Anda di halaman 1dari 5

MASYUMI DALAM DINAMIKA POLITIK INDONESIA

TAHUN 1945-1960

Pada tanggal 3 November 1945, (disebut anggota istimewa) mempunyai hak


Pemerintah Republik Indonesia melalui wakil untuk memberi saran atau nasihat. Ide
Presiden M.Hatta mengeluarkan maklumat no dualisme anggota ini didasari pertimbangan
X tentang anjuran pembentukan partai politik. untuk memperbanyak anggota. Sebab lain,
Tidak lama pasca dikeluarkannya maklumat agar Masyumi dapat dilihat sebagai wakil
tersebut, tepatnya pada 7-8 November 1945, di ummat tanpa ada yang merasa terwakili (Noer:
gedung madrasah mualimin Muhammadiah 2000: 52).
Yogyakarta dihelat suatu kongres umat Islam Pada masa revolusi kabinet pertama
yang dihadiri tokoh dari berbagai organisasi dilantik lebih tepatnya pada tanggal 14
Islam yang ada di Indonesia. Kongres tersebut November 1945 yang sering disebut sebagai
membahas mengenai pembentukan partai kabinet Sjahrir. Ketika Sjahrir membentuk
politik yang dapat menyalurkan aspirasi politik kabinet, partai Masyumi tidak diikut sertakan
dari umat islam. Maka kongres tersebut duduk dalam pemerintahan. Meskipun ada
memutuskan untuk mendirikan Majelis Syuro nama Rasyidi sebagai menteri negara, akan
Muslim Indonesia (Noer, 2000: 10). Majelis tetapi keberadaannya sebagai menteri atas
Syuro Muslim Indonesia (Masyumi) nama pribadi, danbukan mewakili parai
mendeklarasikan diri sebagai partai politik dan Masyumi. Sekalipun demikian, terbentuknya
bukan lagi organisasi yang menghimpun Departemen Agama pada tanggal 3 Januai
organisasi-organisasi Islam di Indonesia. Atas 1946 tidak lepas dari peran politik yang
hal tersebut maka Masyumi merupakan satu- dijalankan Masyumi, dan yang menjadi
satunya partai yang berazaskan islam yang menterinya adalah Rasyidi (Noer: 2000: 153-
lahir pada awal kemerdekaan Indonesia. 154).
Tentunya berdirinya surat kabar ini lebih Pada masa itu posisi Masyumi adalah
mempermudah dalam memperluas anggota sebagai partai oposisi. Sehingga Masyumi
dan mengabarkan berbagai informasi terkait bersikap kritis terhadap pemerintahan dan
perkembangan politik di Indonesia saat itu. tidak jarang bertentangan dengan pemerintah,
Dalam hal keanggotaan Masyumi mempunyai seperti dalam menyikapi permasalahan
dua macam anggota; pertama perseorangan imperialis. Partai Masyumi tidak setuju
dan kedua Organisasi. Anggota perseorangan dengan sikap pemerintah yang lebih
minimum berumur 18 tahun atau sudah kawin: mengedepankan perundingan dalam
ia tidak dibenarkan merangkap keanggotaan menghadapi Belanda. Masyumi menuntut
partai lain. Anggota Perseorangan mempunyai Sjahrir untuk mengembalikan mandatnya
hak suara, sedangkan anggota Organisasi kepada presiden. Karena hal itu akhirnya
menyebabkan Sjahrir mengembalikan membantu pemerintah jika timbul akibat dari
mandatnya kepada Presiden, namun Presiden persetujuan itu.
Soekarno menujuk kembali Sjahrir untuk Sikap Kritisnya itu terus berlanjut pada
membentuk kabinet baru. Pada kabinet masa kabinet Amir Sjafrudin I dan II. Pada
selanjutnya yang disebut kabinet Sjahrir II masa kabinet Amir Syarifuddin I, tidak ada
terdapat kader-kader Masyuni di dalamnya, satu pun kader Masyumi yang duduk dalam
seperti Arudji Kartawinata sebagai menteri kabinet. Kader Masyumi baru kembali ada
muda pertahanan,M.Natsir sebagai menteri dalam kabinet Amir Syarifuddin II namun
penerangan, Mr. Syafrudin Prawiranegara tidak lama karena Masyumi menarik kadernya
sebagai menteri muda keuangan, dan yang duduk dalam kabinet. Sikap tersebut
M.Rasyide. Begitu pula dengan kabinet Sjahrir diambil sebagai reaksi dari perjanjian Renville
III, kader-kader Masyumi masih tetap yang ditandatangani Perdana Menteri Amir
menduduki beberapa jabatan menteri seperti Syarifuddin. Masyumi menolak perjanjian
Mr. Moh Roem sebagai menteri dalam negeri tersebut karena dinilai lebih menguntungkan
Harsono Tjokroaminoto sebagai menteri muda Belanda. Sikap Masyumi tidak hanya menarik
pertahanan, M.Natsir sebagai menteri kadernya dari kabinet, tetapi juga melakukan
keuangan, Yusuf Wibisono sebagai menteri tuntutan agar kabinet Amir Sjarifuddin II di
muda kemakmuran, K.H. Faturrahman sebagai bubarkan. Dan akhirnya kabinet itupun
menteri Agama, dan K.H Wahid Hasyim mengembalikan mandatnya kepada Presiden
sebagai menteri agama. Soekarno.
