Tahun 2014
LAPORAN STUDI
EHRA
(Environmental Health Risk Assasment)
DISIAPKAN OLEH :
POKJA AMPL/SANITASI KABUPATEN BARITO UTARA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Hasil Studi Environmental Health Risk
Assessment (EHRA) atau studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan merupakan salah
satu dari beberapa studi primer yang harus dilakukan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi
Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) kabupaten Barito Utara untuk
menyusun Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kota (SSK) berdasarkan
pendekatan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP)
Secara substansi, hasil studi EHRA memberikan gambaran dan data ilmiah dan
faktual tentang ketersediaan layanan sanitasi dan kondisi kesehatan di tingkat rumah tangga
dalam skala kabupaten sub sektor sanitasi yang menjadi obyek studi meliputi limbah cair
domestik, limbah padat/sampah dan drainase lingkungan, serta Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) termasuk praktek Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Muatan pertanyaan
dalam kuesioner dan lembar pengamatan telah diarahkan sesuai dengan lima pilar Sanitasi
Total Berbasis (STBM) yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
i
DAFTAR ISI
Lampiran
ii
DAFTAR SINGKATAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kategori Strata berdasarkan Kriteria Indikasi Lingkungan Beresiko -------- 7
Tabel 2.3. Penentuan Desa/Kelurahan Target Area Studi EHRA Kab. Barito Utara - 12
Tabel 2.4. Desa/kelurahan Target Area studi EHRA Kabupaten Barito Utara --------- 12
Tabel 3.3. Area Berisiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Studi EHRA -------------- 31
Tabel 3.4. Area Berisiko Genangan Air Berdasarkan Studi EHRA ------------------------ 39
Tabel 3.5. Area Beresiko Sumber Air Berdasarkan Studi EHRA -------------------------- 41
Tabel 3.6. Perilaku Hygiene dan Sanitasi Air Berdasrkan Studi EHRA ------------------ 44
Tabel 3.7. Kajian Penyakit Diare Air Berdasrkan Studi EHRA ----------------------------- 47
iv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Pengelolaan Sampah Berdasarkan strata Kabupaten Barito Utara Tahun 2014 25
Grafik 3.2Praktik Pemilahan Sampah Oleh Rumah Tangga Kabupaten Barito Utara
Tahun 2014 ------------------------------------------------------------------------------- 26
Grafik 3.3Presentase Tempat Buang Air Besar di Kabupaten Barito Utara Tahun
2014 ---------------------------------------------------------------------------------------- 27
Grafik 3.4 Tempat Penyaluran Akhir Tinja Di Kabupaten Barito Utara Tahun 2014 -- 28
Grafik 3.5Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik di kabupaten Barito Utara Tahun
2014 ---------------------------------------------------------------------------------------- 29
Grafik 3.6 Praktik Pengurasan Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman di
Kabupaten Barito Utara Tahun 2014 ----------------------------------------------- 30
v
Grafik 3.7 Persentase Septik Suspek Aman dan Tidak Aman di Kabupaten Barito
Utara Tahun 2014 ----------------------------------------------------------------------- 31
Grafik 3.8 Rumah Tangga Yang Pernah Mengalami Banjir di Kabupaten Barito
Utara Tahun 2014 ----------------------------------------------------------------------- 32
Grafik 3.9 Persentase Rumah Tangga Yang Mengalami Banjir Rutin Kabupaten
Barito Utara Tahun 2014 --------------------------------------------------------------- 33
Grafik 3.10 Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir Kabupaten Barito Utara Tahun
2014 ---------------------------------------------------------------------------------------- 34
Grafik 3.11 Lokasi Genangan Air Di Sekitar Rumah Kabupaten Barito Utara Tahun
2014 ---------------------------------------------------------------------------------------- 35
Grafik 3.12 Persentase Kepemilikan SPAL di Kabupaten Barito Utara Tahun 2014 - 35
Grafik 3.13 Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga Kabupaten Barito Utara
Tahun 2014 ------------------------------------------------------------------------------- 36
Grafik 3.14 Perentase SPAL Yang Berfungsi di Kabupaten Barito Utara Tahun 2014 37
Grafik 3.15 Pencemaran SPAL Berdasarkan Strata Kabupaten Barito Utara Tahun
2014 ---------------------------------------------------------------------------------------- 38
Grafik 3.16 Penggunaan Air Bersih di Kabupaten Barito Utara Tahun 2014 ----------- 40
Grafik 3.17 Sumber Air Minum dan Memasak Kabupaten Barito Utara Tahun 2014 - 40
Grafik 3.18 CPTS di Lima waktu penting Kabupaten Barito Utara Tahun 2014 ------- 42
Grafik 3.19 Waktu Melakukan CTPS Kabupaten Barito Utara Tahun 2014 ------------- 43
Grafik 3.20 Presentase Praktik BABS Kabupaten Barito Utara Tahun 2014 ----------- 43
Grafik 3.21 Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Barito Utara Tahun 2014 ---------------- 49
vi
RINGKASAN EKSEKUTIF
Dari 103 desa/kelurahan yang ada di kabupaten Barito Utara terbagi 5 strata yaitu
strata 0 sebanyak 8 desa (7,8 %), strata 1 sebanyak 18 desa (17,5%), strata 2 sebanyak
29 desa (28,5%), strata 3 sebanyak 47 desa (45,6%) dan strata 4 sebanyak 1 desa (1,0%).
Untuk penentuan jumlah desa/kelurahan target area studi EHRA di kabupaten Barito Utara
diambil 16% dari total desa yaitu sekitar 16 desa sesuai dengan masing-masing strata
dikarenakan keterbatasan anggaran daerah. Penentuan jumlah desa/kelurahan desa studi
EHRA di kabupaten Barito Utara yaitu untuk strata 0 sebanyak 1 desa, strata 1 sebanyak 3
desa, strata 2 sebanyak 4 desa, strata 3 sebanyak 7 desa dan strata 4 sebanyak 1 desa,
sehingga total respondennya adalah 640 responden/ rumah tangga.
