mulut dan bibir basah
Tenggorok : tonsil T1-T1 tidak hiperemis
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Thorak
Paru :
Inspeksi : normochest, simetris kiri-kanan, retraksi suprasternal (+) retraksi
epigastrium (+)
Palpasi : sukar dinilai
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler (+/+), ronkhi (+/-), wheezing (-/-)
Jantung:
Inspeksi : iktus tidak terlihat
Palpasi : iktus teraba 1jari medial LMCS RIC V
Perkusi : sukar dinilai
Auskultasi : irama teratur, bising tidak ada
Abdomen :
Inspeksi : tidak membuncit
Palpasi : distensi tidak ada, hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit
baik
Perkusi : tympani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Punggung : Tidak ada kelainan
Alat kelamin : Tidak diperiksa
Anus : Rectal toucher tidak dilakukan
Ekstremitas : Akral hangat, refilling kapiler baik, sianosis tidak ada
c. Pemeriksaan Labor
Hasil Laboratorium
o 28/06/2017
o Hb : 11,2 g/dl
o Ht : 34%
o Leukosit : 7.750/ uL
o Trombosit : 192.000/uL
o SGOT : 16
o SGPT : 6
Diagnosis banding : -
Pengobatan :
Bed rest total
MB TKTP
IVFD RL 8 jam/kolf
Tanggal Follow up
29 Juni 2017 S/ sesak napas (-), batuk berdahak (+), batuk berdarah (-)
O/ KU: sedang
KS: cmc
TD: 120/80 mmHg
Nadi : 90x/ menit
RR : 18x/ menit
Suhu : 37º C
pulmo: ronkhi +/+, wheezing -/-
BTA: +1/+1
A/ Hemoptisis ec TB Paru dalam perbaikan
TB Paru
P/ Terapi lanjut
Awasi batuk berdarah
30 Juni 2017 S/ sesak napas (-), batuk berdahak (+), batuk berdarah (-)
O/ KU: sedang
KS: cmc
TD: 120/80 mmHg
Nadi : 88x/ menit
RR : 17x/ menit
Suhu : 37º C
pulmo: ronkhi +/+, wheezing -/-
BTA: +1
A/ Hemoptisis ec TB Paru dalam perbaikan
TB Paru
P/ Terapi lanjut
Awasi batuk berdarah
1 Juli 2017 S/ sesak napas (-), batuk berdahak (+), batuk berdarah (-)
O/ KU: sedang
KS: cmc
TD: 120/80 mmHg
Nadi : 87x/ menit
RR : 18x/ menit
Suhu : 37º C
pulmo: ronkhi +/+, wheezing -/-
A/ Hemoptisis ec TB Paru dalam perbaikan
TB Paru
P/ Terapi lanjut
Awasi batuk berdarah
2 Juli 2017 S/ sesak napas (-), batuk berdahak (+), batuk berdarah (-)
O/ KU: sedang
KS: cmc
TD: 120/80 mmHg
Nadi : 85x/ menit
RR : 16x/ menit
Suhu : 37º C
pulmo: ronkhi +/+, wheezing -/-
A/ Hemoptisis ec TB Paru dalam perbaikan
TB Paru
P/ Terapi lanjut
Awasi batuk berdarah
3 Juli 2017 S/ sesak napas (-), batuk berdahak (+), batuk berdarah (-)
O/ KU: sedang
KS: cmc
TD: 120/80 mmHg
Nadi : 84x/ menit
RR : 17x/ menit
Suhu : 37º C
pulmo: ronkhi +/+, wheezing -/-
A/ Hemoptisis ec TB Paru dalam perbaikan
TB Paru
P/ Boleh pulang
Vit K 3x1 tab
Vit C 3x1 tab
Kalnex 3x1 tab
FDC 1x3 tab
Vit B6 1x1 tab