Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Syok merupakan gangguan sirkulasi yang diartikan sebagai tidak

adekuatnya transpor oksigen ke jaringan yang disebabkan oleh gangguan

hemodinamik. Gangguan hemodinamik tersebut dapat berupa penurunan tahanan

vaskuler sistemik, berkurangnya darah balik, penurunan pengisian ventrikel, dan

sangat kecilnya curah jantung. Berdasarkan bermacam-macam sebab dan

kesamaan mekanisme terjadinya, syok dapat dikelompokkan menjadi empat

macam yaitu syok hipovolemik, syok distributif, syok obstruktif, dan syok

kardiogenik (Hardisman, 2013).

Di Amerika Serikat, insidens syok kardiogenik pada pasien dengan infark

miokardium akut sebesar 5-10%. Di Eropa, prevalensi syok kardiogenik setelah

terjadinya infark miokardium sebesar 5-15%. Berdasarkan ras, Asia memiliki

insidensi syok kardiogenik lebih tinggi (11,4%) dibandingkan dengan pasien

berkulit putih (8%), hitam (6,9%) dan Hispanik (8,6%). Pada dewasa, usia rerata

terjadinya syok kardiogenik adalah antara usia 65-66 tahun. Sedangkan di

Indonesia tidak ada data epidemiologi terkait syok kardiogenik (Medscape, 2018).

Syok kardiogenik adalah penyebab kematian utama pada infark koroner

akut, dengan angka mortalitas mencapai 50-90%. Angka mortalitas meningkat

seiring dengan usia. Mortalitas pasien usia > 75 tahun dengan syok kardiogenik
2

adalah 55%, sedangkan pada pasien < 75 tahun mortalitas sebesar 29,8%

(Medscape, 2018).

Syok kardiogenik adalah gangguan hemodinamik yang disebabkan oleh

ketidakmampuan jantung untuk memberikan asupan darah yang adekuat kepada

jaringan untuk memenuhi kebutuhan basal. Syok kardiogenik merupakan suatu

kondisi hipotensi persisten dan hipoperfusi jaringan akibat kegagalan fungsi

jantung dengan volume intravaskular dan tekanan pengisian ventrikel kiri yang

memadai. Dengan kata lain pada syok kardiogenik terjadi penurunan curah jantung

sistemik yang dapat mengakibatkan hipoksemia jaringan dalam kondisi volume

intravaskular yang cukup (Califf & Bengston, 2008).

Dalam kondisi syok, resusitasi dan usaha suportif harus diberikan segera,

bersamaan dengan penegakan diagnosis. Volume pengisian ventrikel kiri harus

dioptimalkan dengan cara pemberian cairan sekurang-kurangnya 250 ml dapat

dilakukan dalam 10 menit, dan apabila tidak terdapat tanda-tanda kongesti paru.

Oksigenasi adekuat sangatlah penting. Intubasi atau ventilasi harus dilakukan

segera jika ditemukan gangguan difusi oksigen. Hipotensi yang terus berlangsung

akan memicu kegagalan otot pernapasan dan hal ini dapat dicegah dengan

pemberian ventilasi mekanis (Idrus A, 2006).

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan Di Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUD ZA) Banda Aceh

didapatkan data bahwa syok kardiogenik merupakan salah satu kasus yang sering

terdapat di instalasi gawat darurat, terutama pada ruang resus. Pasien tiba dengan
3

hipotensi, nadi lemah, akral dingin, sesak nafas, output urin yang rendah atau tidak

ada merupakan tanda dan gejala dari syok kardiogenik sehingga membutuh

pertolongan emergency karena syok ini dianggap mengancam jiwa seperti yang

dialami Ny.B. Ny. B merupakan salah satu pasien rujukan dari Puskesmas

Suelimeun, Aceh Besar dengan keluhan penurunan kesadaran disertai sesak nafas.

Saat tiba di IGD RSUD ZA, tekanan darah tidak terukur dan nadi melemah, nilai

GCS E4M5V2 = 11 (somnolen).

Melalui prinsip umum asuhan keperawatan gawat darurat, perawat

bersikap cepat dan tepat dalam melakukan triage dengan kode merah dan

mengarahkan pasien menuju ruang resusitasi. Perawat melakukan prinsip

pengkajian primary survey ABCD dan dan melakukan secondary survey head to

toe, vital sign, anamnesa, dan pemeriksaan penunjang untuk mendapatkan data

akurat dan kondisi terbaru pasien.

Berdasarkan uraian, fenomena, dan data diatas maka penulis tertarik untuk

mengambil kasus tentang asuhan keperawatan gawat darurat pada Ny. B dengan

syok kardiogenik di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menjelaskan asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien syok kardiogenik

di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
4

2. Tujuan Khusus

a. Menjelaskan asuhan keperawatan gawat darurat dengan masalah penurunan

curah jantung pada pasien syok kardiogenik di Instalasi Gawat Darurat

Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

b. Menjelaskan asuhan keperawatan gawat darurat dengan masalah gangguan

pertukaran gas pada pasien syok kardiogenik di Instalasi Gawat Darurat

Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

c. Menjelaskan asuhan keperawatan gawat darurat dengan masalah

hipoglikemia pada pasien syok kardiogenik di Instalasi Gawat Darurat

Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

d. Menjelaskan asuhan keperawatan gawat darurat dengan masalah

ketidakseimbangan elektrolit pada pasien syok kardiogenik di Instalasi

Gawat Darurat Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Anda mungkin juga menyukai