Hasil analisis indeks risiko sanitasi kabupaten Barito Utara adalah: a) Sumber air
minum kabupaten Barito Utara yang beresiko paling tinggi terhadap pencemaran sumber air
adalah desa/kelurahan pada strata 0 (74 %), dilanjutkan desa pada strata 2 (41%), strata 1
(37%), strata 3 (36%) dan terakhir adalah strata 4 (31%) dikarenakan masyarakat masih
banyak menggunakan air sungai sebagai sumber air minum tanpa melalui proses
pengolahan yang baik dan benar; b) Air limbah domestik kabupaten Barito Utara yang
beresiko paling tinggi dikarenakan rumah tangga responden belum mempunyai jamban
sehat keluarga atau septik tanknya belum memenuhi syarat kesehatan adalah
desa/kelurahan pada strata 4 (73 %), dilanjutkan desa pada strata 3 (63%), strata 1 (58%),
strata 2 (53%) dan terakhir adalah strata 0 (46%); c) Persampahan kabupaten Barito Utara
yang beresiko paling tinggi terhadap pengelolaan sampah rumah tangga yang tidak sehat
baik itu pembuangan sampah maupun praktik 3R (reduce, reuse dan recycle) yang tidak
optimal meskipun ada sebagian starata yang sudah melakukan praktek 3R adalah
desa/kelurahan pada strata 2 (50 %), dilanjutkan desa pada strata 3 (47%) strata 1 (43%),
strata 4 (33%) dan terakhir adalah strata 0 (26%); d) Genangan air kabupaten Barito Utara
yang beresiko paling tinggi terhadap genangan air adalah pada strata 3 (80%), dilanjutkan
desa pada strata 2 (78%), strata 4 (50%), strata 1 (8%) dan terakhir adalah strata 0 (0%).
Hal ini disebabkan desa/kelurahan pada strata 3,2,4 dan 1 berada di sepanjang DAS Barito
vii
dan memilki dataran yang rendah sedangkan desa / kelurahan pada strata 0 berada di
daerah dataran tinggi, tetapi secara keseluruhan strata, desa/ kelurahan tidak mempunyai
saluran pembuangan air limbah (SPAL); e) Perilaku hidup bersih dan sehat kabupaten
Barito Utara yang masyarakatnya berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang paling
rendah adalah desa/kelurahan pada strata 1 (35 %), dilanjutkan desa pada strata 4 (40%),
kemudian strata 3 (45%) Kemudian srata 2 (51%) dan strata 0 (54%). Perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) yang rendah dalam masyarakat menyebabkan lingkungan tidak bersih ,
kotor dan hidup tidak sehat sehingga masyarakat mudah terserang berbagai penyakit
seperti penyakit diare, penyakit cacingan, penyakit kulit dan lain-lain. Kebiasaan masyarakat
tersebut harus dirubah dan diluruskan ke arah yang mendukung pola hidup bersih dan sehat
dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan
Studi EHRA bertujuan untuk mengumpulkan data primer agar
diketahui:
1) Gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat
yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan kabupaten Barito
Utara.
2) Informasi dasar yang valid dalam penilaian Resiko Kesehatan
Lingkungan Kabupaten Barito Utara.
3) Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya
layanan sanitasi kabupaten Barito Utara.
b. Manfaat
Hasil survey digunakan sebagai salah satu bahan penyusunan
Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK)
Barito Utara.
1.3. Waktu Pelaksanaan Studi EHRA
a. Waktu dan Tempat Survei
Survei dilaksanakan pada bulan Juni s/d Juli 2014 dan lokasi
survei studi EHRA adalah 5 kelurahan dan 11 desa atau 16
desa/kelurahan di wilayah kabupaten Barito Utara.
b. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan adalah :
Tim studi EHRA kabupaten Barito Utara sesuai dengan Surat
Keputusan Ketua Pokja Sanitasi PPSP Kabupaten Barito Utara
Nomor: 188.45/401/2014 Tanggal 1 Januari 2014 yang terdiri dari
keanggotaan sebagai berikut:
a) Bupati selaku Penanggung Jawab.
b) Wakil Bupati selaku Wakil Penanggung Jawab.
c) Kepala Dinas Kesehatan selaku Koordinator Tim studi EHRA.
d) Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan selaku Ketua
Tim studi EHRA.
e) Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan selaku Sekretaris Tim
studi EHRA.
2
f) Kepala Puskesmas selaku koordinator wilayah survey studi
EHRA.
g) Kasubbag TU Puskesmas selaku supervisor wilayah survey
studi EHRA.
h) Sanitarian Puskesmas selaku enumerator survey studi EHRA.
i) Masyarakat (isteri/ anak dan perempuan tertua dalam
keluarga) selaku responden.
1.4. Lingkup Kegiatan
Studi EHRA berfokus pada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat
seperti :
a. Fasilitas sanitasi yang diteliti
1) Sumber air minum.
2) Layanan pembuatan sampah.
3) Jamban.
4) Saluran Pembuangan Air Limbah.
b. Perilaku yang dipelajari adalah yang terkait dengan higienitas dan
sanitasi dengan mengacu kepada STBM :
1) Buang air besar (BABS).
2) Cuci tangan pakai sabun.
3) Pengelolaan air minum rumah tangga.
4) Pengelolaan sampah dengan 3 R.
5) Pengelolaan air limbah rumah tangga (drainase lingkungan).
1.5. Output
Output yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah input
dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Barito Utara
khususnya Bab.3 dan Bab.5.
3
BAB II
METODELOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA
4
Pekerjaan entri data dikoordinir oleh Tim studi Ehra kabupaten
Barito Utara tahun 2014. Sebelum melakukan entri data, tim entri data
terlebih dulu mengikuti pelatihan singkat entri data EHRA yang difasilitasi
oleh City Facilitator pendamping Kabupaten Barito Utara dan Provincy
Facilitator yang telah terlatih dari PIU Advokasi dan Pemberdayaan
Kementerian Pekerjaan Umum RI. Selama pelatihan itu, tim entri data
dikenalkan pada struktur kuesioner dan perangkat lunak yang digunakan
serta langkah-langkah untuk uji konsistensi yakni program Box Data EHRA
2014, EPI Info dan StatTransfer dan Syntax.
Pada quality control (quality assurance), tim QA (Quality Assurance)
kabupaten Barito Utara tahun 2014, spot check dilakuan terlebih dahulu
oleh supervisor dengan mendatangi 5% rumah yang telah disurvei.
Kemudian tim QA kabupaten Barito Utara melakukan quality assurance
terhadap 640 kuesioner dan 32 kuesioner spot check apakah wawancara
dan pengamatan yang dilakukan oleh enumerator terhadap responden
sudah benar dan sesuai prosedur.
Kegiatan studi EHRA memerlukan keterlibatan berbagai pihak dan
tidak hanya bisa dilaksanakan oleh Pokja Kabupaten/kota semata. Agar
efektif, Pokja Sanitasi PPSP kabupaten Barito Utara diharapkan bisa
mengorganisir pelaksanaan secara menyeluruh. Adapun susunan Tim studi
EHRA kabupaten Barito Utara sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab : Sekretaris Daerah Kab.Barito Utara.
2. Wakil Penanggung Jwb : Assisten Pembangunan dan Ekonomi.
3. Koordinator Survey : Kepala Dinas Kesehatan Kab. Barito Utara.
4. Ketua : Kepala Bidang PMK
5. Sekretaris : Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan.
6. Koordinator wilayah/ : Kepala Puskesmas
Kecamatan
7. Supervisor wilayah : Kasubbag TU Puskesmas
8. Enumerator : Sanitarian Puskesmas
9. Tim Entri data : Dikoordinir oleh Dinkes Kab.Barito Utara
10. Analisis Data : Tim Pokja Sanitasi PPSP Kab. Barito Utara
5
2.1. Penentuan Kebijakan Sampel Pokja Sanitasi
Metode penentuan sampel area survey studi EHRA kabupaten
Barito Utara dilakukan secara geografi dan demografi melalui proses
yang dinamakan stratifikasi. Hasil stratifikasi ini juga sekaligus dapat
digunakan sebagai indikasi awal lingkungan beresiko. Proses
pengambilan sampel dan metode sampling dilakukan secara Random
Stratified Sampling dimana semua anggota populasi memiliki peluang
yang sama untuk menjadi sampel, dan tekhnik ini sangat cocok
digunakan mengingat area sumber data yang akan diteliti sangat luas.
Pengambilan sampel didasarkan pada daerah populasi yang telah
ditetapkan.
6
3. Daerah wilayah yang dialiri sungai/ kali/ saluran drainase/
saluran irigasi
Dengan potensi digunakan sebagai Mandi Cuci Kakus (MCK) dan
pembuangan sampah oleh masyarakat setempat.
4. Daerah terkena banjir dan dinilai mengganggu ketentraman
Masyarakat dengan parameter ketinggian air, luas daerah/ genangan,
lamanya surut.
Berdasarkan kriteria diatas, stratafikasi wilayah kabupaten/ kota
menghasilkan kategori strata sebagaimana diperlihatkan pada tabel
2.1 Wilayah (kecamatan atau desa/kelurahan) yang terdapat pada
strata tertentu (0,1,2,3 atau 4) yang dianggap memiliki karakteristik
yang identik/homogeny dalam hal tingkat risiko kesehatannya.
Dengan demikian kecamatan/desa/kelurahan yang menjad area
survey pada suatu strata akan mewakili kecamatan/desa/kelurahan
lainnya yang bukan merupakan area survey pada strata yang sama.
Berdasarkan asumsi ini maka hasil studi EHRA ini bisa memberikan
peta area berisiko sanitasi kabupaten Barito Utara.
Tabel 2.1.
Kategori Strata Berdasarkan Kriteria Indikasi Lingkungan Beresiko
Kategori Strata Kriteria
Strata 0 Wilayah desa/kelurahan yang tidak memenuhi sama sekali kriteria indikasi
lingkungan beresiko
Strata 1 Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi miimal 1 kriteria indikasi lingkungan
beresiko
Strata 2 Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 2 kriteria indikasi lingkungan
beresiko
Strata 3 Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 3 kriteria indikasi lingkungan
beresiko
Strata 4 Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 4 kriteria indikasi lingkungan
beresiko
Hasil strata desa/kelurahan di kabupaten Barito Utara menghasilkan
kategori Strata sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Hasil Stratifikasi Desa/Kelurahan di Kabupaten Barito Utara
SKORING
JLH
No. Urut DESA/KELURAH DILEWATI STR JLH KK PER
No KECAMATAN PENDU KEPADAT JLH KK RAWAN
Desa AN SUNGAI/ ATA DESA/KEL.
DUK AN PDDK MISKIN BANJIR
IRIGASI
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 12
TEWEH
01 TENGAH
01 1 Kel. Melayu 19.712 √ √ √ √ 4 5.234 KK
2 Pendreh 2.350 - - √ √ 2 448 KK
7
02 3 Kel. Lanjas 11.199 √ - √ √ 3 3.006 KK
09 4 Lemo I 2.095 - - √ √ 2 457 KK
5 Lemo II 2.618 - - √ √ 2 683 KK
Sei. Rahayu I
6 (Km. 38) 926 √ √ - - 2 194 KK
Sei. Rahayu II
7 (Km. 52) 1.113 - √ - - 1 248 KK
Rimba Sari
10 8 (Km.53) 1.199 √ √ - - 2 253 KK
Beringin Raya
9 (Km. 54) 350 - √ - - 1 88 KK
10 Datai Nirui 499 - √ - - 1 102 KK
Jumlah 42.061 10.713 KK
02 TEWEH BARU
11 Kel. Jingah 2.619 - - √ √ 2 675 KK
03 12 Kel. Jambu 3.232 - √ √ √ 3 827 KK
13 Liang Naga 619 - √ √ √ 3 136 KK
14 Sabuh 1.523 - √ √ √ 3 317 KK
15 Hajak 2.344 - √ √ √ 3 517 KK
16 Malawaken 2.216 - √ √ √ 3 474 KK
17 Sikui 1.457 - √ - - 1 313 KK
18 Panaen 537 - - √ √ 2 142 KK
19 Liang Buah 589 - √ √ √ 3 154 KK
20 Gandring 541 - √ √ √ 3 161 KK
TEWEH
03 SELATAN
21 Bintang Ninggi I 1.261 - √ √ √ 3 270 KK
Bintang Ninggi
22 II 620 - √ √ √ 3 146 KK
23 Trahean 855 - √ √ - 2 195 KK
24 Trinsing 1.612 - - - - 0 331 KK
013 25 Bukit Sawit 4.210 √ - - - 1 843 KK
26 Tawan Jaya 1.224 - √ - - 1 265 KK
27 Pandran Raya 901 - - - - 0 183 KK
Pandran
28 Permai 515 - - - - 0 114 KK
29 Butong 1.118 - - √ √ 2 265 KK
30 Buntok Baru 909 - √ √ √ 3 201 KK
Jumlah 13.225 2.813 KK
04 LAHEI
31 Mukut 997 - - √ √ 2 264 KK
04 32 Ipu 1.086 - √ √ √ 3 318 KK
33 Kel. Lahei II 2.839 - √ √ √ 3 1.075 KK
05 34 Kel. Lahei I 1.365 - √ √ √ 3 366 KK
35 Juju Baru 778 - - √ √ 2 182 KK
36 Muara Bakah 475 - - √ √ 2 122 KK
8
37 Muara Inu 1.438 - √ √ √ 3 369 KK
38 Bengahon 267 - - √ √ 2 75 KK
39 Rahaden 589 - √ √ √ 3 177 KK
40 Muara Pari 601 - √ √ √ 3 238 KK
41 Karendan 570 - √ √ √ 3 153 KK
42 Haragandang 604 - √ √ √ 3 141 KK
43 Hurung Enep 479 - √ √ √ 3 161 KK
Jumlah 12.088 3.641 KK
05 LAHEI BARAT
61 Rubei 180 - √ √ √ 3 57 KK
9
3 Ketapang 515 - √ √ - 2 145 KK
9 Jaman 323 - √ - - 1 96 KK
10 Pelari 361 - √ - - 1 77 KK
12 Siwau 110 - √ - - 1 33 KK
TEWEH
08 TIMUR
6 Sampirang I 213 - √ √ √ 3 58 KK
12 Liju 136 - √ - - 1 40 KK
GUNUNG
09 PUREI
1 Tambaba 230 - √ √ √ 3 71 KK
2 Baok 286 - √ √ √ 3 87 KK
3 Berong - √ √ √ 3 70 KK
10
235
4 Payang 246 - √ √ √ 3 80 KK
08 5 Lampeong I 262 - √ √ √ 3 83 KK
7 Lawarang 105 - √ √ √ 3 34 KK
10 Linon Besi II 85 - √ √ √ 3 29 KK
Tanjung
11 Harapan 82 - √ √ √ 3 20 KK
JML
JUMLAH TOTAL TARGET DESA/ DESA/KEL
NO STRATA
DESA/ TIDAK
KECAMATAN KELURAHAN KELURAHAN 15% DIAMBIL
1 STRATA 0 2 7 1 6
2 STRATA 1 5 18 3 15
3 STRATA 2 8 30 4 26
4 STRATA 3 8 47 7 40
5 STRATA 4 1 1 1 0
JUMLAH - 103 16 87
11
TABEL 2.4. DESA /KELURAHAN TARGET AREA STUDI EHRA
KAB. BARITO UTARA TAHUN 2014
NO Nama Desa Study No. Strata
1 Melayu 4
2 Lanjas 3
3 Jambu 3
4 Ipu 3
5 Lahei –I 3
6 Tumpung Laung-I 3
7 Benangin-V 3
8 Lampeong-I 3
9 Lemo-I 2
10 Rimba Sari (KM. 53) 2
11 Benao Hulu 2
12 Walur 2
13 Bukit Sawit 1
14 Payang Ara 1
15 Mampuak-I 1
16 Batu Raya-II 0
Rincian Strata
0 1 desa
1 3 desa
2 4 desa
3 7 desa
4 1 desa
Total 16 desa
12
Untuk menentukan RT terpilih adalah sebagai berikut :
a. Mengurutkan RT per kelurahan/desa.
b. Menentukan Angka Interval (AI). Untuk menentukan AI,perlu
diketahui jumlah total RT dan jumlah yang akan diambil.
Jumlah total RT kelurahan/desa : X.
Jumlah RT yang diambil :Y
Maka angka interval (AI) = Jumlah total RT kelurahan/desa
Jumlah RT yang diambil
13
No Nama Desa Studi EHRA Nama Enumerator
1. KELURAHAN MELAYU KHAIRIYAH, A.Md.KL
2. KELURAHAN LANJAS AULIA FARIDA, A.Md.KL
3. KELURAHAN JAMBU SONY ISTARONY,S.Kep,Ns
4. DESA IPU WAHDAH, A.Md.KL
5. KELURAHAN LAHEI-I PANCAR FIRDAUS, SKM
6. KELURAHAN TUMPUNG LAUNG-I HARIANI, A.Md.KL
7. DESA BENANGIN-V MAISYARA RAMADHANI, A.Md.KL
8. DESA LAMPEONG-I HELMI WAHYU D., A.Md.KL
9. DESA LEMO-I SETIONO, SKM
10. DESA RIMBA SARI (KM.53) AYI SUNARSIH, A.Md.KL
11. DESA BENAO HULU ANDY FERNANDO A., A.Md.KL
12. DESA WALUR SADALINI F., AMKG
13. DESA BUKIT SAWIT DESNIETY, A.Md.KL
14 DESA PAYANG ARA SELWIN, A.Md.KL
15 DESA MAMPUAK-I ARIF HIDAYATURRAHMAN, A.Md.KL
16 DESA BATU RAYA-II DWI BERLIANTONO, A.Md. Kep
b. Supervisor
Supervisor wilayah di 16 desa studi EHRA berjumlah 16 orang
mewakili dari 16 puskesmas yang membawahi 16 desa studi EHRA
tersebut. Supervisor adalah Kepala Puskesmas atau Kasubbag TU di
Puskesmas yang membawahi desa studi EHRA, Adapun nama –
nama supervisor tersebut adalah :
c. Wilayah Tugasnya
Adapun wilayah tugas 16 desa/kelurahan survey EHRA di
kabupaten Barito Utara adalah sebagai berikut :
14
NO NAMA DESA STUDI EHRA PUSKESMAS
1. KELURAHAN MELAYU PUSKESMAS MUARA TEWEH
2. KELURAHAN LANJAS PUSKESMAS LANJAS
3. KELURAHAN JAMBU PUSKESMAS SIKUI
4. DESA IPU PUSKESMAS LAHEI-II
5. KELURAHAN LAHEI-I PUSKESMAS LAHEI-I
6. KELURAHAN TUMPUNG LAUNG-I PUSKESMAS TUMPUNG LAUNG
7. DESA BENANGIN-V PUSKESMAS BENANGIN
8. DESA LAMPEONG-I PUSKESMAS LAMPEONG
9. DESA LEMO-I PUSKESMAS LEMO
10. DESA RIMBA SARI (KM.53) PUSKESMAS SEI. RAHAYU
11. DESA BENAO HULU PUSKESMAS BENAO
12. DESA WALUR PUSKESMAS KETAPANG
13. DESA BUKIT SAWIT PUSKESMAS PIR BUTONG
14. DESA PAYANG ARA PUSKESMAS KANDUI
15. DESA MAMPUAK-I PUSKESMAS MAMPUAK
16. DESA BATU RAYA-II PUSKESMAS BATU RAYA
15
BAB III
HASIL STUDI EHRA
.0
STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3 STRATA 4 BARUT
16
Grafik:B. Hubungan Responden dengan Kepala
Keluarga
Isteri Anak Perempuan yg sdh Menikah
95.0 100.0
94.2 93.8 94.3 94.5
100.0
80.0
60.0
40.0
20.0 5.0 5.8 6.3 5.7 5.5
.0
.0
STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3 STRATA 4 BARUT
17
3.1.4. Tingkat Pendidikan
Pendidikan tertinggi responden pada tingkat kabupaten adalah
pendidikan SD sebesar 43,3%, disusul pendidikan SMP sebesar
26%, pendidikan SMA sebesar 14,6%, pendidikan universitas sebesar
10,2%, pendidikan non formal/tidak sekolah sebesar 3,9% dan yang
paling kecil adalah pendidikan SMK sebesar 3,3%. Dapat dilihat pada
grafik berikut.
60.0
48.0
50.0
43.1 43.3
40.0 37.5
36.7
30.0 30.0
30.0 26.0
21.1 22.5 22.5
20.0
14.2 15.0 14.3 14.6
12.5
12.5 12.5
10.0 10.0 10.2
10.0 7.5 7.5
5.0 5.6 4.3 5.0
3.8 2.5 2.2 2.7 3.3
1.7
.0 .0
.0
STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3 STRATA 4 BARUT
18
Grafik:E. Kepemilikan SKTM
100.0
100.0 90.8 91.8 89.4
82.5 85.0
90.0
80.0
70.0
60.0
Ya
50.0
40.0 Tidak
30.0 17.5 15.0
20.0 9.2 8.2 10.6
10.0 .0
.0
STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3 STRATA 4 BARUT
19
3.1.7. Kepemilikan Anak
Responden sebagian besar mempunyai anak, hal ini dapat
terlihat pada tingkat kabupaten sekitar 92,8% responden
mempunyai anak dan hanya 7,2% tidak mempunyai anak, hal ini
dapat digambarkan seperti grafik berikut.
60.0
Ya
40.0
Tidak
15.0
20.0 5.0 9.4 6.1 5.0 7.2
.0
STRATA STRATA STRATA STRATA STRATA BARUT
0 1 2 3 4
VARIABEL KATEGORI 0 1 2 3 4 11 12
n % N % n % n % n % N %
Kelompok Umur <= 20 tahun 1 2,6 5 4,2 5 3,1 10 3,6 2 5,0 23 3,6
Responden 21 - 25 tahun 9 23,1 7 5,8 31 19,4 30 10,8 3 7,5 80 12,5
26 - 30 tahun 2 5,1 10 8,3 30 18,8 51 18,3 5 12,5 98 15,4
31 - 35 tahun 8 20,5 18 15,0 28 17,5 42 15,1 4 10,0 100 15,7
36 - 40 tahun 3 7,7 27 22,5 23 14,4 37 13,3 6 15,0 96 15,0
41 - 45 tahun 5 12,8 20 16,7 14 8,8 41 14,7 8 20,0 88 13,8
> 45 tahun 11 28,2 33 27,5 29 18,1 68 24,4 12 30,0 153 24,0
B2. Apa status Milik sendiri 28 70,0 103 85,8 132 82,5 211 75,6 29 72,5 503 78,7
dari rumah yang Rumah dinas 4 10,0 2 1,7 2 1,3 11 3,9 0 ,0 19 3,0
anda tempati Berbagi 3 7,5 0 ,0 3 1,9 3 1,1 2 5,0 11 1,7
saat ini? dengan
keluarga lain
Sewa 0 ,0 0 ,0 1 ,6 3 1,1 0 ,0 4 ,6
Kontrak 0 ,0 1 ,8 0 ,0 5 1,8 2 5,0 8 1,3
Milik orang tua 5 12,5 13 10,8 22 13,8 45 16,1 7 17,5 92 14,4
Lainnya 0 ,0 1 ,8 0 ,0 1 ,4 0 ,0 2 ,3
B3. Apa Tidak sekolah 3 7,5 0 ,0 6 3,8 6 2,2 2 5,0 17 2,7
pendidikan formal
terakhir anda? SD 25 62,5 44 36,7 69 43,1 134 48,0 5 12,5 277 43,3
SMP 5 12,5 45 37,5 48 30,0 59 21,1 9 22,5 166 26,0
SMA 5 12,5 12 10,0 24 15,0 40 14,3 12 30,0 93 14,6
SMK 0 ,0 2 1,7 4 2,5 12 4,3 3 7,5 21 3,3
Universitas/Ak 2 5,0 17 14,2 9 5,6 28 10,0 9 22,5 65 10,2
ademi
20
B4. Apakah ibu Ya 0 ,0 11 9,2 28 17,5 23 8,2 6 15,0 68 10,6
mempunyai Tidak 40 100,0 109 90,8 132 82,5 256 91,8 34 85,0 571 89,4
Surat
Keterangan
Tidak Mampu
(SKTM) dari
desa/kelurahan?
B5. Apakah ibu Ya 5 12,5 51 42,5 35 21,9 52 18,6 8 20,0 151 23,6
mempunyai Tidak 35 87,5 69 57,5 125 78,1 227 81,4 32 80,0 488 76,4
Kartu Asuransi
Kesehatan bagi
Keluarga Miskin
(ASKESKIN)?
B6. Apakah ibu Ya 34 85,0 114 95,0 145 90,6 262 93,9 38 95,0 593 92,8
mempunyai Tidak 6 15,0 6 5,0 15 9,4 17 6,1 2 5,0 46 7,2
anak?
21
Grafik:H. Sampah dikumpulkan dan dibuang
ke TPS
70.0
60.0
50.0
40.0
%
65.0
30.0
20.0
10.0
10.4 8.6
.0 .0 .0 .0
STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3 STRATA 4 BARUT
100.0
80.0
60.0
92.5 90.0
40.0
45.6 49.1
20.0 32.6
12.5
.0
0 1 2 3 4
Strata Desa / Kelurahan BARUT
22
Grafik:J. Sampah Dibuang ke dalam lubang
tetapi tidak ditutup dengan tanah
92.5 90.0
45.6 49.1
32.6
12.5
47.3
26.9 29.6
20.0
.0 5.0
23
Grafik:L. Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan
15.0
10.0
15.0
24
Pengelolaan sampah seperti telihat pada grafik 3.1 diatas,
menunjukkan bahwa sebagian besar rumah tangga di Kabupaten
Barito Utara melakukan pengolahan sampah dengan cara di bakar
sebesar 49,1%, dibuang ke sungai sebesar 29,6%,dibuang kelahan
kosong 7,8%, dibuang ke kedalam lubang tetapi di tutup dengan
tanah 3,6% dan hanya 8,6 dikumpulkan dandi buang ke TPS Bila
dilihat berdasarkan starata desa,hanya di starata 4 dan 3 responden
yang membuang sampah ke TPS yaitu sebesar 65% dan 10,4%. untuk
starata 0 (92,5%), starata 1 (90%) dan starata 2 (45,6%) rumah
tangga dominan melakukan pengolahan sampah dengan cara dibakar
sedangkan pengolahan sampah dengan cara dibuang ke sungai
terdapat pada starata 3 sebesar 47,3%.
Presentase pemilahan sampah oleh rumah tangga yang
terbesar terdapat pada starata 0 sebesar 97,5% sedangkan
presentase terkecil terdapat pada starata 2 sebesar 0%. Presentase
pemilahan sampah oleh rumah tangga dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar rumah tangga di Kabupaten Barito Utara tidak
melakukan pemilahan sampah sebelum dibuang yaitu sebesar 87,6%
sedangkan rumah tangga yang melakukan pemilahan sampah
sebelum dibuang sebesar 12,4%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada grafik 3.2 sebagai berikut.
25
Tabel. 3.2 Area Berisiko Persampahan
diKabupaten Barito Utara Tahun 2014
Strata Desa/Kelurahan Total
VARIABEL KATEGORI 0 1 2 3 4 11 12
n % n % n % n % n % n %
3.1 Pengelolaan Tidak 40 100 120 100 160 100 250 89,6 14 35,0 584 91,4
sampah memadai
Ya, 0 ,0 0 ,0 0 ,0 29 10,4 26 65,0 55 8,6
memadai
3.2 Frekuensi Ya, 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pengangkutan memadai
sampah
3.3 Ketepatan waktu Ya, tepat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pengangkutan waktu
sampah
3.4 Pengolahan Tidak diolah 1 2,5 86 71,7 160 100 271 97,1 38 95,0 556 87,0
sampah setempat
Ya, diolah 39 97,5 34 28,3 0 ,0 8 2,9 2 5,0 83 13,0
Grafik 3.3 Presentase Tempat Buang Air Besar di Kabupaten Barito Utara Tahun 2014
PRESENTASE TEMPAT BUANG AIR BESAR DI KABUPATEN BARITO UTARA TAHUN 2014
0.2
0.9 1.3
Jamban pribadi
24.5
MCK/WC Umum
Ke WC helikopter
0.3
3.5 Ke sungai/pantai/laut
69.4 Ke kebun/pekarangan
Lainnya,
Tidak tahu
26
3.3.2 Tempat Penyaluran Akhir Tinja
Tinja merupakan bahan buangan yang timbul karena adanya
kehidupan manusia sebagai mahluk individu maupun makhluk
sosial. Tinja juga merupakan bahan buangan yang sangat dihindari
oleh manusia karena dapat mengakibatkan bau yang sangat
menyengat dan dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran
permukaan tanah serta air tanah, yang berpotensi menjadi penyebab
timbulnya penularan berbagai macam penyakit saluran pencernaan.
Grafik 3.4 Tempat Penyaluran Akhir Tinja
di Kabupaten Barito Utara Tahun 2014
TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA DI KABUPATEN BARITO UTARA TAHUN 2014
2.6 1.7
Tangki septik
20.0 Pipa sewer
0.2
75.4 Cubluk/lobang tanah
Sungai/danau/pantai
27
Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa total 92,2%
responden tidak pernah melakukan pengurasan tangki septik dan
artinya ini merupakan tanki septik suspek tidak aman. Pada strata 2
(98,2%), strata 1 (96,5%), strata 3 (93,4%), strata 0 (75%) dan strata
4 (68,6%) responden tidak pernah melakukan pengurasan tangki
septik sekalipun selama lebih dari 10 tahun.
Pada strata 0 (25%) dan strata 4(2,9%) responden pernah
melakukan pengurasan 0-12 bulan. Jenis tanki septik masih
menggunakan resapan tanah dan tidak kedap sesuai standar
kesehatan. Hal tersebut dapat mencemari tanah dan lingkungan
disekitar tanki septik.
3.3.4 Pengurasan Tanki Septik
Dari hasil wawancara responden starata 0 dan starata 3 yang telah
melakukan pengurasan tanki septik didapatkan hasil bahwa
pengurasan tanki septik dilakukan sendiri ada juga yang membayar
tukang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di bawah.
3.6 Grafik Praktik Pengurasan Tangki Septik
28
3.3.5 Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman
Gambaran tanki septik pembuangan akhir tinja/limbah
manusia pada tingkat Kabupaten Barito Utara tanki septiknya
sebagian besar yaitu 72,6% suspek aman bagi lingkungan maupun
untuk kehidupan manusia. Tanki septik yang suspek tidak aman
hanya sekitar 27,4%.
Gambar 3.7 Grafik Persentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman
29
Pencemaran karena Tidak, aman 1 100,0 3 100,0 1 100,0 11 100,0 11 100,0 27 100,0
pembuangan isi tangki
septik
Pencemaran karena Tidak aman 15 37,5 59 49,2 65 40,6 167 59,9 19 47,5 325 50,9
SPAL
Ya, aman 25 62,5 61 50,8 95 59,4 112 40,1 21 52,5 314 49,1
Grafik 3.8 Persentase Rumah Tangga Yang Pernah Mengalami Banjir Berdasarkan
Klaster di Kabupaten Barito Utara tahun 2014
30
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa starata 1 sampai
dengan 4 pernah mengalami banjir, untuk rumah tangga yang pernah
mengalami banjir sekali dalam setahun. Pada strata 2 (30,6%), strata 3
(48,7%) dan strata 4 (25%) dan beberapa kali dalam setahun pada
strata 2 (42,5%), strata 3 (22,9%) serta strata 4 sebesar (22,5%).
3.4.2. Rumah Tangga Yang Mengalami Banjir Rutin
31
Gambar 3.10 Grafik Lama Air Menggenangi Jika Terjadi Banjir
32
Gambar 3.11 Grafik Lokasi Genangan di Sekitar Rumah
Di dekat bak
1.8
penampungan
Di dekat kamar mandi 1 14.3 Persentase
46.1%
53.9% Ya, Ada
Tidak ada
33
3.4.6. Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga
Rumah tangga yang tidak mempunyai Saluran Pembuangan Air
Limbah cenderung halaman/ pekarangan di sekitar rumahnya di
genangi air. Untuk kondisi di kabupaten Barito Utara memang tidak
cukup signifikan dari data studi EHRA yaitu hanya sekitar 17,5 %
tidak mempunyai saluran pembuangan air limbah (SPAL) rumah
tangga dan rumahnya tergenang air dan sekitar 82,5 % rumah
tangga tidak tergenang air karena secara kultur geografis wilayah
strata 0 strata 1 dan 4 di daerah dataran tinggi dan untuk strata 2,
strata 3 berada di pinggir DAS Barito dan memilki dataran rendah
pada saat survei studi EHRA dapat dilihat pada grafik berikut ini
34
Gambar 3.14 Grafik Presentase SPAL yang Berfungsi
100% .0
32.5 22.5
80% 46.2 5.0 48.5
.0
4.2 5.0
60% 83.1 1.1
100.0 1.6
35.1 16.6
40% 63.3 67.5
20% 3.1
.6 33.3
13.1 17.6
0%
0 1 2 3 4
Strata Desa / Kelurahan BARUT
Dari strata diatas daerah area survei studi EHRA, pada strata 0
adalah strata yang 100% dan strata 1 (63,3%) serta strata 4 (67,5%),
rumah tangga respondennya tidak mempunyai SPAL, berikutnya strata
3 (35,1%), tidak ada saluran mempunyai SPAL sebesar 83,1%, strata 2.
