Anda di halaman 1dari 15

Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

URAIAN MATERI

Sikap dan Perilaku seseorang dibatasi oleh Hukum dan Moral.


Hukum membatasi sisi lahiriahnya, sedangkan moral membatasi
sisi sikap batiniahnya. Disamping itu, sikap dan perilaku seseorang
juga dipengaruhi oleh EI (Emotional Intelligence) atau Kecerdasan
emosional orang itu sendiri. Kecerdasan Emosional adalah
kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosinya saat
menghadapi situasi atau masalah yang menyenangkan maupun
menyakitkan.

Daniel Goleman (1995), dalam bukunya ? Emotional Intellegence:


Why it can matter more than IQ?, menyatakan bahwa kecerdasan
emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam
memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan,
mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur
keadaan jiwa seseorang. Agar EI seseorang dapat tercapai dengan
optimal, maka Daniel Goleman membagi EI dalam 5 (lima) tahapan
bidang kompetensi yang harus dikuasai seseorang. Bidang
kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:
Kemampuan untuk mengindentifikasi atau mengenal emosi dirinya
sendiri serta memahami hubungan antara emosi, pikiran dan
tindakan, Kemampuan untuk mengelola emosi, ini berarti, bahwa
seseorang harus dapat mengatur perasaannya agar perasaannya
tersebut dapat terungkap dengan baik dan benar, Kemampuan
untuk memotivasi diri dengan sikap optimis dan berpikir positif, dan
Kemampuan untuk membaca dan mengenal emosi orang lain
(empati), 5). Kemampuan untuk membina hubungan dengan orang
lain. Bidang kompetensi tersebut dapat merupakan bentuk
keterampilan yang sangat mendukung keberhasilan seorang
Tenaga Kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.

Menurut Arief Rachman, dalam makalahnya (Surabaya, Hyatt


Hotel, 19-22/05/06). Makna Nilai-Nilai moral dan Etika bagi

Bahan Bacaan Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 1


Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

Profesional Kesehatan menyatakan bahwa untuk memberikan


pelayanan kesehatan yang prima kepada masyarakat, seseorang
Tenaga Kesehatan harus mempunyai 7 (tujuh) kompetensi
andalan, pertama yaitu Manajemen diri sendiri.

Manajemen diri sendiri yang perlu dimiliki oleh setiap petugas


kesehatan haji adalah keinginan untuk berprestasi, keterampilan
hubungan antar manusia, keterampilan melayani, keterampilan
Teknis Profesionalisme, keterampilan manajerial, dan ,mempunyai
wawasan berpikir global.

Ada juga beberapa faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku


seseorang dalam memberikan pelayanan publik, antara lain:
Pekerjaan (work it self), Pengakuan (recognition), Prestasi
(achievement), Tanggung jawab (responsibility), Gaji (salary),
Status dan Fasilitas.

Pengembangan (advancement) merupakan pengembangan watak


dari seseorang yang perlu diperhatikan, antara lain: Fleksibel,
keterbukaan, ketegasan, berencana, percaya diri, toleransi, disiplin,
berani ambil resiko, punya orientasi masa depan dalam
menyelesaikan tugasnya dan bertaqwa.
Semua hal di atas diharapkan terdapat dalam diri seorang petugas
tim kesehatan haji Indonesia.

Bahan Bacaan Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 2


Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

POKOK BAHASAN

Kita pernah mendengar keluhan dari Jemaah haji tentang


buruknya praktek pelayanan yang diberikan petugas kloter
khususnya tenaga kesehatan kepada. Makin banyaknya
pengaduan Jemaah Haji dan pihak-pihak yang berinteraksi dengan
petugas TKHI terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan, hal
ini ditunjang dengan data dari Badan Pusat Statistik yang
menunjukkan terdapat penurunan tingkat kepuasan Jemaah haji
terhadap pelayanan yaitu sebesar -2,59 dari tahun 2012 ke 2013.