Meskipun banyak kadernya yang duduk Setelah kabinet Amir jatuh, Sukarno
dalam menteri. Masyumi masih menunjuk M. Hatta sebagai perdana menteri.
mempertahankan sikap kritisnya terutama atas Pada masa kabinet Hatta, beberapa kader
perjanjian Linggarjati. Perjanjian Linggarjati Masyumi duduk kembali dalam pemerintahan.
ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947 Diantaranya adalah Sukiman sebagai menteri
oleh Sutan Sjahrir dari pihak Indonesia, dan dalam negeri, Mr. Syarifuddin Prawiranegara
Schermerhorn dari pihak Belanda. Perjanjian sebagai menteri penerangan, dan K.H.
Linggarjati tidak hanya ditentang oleh orang Masykur sebagai menteri agama. Selama
Belanda di Belanda, tetapi juga oleh sebagian pemerintahan Hatta ini, ada tiga soal yang
masyarakat Indonesia (Lapian, 1992: 4). merupakan faktor penentu dalam
Masyumi menolak perjanjian tersebut karena perkembangan Indonesia umumnya, dan
menganggap bahwa hasil perjanjian tersebut Masyumi khususnya. Yang pertama ialah soal
banyak merugikan Republik Indonesia. munculnya Gerakan Darul Islam, kedua
Meskipun menolak Perjanjian tersebut, pemberontakan PKI di Madiun 1948, dan
Sebagai mana dikutip Nasution (1978: 38), Ketiga peranan Masyumi atau tokoh-tokohnya
Masyumi tidak akan berdiam diri, dan akan dalam penyelesaian revolusi yaitu tercatat
terutama dari masa aksi militer Belanda kedua
sampai pada penyerahan kedaulatan.. Aksi Dengan demikian, negara Indonesia yang
militer Belanda itu dilancarkan pada 19 bersifat serikat berubah menjadi negara
Desember 1948 yang mengakibatkan semua kesatuan yang diproklamasikan kembali secara
kota penting di Jawa dan Sumatra dapat resmi pada tanggal 17 Agustus 1950 (Puar,
dikuasai Belanda, Selain itu Agresi tersebut 1978: 95-101).
juga mengakibatkan ditawannya beberapa Jika pada masa revolusi Masyumi lebih
pemimpin Indonesia, seperti Presiden berperan penting dalam terwujudnya
Soekarno dan Wakul Presiden M.Hatta. Ketika pemerintahan di Indonesia maka pada sekitar
pemimpin nasional ditawan Belanda, 1950an sampai 1960an keadaan berbanding
Syafrudin Prawiranegara membentuk terbalik. Masyumi semakin disisihkan dalam
Pemerintah Darurat Republik Indonesia peranannya di Indonesia. Ditunjukkan dari
(PDRI) di Bukit Tinggi. Pembentukan PDRI adanya beberapa perbedaan dan arah tujuan di
menunjukan kepada dunia internasional bahwa antara kalangan politis pada waktu itu. Konflik
pemerintah Indonesia tetap ada. Adapun yang politik yang berbasis perbedaan ideologi dan
menjadi ketua adalah Syafrudin Prawiranegara kekhawairan Presiden Sukarno atas Masyumi
(Soerjomiharjdjo, 1990:44). Syafrudin adalah yang dianggapnya kepala batu yang dapat
orang pertama dari Masyumi yang menduduki menghalangi “penyelesaian revolusi”
posisi puncak pemerintahan. merupakan latar dan puncak dari pembubaran
Terlepas dari itu, yang menjadi partai Masyumi. Presiden Soekarno
perhatian oleh para tokoh Masyumi di masa mempunyai kekuasaan untuk menunjuk
revolusi dan dianggap cukup berhasil ialah formatur kabinet, sebagaimana yang diatur
dalam usaha Diplomasi, setelah senjata dalam UUDS 1950. Presiden Sukarno
berkata tanpa kesudahan dan tanpa mununjuk Ketua Masyumi M.Natsir sebagai
ketentuan,rupanya penyelesaian dapat dicari formatur kabinet. Posisi formatur inilah yang
dengan berunding. Tepat pada 14 April 1949, kemudian mengantarkan M.Natsir sebagai