35
kondisi daerahnya adalah dataran tinggi sehingga aliran limbah rumah
tangga menuju ke sungai.
Untuk strata 0 (62,5%), strata 1 (50,8%), strata 2 (59,4%), strata 3
(40,1%) dan strata 4 (52,5%) tidak ada pencemaran SPAL karena
responden pada strata tersebut sebagian besar rumah panggung dan
langsung kesungai serta ada sebagian ke got .
36
Gambar 3.16 Grafik Terhadap Air Bersih di Kabupaten Barito Utara Tahun 2014
100.0
80.0
60.0
40.0
20.0 Gosok Gigi
.0
Air hujan
Air dari sungai
Air dari waduk/danau
Lainnya
Masak
Minum
Lainnya
Air dari waduk/danau
Air dari sungai
Air hujan
Mata air tdk terlindungi
Mata air terlindungi
Air sumur gali tdk terlindungi
Masak
Air sumur gali terlindungi
Minum
Air sumur pompa tangan
Air kran umum -PDAM/PROYEK
Air hidran umum - PDAM
Air Ledeng dari PDAM
Air isi ulang
Air botol kemasan
.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0
37
Dari grafik diatas sumber air yang banyak digunakan
masyarakat Kabupaten Barito Utara untuk masak dan minum yaitu
air ledeng PDAM dan air sungai.
Berdasarkan hasil studi EHRA, area beresiko sumber air minum
pada tingkat kabupaten Barito Utara adalah sumber air tercemar dan
tidak tercemar, penngunaan sumber air tidak terlindungi yang aman
atau tidak aman, serta ada atau tidaknya kelangkaan air minum.
Secara keseluruhan area beresiko genangan air pada tingkat
kabupaten Barito Utara dapat digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 3.5 Area Resiko Sumber Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA
Tidak pernah mengalami 1 2,5 75 62,5 110 68,8 216 77,4 29 72,5 431 67,4
38
kesadaran semua anggota keluarga dan masyarakat, sehingga
keluarga dan masyarakat itu dapat menolong dirinya sendir. Dalam
lingkup rumah tangga, kegiatan PHBS cukup banyak yaitu ada
sepuluh indikator PHBS, tetapi dalam studi EHRA ini dibatasi hanya
perilaku hygiene dan sanitasi yang mencakup perilaku cuci tangan
pakai sabun (CTPS) di 5 (lima) waktu penting dan buang air besar
(BAB).
Gambar Grafik 3.18 CTPS di 5 (lima) waktu penting
di Kabupaten Barito Utara
Tidak
83.1 Ya
39
Waktu cuci tangan sebagian besar masyarakat pada tingkat kabupaten
Barito Utara adalah dilakukan Setelah dari buang air besar (85,1%),
dilanjutkan Sebelum makan (60,1%), setelah Setelah makan (57,1%),
Setelah menceboki bayi/anak (36,5%), Sebelum menyiapkan masakan
(32%), Setelah memegang hewan (28,3%) Sebelum memberi menyuapi anak
(23,2%) dan yang terkecil sebelum sholat (15,2) dan, sebelum ke toilet
(3,0%).
Untuk perilaku Buang Air Besar Sembarangan pada tingkat
kabupaten Barito Utara dapat digambarkan pada grafik berikut.
100.0
7.5
80.0 41.9
Persentase
60.0 56.0
63.4
72.5
60.0
Tidak
92.5
40.0 Ya, BABS
58.1
40.0 44.0
20.0 36.6
27.5
.0
STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3 STRATA 4 BARUT
40
Dari studi EHRA pada tingkat kabupaten Barito Utara yaitu perilaku
buang air besar sembarangan (BABS) sebesar 44% %, dimana perilaku
BABS tersebut sebagian besar dilakukan di sungai dan disembarang
tempat. Perilaku tersebut sangat merugikan kondisi kesehatan manusia
dan lingkungan, khususnya air sungai yang sebagian besar menjadi
sumber air minum dan masak masyarakat kabupaten Barito Utara .
Dari hasil studi EHRA terhadap beberapa variabel perilaku hygiene
dan sanitasi pada tingkat kabupaten Barito Utara diketahui bahwa
sebagian besar masyarakat yang tidak berperilaku hygiene dan sanitasi
sesuai dengan kaidah kesehatan yaitu CTPS di lima waktu penting hanya
16,9%, lantai dan dinding jamban bebas dari tinja hanya 61,7%, jamban
bebas dari kecoa dan lalat hanya 69,3%, penggelontor berfungsi hanya
62%, ada sabun di jamban hanya 60,6%, wadah penyimpanan dan
penanganan air tidak tercemar hanya 15,8% dan tidak berperilaku BABS
hanya 44%, dimana semuanya merupakan hal yang perlu dipertimbangkan
dan diperhatikan agar terjadinya perubahan menjadi perilaku hygiene dan
sanitasi yang lebih sehat.
41
3.7. Kejadian Penyakit Diare
Penyakit Diare sangat erat hubungannya dengan keadaan
sanitasi dan perilaku higiene yang jelek. Mengenai kejadian penyakit
diare pada responden pada waktu tertentu di Kabupaten Barito Utara
dapat dilihat pada grafik berikut.
50.0 41.3
40.0 31.6
30.8
30.0
20.0 15.0
10.8
10.0 7.5
.0
STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3 STRATA 4 BARUT
Pernah 7.5 10.8 58.8 30.8 15.0 31.6
Tidak Pernah 92.5 89.2 41.3 69.2 85.0 68.4
15.0
10.0
5.0
.0
STRATA
STRATA 0 STRATA 2 STRATA 3 STRATA 4 BARUT
1
Kemarin .0 .0 .0 .7 .0 .3
1 minggu terakhir .0 1.7 1.3 2.2 5.0 1.9
1 bulan terakhir 2.5 1.7 1.9 3.9 2.5 2.8
3 bulan terakhir .0 1.7 6.3 6.1 2.5 4.7
6 bulan yang lalu 2.5 .0 17.5 3.6 .0 6.1
Lebih dari 6 bulan yang lalu 2.5 5.8 31.9 14.3 5.0 15.8
42
Dari grafik di atas, menggambarkan kejadian penyakit diare
dikabupaten Barito Utara berdasarkan waktu kejadian,
memperlihatkan bahwa persentase terbanyak ada pada waktu 1
minggu terakhir yaitu 1,9%. kejadian diare dalam 1 bulan terakhir
sebesar 2,8%. 3 bulan terakhir 4,7%. 6 bulan terakhir 6,1% dan
lebih dari 6 bulan sekitar 15,8%.
20.0
10.0
.0
STRATA
STRATA 0 STRATA 2 STRATA 3 STRATA 4 BARUT
1
Anak-anak balita .0 30.8 47.9 25.6 50.0 36.6
Anak-anak non balita .0 7.7 10.6 17.4 16.7 13.4
Anak remaja laki-laki .0 .0 7.4 9.3 .0 7.4
Anak remaja perempuan .0 7.7 6.4 19.8 .0 11.9
Orang dewasa laki-laki 66.7 30.8 12.8 17.4 16.7 16.8
Orang dewasa perempuan 33.3 38.5 20.2 24.4 33.3 23.8
43
berdasarkan hasil studi EHRA tahun 2014 dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel.3.7 Kejadian Diare Pada Penduduk di Kabupaten Barito Utara
Strata Desa/Kelurahan Total
VARIABEL KATEGORI 0 1 2 3 4 11 12
n % n % n % n % n % n %
Kapan waktu paling dekat Kemarin 0 ,0 0 ,0 0 ,0 2 ,7 0 ,0 2 ,3
anggota keluarga ibu terkena
diare 1 minggu terakhir 0 ,0 2 1,7 2 1,3 6 2,2 2 5,0 12 1,9
1 bulan terakhir 1 2,5 2 1,7 3 1,9 11 3,9 1 2,5 18 2,8
3 bulan terakhir 0 ,0 2 1,7 10 6,3 17 6,1 1 2,5 30 4,7
6 bulan yang lalu 1 2,5 0 ,0 28 17,5 10 3,6 0 ,0 39 6,1
Lebih dari 6 bulan 1 2,5 7 5,8 51 31,9 40 14,3 2 5,0 101 15,8
yang lalu
Tidak pernah 37 92,5 107 89,2 66 41,3 193 69,2 34 85,0 437 68,4
A. Anak-anak balita Tidak 3 100,0 9 69,2 49 52,1 64 74,4 3 50,0 128 63,4
Ya 0 ,0 4 30,8 45 47,9 22 25,6 3 50,0 74 36,6
B. Anak-anak non balita Tidak 3 100,0 12 92,3 84 89,4 71 82,6 5 83,3 175 86,6
Ya 0 ,0 1 7,7 10 10,6 15 17,4 1 16,7 27 13,4
C. Anak remaja laki-laki Tidak 3 100,0 13 100,0 87 92,6 78 90,7 6 100, 187 92,6
0
Ya 0 ,0 0 ,0 7 7,4 8 9,3 0 ,0 15 7,4
D. Anak remaja perempuan Tidak 3 100,0 12 92,3 88 93,6 69 80,2 6 100, 178 88,1
0
Ya 0 ,0 1 7,7 6 6,4 17 19,8 0 ,0 24 11,9
E. Orang dewasa laki-laki Tidak 1 33,3 9 69,2 82 87,2 71 82,6 5 83,3 168 83,2
Ya 2 66,7 4 30,8 12 12,8 15 17,4 1 16,7 34 16,8
F. Orang dewasa perempuan Tidak 2 66,7 8 61,5 75 79,8 65 75,6 4 66,7 154 76,2
44
Manfaat penghitungan Indeks Risiko Sanitasi (IRS) adalah sebagai
salah satu komponen dalam menentukan area beresiko sanitasi.
Berikut adalah grafik Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Barito Utara :
58 53 63 73
50 1. SUMBER AIR
74
37 41 36 31
-
STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3 STRATA 4
45
(reduce, reuse dan recycle) yang tidak optimal adalah desa/kelurahan
pada strata 2 (50 %), dilanjutkan desa pada strata 3 (47%) strata 1
(43%), strata 4 (33%) dan terakhir adalah strata 0 (26%).
d. Genangan Air
Dari 16 desa/kelurahan studi EHRA kabupaten Barito Utara yang
terdiri dari 640 responden, didapatkan bahwa desa/kelurahan yang
beresiko paling tinggi tinggi terhadap genangan air adalah pada strata
3 (80 %), dilanjutkan desa pada strata 2 (78%), strata 4 (50%), strata 1
(8%) dan terakhir adalah strata 0 (0%). Hal ini disebabkan
desa/kelurahan pada strata 0 berada pada dataran tinggi
e. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Dari 16 desa/kelurahan studi EHRA kab Barito Utara yang terdiri dari
640 responden, didapatkan bahwa desa/ kelurahan yang
masyaraktnya berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang paling
tinggi adalah desa/kelurahan pada strata 1 (54%), dilanjutkan desa
pada strata 2 (51%), kemudian strata 3 (45%), 4 (40%) dan terakhir
adalah strata 1 (35%). Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang
rendah dalam masyarakat menyebabkan lingkungan tidak bersih,
kotor dan hidup tidak sehat sehingga masyarakat mudah terserang
berbagai penyakit.
46
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Study EHRA dilakukan di 9 (sembilan) kecamatan dan 16
Desa/Kelurahan yang ada di Kabupaten Barito Utara.
2. Jumlah responden pada survey EHRA ini sebanyak 640 responden.
3. Penentuan desa area survey dilakukan dengan menggunakan
metode random sampling.
4. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode
random sampling.
5. Prioritas permasalahan sanitasi di kabupaten Barito Utara
berdasarkan Indeks Resiko Sanitasi (IRS) studi EHRA sesuai
dengan tingkat presentasenya adalah masalah genangan air (80%),
air minum (74%), air limbah (73%), PHBS (54%) dan persampahan
(50%),. Tetapi secara keseluruhan kelima indeks sanitasi tersebut
merupakan permasalahan mendesak dan utama yang harus
diatasi karena tingkat presentase kelimanya cukup tinggi diatas
50%.
6. Kepada Bupati Barito Utara, Tim Pokja Sanitasi Kabupaten Barito
Utara dan semua anggotanya diucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas dukungan baik moril maupun materil,
sehingga Studi EHRA dapat berjalan sesuai dengan yang kita
harapkan hingga selesainya Laporan Studi EHRA ini.
4.2. Hambatan/Kendala
1. Dana yang tersedia untuk pelaksanaan Studi EHRA belum
memadai.
2. Kemampuan dan pemahaman enumerator dan supervisor dalam
melakukan wawancara dan pengamatan masih kurang memadai
4.3. Saran
Diharapkan studi EHRA ini dapat dilaksanakan secara berkala
minimal 2 (dua) tahun sekali, agar Indeks Risko Sanitasi dapat
diketahui perkembangannya dan menjadi dasar untuk perencanaan
program sanitasi ke depan.
47
LAMPIRAN-LAMPIRAN
48