Suatu saat akan ada berita yang mengupas buruknya pelayanan


kesehatan haji dan kesalahan medik yang diberikan oleh para
Tenaga Kesehatan, dimana hal tersebut sampai-sampai tidak bisa
diterima oleh Profesi Tenaga Kesehatan tersebut, kejadian tersebut
tidak bisa lepas begitu saja dari sikap dan perilaku tenaga
kesehatan itu sendiri. Tenaga Kesehatan Haji yang merupakan
tenaga profesional, seyogyanya selalu menerapkan etika dalam
sebagian besar aktifitas sehari-hari. Etika yang merupakan suatu
norma perilaku atau biasa disebut dengan asas moral, sebaiknya
selalu dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat kelompok
manusia. Etika yang berlaku dimasyarakat modern saat ini adalah
Etika Terapan (applied ethics) yang biasanya menyangkut suatu
profesi, dimana didalamnya membicarakan tentang pertanyaan-
pertanyaan etis dari suatu individu yang terlibat. Sehingga pada
masing-masing profesi telah dibentuk suatu tatanan yang
dinamakan kode etik profesi.

Perilaku ini memang agak sulit menanganinya, kecuali kesadaran


sendiri masing-masing Tenaga Kesehatan dalam menerapkan,
mengaplikasikan, menghayati, memahami, kode etik profesinya.
Karena, etika profesi lebih bersifat moral.

Bahan Bacaan Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 3


Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

Etika Profesi dan Hukum Profesi Kesehatan masing-masing


mempunyai tingkatan masalah terhadap sikap dan perilaku tenaga
kesehatan yang berbeda-beda, yaitu Perilaku yang dilakukan
telah sesuai, baik terhadap Etika dan Hukum Profesi Kesehatan.

Perilaku yang dilakukan berlawanan, baik terhadap Etika dan


Hukum Profesi Kesehatan, Perilaku yang dilakukan bertentangan
dengan Etika, tetapi sesuai dengan Hukum Profesi Kesehatan,
Perilaku yang dilakukan bertentangan dengan hukum tetapi sesuai
dengan Etika. Dari sini Tenaga Kesehatan harus mencermati, dan
mensikapi dengan baik setiap tindakan yang hendak diberikan
kepada pelanggan/ pengguna jasa.

Sesuai ulasan diatas, maka dalam memberikan pelayanan yang


berkualitas atau pelayanan kesehatan yang prima terhadap
masyarakat, seperti halnya pemberian pelayanan publik lainnya,
dibutuhkan sikap dan perilaku yang handal dan profesional bagi
seluruh SDM-nya. Sikap tersebut seharusnya dimulai dari jajaran
yang paling atas, tingkat pimpinan yang tertinggi, sampai pada
lapisan terbawah, atau petugas lapangan. Seorang pimpinan,
seyogyanya mau meluangkan waktunya, tenaganya dan dananya
untuk mempraktekkan apa yang pernah diucapkan.

Pelayanan Kesehatan yang profesional yang tanggap atas


kebutuhan masyarakat atas pelayanan kesehatan yang baik dan
benar, terlepas dari besar kecilnya organisasi/institusi yang ada,
sangat membutuhkan SDM Kesehatan yang mempunyai sikap dan
perilaku sebagai berikut:

Memperlakukan user/pelanggan sebagai mitra, mampu


menciptakan strategi pelayanan yang baik dan benar sesuai
dengan profesi dan kompetensinya, menghargai keluhan
pelanggan dengan kebaikan, simpati dan pemecahan masalah,
memperlakukan setiap pelanggan sebagai sesuatu yang unik dan
khusus, lakukan Informed Consent secara ikhlas, laksanakan
tindakan Rekam Medik secara lege artis, sesuai dengan ketentuan

Bahan Bacaan Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 4


Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

yang ada. Dapat mengetahui kepuasan pelanggan melalui sisi


mata pelanggan memandang kepuasan yang didapat, paham,
mengerti, dan mampu melaksanakan seni pelayanan pelanggan
yang berkualitas sesuai dengan Etika dan Hukum yang berlaku.
Menetapkan sasaran-sasaran kualitas pelayanan dan
penghargaan yang akan diberikan, mau terjun langsung ke
lapangan dan melihat apa yang terjadi, bersikap sabar dan tidak
mudah puas dengan hasil yang didapat, mau mendengar dan
mensikapi terhadap gagasan yang timbul terhadap pelayanan yang
berkualitas.

ETIKA DAN MORALITAS

A. Pengertian Etika dan Moralitas

Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti


kebiasaan atau watak. Dalam bahasa Perancis etiquette
(etiket) berarti kebiasaan, cara bergaul, berperilaku yang
baik. Jadi etika merupakan pola perilaku pergaulan
seseorang atau suatu organisasi.

Moralitas atau moral berasal dari bahasa Latin mos (mores)


yang berarti cara hidup atau kebiasaan. Secara harafiah,
moral memilki arti yang sama dengan etika. Tapi dalam
praktik sehari-hari. Moral atau dalam bahasa Inggris morale
dapat diartikan semangat atau dorongan batin dalam diri
seseorang untuk melakukan maupun tidak melakukan
sesuatu. Moral ini dilandasi oleh nilai-nilai tertentu yang
diyakini oleh seseorang atau organisasi tertentu sebagai
sesuatu yang baik atau buruk sehingga dapat membedakan
mana yang patut atau tidak patut dilakukan.

Perbedaan antara etika dan moralitas adalah dari sistem


nilainya. Moralitas cenderung merujuk nilai-nilai yang diyakini
dari dalam diri seseorang atau organisasi, sedangkan etika

Bahan Bacaan Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 5


Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

mengaitkan nilai-nilai yang diyakini itu dengan interaksi


terhadap lingkungan
B. Konsep Etika dan Moralitas

Etika pada dasarnya merujuk kepada dua hal:

1. Etika berkenaan dengan disiplin ilmu yang mempelajari


tentang nilai-nilai yang dianut oleh manusia beserta
pembenarannya. Etika merupakan cabang ilmu filsafat.
2. Etika merupakan nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang
mengatur tingkah laku manusia.

Moral, dalam pengertian umum menekankan pada


karakter dan sifat-sifat individu yang khusus diluar
ketaatan dan peraturan. Moral merujuk pada tingkah laku
yang bersifat spontan, misalnya kasih, kemurahan hati,
kebesaran jiwa dan sebagainya. Moralitas berfokus pada
hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang abstrak dan
bebas.
Berdasarkan kedua pandangan tersebut jelas perbedaan
kedua istilah tersebut. Etika dipandang sebagai suatu
sistem nilai apa yang baik dan buruk bagi manusia dan
masyarakat. Sedangkan moralitas dimaksudkan untuk
menentukan sampai sejauh mana seseorang memilki
dorongan untuk melakukan tindakan sesuai dengan
prinsip-prinsip etika moral.

Prinsip-Prinsip Etika
Enam prinsip yang mendasari etika adalah:
3. Keindahan (beauty)
4. Persamaan (equality)
5. Kebaikan (goodness)
6. Keadilan (justice)
7. Kebebasan (liberty)
8. Kebenaran (truth)

Bahan Bacaan Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 6


Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

Dalam ilmu kedokteran, dikenal istilah Bioetika.


Perkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan
ilmu kedokteran membuat etika kedokteran tidak
mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan
yang berkaitan dengan kehidupan. Etika kedokteran
berbicara tentang bidang medis dan profesi kedokteran
saja, terutama hubungan dokter dengan pasien,
keluarga, masyarakat, dan teman sejawat. Oleh karena
itu, sejak tiga dekade terakhir ini telah dikembangkan
bioetika atau yang disebut juga dengan etika
biomedis.

Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner


tentang masalah-masalah yang ditimbulkan oleh
perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya
memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada
masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan
timbulnya masalah pada masa yang akan datang.

Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan


dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai
moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang
masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di
bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro
maupun makro, masa kini dan masa mendatang.
Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi,
dan hukum bahkan politik.

Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti


abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi
reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas
pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan
dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien,
moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja,
demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi
perhatian yang besar pula terhadap penelitian
kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.
Bahan Bacaan Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 7
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali oleh


Institude for the Study of Society, Ethics and Life
Sciences, Hasting Center, New York pada tahun 1969.
Kini terdapat berbagai isu etika biomedik.

C. Prinsip-prinsip Dasar Bioetika

Prinsip-prinsip dasar etika adalah suatu aksioma yang


mempermudah penalaran etik. Prinsip-prinsip itu harus
dibersamakan dengan prinsip-prinsip lainnya atau yang
disebut spesifik. Tetapi pada beberapa kasus, karena
kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan
sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip
yang lain. Keadaan terakhir disebut dengan Prima Facie.
Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi
prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa,
praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada kepada 4
kaidah dasar moral yang sering juga disebut kaidah
dasar etika kedokteran atau bioetika, antara lain:

1. Beneficence
Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik,
menghormati martabat manusia, dokter tersebut juga
harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam
keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan
bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi pasien.
Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan
dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah
positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal
yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini, yaitu:

 Mengutamakan Alturisme (menolong dengan sukarela


dan tanpa tekanan).
 Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu
tindakan tidak hanya menguntungkan seorang dokter.
 Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih
banyak dibandingkan dengan suatu keburukannya.
Bahan Bacaan Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 8
Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

 Menjamin kehidupan baik-minimal manusia


 Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan.
 Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan
hal yang baik seperti yang orang lain inginkan.
 Memberi suatu resep.

2. Non-malficence
Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang
dokter tidak melakukan perbuatan yang memperburuk
pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil
resikonya bagi pasien sendiri. Pernyataan kuno First, do
no harm (Yang Utama, tidak menimbulkan cedera) tetap
berlaku dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai
ciri-ciri:
 Menolong pasien emergensi
 Mengobati pasien yang luka
 Tidak membunuh pasien
 Tidak memandang pasien sebagai objek
 Melindungi pasien dari serangan
 Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter
 Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
 Tidak melakukan White Collar Crime (kejahatan
profesi)

3. Justice
Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang
dokter memperlakukan sama rata dan adil terhadap
untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut.
Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama,
kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan,
dan kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap
dokter terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :

 Memberlakukan segala sesuatu secara universal.


 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang
telah ia lakukan.
 Menghargai hak sehat pasien.

Bahan Bacaan Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 9


Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

 Menghargai hak hukum pasien.

4. Autonomy
Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat
manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai
manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri
sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir
secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomy
bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan,
membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri.
Autonomy mempunyai ciri-ciri:

 Menghargai hak menentukan nasib sendiri.


 Berterus terang menghargai privasi.
 Menjaga rahasia pasien.
 Melaksanakan Informed Consent.

Prinsip Etika Kedokteran di atas juga diterapkan pada


pelayanan kesehatan haji.

Bahan Bacaan Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 10


Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

POKOK BAHASAN

Etika petugas kesehatan haji ini diadopsi dari etika pegawai negeri
sipil. Karena pada dasarnya seorang petugas haji adalah pegawai
negara yang ditetapkan jabatannya oleh surat keputusan menteri
kesehatan sebagai pejabat negara.
1. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar
1945, Negara dan Pemerintah.
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara
kesatuan Republik Indonesia.
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya
dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab.
4. Menyimpan rahasia jabatan.

Kewajiban Bagi Petugas kesehatan haji


1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila dan Undang
Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah;
2. Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan
golongan atau diri sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu
yang dapat mendesak kepentingan negara oleh kepentingan
golongan, diri sendiri atau pihak lain;
3. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat negara,
pemerintah, dan Petugas kesehatan haji;
4. Mengangkat sumpah/janji jabatan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
5. Menyimpan rahasia negara dan atau rahasia jabatan dengan
sebaik-baiknya;
6. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan
pemerintah baik yang langsung menyangkut tugas kedinasan
maupun yang berlaku secara umum;
7. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan
dengan penagabdian, kesadaran, dan tanggungjawab;

