Pendahuluan Komunikasi pda lansia berbeda dengan komunikasi dengan individu lain karna lansia itu pada dasarnya adalah unik. Unik pada nilai, kepercayaan, persepsi, budaya dan pemahaman serta lingkungan sosial yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat menghsilkan komunikasi yg tidak efektif pada perawat dengan lansia, keluarga dengan lansia, dll. Misalnya pada lansia yang mengalami demensia atau kehilangan daya ingat dan kebingungan, mungkin mengalami kesulitan uk mengrti apa yang dikatakn orang lain atau untuk mengatakan apa yang pasien pikirkan dan inginkan. Oleh karena itu perawat ataupun keluarga perlu menciptakan komunikasi yang efeketif dan mudah bagi lansia. Defenisi Komunikasi • Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontrak dengan orang lain karena selalu dilakukan seseorang (Bruner & Studart, 2001: 188) • Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan non verbal dari informasi dan ide. • Komunikasi tidak hanya mengacu pada pada isi tetapi perasaan dan emosi dimana individu meyampaikan hubungan. (Potter & Perry, 301) • Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. (Indrawati, 2003) • Komunikasi dengan lanjut usia adalah proses penyampaian pesan/gagasan dari petugas / perawat kepada lanjut usia dan diperoleh tanggapan dari lanjut usia sehingga diperoleh kesepakatan tentang isi komunikasi Factor-faktor yang Mempengaruhi Berkomunikasi 1. Perubahan fisik lansia (penurunan pendengaran) 2. Normal agging process 3. Perubahan sosial 4. Pengalaman hidup 5. Latar belakang budaya 1.Perubahan fisik Penurunan pendengaran 1. Tuli konduksi : karena serumen, dan tulang yang tidak berfungsi, 2. Tuli sensori: penurunan saraf pendengaran. Berkaitan dengan proses penuaan. Solusinya dengan menggunakan alat bantu pendengaran , bicara langsung secara jelas dan pelan pada telinga yang mengalami gangguan. Penurunan penglihatan Dapat mengganggu proses komunikasi karena gesture, ekspresu wajah, gerak bibir (kompensasi lansia dengan gangguan penglihatan) tidak dapat ditangkap secara maksimal. Solusinya dengan berhadapan langsung ketika berkomunikasi, pencahayaan yang cukup, hindari cahaya yg bersinar dan terlalu menyilaukan. 2. Normal Agging Process Adanya penurunan sensori dan penurunan memori yang merupakan suatu kewajaran ketika memasuki usia lanjut. Penurunan memori biasanya hanya dapat mengingat peristiwa yang lampau dan pemprosesan informasi melambat. 3.Perubahan Sosial Timbul akibat adanya perubahan fisik dan normal agging process. Solusinya dengan memberi pemahaman dan diajak bersosialisasi 4.Pengalaman dan Latar Belakang Budaya Apa yang diyakini orang tua dengan orang muda sangat bertentangan. Contoh: lansia menganggap bahwa jam 8 malam itu sudah terlalu larut untuk menerima tamu. Jenis-jenis Komunikasi a. Komunikasi verbal adalah pesan yang disampaikan dalam bentuk kata- kata/ucapan, berisi informasi melalui pembicaraan/ bahasa tulisan. Tekhnik kemonikasi verbal: 1. Tekhnik informing; bahasa singkat dan jelas, mudah dimengerti, pada tekhnik ini perawat bersifat aktif dan pasien pasif. 2. Bertanya ; bertanya langsung: membantu uk mendapat informasi spesifik. Jika berlebihan dapat menyebabkan lansia defensif( ya/tidak) 3. Berhadapan langsung (confronting); ketika respon verbal dan non verbal pada lansia tidak sama, tekhnik ini dapat dilakukan. Tidak dianjurkan pd klien lanisa yg sedang bingung atau gelisah. 4. Social commuinication; tujuannya untuk lebih membina hubungan saling percaya dengan lansia. b. Komunikasi non verbal adalah pesan berupa atau disampaikan dengan gerakan tubuh dan tidak diucapkan. Antara lain: ekspresi wajah, gerakan mata, gerakan bibir, gerakan tubuh, penampilan fisik, simbol, waktu, sentuhan, silence. c. Komunikasi paraverbal adalah pesan yg muncul bersama dengan bentuk pesan verbal (tetpi tidak langsung), misalnya menggunakan saluran radio, tv, kaset, telpn, alat cetak. Macam Komunikasi a. Komunikasi searah atau komunikasi langsung Komunikator (perawat) komunikan (lansia) Dapat melalui siaran radio, televisi, ceramah, khotbah. Keuntungan: isi pesan bisa disesuaikan dengan isis waktu yg tersedia. Kerugian: Penerima pesan pasif, isi pesan tidak bisa dievaluasi b. Komunikasi dua arah Komunikator (perawat) komunikan (lansia) Bisa dalam bentuk wawancara, curah pendapat, diskusi kelompok. Keuntungan : kedua belah pihak saling mendapatkan kepuasan, isi pesan dapat dievaluasi. Kerugian : isi pesan tidak sistematis dan memakan waktu yg lama. c. Komunikasi searah berpindah-pindah adalah komunikasi yg bersifat searah dan berpindah- pindah (berita pindah dari mulut ke mulut). Keuntungan: pesan mudah menyebar luas dlm sekejap. Kerugian : isi pesan sudah tidak benar lagi dan tidak dapat dipercaya S1 S2 S3 S4 Pendekatan Perawatan Lansia dalam Berkomunikasi A. Pendekatan Fisik Mencari informasi tentang kesehatan, kebutuhan, kejadian yang dialami, perubahan fisik organ tubuh, tingkat kesehatan yg masih bisa dicapai dan dikembangkan serta penyakit yg dapat dicegah progresifitasnya. B. Pendekatan sosial Pendekatan ini dilakukan uk meningkatkan keterampilan berinteraksi dlm lingkungan. C. Pendekatan Psikologis Karena sifatnya abstrak dan mengarah pada perubahan perilaku, maka umumnya membutuhkan waktu yg lebih lama. Uk melaksanakan pendekatan ini, perawat berperan sebagai advokat, supporter, dan juga sebagai sahabat. D. Pendekatan Spiritual Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalm hubungannya dengan Tuhan atau agama yg dianutnya terutama ketika klien dengan sedikit. Teknik Komunikasi Untuk dapat melaksanakan komunikasi yang efektif kepada lansia, selain pemahaman yang memadai tentang karakteristik lansia, petugas kesehatan atau perawat juga harus mempunyai tekhnik-tekhnik khusus agar komunikasi yg dilakukan dapat berlangsung secara lancar dan sesuai dengan tujuan yg diinginkan. a. Asertif Sikap dapat menerima, memahami pasangan bicara dengan menunjukkan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan ketika pasangan bicara agar maksud komunikasi atau pembicaraan dapat dimengerti. b. Responsif Reaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yg terjadi pada klien merupakan bentuk perhatian petugas. Ketika petugas mengetahui adanya perubahan sikap atau kebiasaan klien sekecil apapun hendaknya menanyakan atau klarifikasi tentang perubahan tersebut. Misalnya dengan mengajukan pertanyaan “ apa yg sedang bapak/ibu pikirkan saat ini? c. Fokus Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap materi komunikasi yg diinginkan. Ketika klien mengungkapkan pertanyaan2 di luar materi yg diinginkan, maka perawat hendaknya mengarahkan maksud pembicaraan. d. Supportif Sikap menjaga kestabilan emosi (menganggukan kepala, senyum) dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien lansia. Sehingga diharapkan lansia termotivasi untuk menjadi dan berkarya sesuai dengan kemampuannya. Selama memberi dukungan baik secara material maupun moril,petugas kesehatan jangan terkesan menggurui atau mengajari klien karena itu dapat merendahkan kepercayaan klien kepada perawat. e.Klarifikasi Klarifikasi dengan mengajukan pertanyaan ulang dan memberi penjelasan lebih dari satu kali pembicaraan perlu dilakukan oleh perawat agar maksud pembicaraa kita dapat diterima dan dipersepsikan sama oleh klien. “bapak/ibu bisa menerima apa yg saya sampaikan tdi?” f. Sabar Seperti diketahui sebelumnyaklien lansia umumnya mengalami perubahan yg terkadang merepotkan dan kekanakkan . Perubahan ini bila tidak disikapi dengan sabar dan ikhlas dapat menimbulkan perasaan jengkel bagi perawat sehingga komunikasi yg dilakukan tdk terapeutik , namun dapat berlangsung emosional dan menimbulkan kerusakan hubungan antara klien dan perawat. Hambatan Berkomunikasi Hal-hal yg perlu diperhatikan agar komunikasi berjalan lancar adalah menguasai bahan/pesan yg akan disampaikan, menguasai bahsa setempat, tidak terburu- buru, memiliki keyakinan, bersuara lembut, percaya diri. Lingkungan yg mendukung komunikasi adalah suasana terbuka, akrab, santai menjaga tatakrama, posisi menghormati dan memahami keadaan lanjut usia. Hal-hal yg menghambat komunikasi 1. Penerima pesan: a. pendengaran menurun, bahkan kadang2 tuli, b. Daya tangkap menurun sehingga penyampai (komunikator) harus sabar, nada agak keras, tdk terlalu cepat, dan mengulangi pesan. 2. Penyampai pesan: a. Kurang menguasai bahan, b. Berbicara terlalu cepat (terburu-buru). • Selain itu, proses komunikasi akan terhambat jika ada sikap agresif dan non asertif. 1. Agresif a. Berusaha mendominasi lawan bicara, b. Meremehkan orang lain, c. Mempertahankan haknya dgn menyerang orang lian, d. Menonjolkan diri sendiri, e. Mempermalukan org lain di depan umum. 2. Non asertif a. Menarik diri bila diajak berbicara, b. Merasa tidak sebaik orang lain (rendah diri), c. Merasa tidak berdaya, d. Tidak berani mengungkapkan keyakinan, e. Pasif, f. Mengikuti kehendak orang lain. Tips Berkomunikasi • Untuk menghindari hambatan ketika berkomunikasi dengan lansia, tips berkomunikasi dengan lansia , yaitu: 1. Menyediakan waktu ekstra, 2. Mengurangi kebisingan, 3. Duduk berhadapan, 4. Menjaga kontak mata, 5. Mendengar aktif, 6. Berbicara pelan, jelas, dan keras. 7. Gunakan kata atau kalimat yg sederhana dan pendek, 8. Menetapkan 1 topik pd satu waktu, 9. Awali percakapan dgn topik sederhana, 10. Bicarakan tentang topik yg familiar dan menarik bagi lansia, 11. Beri kesempatan uk mengenang masa lalu, Menyampaikan instruksi secara tertulis dan sederhana.