kali ini dengan pengawasan Komisi perdana menteri pertama pada masa demokrasi
Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Indonesia parlementer. Perdana menteri Natsir mulai
yang menandai berakhirlah Agresi Militer menjalankan pemerintahannya pada bulan
Belanda tersebut. Setelah itu akhirnya Belanda September 1950 (Siregar, 2014: 57). Akan
pun mengakui kedaulatan Indonesia pada tetapi dalam menjalankan pemerintahannya ia
tanggal 27 Desember 1949. Meskipun Belanda mengalami kegagalan untuk menyelesaikan
sudah mengakui kedaulatan Indonesia, namun Irian Barat. Sukarno menghendaki untuk
masih bersifat serikat. Melihat kenyataan itu, membatalkan persetujuan KMB secara
M. Natsir sebagai ketua fraksi Masyumi di unilateral, dan memberikan sanksi ekonomi
parlemen mengajukan mosi tentang pendirian kepada Belanda. Menginat Sukarno pernah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mosi berpidato, “sebelum ayam berkokok dan
tersebut diterima parlemen secara aklamasi.
matahari terbit 1 Januari 1951, Irian Barat Januari 1953. Pada kesempatan itu pula ia
harus sudah masuk ke pangkuan berpidato tentang keinginan negara nasional
ibu pertiwi”. Itu ia gunakan untuk dan bukan negara berdasarkan Islam.
memanaskan situasi dengan isu Irian Barat. Pernyataan Sukarno itu mendapat tanggapan
Saran ini disampaikan Presiden pada saat berbagai kalangan, khususnya tokoh-tokoh
sidang kabinet di Istana negara. Usulan ini Masyumi. Para tokoh Masyumi M.Natsir dan
ditolak oleh perdana menteri Natsir. Dan Sukiman tidak memberikan tanggapan tegas.
setelah melakukan Voting dari17 anggota Natsir berpendapat bahwa munculnya
kabinet, 5 suara mendukung Sukarno dan 12 perbedaan itu sebagai akibat dari kekacauan
suara mendukung Natsir dengan melalui jalur dalam memahami istilah, seperti Ideologi
diplomasi. Sukarno sangat kecewa dan hal itu Islam atau negara nasional. Natsir meminta
mulai menunjukkan memburuknya hubungan agar masalah ini cukup di bahas di internal
antara kedua tokoh tersebut dan berlanjut kalangan muslim, dan tidak usah dibicarakan
kepada periode-periode berikutnya. di muka umum. Keterlibatan PKI sejauh ini
Perseteruan antara Presiden dan belum terlalu memiliki pengaruh yang besar.
Masyumi tetap terjadi pada saat Kabinet Karena saat itu sedang memanasnya hubungan
Sukiman. Seperti yang terjadi perbedaan Sukarno dengan Partai Masyumi. Setelah
pendapat antara Sukarno yang tidak setuju kabinet Wilopo mengembalikan mandatnya
tentang perdamaian dengan Jepang, dan kepada Presiden Ali I. Kabinet Ali I mulai
penerimaan bantuan dari Amerika Serikat. menjalankan pemerintahan pada tanggal 12
Sebaliknya dengan Sukiman yang akan Maret 1953.Pada masa inilah untuk pertama
melakukan pembersihan terhadap PKI. kalinya Masyumi tidak duduk dalam kabinet,
Meskipun begitu Sukarno tetap menahan diri. sehingga menempatkan Masyumi dalam partai
Kabinet Sukiman menjadi paling terkenal oposisi.Selanjutnya Meskipun dalam
dengan dilakukannya satu-satunya usaha yang pemerintahan yang di pimpin oleh kabinet
serius pada masa itu untuk menumpas PKI. Boerhanudin Harahap (1955-1956) dan
Kaum PKI menjadi komunis menjadi marah Kabinet Ali II (1956-1957) tetap tidak
dengan bersedianya PNI bergabung dalam menunjukkan periode yang efektif dalam
suatu koalisi dengan Masyumi, karena strategi menjalankan masa tugasnya dan bahkan
mereka sangat tergantung pada kedua partai membuat persoalan semakin meruncing.