Bahan Bacaan Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 11


Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

8. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk


kepentingan negara;
9. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan,
persatuan, dan kesatuan;
10. Segera melakukan rujukan kepada institusi yang lebih
berkompeten apabila mengetahui ada hal yang dapat
membahayakan kesehatan Jemaah haji;
11. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;
12. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dengan sebaik-baiknya;
13. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada
masyarakat menurut bidang tugasnya masing-masing;
14. Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana
terhadap bawahannya;
15. Berpakaian rapi, sopan serta bersikap dan bertingkah laku
sopan santun kepada masyarakat, sesama Petugas haji, dan
terhadap atasannya;
16. Hormat menghormati antara sesama petugas haji dan kepada
jemaah haji;
17. Menjadi teladan sebagai warganegara yang baik dalam
masyarakat;
18. Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan
kedinasan yang berlaku;
19. Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang;
Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya
setiap laporan.

Sedangkan larangan-larangan yang tidak boleh dilanggar oleh


setiap Petugas Kesehatan Haji adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau
martabat negara, pemerintah, atau petugas kesehatan haji;
2. Menyalahgunakan wewenangnya;
3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk
negara asing;
4. Menyalahgunakan barang-barang, uang atau surat-surat
berharga milik negara;

Bahan Bacaan Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 12


Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

5. Memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan


kehormatan atau martabat petugas kesehatan haji, kecuali untuk
kepentingan jabatan;
6. Bertindak dan bertingkah laku yang bertentangan dengan norma
dan etika Negara tempat bertugas atau bertentangan dengan
syariat Islam.
7. Melakukan suatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu
tindakan yang dapat berakibat menghalangi atau mempersulit
salah satu pihak yang dilayaninya, sehingga mengakibatkan
kerugian bagi Jemaah haji /pihak yang dilayani;
8. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam
melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan
atau pihak lain.

Selanjutnya ditegaskan dalam ketentuan tersebut bahwa setiap


ucapan, tulisan, atau perbuatan petugas kesehatan haji yang
melanggar ketentuan mengenai kewajiban dan larangan tersebut,
dianggap sebagai pelanggaran disiplin.

SUB POKOK BAHASAN 1

A. Etika Petugas Kesehatan Haji Terhadap Diri Sendiri


1) Meningkatkan kompetensi sebagai petugas haji dengan
mengikuti pelatihan yang dipersyaratkan serta pelatihan
TKHI kompetensi dan integrasi
2) Melaksanakan Peran sebagai Petugas TKHI
3) Melaksanakan Tugas-tugas sebagai TKHI
4) Menerapkan akhlak dan perilaku mulia
5) Memakai pakaian seragam yang sopan dan sesuai dengan
syariat Islam
6) Menjaga kesehatan pribadi
7) Mempersiapkan keluarga agar tetap sejahtera selama
ditinggal bertugas.

Bahan Bacaan Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 13


Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

B. Etika Petugas Kesehatan Haji Terhadap Sesama Petugas


1) Memperlakukan sesama petugas dengan baik
sebagaimana dirinya ingin diperlakukan
2) Bekerja sama dengan baik dengan sesama petugas TKHI
3) Bekerja sama dengan baik dengan petugas TPHI dan
TPIHI
4) Bekerja sama dengan baik dengan petugas non kloter
seperti petugas di sektor, BPHI dan petugas lainnya.
5) Menerapkan sopan santun dan akhlak mulia pada saat
berinteraksi dan bekerja sama

C. Etika Petugas Kesehatan Haji Terhadap Jemaah Haji


Indonesia
1) Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya
2) Menerapkan sopan santun dan akhlak mulia pada saat
berinteraksi dan memberi pelayanan kepada jemaah haji.
3) Mengutamakan tugasnya dalam melayani jemaah daripada
kepentingan pribadi.

Bahan Bacaan Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 14


Materi Inti 1 Etika Pelayanan Kesehatan Haji

REFERENSI

1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2013


Tentang Rekrutmen Petugas Kesehatan Haji;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2407/Menkes/Per/XII/2011 tentang Pelayanan Kesehatan
Haji;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2008
Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Bahan Bacaan Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia 15

Anda mungkin juga menyukai