Anda di halaman 1dari 26

PEMBAHARUAN ISLAM DI TURKI (TANZIMAT, USMANI MUDA, DAN

TURKI MUDA)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembabakan Sejarah Peradaban Islam dibagi dalam tiga Jaman. Jaman kelahiran Islam di
masa Nabi Muhammad saw; Jaman perluasan ajaran Islam hingga ke luar Jazirah Arab
dimasa Khulafa ar-Rasyidin dan khalifah sesudahnya; jaman Kejayaan pada masa Khilafah
Abbasiyah dan Fatimiyah; Jaman kemunduran hingga dihapuskannya institusi Khilafah
Islamiyah di Turki pada awal abad ke-20 M.
Berbicara tentang penghapusan institusi kekhilafahan Islam, maka kita akan bertemu
dengan sebuah nama yang tidak asing lagi yaitu Mustafa Kamal Attaturk. Ketika kita belajar
mata pelajaran Sejarah, duluh, Kamal Attaturk ini dikenal sebagai orang yang sangat berjasa
dalam merubah wajah Turki dari Islam menjadi sekuler (modern).
Pembaharuan yang terjadi di Turki terdapat tiga aliran: aliran Barat, aliran Islam dan
aliran nasonalis. Menurut tokoh yang beraliran Barat, Turki mundur karena bodoh yang
disebabkan syariah yang menguasai seluruh kehidupan bangsa Turki, solusinya Barat harus
dijadikan guru, tokohnya Tewfik Fikret. Kedua menurut Aliran Agama, Syariat Islam tidak
menjadi penghalang kemajuan. Turki mundur karena tidak menjalankan syariat Islam,
sehingga Syariat Islam harus dijalankan di Turki, tokohnya Mehmed Akif. Ketiga aliran
nasionalis berpendapat kemunduran Turki disebabkan karena Umat Islam yang enggan
mengakomodir perubahan-perubahan, tokhnya Zia Gokalp.

B. Pokok Pikiran
1. Latar Belakang gerakan Pembaruan Islam Di Turki
2. Pengertian gerakan Pembaruan Islam
3. Sejarah perkembangan gerakan Islam Di Turki
4. Tokoh-tokoh gerakan Penbaruan Islam Di Turki
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHARUAN ISLAM DI TURKI
A. Pengertian Pembaruan Islam
1. Harun Nasution cendrung menganalogikan istilah “pembaharuan” dengan “modernisme”,
karena istilah terakhir ini dalam masyarakat Barat mengandung arti pikiran, aliran, gerakan,
dan usaha mengubah paham-paham, adat-istiadat, institusi lama, dan sebagainya untuk
disesuaikan dengan suasana baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern. Gagasan ini muncul di Barat dengan tujuan menyesuaikan ajaran-ajaran
yang terdapat dalam agama Katolik dan Protestan dengan ilmu pengetahuna modern. Karena
konotasi dan perkembangan yang seperti itu, harun Nasution keberatan menggunakan istilah
modernisasi Islam dalam pengertian di atas ( Azra, Azyumardi : 1996 )
2. Revivalisasi
Menurut paham ini, “pembaharuan adalah “membangkitkan” kembali Islam yang “murni”
sebagaimana pernah dipraktekkan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan kaum
Salaf ( Azra, Azyumardi : 1996 )
3. Kebangkitan Kembali ( Resugence )
Dalam kamus Oxford, resurgence didefinisikan sebagai “kegiatan yang muncul kembali” (the
act of rising again ). Pengertian ini mengandung 3 hal :
a. suatu pandangan dari dalam, suatu cara dalam mana kaum muslimim melihat bertambahnya
dampak agama diantara para penganutnya. Islam menjadi penting kembali. Dalam artian,
memperoleh kembali prestise dan kehormatan dirinya.
b. “kebangkitan kembali” menunjukkan bahwa keadaaan tersebut telah terjadi sebelumnya.
Jejak hidup nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam dan para pengikutnya memberikan
pengaruh besar terhadap pemikiran orang-orang yang menaruh perhatian pada jalan hidup
Islam saat ini.
c. Kebangkitan kembali sebagai suatu konsep, mengandung paham tentang suatu tantangan,
bahkan suatu ancaman terhadap pengikut pandangan-pandangan lain ( Muzaffar, Chandra :
1988 )

B. Sejarah Pembaharuan Islam di Turki


1. Sekilas Tentang Sejarah Turki
Negara Turki lahir dari reruntuhan kesultanan Usmaniyah pasca perang dunia I yang
terletak di Asia kecil (Anatolia) yang didirikan oleh Mustofa Kemal Attaturk. Turki
merupakan negara sekuler pertama di dunia Islam. Negara yang berdekatan dengan benua
eropa ini memproklamirkan diri sebagai negara republik pada tahun 1923.6
Menurut data tahun 1992 Negara Turki berpenduduk 58.436.000.7 98 % diantaranya
merupakan muslim yang mayoritas bermazhab sunni. Penduduk Turki banyak yang secara
sadar tidak menjalankan syariát Islam sebagai akibat kebijakan sekularisasi yang diterapkan.
Gerakan tanzimat9 yang dikumandangkan oleh Turki Muda meupakan awal
pembaruan Turki di bidang militer, ekonomi, sosial, keagamaan. Gerakan tanzimat didasari
oleh pemikiran barat dan meninggalkan pola dasar syariát Islam. Penyingkiran Islam oleh
pemerintah Turki salah satunya tercermin dari penghapusan kalimat “agama Negara Turki
adalah Islam” yang semula terdapat pada pasal 2 konstitusi negara. Pemerintah Turki juga
membentuk komite untuk mengkaji pembaruan Islam.
Tujuan komite tersebut lebih bersifat politis yaitu memisahkan seluruh lembaga
sosial, pendidikan dari yurisdiksi para pemimpin agama beserta sekutu-sekutu politik mereka,
serta meletakkannya ke dalam yurisdiksi direktorat urusan agama.
Rezim yang berkuasa menjadi lebih sekuler ketika Islam “dinasionalisasi” pada bulan
Januari 1932; al-Qurán dibaca dalam bahasa Turki, Setahun kemudian muncul kebijakan
tentang azan yang berbahsa Turki. Walaupun begitu Islam tetap digalang demi tujuan-tujuan
kewarganegaraan, seperti seruan agar masjid-masjid terus menyebarkan propaganda untuk
mendukung perekonomian nasional.
Penerjemahan al-Qurán dalam bahasa Turki yang dilakukan oleh Pemerintahan
Mustofa Kemal Attaturk dilakukan tanpa menyertakan teks aslinya (bahasa Arabnya).
Walaupun begitu teks Arabnya masih tetap dipakai dalam shalat. Dalam perkembangannya
ada kecenderungan orang-orang Turki kembali pada teks Arab dalam membaca al-Qurán.
Sedangkan penerjemahan al-Qurán ke dalam bahasa setempat dilakukan untuk lebih
memahami teks al-Qurán.
2. Pembaharuan Islam Di Turki
Kekalahan militer Turki Usmani di Lepanto ( 1571M), dan kegagalan dalam
menaklukan Wina (1683M) merupakan tanda pergeseran kekuatan. Militer Kristen Eropa
lebih kuat dibandingkan dengan Militer Turki Usmani. Solusi yang ditempuhnya adalah
harus mengadopsi kemajuan-kemajuan yang telah dicapai Eropa. Adopsi kemajuan tersebut
melahirkan gerakan pembaharun di Turki.
Turki adalah bekas jantung tempat salah satu kekhalifahan terbesar Islam, yakni Turki
Usmani. Oleh karena itu keterikatan bangsa Turki dengan Islam berlangsung sangat kuat
sebab mereka bangsa terkemuka di dunia Islam selama beratus-ratus tahun lamanya. Ini
merupakan suatu indikasi tentang betapa pentingnya Islam dalam kehidupan nasional rakyat
Turki. Secara politis setiap orang yang bertempat tingal di Turki, tetapi secara kebudayaan
orang Turki adalah hanya orang Islam.
Langkah-langkah pembaharuan yang dilakukan adalah, pertama mengirim para
pelajar ke luar negeri, kedua pengiriman duta besar ke Eropa, ketiga mendatangkan guru dari
Eropa,mendirikan selokah teknik militer, Pembentukkan badan penerjemah,menulis beberapa
buku matematiaka, geografi, kedokteran, sejarah dan agama, pendirian penerbitan dan
percetakan.
Bangsa Turki adalah orang-orang dan bermartabat dengan suatu persepsi mengenai
mereka sendiri sebagai masyarakat terhormat dan unggul. Dengan demikian Turki sebuah
identitas kebangsaan yang membanggakan warganya. Contoh paling ekspresif mengenai hal
ini ditinjukkan oleh Ziya Gokalp ( 1876-1924) dalam salah satu pernyataannya “ I am Turk,
my religion and may race are noble” dan ungkapan yang lebih fanatik dan angkuh dikatakan
Mustafa Kemal menyatakan “ Saya adalah Turki, merongrong saya sama dengan
menghancurkan Turki”.
Pembaharuan yang terjadi di Turki terdapat tiga aliran: aliran Barat, aliran Islam dan
aliran nasonalis. Menurut tokoh yang beraliran Barat, Turki mundur karena bodoh yang
disebabkan syariah yang menguasai seluruh kehidupan bangsa Turki, solusinya Barat harus
dijadikan guru, tokohnya Tewfik Fikret. Kedua menurut Aliran Agama, Syariat Islam tidak
menjadi penghalang kemajuan. Turki mundur karena tidak menjalankan syariat Islam,
sehingga Syariat Islam harus dijalankan di Turki, tokohnya Mehmed Akif. Ketiga aliran
nasionalis berpendapat kemunduran Turki disebabkan karena Umat Islam yang enggan
mengakomodir perubahan-perubahan, tokhnya Zia Gokalp.
Begitu juga dalam Pembaharuan Pendidikan Islam dengan memperhatikan berbagai
macam sebab kelemahan dan kemunduran umat Islam sebagaimana nampak pada masa
sebelumnya, dan dengan memperhatikan sebab-sebab kemajuan dan kekuatan yang dialami
oleh Bangsa Eropa, maka pada garis besarnya terjadi tiga pola pemikiran pembaharuan
pendidikan Islam. Ketiga pola tersebut adalah :
a. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada pendidikan modern di Barat.
Mereka berpandangan, pada dasarnya kekuatan dan kesejahteraan yang dialami Barat
adalah hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang mereka capai.
Golongan ini berpendapat bahwa apa yang dicapai oleh Barat sekarang ini merupakan
pengembangan dari ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang pernah berkembang di dunia
Islam.
Maka untuk mengembalikan kekuatan dan kejayaan umat Islam, sumber kekuatan itu
harus dikuasai kembali. Cara pengembalian itu tidak lain adalah melalui pendidikan, karena
pola pendidikan Barat dipandang sukses dan efektif, maka harus meniru pola Barat yang
sukses itu. Pembaharuan pendidikan dengan pola Barat, mulai timbul di Turki Utsmani akhir
abad ke 11 H / 17 M setelah mengalami kalah perang dengan berbagai negara Eropa Timur
pada masa itu.
Pada dasarnya, mereka (golongan ini) berpandangan bahwa pola pendidikan Islam harus
meniru pola Barat dan yang dikembangkan oleh Barat, sehingga pendidikan Islam bisa setara
dengan pendidikan mereka. Mereka berpandangan bahwa usaha pembaharuan pendidikan
Islam adalah dengan jalan mendirikan lembaga pendidikan / sekolah dengan pola pendidikan
Barat, baik sistem maupun isi pendidikannya. Jadi intinya, Islam harus meniru Barat agar bisa
maju.
b. Golongan yang berorientasi pada sumber Islam yang murni.
Mereka berpendapat bahwa sesungguhnya Islam itu sendiri merupakan sumber dari
kemajuan dan perkembangan peradaban Ilmu Pengetahuan modern. Dalam hal ini Islam telah
membuktikannya. Sebab-sebab kelemahan umat Islam meurut mereka adalah karena tidak
lagi melaksanakan ajaran Agama Islam sebagaimana mestinya. Ajaran Islam yang sudah
tidak murni lagi digunakan untuk sumber kemajuan dan kekuatan. Pola ini dilakukan oleh
Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaluddin Al-Afghani, dan Muhammad Abduh.
c. Usaha yang berorientasi kepada Nasionalisme.
Golongan ini melihat di Barat rasa Nasionalisme ini timbul bersamaan dengan
berkembangnya pola kehidupan modern sehingga mengalami kemajuan yang menimbulkan
kekuatan politik yang berdiri sendiri. Keadaan ini pada umumnya mendorong Bangsa timur
dan bangsa terjajah lainnya untuk mengembangkan nasionalisme mereka masing-masing.
Yang mendorong berkembangnya nasionalisme adalah karena kenyataannya mereka terdiri
dari berbagai bangsa dengan latar belakang dan sejarah perkembangan kebudayaan yang
berbeda satu sama lain.
Golongan ini berusaha memperbaiki kehidupan umat Islam dengan memperhatikan
situasi dan kondisi objektif umat Islam yang bersangkutan. Dalam usaha mereka bukan
semata mengambil unsur-unsur budaya Barat yang sudah maju, tetapi juga mengambil unsur
dari budaya warisan bangsa yang bersangkutan. Ide kebangsaan inilah yang akhirnya
menimbulkan timbulnya usaha merebut kemerdekaan dan mendirikan pemerintahan sendiri
dikalangan pemeluk Islam. Sebagai akibat dari pembaharuan dan kebangkitan kembali
pendidikan ini terdapat kecendrungan dualisme sistem pendidikan kebanyakan negara
tersebut, yaitu sistem pendidikan modern dan sistem pendidikan tradisional.

C. Tokoh Pembaharuan Turki dan Pemikirannya


Diantara beberapa tokoh pembaharuan di Turki adalah Sultan Salim III, Sultan Mahmud
II, Tanzimat, Kelompok Usmani Muda, Turki muda, dan Mustafa Kemal. Sebelum Sultan
Mahmud II gerakan pembaharuan sudah dimulai akan tetapi belum banyak perubahan yang
terjadi, seperti pada tahun 1644-1702 Husen Koprulu dan Damad Ibrahim (1719-1730 M)
keduanya menjadi Wajir Agung mengadakan pembaharuan akan tetapi mendapat tantangan
dari Feyzullah sebagai syaikh al-Islam yang menyebabkan konflik internal dan berhasil wajir
tersebut.
1. Sultan Salim III
Pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan Salim III ( 1789-1807) dengan melakukan
langkah-langkah pembaharuan sebagi berikut: restrukturisasi pemerintahan yang efektif dan
efisien, rekriutmen pegawai secara profesional, pendirian sekolah dan balai latihan,
menghilangkan hak istimewa militer jeniseri yang mewajibkan mereka harus melalui seleksi
profesionalisme.
Pembaharuan yang dilakukan Sultan Salim III ini mendapat tantangan dari militer
Jeniseri yang mendapat sokongan fatwa bahwa gerakan pembaharuan Sultan Salim III
bertentangan dengan agama dan tradisi sehingga dapat dikalahkan.
2. Sultan Mahmud II
Kegagalan Sultan Sanlim III tidak menyulutkan penggantinya Sultan Mahmud II
untuk mengadalan pembaharuan. Pada tahun 1826 Sultan Mahmud II membentuk korp
tentara baru di luar Jeniseri dan menggunakan instruktur dari Mesir tidak berasal dari Eropa
agar tidak direspon negatif oleh ulama dan segera membubarkan
Jeniseri serta melarang Tarekat Bektasy, mengadakan penghapusan wajir agung
diganti dengan perdana menteri, wajir agung pada saat itu dipegang oleh syaikh al-Islam,
pembaharuan sistem hukum yang memberlakukan hukum sekuler di samping hukum
syari’ah, peradilan syariah diserahkan kepada syaikh al-Islam sedangkan peradilan sekuler
diserahkan kepada Majlich-I Ahkam-I Adliye, dan pembaharuan di bidang pendidikan
dengan membentuk sekolah umum ( Mekteb-I Ma’arif) dan sekolah sastra ( mekteb-i ‘Ulum-
u Edebiye).
3. Tanzimat
Sepeninggal Sultan Mahmud II, gerakan pembaharuan dilakukan oleh Abdul Majid
(1839-1861) dengan perdana menteri Rasyid Pasya. Periode ini disebut masa Tanzimat yang
mengandung arti peraturan dan perundang-undangan baru. Tokoh-tokoh Tanzimat antara
lain: Rasyid Pasya, Mehmed Sadik Rifat Pasya, dan Muhammad Ali Pasya dan Fuad Pasya.
Diantara beberapa peraturan perundang-undangan yang dihasilkan pada masa
tanzimat antara lain:
a) Piagam Hatt-I Sherif Gulhane tahun 1839 sebagai dasar pembaharuan di bidang administrasi,
perpajakan, hukum, pendidikan, kau minoritas dan militer yang menyebabkan perang di
Crimea akibat penolakan kaum ulama akibat dari reduksi peran ulama.
b) Piagam Hatt-I Humayun ( 1856 M) yang mengakomodir hak-hak minoritas. Piagam ini
mendapat reaksi keras dari ulama dan kelompok penduduk yang berpendidikan Barat yang
tergabung dalam Usmani Muda.
Harun Nasution lebih rinci dalam menjelaskan kandungan dalam piagam Hatt-I
Sherif Gulhan sebagai berikut: kemakmuran suatu negara bergantung kepada kemakmuran
rakyat yang diperoleh dengan cara menghilangkan pemerintahan absolut selama ini,
menghilangan kesewenang-wenangan, peraturan mengenai kewajiban dan lamanya dinas
militer, hukuman mati dengan diracun tidak dibolehkan lagi,hak milik terhadap harta dijamin
dan tiap orang mempunyai kebebasan terhadap harta yang dimilikinya, semua pegawai
kerajaan menerima gaji sesuai dengan beban tugasnya untuk mengurangi korupsi, mengajak
rakyat memberikan pendapat tentang soal-soal negara dan administrasi, mendirikan Bank
Usmani dan mengganti peredaran uang dengan memakai sistem desimal, dan pendidikan
umum dilepaskan dari kekuasaan kaum ulama untuk diserahkan kepada kementerian
Pendidikan yang dibentuk pada tahun 1847.
Sedangkan piagam Hatt-I Humayun yang mengakomodir hak-hak minoritas seperti
penghapusan perbedaan agama, bahasa dan bangsa, rakyat non muslim diperbolehkan masuk
dinas militer, dan penghapusan perbedaan pajak yang bagi rakyat non muslim, penghapusan
hukum bunuh terhadap orang yang murtad dari Islam dan pemasukan anggota-anggota bukan
Islam ke dalam dewan hukum. Setelah piagam Hatt-I Humayun ini, maka diadakan
penyempurnaan hukum pidana, hukum dagang dan hukum maritim dengan menggunakan
hukum Prancis, didirikan Mahkamah Agung, serta dalam bidang pendidikan didirikan
Sekolah Galatasaray tahun 1868 yang siswanya Islam dan non dapat duduk berdampingan.
Padahal sebelumnya masing-masing golongan agama mempunyai sekolah tersendiri.
Kedua piagam yang dihasilkan kelompok Tanzimat ini mendapat kritikan keras
terutama dari kalangan Intelegensia Turki Usmani. Piagam ini mengandung sekularasisasi
dalam berbagai institusi kemasyarkatan seperti lembaga hukum baru yang dipengaruhi sistem
hukum Barat, menimbulkan pro-Barat yang mengakibatkan campur tangan negara-negara
Barat dalam soal inter kerajaan Usmani yang pada akhirnya jatuhnya perekonomian negara
ini, serta menyebabkan semakin absolutnya kekuasaan sultan dan menteri-menterinya karena
tidak adanya oposisi dari Yeniseri sebagai yang sudah dibubarkan pada masa Sultan Mahmud
II. Pasukan Yeniseri ini ditakuti bukan hanya karena memiliki senjata akan tetapi karena
memiliki dukungan kuat dan erat dari Tarekat Bektasyi yang mempunyai pengikut yang besar
di kalangan masyarakat.
4. Usmani Muda
Kematian Perdana Menteri Ali Pasya ( 1871 M) menandai berakhirnya Tanzimat,
gerakan pembaharuan diganti oleh kelompok Usmani Muda yang berhasil menurunkan secara
paksa Sultan Abdul Aziz pada tahun 1876 melalui fatwa Syaikh al-Islam dan diganti oleh
Murad V yang mendapat dukungan Usmani Muda. Akan tetapi karena Murad V dianggap
tidak berhasil memimpin Turki Usmani dan dianggap sakit mental oleh Syaikh al-Islam di
kemudian hari, maka diganti oleh S sultan Abdul Hamid ( 31 Agustus 1876) dan perdana
menterinya Mihdat Pasya salah seorang tokoh Usmani Muda.
Usmani Muda dalam pembaharuannya terbagi kepada 2 partai ditinjau dari segi
liberalisnya. Usmani Muda pertama liberal yang menghendaki sistem pemerintahan otonomi
bagi daerah-daerah ( desentralisasi), kedua Usmani muda yang tergabung dalam partai
Ittihadi ve Terekki, pemenang pemilu 1908 yang ingin mempertahankan sistem pemerintahan
sentralistik. Dan pada tahun 1912 M, partai tersebut juga tampil sebagai pemenang yang
melibatkan diri Turki Usmani dalam perang Balkan bersama Jerman dengan harapan menjadi
media untuk merebut kembali daerah-daerah yang sudah memerdekakan diri sebelumnya
dalam sistem pemerintahan federasi. Diantara negara yang sudah memerdekakan diri dari
Turki Usmani Bulggaria,Austria, Yunani, Bosnia dan Herzegivina.
Pada perang Dunia I. Turki Usmani bersekutu dengan Jerman sebagai keputusan yang
dilakukan Syaik al-Islam pada tanggal 23 Nopember 1914 dengan mengumumkan perang
suci agar mendapat dukungan umat Islam secara luas. Akan tetapi yang terjadi malah umat
Islam menjadi terkotak-kotak, seperti bangsa Tartar bersatu dengan Rusia, Al Jazair dan
senegal bergabung dengan Prancis, Umat Islam India dan Arab Saudi bergabung dengan
Inggris. Dampak selanjutnya Arab Saudi menyatakan merdeka dari Turki, begitu juga Syiria
dan Transyordan bangkit melawan Turki, serta terjadi pembelotan yang dilakukan tentara
yang berasal dari suku Arab.
Usmani Muda merupakan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1865 dengan
tujuan untuk mengubah pemerintahan absolut menjadi pemerintahan yang konstitusional.
Tokoh Usmani muda antara lain Mihdat Pasya, Ziya Pasya, dan Nanik Kemal. Diantara isi
ide-ide pembaharunnya sebagai berikut:
1. a). Ekonomi dan politik yang tidak beres dapat diatasi dengan merubah sistem pemerintahan
absolut menjadi pemerintahan konstitusional yang memisahkan kekuasaan eksekutif,
legislatif dan yudikatif. Rakyat sebagai warga negara mempunyai hak politik . Pemerintahan
demokrasi tidak bertentangan dengan ajaran Islam, karena dalam Islam dikenal sistem bai’ah
yang pada hakikatnya merupakan kedaulatan rakyat. Khalifah sebagai eksekutif tidak boleh
mengambil sikap atau tindakan yang berlawanan dengan maslahat umum ( al-maslahah al-
‘ammah), dan tidak melanggar syari’ah, kaum ulama sebagai pembuat hukum, dan
pemerintah yang melaksanakan hukum. Sehingga sistem pemerintahan konstitusional tidak
merupakan bid’ah dalam Islam. Hal ini merupakan ide baru pada saat itu yang memegang
sistem otokrasi.
2. b).Tumbuh ide tanah air Usmani bukan tanah air Turki dengan melihat perlu adanya
persatuan umat Islam di bawah pimpinan Turki Usmani yang mirif Pan-Islamisme.
5. Turki Muda
Setelah dibubarkannya parlemen dan dihancurkannya gerakan Usmani Muda, maka
Sultan Abdul Hamid memerintah dengan kekuasaan yang lebih absolut. Kebebasan berbicara
dan menulis tidak ada. Dalam suasana yang demikian timbullah gerakan oposisi terhadap
pemerintah yang obsolut Sultan Abdul Hamid sebagaimana halnya di zaman yang lalu
dengan Sultan Abdul Aziz. Gerakan oposisi dikalangan perguruan tinggi, mengambil bentuk
perkumpulan rahasia, dikalangan cendekiawan dan pemimpin-pemimpinnya lari ke luar
negeri dan disana melanjutkan oposisi mereka dan gerakan di kalangan militer menjelma
dalam bentuk komite-komite rahasia. Oposisi berbagai kelompok inilah yang kemudian
dikenal dengan nama Turki Muda.Tokoh-tokoh Turki Muda, antara lain adalah Ahmad Riza
(1859-1930), Mehmed Murad (1853-1912) dan Pangeran Sahabuddin (1887-1948).
a. Ahmad Riza
Ahmad Riza adalah anak seorang bekas anggota parlemen bernama Injilis Ali. Dalam
pendidikannya ia sekolah di pertanian untuk kelak dapat bekerja dan berusaha mengubah
nasib petani yang malang dan studinya ini diteruskan di Perancis sekembalinya ia dari
perancis ia bekerja di kementerian pertanian, tapi ternyata hubungan pemerintah dengan
petani yang miskin sedikit sekali, karena kementerian itu lebih disibukkan dengan birokrasi.
Kemudia ia pindah ke kementerian pendidikan namun disini juga disibukkan dengan
birokrasi tapi kurang disibukkan dengan pendidikan.
Pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Riza antara lain adalah ingin mengubah
pemerintahan yang absolut kepada pemerintahan konstitusional. Karena menurutnya akan
menyeleamatkan Kerajaan Usmani dari keruntuhan adalah melalui pendidikan dan ilmu
pengetahuan positif dan bukan dengan teologi atau metafisika. Adanya dan terlaksananya
program pendidikan yang baik akan berhajat pada pemerintahan yang konstitusional.
b. Mehmed Murad (1853-1912)
Mehmed Murad berasal dari Kaukasus dan lari ke Istanbul pada tahun 1873 yakni
setelah gagalnya pemberontakan Syekh Syamil di daerah itu. Ia belajar di Rusia dan
disanalahia berjumpa dengan ide-ide barat, namun pemikiran Islam berpengaruh pada
dirinya, Ia berpendapat bahwa bukanlah Islam yang menjadi penyebab mundurnya Kerajaan
Usmani, dan bukanlah pula rakyatnya, namun sebab kemunduran ituterletak pada Sultan yang
memerintah secara absolut. Oleh karena itu, menurutnya kekuasaan Sultan harus dibatasi.
Dalam hal ini dia berpendapat bahwa musyawarah dalam Islam sama dengan konstitusional
di dunia Barat. Ia mengusulkan didirikan satu Badan Pengawas yangtugasnya mengawasi
jalannya undang-undang agar tidak dilanggar oleh pemerintah. Disamping itu diadakan pula
Dewan syariat agung yang anggotanya tersusun dari wakil-wakil negara islam di Afrika dan
Asia dan ketuanya Syekh Al-Islam Kerajaan Usmani.
c. Pangeran Sahabuddin (1887-1948)
Pangeran Sahabuddin adalah keponakan Sultan Hamid dari pihak ibunya, sedang dari
pihak bapaknya adalah cucu dari Sultan Mahmud II, oleh karena itu ia keturunan raja. Namun
ibu dan bapaknya lari ke Eropa menjauhkan diri dari kekuasaan Abdul Hamid, maka dengan
demikian kehidupan Sahabuddin lebih banyak dipengaruhi oleh pemikiran Barat.
Menurutnya yang pokok adalah perubahan sosial, bukan penggantian Sultan. Masyarakat
Turki sebagaimana masyarakat Timur lainnya mempunyai corak kolektif, dan masyarakat
kolektif tidak mudah berubah dalam menuju kemajuan. Dalam masyarakat kolektif orang
tidak percaya diri sendiri, oleh karena itu ia tergantung pada kelompok atau suku sedangkan
masyarakat yang dapat maju menurutnya adalah masyarakat yang tidak banyak bergantung
kepada orang lain tetapi sanggup berdiri sendiri dan berusaha sendiri untuk mengubah
keadaannya
6. Mustafa Kemal Ataturk
Mustafa Kemal lahir pada 1881 di suatu daerah di Salonika. Sering dikenal dengan
nama Mustafa Kemal Pasya. Dan dikenal juga dengan Mustafa Kemal Attaturk (Bapak
Bangsa Turki). Beliau juga mendapat julukan Ghazi, artinya sang pembela keyakinan.
Julukan ini diberikan ketika beliau dengan gemilang membawa Turki kepada kemenangan
dalam perang kemerdekaan melawan Yunani, Mustafa Kemal dielu-elukan dan dipanggil
dengan gelar kehormatan Ghazi. Ayahnya bernama Ali Riza, seorang juru tulis rendahan di
salah satu kantor pemerintahan di kota itu. Beliau sempat mencoba lari dari kemalangan
hidupnya dengan cara menegak racun. Sedangkan Ibunya bernama Zubayde, seorang wanita
sholihah. Ali Riza meninggal saat Mustafa Kemal berusia tujuh tahun sehingga ia kemudian
diasuh oleh ibunya.
Sejak kecil, Mustafa Kemal memiliki bakat untuk selalu memberontak terhadap
segala keadaan yang tidak berkenan di hatinya. Ia secara brutal menentang peraturan apapun.
Bahkan, tanpa malu-malu ia sering memaki-maki gurunya saat bersekolah. Sehingga suatu
hari pernah ditampar salah satu gurunya karena sang guru sudah kehilangan kesabaran
menghadapi perilaku Mustafa Kemal. Dan akibatnya, Mustafa Kemal kecil lari dan tidak mau
masuk sekolah lagi.
Mustafa kecil juga terkenal arogan dalam bergaul. Ia tidak mau sembarangan dalam
memilih kawan. Akhirnya, ibunya mengirim dia ke sekolah militer, sehingga riwayat
pendidikan Mustafa Kemal dimulai tahun 1893 ketika ia memasuki sekolah Rushdiye
(Sekolah Menengah Militer Turki). Tahun 1895 ia masuk ke akademi militer di Kota
Monastir dan pada tanggal 13 maret 1899 ia masuk ke sekolah ilmu militer di Istambul.
Tahun 1902 ia ditunjuk sebagai salah satu staf pengajar dan pada bulan Januari 1905 ia lulus
dengan pangkat Kapten. Perjuangan Mustafa Kemal mewujudkan pembaharuan untuk
kemajuan Turki penuh liku, dan mencapai klimaksnya ketika ia menjadi Presiden Republik
Turki. Bangsa Eropa mengakui Republik Turki yang ditandai oleh Perjanjian Lausanne pada
tahun 1923. Mustafa Kemal meninggal dunia tahun 1938.
Setelah perang dunia I, Mustafa kemal diangkat menjadi panglima militer di Turki
Selatan untuk merebut Izmir dari tentara sekutu dan berhasil memukul mundur tentara sekutu
dan menyelamatkan Turki dari penjajahan Barat. Pada saat itu Sultan di Istanbul berada di
bawah kekuasaan sekutu yang harus menyesuaikan diri dengan mereka, Kemudian ia
mendirikan pemerintahan tandingan di Anatolia dengan mengatakan kemerdekaan negara
dalam keadaan bahaya, rakyat Turki harus berusaha sendiri membebaskan tanah air dari
kekuatan asing, sultan tidak menjalankan pemerintahan dan segera mengadakan kongres.
Kemudian ia mendeklarasikan diri sebagai berikut:
a) Kemerdekaan tanah air dalam keadaan bahaya
b) Sultan tidak dapat menjalankan pemerintahan karena berada di bawah kekuasaan sekutu.
c) Rakyat Turki harus berusaha sendiri untuk membebaskan tanah air dari kekuasaan asing.
d) Gerakan pembela tanah air harus dikoordinir oleh panitia nasional.
e) Untuk merealisasikan hal-hal tersebut, perlu diadakan kongres.
Dengan pernyataan tersebut Mustafa kemal dipecat dari jabatan panglima oleh
Sultan. Kemudian ia berkiprah di dunia politik menjadi ketua perwakiolan rakyat yang
menganamanatkan Turki harus merdeka dari kungkungan asing, dan pada tahun 1920 terpilih
menjadi ketua Majlis Nasional Agung ( MNA) di Ankara.
Mustafa Kemal memproklamirkan Republik Turki pada 29 Oktober 1923 dengan
membentuk negara modern didasarkan kepada kekecewaan yang amat mendalam terhadap
sistem kekhalifahan sebelumnya yang dianggap gila dan dibangun atas sendi-sendi
keagamaan yang rapuh.Peraturan dan pengadilan agama kuno segera digantikan dengan
hukum perdata yang modern dan ilmiah, begitu juga sokolah agama harus diserahkan kepada
pemerintah sekuler.
Arnold Toynbee dalam Mainkid and Mother Earth ( terjemah Sejarah Umat Manusia
), menyebutkan Ataturk memimpin rakyat Turki bukan hanya untuk memenangkan perang
demi mempertahankan kelangsungan hidup mereka, tetapi juga untuk melakukan westernisasi
yang revolusioner guna melanjutkan apa yang telah dirintis oleh Mahmud II. Lebih Jauh
Arnold membandingkan Ataturk seperti Lenin di Rusia sebagai intelezensia yang
menumbangkan rezim yang membentuk kelas ini di negaranya, terutama dalam
menggunakan kekerasan untuk menuntaskan pekerjaan penting ini.
Salah satu bukti penghapusan kekhalifahan ,menghapus kementerian syariah dan
waqaf dan menyatukan sistem pendidikan di bawah kementerian pendidikan lahirnya
Undang-undang yang disetuhui Dewan Nasional Agung Turki pada tanggal 3 Maret 1924.
Tujuan akhir Mustafa Kemal dengan reformasi berupa westernisasi adalah membawa
Turki berbaris bersama dengan peradaban Barat, bahkan berusaha mencuri satu langkah
mendahului perdaban Barat. Mustafa Kemal dikenal sebagai Bapak Rakyat Turki dengan
julukan Ataturk, dan ia juga mendapat julukan Ghazi. Rangkaian kebijakan pembaharuan
Mustafa Kemal berperinci kepada:, nasionalisme, sekularisme, westernisme :
Pertama,unsur Nasionalisme. Ide Nasionalisme dalam pemikiran Mustafa Kemal ialah
nasionalisme Turki yang terbatas daerah geografisnya dan bukan ide nasionalisme yang luas,
yakni diilhami oleh Ziya Gokalp (1875-1924) yang menyerukan reformasi Islam untuk
menjadikan Islam sebagai ekspresi dari etos Turki. Dalam pemahaman Mustafa Kemal, Islam
yang berkembang di Turki adalah Islam yang telah disatukan dengan budaya Turki, sehingga
ia berkeyakinan bahwa Islam dapat diselaraskan dengan dunia modern. Namun turut
campurnya Islam dalam segala aspek kehidupan pada bangsa dan agama akan menghambat
Turki untuk maju.
Atas dasar itu, Mustafa Kemal berpendapat bahwa agama harus dipisahkan dari
negara. Islam tidak perlu menghalangi Turki mengadopsi peradaban barat sepenuhnya,
termasuk merubah bentuk negara. Pada permulaan di dirikannya Republik Turki, Mustafa
Kemal berpendapat bahwa pemerintah nasional harus didasarkan pada prinsip pokok
populisme (kerakyatan). Ini berarti, kedaulatan dan semua kekuatan administrasi harus
langsung diberikan kepada rakyat. Konsekuensi logis dari prinsip tersebut adalah dihapusnya
sistem kekhalifahan.
Kedua Sekulerisme, sekulerisasi yang dijalankan oleh Mustafa Kemal tidak serta
merta menghilangkan agama dari rakyat Turki, namun hanya melakukan pembatasan
kekuasaan golongan ulama dalam soal negara dan politik. Oleh karena itu, pembentukan
partai yang berdasarkan agama dilarang, institusi-institusi negara, sosial, ekonomi, hukum,
politik, dan pendidikan harus dibebaskan dari kekuasaan syari’ah. Menurut Mustafa Kemal,
sekulerisme bukan saja memisahkan masalah bernegara (legislatif, eksekutif, dan yudikatif)
dari pengaruh agama melainkan juga membatasi peranan agama dalam kehidupan orang
Turki sebagai suatu bangsa, karena menurut beliau bahwa indikasi ketinggian suatu
peradaban terletak pada keseluruhannya, bukan secara parsial. Peradaban Barat dapat
mengalahkan peradaban-peradaban lain bukan hanya karena kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologinya, tetapi karena keseluruhan unsurnya. Dan sekulerisasilah yang menimbulkan
peradaban yang tinggi itu. Sehingga, Mustafa Kemal berpendapat jika rakyat Turki ingin
mempunyai peradaban tinggi harus melakukan sekulerisasi.
Ketiga, Westernisme, dalam hal ini Mustafa Kemal berpendapat bahwa Turki harus
berorientasi ke Barat. Ia melihat bahwa dengan meniru barat Negara Turki akan maju.
Ungkapan yang digunakan oleh Mustafa Kemal, “Kita (bangsa Turki) harus bergerak
bersama zaman.” Oleh karena itu, satu-satunya jalan untuk memajukan rakyat Turki adalah
dengan melakukan reformasi berupa modernisasi yakni suatu upaya untuk mengubah wajah
Turki secara total dengan menerapkan nilai-nilai modern yang progresif dan meninggalkan
segala hal yang dipandang kaku, kolot, tradisional dan berbau Utsmaniyah. Kemal
berkeyakinan hanya dengan jalan itu rakyat Turki akan makmur dan dihormati oleh bangsa-
bangsa lain.
Secara bertahap namun pasti, Mustafa Kemal melakukan pembaharuan/ reformasi.
Kebijakan-kebijakan Mustafa Kemal diantaranya:
a) Undang-undang tentang unifikasi dan sekulerisasi pendidikan tanggal 3 maret 1924
b) Undang-Undang tentang kopiah tanggal 25 November 1925
c) Undang-undang tentang pemberhentian petugas jamaah dan makam, penghapusan lembaga
pemakaman tanggal 30 November 1925.
d) Perturan sipil tentang perkawinan tanggal 17 Februari 1926.
e) Undang-undang penggunaan huruf latin untuk bajad Turki dan penghapusan tulisan Arab
tanggal 1 November 1928.
f) Undang-undang tentang larangan penggunaan pakaian asli tanggal 13 Desember 1934.
Gerakan modernisasi dan westernisasi di Turki yang dilakukan Mustafa Kemal
menurut Komarudin Hidayat pada dasarnya bukanlah anti Islam, akan tetapi mengadakan
rasionalisasi agama agar agama menjadi kekuatan penopang bagi kemajuan Turki.
Pembaharuan yang dilakukan Kemal adalah:
a) Pemisahan antara pemerintahan dengan agama yang diterima Majelis Nasional Agung tahun
1920.
b) Kedaulatan Turki tidak berada di tangan sultan tetapi di tangan rakyat.
c) Jabatan khalifah dipertahankan, tetapi hanya memiliki kewenangan spiritual.
d) Khalifah Wahid al-Din dipecat dari jabatan karena bersekutu dengan Inggris dan digantikan
oleh Abdul Majid.
e) Merubah bentuk negara dari khilafah menjadi republik dan Islam menjadi agama negara.
f) Karena khalifah mengadakan pembangkangan dan melahirkan dualisme kepemimpinan, 3
Maret 1924 khalifah dihapus.
g) Turki mendeklarasikan sebagai negara sekuler dengan menghapus Islam sebagai agama
negara tahun 1937.
Sungguhpun demikian, kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Mustafa Kemal yang
bisa dikatakan sangat radikal tersebut telah mengundang sejumlah reaksi. Reaksi yang paling
keras ditunjukkan oleh kalangan Islam konservatif. Gerakan sekulerisasi Turki oleh Mustafa
Kemal berakhir seiring dengan meninggalnya beliau. Proses sekulerisasi sempat dilanjutkan
oleh Ismet Inonu, seorang Presiden pengganti Mustafa Kemal. Sungguhpun demikian, rakyat
Turki tetaplah rakyat Turki, yang tidak bisa menggoyahkan akar Islam yang sudah terpatri
dalam hati mereka. Memang secara politis, Negara Turki mempunyai pandangan bahwa
mereka adalah bagian yang tak terpisahkan dari peradaban barat, tapi secara kultural, mereka
tetap mempertahankan jati diri mereka yang tak bisa terlepas dari Islam.
Walaupun Turki dinyatakan sebagai negara sekuler, Islam tetap berakar kuat di hati
masyarakat Turki. Ini terbukti para petani yang hidup di pedesaan yang merupakan tiga
perempat dari seluruh penduduk Turki tetap merupakan orang-orang muslim yang shaleh.
Pengaruh Islam juga masih terlihat pada kaum buruh dan pedagang-pedagang kecil. Hal ini
membuktikan bahwa sekulerisasi tidak tumbuh subur di masyarakat Turki yang punya akar
keIslaman yang kuat.
D. Faktor-Faktor Pendorong Pembaharuan Islam
1. Kepercayaan terhadap Barat secara keseluruhan yang dialami oleh generasi baru muslim.
2. Gagalnya system social yang bertumpu pada kapitalisme dan sosialisme
3. Gaya hidup elit sekuler di negara-negara Islam
4. Hasrat untuk memperoleh kekuasaan diantara segmen kelas menengah yang semakin
berkembang yang tidak dapat diakomodasi secara politik.
5. pencarian keamanan psikologis diantara kaum pendatang baru di daerah perkotaan.
6. Lingkungan kota
7. Ketahanan ekonomi negara-negara Islam tertentu akibat melonjaknya harga minyak.
8. Rasa percaya diri akan masa depan akibat kemenangan Mesir atas Israel tahun 1973,
Revolusi Iran 1979, dan fajar kemunculan kembali peradaban Islam abad ke 15 Hijriah
(Mazaffar, Chandra ;1988 )
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembaharuan dalam Islam merupakan suatu keharusan yang terjadi dalam siklus
kehidupan dengan tujuan memperbaiki segala persoalan sosial keagamaan yang sangat
dibutuhkan masyarakat pada saat itu sebagai akumulasi dari sebab akibat yang terjadi di
masyarakat, sehingga melahirkan tokoh-tokoh pembaharuan yang mengadakan perubahan
terhadap keadaan yang sedang berlangsung walaupun harus berlawanan dengan faham dan
pemikiran yang ada.
Karakteristik pembaharuan Islam yang terjadi di Mesir dan Turki ada keragaman yang
menjadi acuan serta latar belakang tokohnya. Pembaharuan di Mesir lebih banyak berangkat
dan digerakan pembaharuan pemikiran akademis baik itu dari lulusan Al-Azhar sebagai
tempat khazanah ilmu atau perguruan tinggi lainnya. Begitu pula latar belakang kehidupan
dan pengalaman seorang tokoh pembaharu akan mewarnai gerakan pembaharuan yang
dilakukannya, seperti adanya perbedaan gerakan pembaharuan Jamaludin al-Afghani dengan
Muhammad Abduh. Sedangkan pembaharuan di Turki lebih terpokus kepada tokoh
kepemimpinan atau kelompok yang menyokong kekuasaan pada saat itu dengan melihat
Barat sebagai acuannya.
Di Mesir tokoh pembaharuan berhadapan dengan keadaan pola pendidikan, politik dan
sosial keagamaan masyarakat yang sedang mengalami penjajahan dari bangsa Barat,
sementara di Turki melihat Barat sebagai negara yang telah mengalahkan mereka di kancah
perpolitikan dunia dengan cara mengimbangi atau lebih banyak belajar kepada Barat dalam
segala halnya. Sehingga segala sesuatu yang akan menghalangi tujuan tersebut akan dilawan
dengan cara revolusioner seperti yang dilakukan Mustafa Kemal yang menghapuskan
kekhilafahan Turki Usmani menjadi Republik Turki.
B. Saran
Mohon maaf, apabila sekiranya ada kesalahan dalam kata – kata maupun uraiannya yang
kurang berkenan di dalam makalah ini. Maka dari itu kami para penyusun meminta dan
menerima kritik dan sarannya dari teman – teman semua.
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahtarbiyah7s.blogspot.com/2014/11/17/makalah-pembaharuan-islam-di-turki-
tanzimat-usmani-muda--dan-turki-muda.html
http://jorjoran.wordpress.com/2011/02/28/pembaharuan-islam-di-mesir-dan-turki makalah/
www.badilag.net%2Fdata%2FARTIKEL%2FPembaruan%2520Hukum%2520Keluarga%252
0Di%2520Turki.pdf.
http://asrinalaily.wordpress.com/2010/06/16/pembaharuan-pemikiran-islam-di-turki/

Pemikiran Islam di Turki (Makalahku)

BAB I
PENDAHULUAN

Pembaharuan Pemikiran Islam di Turki

Pembaharuan di Turki sudah dimulai sejak Sultan Mahmud II (1785—M) berkuasa. Sultan
ini secara radikal memulai gerakannya merombak struktur pengelolaan kenegaraan antara
eksekutif dan yudikatif. Di bidang hukum, ia memilih antara urusan hukum Islam dan hukum
Barat (sekuler). Selain pembaharuan di bidang militer, ia juga merubah kurikulum pendidikan
menjadi lebih sesuai dengan materi-materi bacaan dari Barat. Banyak pelajar yang atas
perintahnya dikirim untuk belajar ilmu pengetahuan dan teknologi ke Eropa. Ide-ide
pembaharuannya ini kemudian dilanjutkan oleh gerakan Tanzimat dengan tokoh sentralnya
Mustafa Rasyid Pasya (1800—M) dan Mustafa Sami. Selain tokoh-tokoh tersebut, Shadiq
Rif’at (1807—M) merupakan figur terkemuka yang menyerukan perlunya jaminan hak-hak
asasi bagi warga negara di samping keharusan pemerintah untuk bersikap demokratis dan
tidak korupi agar tercipta kemakmuran dan kemajuan. [1]

Ide-ide pembaharuan Tanzimat selanjutnya diusung oleh gerakan Usmani Muda yang kritis
terhadap absolutisme kekuasaan kerajaan Turki dengan tokohnya: Ziya Pasya (1825—M) dan
Namik Kemal (1840-1888 M). Gerakan pada puncaknya bermaksud menumbangkan
kekuasaan Sultan Abdul Hamid yang berakhir kegagalan. Sebab-sebab kegagalannya antara
lain:

1. Ide yang diusungnya tidak sepenuhnya terpahami oleh kalangan istana;


2. Gerakannya tidak memiliki asas dukungan yang cukup dari kalangan menengah yang bisa
menjembataninya berhubungan dengan kalangan lapisan bawah. Jadi cenderung bersifat elitis
dan eksklusif;
3. Tidak adanya kekuatan yang cukup untuk menandingi pilar-pilar kekuasaan Sultan.

Dengan semakin absolutnya kediktatoran Sultan, memicu munculnya kaum oposan dari
beragam kalangan. Salah satunya adalah gerakan Turki Muda di bawah kepemimpinan
Ahmed Riza, Mehmed Murad dan Pangeran Sihabuddin. Dari ketiga tokoh yang telah akrab
bersentuhan dengan ide-ide Barat ini lahir ide-ide rekonstruksi Turki menjadi negara
konstitusional dengan struktur yang terdesentralisasi. Jalur pendidikan tetap menjadi prioritas
sebagai instrumen perubahan yang vital. Pemuka Turki Muda tersebut kemudian bergabung
bersama kalangan militer dan elemen lainnya dalam kelompok Persatuan dan Kemajuan
(Ittihad ve Terekki) yang menginisiasi pemberontakan tahun1908 M.

Sultan Abdul Hamid akhirnya menerima tuntutan untuk mengadakan pemilu untuk
membentuk parlemen yang kemudian diketuai oleh Ahmed Riza. Peristiwa politik tersebut
mempengaruhi stabilitas negara, dengan tanpa dukungan dari kelompok ulama konservatif
dan tarekat Bektasyi yang berpengaruh, maka Sultan Mehmed V akhirnya naik ke tampuk
kekuasaan. Pemilu selanjutnya diadakan kembali tahun 1912 M yang dimenangkan oleh
kelompok Ittihad ve Terekki. Kekuasaan selanjutnya dipegang oleh wakil dari kalangan
militer di bawah Enver Pasya, Jemal Pasya, dan Talat Pasya. Modernisasi Turki berlangsung
kembali di segala aspeknya.

Dari sejarah pembaharuan Turki selanjutnya didapati tiga orientasi gerakan yang berbeda:
1.Tradisionalis, yang kukuh dengan ide Islamisme dan perlu tegaknya pemerintahan Islam.
Tokoh utamanya adalah Mehmed Akif (1870-1938 M),

2. Nasionalis, yang mengembangkan ide pan-Turkisme yang bercita-cita tegaknya negara


Turki yang memiliki identitas kultural otentik yang khas dan berbeda dari masyarakat
lainnya. Tokoh sayap gerakan ini adalah Zia Gokalp (1875-1924 M),

3.“Modernis”, yang bereaksi terhadap kelompok tradisionalis dengan mengusung Islam


rasional yang akrab dengan ide-ide Barat. Mereka menyerukan perlunya masyarakat Turki
mengambil pola Barat bagi kemajuan negerinya.

Dalam banyak hal ketiga aliran ini memiliki perbedaan pandangan yang khas. Dalam soal
institusi kenegaraan misalnya, kaum tradisionalis melihat perlunya negara Islam yang
menerapkan hukum-hukum Tuhan. Kaum modernis justru menganjurkan pemisahan antara
agama dan negara. Sementara kaum nasionalis lebih melihat pada urgensitas langkah yang
dapat mereduksi peran mahkamah syari’ah di bawah Syaikh al-Islam yang terlampau
berlebihan.

Dalam bidang ekonomi, kaum modernis menganjurkan adopsi sistem kapitalisme dan
liberalisme yang dikecam oleh kaum tradisionalis sebagai sistem yang sama buruknya dengan
sosialisme dan komunisme. Khusus terkait bunga bank, kaum nasionalis tidak sepakat dengan
kaum tradisionalis tentang keharamannya. Menurut mereka, yang diharamkan oleh al-Qur’an
adalah bunga dalam transaksi jual-beli uang, bukan bunga bank dari menyewakan atau
meminjamkan uang.

Sementara di bidang pendidikan, kaum modernis menuntut kebebasan pendidikan dan


mimbar akademik dengan memasukkan materi-materi filsafat, logika dan pengetahuan Barat
lainnya. Sisi lain, kaum tradisionalis yang takut erosi terhadap identitas Islam karena
pengaruh ilmu-ilmu Barat cenderung mempertahankan sistem pendidikan madrasah. Disini
kaum nasionalis lebih berkeinginan membangun sistem pendidikan yang berakar dari nilai-
nilai kultural yang asli dari bangsa Turki. [2]

Khusus mengenai masalah perempuan, kalangan modernis menyerukan ide-ide persamaan


hal termasuk menyerang “kerudung” sebagai simbol yang memasung perempuan.
Pemahaman ini jelas ditentang keras oleh kalangan tradisionalis. Adapun kaum nasionalis
tampaknya berpihak pada pemikiran atas perlunya partisipasi publik bagi perempuan di
bidang sosial maupun ekonomi. Soal poligami, kaum nasionalis menyerukan
penghapusannya.

A. Latar Belakang

Pembabakan Sejarah Peradaban Islam dibagi dalam tiga Jaman. Jaman kelahiran Islam di
masa Nabi Muhammad saw; Jaman perluasan ajaran Islam hingga ke luar Jazirah Arab
dimasa Khulafa ar-Rasyidin dan khalifah sesudahnya; jaman Kejayaan pada masa Khilafah
Abbasiyah dan Fatimiyah; Jaman kemunduran hingga dihapuskannya institusi Khilafah
Islamiyah di Turki pada awal abad ke-20 M.
Berbicara tentang penghapusan institusi kekhilafahan Islam, maka kita akan bertemu dengan
sebuah nama yang tidak asing lagi yaitu Mustafa Kamal Attaturk. Ketika kita belajar mata
pelajaran Sejarah, dulu, Kamal Attaturk ini dikenal sebagai orang yang sangat berjasa dalam
merubah wajah Turki dari Islam menjadi sekuler (modern).

B. Permasalahan

Berbicara mengenai Mustapa Kamal dan Pembaharuannya di Turki, ada banyak versi sejarah
yang akan ditemukan. Disatu sisi akan ditemukan banyak pengkhianatan yang dilakukan
Mustapa Kamal terhadap Islam. Namun disisi lain akan banyak pula sanjungan dan pujaan
terhadapnya. Sebenarnya siapakah sosok Mustapa Kamal yang sebenarnya ?

C. Tujuan

Tujuan kami menyususn makalah ini adalah untuk mencoba sedikit menguraikan sekilas
tentang kehidupan Bapak Turki (Mustapa Kamal), dan termasuk hasil pemikiran-
pemikirannya terhadap perubahan Turki kuno menuju Turki modern.

BAB II
PEMBAHASAN

a) Biografi Kamal Attaturk


Mustafa Kamal lahir tahun 1880 masehi, di kota Salanik (kota Yahudi) daerah Macedonia
yang berpenduduk 140.000 jiwa. Delapan puluh ribu diantaranya adalah orang-orang Yahudi
Espana, dan dua puluh ribu lainnya lagi adalah orang-orang Yahudi Al-Dunama, yakni kaum
Yahudi yang berpura-pura masuk Islam. Secara resmi Mustafa Kamal Attaturk adalah anak
Ali Ridha. Sedangkan ibunya bernama Zubaidah. Namun, ada yang mengatakan konon,
Zubaidah, ibu Mustafa Kamal, hamil dari hasil perzinahannya dengan seorang pria bernama
Abdumusin Agha. Mengingat dia pernah bekerja pada salah satu galangan kapal di kota
salanik.

b) Latar Belakang Pendidikan dan Militer

Pertama kali ia belajar di sekolah agama. Kemudian oleh ibunya ia diikutkan ke sekolah
modern. Sepeninggal bapaknya, Mustafa Kamal dibawa ibunya ke ladang pertanian
pamannya Hussain Agha, dekat kota Salanik. Di sana, dia bekerja membantu pamannya
membersihkan kandang, mencarikan makanan domba dan menjaga pertanian. Kemudian
ibunya memindahkan disebuah sekolah di kota Salanik. Di kota tersebut, Mustafa sering
berkelahi dengan murid-murid yang lain sehingga dia dipukul oleh salah seorang guru. Maka
larilah Mustafa Kamal dari sekolah tersebut dan tidak kembali lagi.
Tahun 1893, dia masuk ke sekolah militer di kota Salanik. Setelah empat tahun dia lulus dari
sekolah ketentaraan tingkat menengah di Monester, yakni di kota Balkan. Kota dimana fitnah
bergolak dengan hebatnya menentang sistem kekhilafahan. Lulus dari Monester tahun 1899.
kemudian dikirim ke Akademi Militer stambul. Lulus dari akademi tersebut tahun 1902 dia
melanjutkan pendidikan di Akademi Staf Komando Militer, lulus tahun 1905. Selanjutnya dia
ikut bergabung dengan pasukan Divisi 5 di Damaskus, sebagai perwira dengan pangkat
Mayor. Saat itu usianya 25 tahun. Dalam tugasnya di Damaskus, dia dimasukkan dalam
Batalyon kaveleri 30. Di sana, ia tinggal selama dua tahun, sehingga pangkatnya naik
menjadi Aghas (pangkat antara mayor dan letkol). [3]
Ia akhirnya pindah ke Salanik di kodam III. Di sana ia masuk anggota kelompok Al Ittihad
wa At Turaqqi. Dalam kelompok tersebut ia menghadapi beberapa rival yang kuat, seperti
Anwar, dan Thal’at. Tahun 1910, ia dikirim ke Perancis untuk mengikuti latihan militer.
Sepulangnya dari Perancis, ia diangkat menjadi Direktur Pendidikan Perwira. Karirnya terus
menanjak setelah berhasil memenangkan salah satu peperangan di Ghalipuli, sampai akhirnya
ia diangkat sebagai panglima pasukan di Palestina. Di kota Al-Quds, Mustafa Kamal
mengadakan perjanjian dengan Allenby, panglima pasukan Inggris.

Pihak Inggris telah bersepakat dengan Mustafa kamal supaya ia menarik pasukannya dari
Palestina dan memberi kesempatan kepada Allenby untuk masuk bersama pasukannya dalam
keadaan tenang dan damai.dengan demikian pasukan Allenby dapat memukul pasukan Turki
keempat dengan pukulan yag mematikan setelah Allenby mundur dengan membawa
kegagalan di pintu As Salth, yakni setelah dikalahkan oleh Jamal Pasya, panglima pasukan
Turki keempat. Maka akibat pengkhianatan ini Mustafa kamal, menjadikan kehancuran bagi
kekuatan turki untuk selama-lamanya. Hasil pertemuan itu sangatlah memilukan: “Jumlah
tawanan mendekati seratus ribu tentara, di luar jumlah mereka yang mati oleh peluru orang-
orang Druze dan Armenia.”

c) Kancah Politik
Sejak tahun 1920, Mustafa Kemal Pasha menjadikan Ankara sebagai pusat aktivitas
politiknya. Setelah menguasai Istambul, Inggris menciptakan kevakuman politik, dengan
menawan banyak pejabat negara dan menutup kantor-kantor dengan paksa sehingga bantuan
kholifah dan pemerintahannya mandeg. Instabilitas terjadi di dalam negeri, sementara opini
umum menyudutkan kholifah dan memihak kaum nasionalis. Situasi ini dimanfaatkan
Mustafa Kemal Pasha untuk membentuk Dewan Perwakilan Nasional – dan ia menobatkan
diri sebagai ketuanya – sehingga ada 2 pemerintahan; pemerintahan khilafah di Istambul dan
pemerintahan Dewan Perwakilan Nasional di Ankara. Walau kedudukannya tambah kuat,
Mustafa Kemal Pasha tetap tak berani membubarkan khilafah. Dewan Perwakilan Nasional
hanya mengusulkan konsep yang memisahkan khilafah dengan pemerintahan. Namun,
setelah perdebatan panjang di Dewan Perwakilan Nasional, konsep ini ditolak.
Pengusulnyapun mencari alasan membubarkan Dewan Perwakilan Nasional dengan
melibatkannya dalam berbagai kasus pertumpahan darah. Setelah memuncaknya krisis,
Dewan Perwakilan Nasional ini diusulkan agar mengangkat Mustafa Kemal Pasha sebagai
ketua parlemen, yang diharap bisa menyelesaikan kondisi kritis ini.

Setelah resmi dipilih jadi ketua parlemen, Pasha mengumumkan kebijakannya, yaitu
mengubah sistem khilafah dengan republik yang dipimpin seorang presiden yang dipilih
lewat Pemilu. Tanggal 29 November 1923, ia dipilih parlemen sebagai presiden pertama
Turki. Namun ambisinya untuk membubarkan khilafah yang telah terkorupsi terintangi. Ia
dianggap murtad, dan rakyat mendukung Sultan Abdul Mejid II, serta berusaha
mengembalikan kekuasaannya. Ancaman ini tak menyurutkan langkah Mustafa Kemal Pasha.
Malahan, ia menyerang balik dengan taktik politik dan pemikirannya yang menyebut bahwa
penentang sistem republik ialah pengkhianat bangsa dan ia melakukan teror untuk
mempertahankan sistem pemerintahannya. Kholifah digambarkan sebagai sekutu asing yang
harus dienyahkan.
Setelah suasana negara kondusif, Mustafa Kemal Pasha mengadakan sidang Dewan
Perwakilan Nasional. Tepat 3 Maret 1924 M, ia memecat kholifah, membubarkan sistem
khilafah, dan menghapuskan sistem Islam dari negara. Hal ini dianggap sebagai titik klimaks
revolusi Mustafa Kemal Pasha.
d) Ideologi dan Pembaharuan Kamal Attaurk

Pada Maret 1924 terjadilah penghapusan wilayah. Karena tidak puas Ataturk melanjutkan
wasiat majikannya. Maka pada tahun 1925 keluarlah peraturan yang melarang berbusana
islami bagi laki-laki dan perempuan, merubah salam “assalamu’alaikum” dengan anggukan
kepala.

Pada tahun 1928 keluar keputusan tentang penghapusan pelajaran agama, merubah bacaan al-
qur’an dan azan dengan bahasa Turki, mengganti huruf arab dengan latin, menyamakan hak
waris antara laki-laki dengan wanita. Selain itu ada pula beberapa pembaharuan yang ia
lakukan diantaranya :

* Membolehkan lelaki memakai celana panjang dengan syarat pakai tie dan topi (sesuai
dengan kehendak barat) .
* Beliau pernah menegaskan bahwa “negara tidak akan maju kalau rakyatnya tidak
cenderung kepada pakaian modern”
* Mengarahkan Al-Quran dicetak dalam bahasa Turki .
* Menukar azan ke dalam bahasa Turki. Bahasa Turki sendiri diubah dengan membuang
unsur-unsur Arab dan Parsi.
* Satu ucapan beliau di bandar Belikesir di mana beliau dengan terang-terangannya
mengatakan bahawa agama harus dipisahkan dengan urusan harian dan perlu dihapuskan
untuk kemajuan.
* Agama Islam juga di buang sebagai Agama resmi negara.
* Mengubah undang-undang perkahwinan berdaftar berdasarkan undang-undang barat.
* Menukar Masjid Ayasophia kepada museum, ada sebagian masjid dijadikan gereja.
* Membatalkan undang-undang waris,faraid secara Islam .
* Menghapus penggunaan kalendar Islam dan menukarkan huruf Arab kepada huruf Latin.

Selain itu, banyak juga pembaharuan yang dilakukan oleh Mustapa Kamal dalam
menjalankan pemerintahan di Turki, antara lain seperti dalam sidang Majlis Agung Nasional
tahun 1920, ia menjadi Ketia Majlis dan hasil dari siding tersebut antara lain :

Kekuasaan tertinggi terletak ditangan rakyat Turki.

Majlis Agung nasional merupakan perwakilan rakyat tertinggi.

Majlis Agung NAsional berfungsi sebagai badan legislative dan eksekutif.

Majlis Negara yang anggotanya dipilih dari Majlis Nasional Agung akan menjalankan tugas
pemerintahan.

e) Akhir Hayat

Pada saat ia terbaring sakit, menunggu ajalnya. Mustafa kamal bersikeras untuk mengangkat
duta Inggris, Peres Lorraine sebagai presiden penggantinya. Sunday Times, hari Jum’at 15
Februari 1968 menulis berita dengan judul, “Kamal Attaturk minta kepada duta Inggris untuk
menggantikannya sebagai Presiden republik Turki.” Mustafa Kamal terserang penyakit dalam
(sirrosis hepatis), disebabkan Alkohol yang terkandung dalam khamer. Disamping itu ia juga
terserang penyakit kelamin (Gonnorrhea/GO). Cairan yang berkumpul pada bagian dalam
perutnya (Ascites), sehingga para dokter terpaksa mencoblosnya dengan jarum. Karena
perutnya membusung dan kedua kakinya membengkak. Hari demi hari kekuatannya semakin
melemah, mukanya mengecil, darahnya berkurang, tubuhnya memucat seputih tulangnya.
Akhirnya dia pun tak mampu bergerak sendiri. Selama sakit, ia berteriak-teriak sehingga
teriakannya menerobos sampai ke teras istana yang ditempatinya yakni Istana Dulamah
boghja di Konstantin.

Akhirnya, tulang dia hanya berbalut kulit. Bobotnya hanya tinggal 48 kilogram saja ketika ia
mati. Gigi-giginya tanggal, mulutnya hampir bertemu dengan kedua alis matanya, dan dia
berwasiat supaya jenazahnya tidak usah dishalati. Kemudia pada hari kamis tanggal 10
Nopember 1938 jam 09.05, pergilah Attaturk dari alam dunia dalam keadaan dilaknat di
langit dan di bumi.
Mustafa mati dengan meninggalkan Turki dalam keadaan miskin dan gersang. Dengan utang
luar negeri yang setiap hari semakin bertambah. Laju infasi mencapai 42-60% pada tahun
1970. pengangguran mencapai 20% dari keseluruhan jumlah penduduk. Pada tahun 1970,
utang negara sebanyak 21 milyar Dollar US. Pemerintah tunduk kepada Bank Internasional.
Mereka mendevaluasi nilai lira turki sampai 8 kali. Pada tahun 1980, angka suku bunga
membumbung sampai 30%. Dan ini adalah angka suku bunga tertinggi di dunia.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Mustapa Kamal merupakan salah satu tokoh pembaharu dan pemikir di Turki. Memulai karir
dibidang militer sampia akhirnya ia terjun di kancah politik dengan mengusung Gerakan
Ansionalisme dan Westernisme. Tujuan utamanya ialah untuk merubah wajah Turki kepada
kemodern-an seperti Bangsa Barat. Hal ini ia lakukan ketika ia memulai karir di kancah
politik, sampai membentuk parlemen dan terpilih menjadi Presiden Turki yang pertama.
Ada banyak sekali pembaharuan yang telah dilakukan oleh Mustapa Kamal attaturk dalam
merubah Turki dari system pemerintahan Kerajaan kepada Turki modern yang bersiste
Republik. Selain itu, beliau juga banyak menghasilkan pemikiran-pemikiran yang diadopsi
dari pemikiran Nasionalisme arab dan pemikiran Barat untuk meruibah wajah Turki menjadi
modern dan maju.

DAFTAR PUSTAKA

Dhabith Tarki Sabiq. Kamal Attaturk, Pengusung Sekularisme dan Penghancur Khilafah
Islamiyah. Senayan Publishing. Jakarta. 2008
Dr. Badri Yatim, MA. Sejarah Peradaban Islam. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1993.
http://www.muslim-power. catch.com/mustafa_kamal.htm
PEMBAHARUAN ISLAM MODERN DI TURKI

BAB I
PENDAHULUAN

Pembaruan dalam Islam yang timbul pada periode sejarah Islam mempunyai tujuan, yakni
membawa umat Islam pada kemajuan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun kebudayaan.
Perkembangan Islam dalam sejarahnya mengalami kemajuan dan juga kemunduran.
Dalam bahasa Indonesia, untuk merujuk suatu kemajuan selalu dipakai kata modern,
modernisasi, atau modernisme. Masyarakat barat menggunakan istilah modernisme tersebut
untuk sesuatu yang mengandung arti pikiran, aliran atau paradigma baru. Istilah ini
disesuaikan untuk suasana baru yang ditimbulkan oleh kemajuan, baik oleh ilmu pengetahuan
maupun tekhnologi .
Secara umum, gerakan pembaharuan Islam yang muncul dari berbagai aliran dan wilayah
yang berbeda memiliki beberapa premis intelektual yang serupa. Pertama, Islam tidak dapat
dipersalahkan atas dekadensi nyata yang diderita dunia Islam. Segala keburukan itu
sepatutnya dinisbatkan kepada umat Islam yang belum dapat hidup otentik sesuai dengan
ajaran agamanya. Kedua, Islam adalah agama rasional yang senantiasa menginspirasi dan
menuntut kemajuan umatnya. Maka, pembaharuan menjadi niscaya untuk mengeluarkan
umat dari peri kehidupan yang pasif dan statis kepada peri kehidupan Islam yang
sesungguhnya yang bersifat akttif dan dinamis.
Pembaharuan di Turki sudah dimulai sejak Sultan Mahmud II (1785—M) berkuasa. Sultan
ini secara radikal memulai gerakannya merombak struktur pengelolaan kenegaraan antara
eksekutif dan yudikatif. Di bidang hukum, ia memilah antara urusan hukum Islam dan hukum
Barat (sekuler). Selain pembaharuan di bidang militer, ia juga merubah kurikulum pendidikan
menjadi lebih apresiatif dengan materi-materi bacaan dari Barat. Banyak pelajar yang atas
perintahnya dikirim untuk belajar ilmu pengetahuan dan teknologi ke Eropa. Ide-ide
pembaharuannya ini kemudian dilanjutkan oleh gerakan Tanzimat dengan tokoh sentralnya
Mustafa Rasyid Pasya (1800—M) dan Mustafa Sami. Selain tokoh-tokoh tersebut, Shadiq
Rif’at (1807—M) merupakan figur terkemuka yang menyerukan perlunya jaminan hak-hak
asasi bagi warga negara di samping keharusan pemerintah untuk bersikap demokratis dan
tidak korup agar tercipta kemakmuran dan kemajuan. Ide-ide pembaharuan Tanzimat
selanjutnya diusung oleh gerakan Usmani Muda yang kritis terhadap absolutisme kekuasaan
kerajaan Turki dengan tokohnya: Ziya Pasya (1825—M) dan Namik Kemal (1840-1888 M) .

BAB II
PEMBAHASAN

Pemikiran dan pembaharuan islam di turki ada priode modern di pimpin oleh banyak tokoh
pemikir seperti Sultan Mahmud II,tokoh-tokoh usmani muda,turki muda, tokoh-tokoh barat,
islam nasialisme dan Mustova kemal.
1. Sultan Mahmud II
Pembaharuan Pemikiran di turki oleh raja yaitu Sultan Mahmud II sama halnya dengan
pembaharuan di mesir , juga di pelopori oleh seorang raja yaitu Mohamad Ali Pasya Mahmud
lahir pada tahun 1705 dan mempunyai didikan tradisional, antara lain pengetahuan
agama,pengetahuan pemerintahan,sejarah dan satra arab,Persia dan turki. Ia di angkat
menjadi sultan di tahun 1807 dan meninggal pada tahun 1839 .
Sultan Mahmud II di kenala sebagai sultan yang tidak mau terikat pada tradisi dan tidak
segan-segan melanggar adapt kebiasaan lama.tradisi aristukrasi ini di langgar oleh Sultan
Mahmud II. Ia mengambil sikap demokrasi dan selalu muncul di muka umum untuk
berbicara atau mengunting pita pada acara-acara resmi.
Ia juga mengadakan pembaharuan dalam pemerintahan kerajaan usmani. Menurut tradisi
kerajaan usmani di kepalai oleh raja yang memiliki kekuasaan duniawi dengan gelar sultan
dan kerajaan rohani dengan gelar khalifah. dengan demikian raja usmani memiliki dua
kekuasaan,yaitu kekuasaan memerintah Negara dan kekuasan menyiarkan atau menyebarkan
agama islam.dalam melaksanakan kedua kekuasaan tersebut sultan dib ant pleh sadrazam
untuk ursan pemerintahan dan syekh islam untuk urusan keagamaan.kedua pejabat tersebut
hanya pelaksana dan juga tidak memiliki hak suara.
Kedudukan sdrazam di hapus oleh Sultan Mahmud II dan dig anti jabatan pedana mentri
Sultan Mahmud II adalah orang pertama yang memisahkan urusan agama dan urusan dunia.
Sultan Mahmud II juga membuat perubahan dalam bidang pendidikan, di madrasah biasanya
di berikan pengetahuan agama.untuk memberikan pengetahuan umum di madrasah masih
belum mungkin karena itu, di samping madrasah ia mendirikan sekolah umum yang dis ebut
sekolah pengetahuan umum.
Untuk menyebarkan ide pembaharuannya Sultan Mahmud II menerbitkan surat kabar takvim-
I vekayi yang terbit pertama kali pada tahun 1831.pembaharuan yang di lakukan oleh Sultan
Mahmud II menjadi dasar bagi usaha pembaharuan di kerajaan usmani sesudahnya.
2. Tanzimat
Pemuka utama pembaharuan di zaman tanzimat ialah Mustova Rasid Pasya.ia lahir di
istambul turki 1800.dan pada mulanya mempunyai didikan madrasah, kemudian ia menjadi
pegawai pemerintahan,meningkat-ningkat dalam kedudukannya dan di tahun 1834 di kirim
sebagai duta besar ke paris.
Mustova Rasid Pasya sependapat dengan Mustova Syami bahwa kemajuan eropa di sebabkan
oleh keunggulan mereka di dalam bidang tehnologi dan ilmu pengetahuan,toleransi
beragama, kemampuan melepaskan diri dari ikatan agama,dan karna adanya pendidikan
universal bagi pria dan wanita.
Pembaharuan di bidang pemerintahan di adakan dengan cara mengajak rakyat urun pendapat
tentang soal-soal Negara dan administrasinya.pembaharuan di bidang keuangan berupa
pendirian Bank Usmani (1840). Di dalam dunia pendidikan di buka sekolah galatasaray yang
memberikan pendidikan umumdalam bahasa perancis. Di sekolah itu siswa muslim dan siswa
non muslim duduk berdampingan suatu hal yang tidak pernah di lakukan sebelumnya.
Pembaharuan yang di lakukan tanzimat tidak seluruhnya di hargai, kritik yang di ajukan ialah
pembaharuan itu mengandung paham sekularisme dan pemuka-pemukanya bersifat pro-
barat.sikap otoriter sultan dan para mentri dalam melaksanakan pembaharuan mendapat kritik
yang keras. Akan tetapi akhirnya posisi hilan, pemerintah bertanbah absolut sehingga
hilanglah kebebasanberfikir dan bergerak.
3. Usmani Muda
Zaman tanzimat berakhir dengan wafatnya Ali Pasya pada tahun 1871.usmani muda berasal
dari perkumpulan rahasia yang di dirikan pada tahun 1865 dngan tujuan mengubah
pemerintahan absolut kerajaan usmani menjadi pemerintahan konstitusional .
Salah satu tokonya adalah Ziya Pasya(1825-1880) menurut pemikirannya agar dapat di
golongkan sebagai Negara maju kerajaan usmani harus menganut pemerintahan yang
konstitusional. Negara-negara eropa maju karena di sana tidak ada lagi pemerintahan yang
absolut
Ziya Pasyaberpendapat bahwa pembaharuan di turki tidak perlu meniru barat dalam segalah
hal, melainkan cukup mengambil yang di perlukan saja. Yang berlawanan dengan ajaran
islam tidak usah di ambil. Menurut pendapatnya islam bukan merupakan penghalang
kemajuan.
4. Turki Muda
Pemimpin turki muda yaitu Achmed Reza(1859-1931) Achmed Reza adalah anak seorang
bekas anggota parlemen pertama bernama majlis ali di masa Achmed Reza pena berkunjung
ke desa-desa di turki dan kemalaratan yang di derita kaum petani menusuk hatinya. Iapun
bertekat akan melanjutkan study sekolah pertanian untuk kelak dapat bekerja dan berusaha
merobah nasib kaum petani yang malang itu, studi mengenai pertanian di lanjutkan di paris.
Menurut Achmed Reza, untuk menyelamatkan kerajaan usmani dari keruntuhan di perlukan
pendidikan dan ilmu positif, bukan teologi dan metafisika. Pelaksanaan system pendidikan
yang baik memerlukan pemerintahan konstitusional.pemerintahan konstitusional tidak
bertentangan dengan ajaran islam, karena islam terdapat ajaran musyawarah
5. Aliran Barat,Islam ,Nasionalis
Pertama, golangan Barat yang ingin mengambil peradaban barat sebagai dasar pembaharuan.
Bagi golongan Islam, dasar itu seharusnya adalah islam. Golongan Nasionalis turki, yang
timbul paling kemudian melihat bahwa bukan peradaban barat dan bukan islam yang harus di
jadikan dasar-dasar tetapi nasionalisme turki.
Aliran nasionalis di pelopori oleh Zia Gokalp (1875-1924) Zia Gokalp lahir dengan nama
Mehmed Reza di Diyarbark. Ia masuk salah satu sekolah tinggi modern yang ada pada waktu
itu di Diyarbark untuk memproleh ilmu pengetahuan modern dan untuk belajar bahasa
perancis.
Aliran barat di pimpin oleh Tewflik Fikret (1876-1951) dan DR Abdullah Jeudat (1869-
1932). Tewflik Fikret adal seorang sastrawan, dalam tulisannya hanya menentang tradisi
lama, termasu di dalamnya faham-faham keagamaan tradisional.
DR Abdullah Jeudat (1869-1932) adalah seorang pendiri dari perkumpulan persatuan dan
kemajuan bersama dengan pemimpin-pemimpin turki muda ia lari ke eropa dan menetap di
Genefre.
Golongan islam di pimpin oleh Mehmed Akif (1870-1936.ide-ide ketiga pembaharuan di atas
ialah sebagai berikut:
a. Golongan Barat mengatakan kelemahan turki terletak pada orang turki sendiri. Mereka
buta, jahil, dan dalam keadaan mundur. Syarat untuk maju ialah menerapkan peradaban barat.
Negara bagi mereka harus bersifat sekuler.
b. Golongan Islam mengatakan penyebab kemunduran turki ialah karena syariat tidak di
jalankan lagi di kerajaan usmani.obatnya yaitu memberlakukan syariat island di berbagai
aspek kehidupan rakyat turki.
c. Golongan Nasionalis mengatakan kemunduran turki di sebabkan oleh kerenggangan umat
islam mengadakan perubahan dalam kehidupan mereka, di samping itu umat islam tidak mau
mengadakan interpretasi baru ajaran islam untuk di sesuaikan dengan kondisi zaman.
6. Mustova Kemal(1881-1938)
Mustova Kemal lahir di Selonikapada tahun 1881. orang tuanya adalah Ali Reza bekerja
sebagai pegawai biasa di salah satu kantor pemerintahan di kota itu. Ibunya bernama Zubey,
seorang wanita yang amat dalam perasaan keagamaan.
Dalam hal pembaharuan, pemikiran Mustova Kemal di pengarui ide faham Nasionalis turki
dan faham barat. Menurutnya turki hanya bisa maju dengan meniru barat setelah perjuangan
kemerdekaan selesai.
Ide nasionalisme yang di terima oleh Mustova Kemal ialah ide Nasionalisme turki yang
terbatas dalam Geogravinya, bukan ide nasionalisme yang luas. westernisasi ,sekularisasi dan
nasionalisme itulah yang menjadi dasar pemikiran pembaharuan Mustova Kemal.
Pembaharuan pertama di tunjukkan terhadap bentuk Negara di sini harus di adakan
sekularisasi. Pemerintah harus di pisahkan dari agama. Dalam bidang majlis Nasional
agung(1922) Mustova Kemal mengusulkan agar jabatan sultan di hapuskan usulan ini di
terima. Dengan demikian raja turki hanya memegang jabatan khalifah yang tidak mempunyai
kekuasaan duniawi melainkan kekuasaan spiritual.
Pada tahun oktober 1923 majlis nasional agung menerapkan bahwa Negara berbentuk
Repuplik dengan catatan agam Negara Republik turki adalah islam. Pada waktu itu Abdul
Majid masih menjadi khalifah. Pada 3 maret 1924, majlis memutuskan penghapusan jabatan
khalifah. Usahah Mustova Kemal selanjutnya ialah menghilangkan konstitusi 1921. ini terjadi
pada tahu 1928.Negara tidak ada lagi hubunganya dddngan agama. Sembilan tahun
kemudian, yaitu setelah prinsip sekularisme masuk konstitusi 1937. barulah Republik turki
resmi ejadi Negara sekuler,tetapi pada tahun 1940, imam-imam tentara mulai bertugas lagi di
angkatan bersenjata turki. Pada tahun 1949, pendidikannya agama masuk kembali dalam
kurikulum sekolah, setahun kemudian pendidikan agama di wajibkan. Dapatkah turki di sebut
Negara sekuler dalam arti yang seperti yang di kenal sekarang ini?

BAB III
PENUTUP

Dari Peninjauan mengenai perkembangan pemikiran dan gerakan pembaharuan di turki dapat
di lihat bahwa kesadaran umat timbul pada diri pemimpin-pemimpin setelah adanya kontak
langsung dengan dunia barat di abad kedelapan belas dan abad kesembilan belas yang lalu.
Kesadaran bertambah besar lagi setelah beberapa Negara islam dapat di taklukkan oleh barat
di bawah kekuasaannya.
Dinamika di kalangan umat islam harus di hidupkan kembali dengan menjauhkan faham
Tawakkal dan faham Jabariyah umat islam harus di bawah kembali ke Teologi yang
mengandung faham dinamika dan kepercayaan kepada Ratio yang di tentukan oleh wahyu.
Umat islam di rangsang untuk berfikir dan banyak berusaha.
Peruses pembaharuan yang terjadi di kalangan umat islam akan berjalan terus sepanjang
zaman. Islam tidak menghalangi pembaharuan yang tidak melanggar ketentuan-ketentuan
yang di bawah wahyu.
Pembaharuan di turki yang pertama kali yang mencetuskan yaitu Sultan Mahmud II
kemudian di lanjutkan oleh Tanzimat,Usmani Muda, Turki Muda,tiga aliran (barat, islam,
nasionalis) dan Mostova Kemal. Di mana kesemuanya ini merupakan tokoh-tokoh
pembaharuan di turki.

DAFTAR PUSTAKA

 http://nanpunya.wordpress.com/2009/04/14/perkembangan-islam-pada-abad-modern
 http://www.fikrimfaizal.co.cc/2010/03/perkembangan-islam-pada-masa-modern.html
http://peziarah.wordpress.com/2007/02/02/pembaharuan-di-dunia-islam/)
 Nasution,Harun.1982.Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran Dan Gerakan.
Jakarta:IAIN
 Pius A Partanto dan M.dahlan Al-Barryi.kamus populer.Yogyakarta:Arkolah Surabaya
 Pemikiran Islam Modern

Anda mungkin juga menyukai