itu masih terus bertikai satu sama lain Masa permulaan Demokrasi terpimpin
(Ricklefs, 2005: 365). tahun 1957 mencatat Masyumi bukan saja
Selanjutnya pada kabinet Wilopo tambah renggang dan asing dari Sukarno
perdebatan antara Sukarno dengan Masyumi melainkan juga tambah bertentangan secara
menyangkut masalah ideologi atau dasar konfrontatif dengan Presiden. Dengan Natsir
negara Indonesia. Sukarno pernah berpidato di sebagai umum partai, garis kebijaksanaan
Amuntai, Kalimantan Selatan tanggal 27 politik Masyumi terhadap Sukarno tambah
keras (Noer, 2000: 395). Pada tanggal 21 melakukan gerakan oposisi terhadap
Februari 1957 Sukarno membongkar kabut pemerintah. Selain itu hal tersebut juga telah
rahasia tersebut. Dia mengusulkan bahwa melemahkan posisi dan peran Masyumi
“Demokrasi Terpimpin”nya yang baru akan sebagai partai politik. Bukan hanya peran
merupakan suatu bentuk pemerintahan yang politik Masyumi semakin merosot, tetapi
lebih cocok dengan kepribadian nasional. eksistensi Partai Masyumi pun diakhiri
Pemerintahan itu akan didasarkan pada Sukarno melalui Keputusan Presiden Sukarno
Kabinet “gotong royong” yang terdiri dari NO.200 tahun 1960. Partai Masyumi
partai-partai besar, termasuk PKI, yang akan menghadapi Keputusan Presiden No.200 tahun
mendapat nasihat-nasihat dari Dewan Nasional 1960 dengan dua cara. Pertama, Pimpinan
yang terdiri dari golongan-golongan Partai Masyumi menyatakan Masyumi bubar,
fungsional (pemuda, kaum buruh, kaum tani, melalui suratnya No.1801 BNI-25/60 tanggal
kelompok agama, kelompok daerah dan lain- 13 September 1960. Partai Masyumi
lain. Bukannya partai politik (Ricklefs, 2005: membubarkan diri untuk menghindari cap
385). sebagai partai terlarang, dan korban yang tidak
Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin perlu, baik terhadap anggota Masyumi dan
dimulai sejak keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli keluarganya, maupun aset-aset Masyumi.
1959. Masyumi lantas mencurigai pelaksanaan Kedua, menggugat Sukarno di pengadilan.
demokrasi terpimpin, Keluarnya Dekrit Usaha Masyumi mencari keadilan di
tersebut semakin memperkuat dan pengadilan menemui jalan buntu.
memperbesar kekuasaan Sukarno di satu Dengan demikian dalam sejarah politik
pihak, mengingat sikap Sukarno yang kepartaian di Indonesia tersingkirnya Partai
membentuk kabinet karya yang jelas-jelas Masyumi dalam panggung politik Indonesia
bertentangan dengan UUD yang masih melalui keputusan Presiden No. 200/1960,
berlaku. Memasuki masa demokrasi terpimpin, menandai pula berakhirnya perjuangan partai
Partai Masyumi tetap bersikap oposisi Islam modernis oleh kelompok nasionalis
terhadap pemerintah. Tetapi ketika DPR sekuler dan komunis atas landasan kekuasaan
dibubarkan oleh Presiden karena dianggap otoriter. Konflik Ideologi yang terus
bertentangan, maka praktis peran politik berkepanjangan antara kedua kelompok
Masyumi secara legal formal sudah habis tersebut dan didukung oleh penguasa
dalam rangka melakukan oposisi terhadap menyebabkan partai ini harus tersingkir dari
pemerintah. Sekali pun demikian, Masyumi arena politik. Masyumi telah meninggalkan
tetap melakukan aksi oposisi terhadap jejak etik demokratis dalam sejarah kepartaian
pemerintah melalui ekstra parlementer dengan di Indonesia dan akan dicatat sebagai modal
membentuk Liga Demokrasi. Namun lembaga untuk membangun kehidupan politik yang
ini juga dibubarkan pemerintah, sehingga sehat dan bertanggungjawab pada masa-masa
hampir tidak ada ruang lagi bagi Masyumi yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai